Antara Cinta dan Horny
Buat Amara yang lama tinggal di luar negeri, ritme Aryo justru terlalu lambat, tapi anehnya dia merasa tertantang untuk mendapatkannya. Amara mengalungkan tangannya ke leher Aryo dan mulai menuntun Aryo untuk memperdalam ciumannya. Dia juga penasaran seberapa cepat Aryo akan belajar.
Aryo mulai meraih pinggang Amara dan menariknya kedalam pelukannya. Amara tersenyum di sela ciuman panasnya, dia menikmati permainan singkat yang disebut Aryo sebagai konfirmasi perasaannya. Aryo coba mengikis jarak diantara mereka, merapatkan tubuhnya dengan Amara hingga dia dapat merasakan betapa halusnya kulit Amara.
Wajah bule Amara, mata birunya yang indah, tubuhnya yang sintal membuat darah Aryo berdesir kencang. Nafas mereka memburu, saat ini ciuman mereka bukan hanya sekedar konfirmasi
Oke, ini adalah akhir seriesnya Aryo dan Amara. Kalian Happy? Jangan lupa kasih kometar, vote, dan rating untuk cerita ini yah. Terima kasih kalian udah dengan setia mengikuti cerita ini, love you kesayangan Mommy...
JanjiEl cepat-cepat kembali ke rumah setelah mendapat telepon dari Ody. Dari suara Ody, El tahu kondisi di rumah sedang tegang, mungkin Riana dan Erina sudah bertemu, saat ini. Pikirannya berkutat, entah ini akan menjadi pertanda baik atau malah menjadi pertanda buruk bagi hubungannya dengan Ody."Ai...," ucap El mengintip dari balik pintu belakang. Ody bergegas mendekati El."Bao, lama banget sih, Mami nyari kamu," ucap Ody sambil menarik El menuju dapur."Mami udah ketemu Mama?" tanya EL panik."Udah,”“Sekarang mereka dimana?”“Di ru
Beautiful Sunshine Pagi yang indah untuk El, ketika matanya terbuka dia menatap wajah cantik Ody. Ody memang cantik, dengan atau tanpa makeup di wajahnya. Kulitnya putih, bersih, bersinar, berpadu dengan pantulan sinar matahari pagi, membuat El begitu bersyukur masih bisa bangun pagi ini dengan pemandangan yang begitu indah. "Sudah puas ngeliatinnya?" tanya Ody masih dengan memejamkan matanya. "Morning beautiful sunshine." "Morning Bao," jawab Ody, "jam berapa sekarang?" "Masih, setengah 7 pagi." "Itu bukan masih, Bao. Kita bisa terlambat buat meeting pagi.” ucap Ody sambil membuka matanya menatap wajah El t
Pesta Kejutan Benar bahwa El terlalu bergantung pada Ody, bahkan hanya untuk mengingat hari atau tanggal penting seperti hari ulang tahunnya saja El harus diingatkan. Dan luar biasanya, El benar-benar melupakan hari ulang tahunnya yang jatuh tepat hari ini seperti dugaan Ody. Kesibukannya di kantor sepanjang hari membuat dia melupakan banyak hal, hingga Ody harus menghubunginya. "Hallo, Bao." "Ya, Ai," jawab El, "kamu udah pulang dari rumah sakit?" "Udah, barusan," kata Ody, "oya, aku tadi kirim makan siang buat kamu yah, jangan lupa dimakan." "Ah, ini baru di drop sama Riza." "Makan, gih, terus nanti pulang
It's a Girl "It's a Girl," Teriak Amara keras. Semua orang ikut bertepuk tangan sambil mengucapkan selamat pada El dan Ody. "Perempuan," bisik Ody sambil menatap El dengan mata yang berkaca-kaca. "I love that, kita bakal punya princess yang cantiknya nyaingin Amara," kata El langsung mendekap tubuh Ody erat. "Mama sudah duga," ucap Riana membuat El dan Ody mengurai pelukan mereka, “Selamat, ya, sayang,” kata Riana lalu memeluk Ody. “Thank you, Mam.” "Kok, bisa?" tanya El penasaran. "Ody cantik soalnya," jawab Riana sambil mengamati wajah ayu sang
Kunci Pintunya Mengandung adegan 21+ di harap kebijakannya ketika membaca. Gairah El sudah tak lagi tertahan, dia sekarang tak peduli dia ada dimana. Begitu meeting selesai, tanpa b**a basi El langsung mengajak Ody berjalan keluar ruang meeting dengan langkah besar dan tergesa. Ody hanya bisa mengekor di belakang El sambil menahan senyumnya, suami sekaligus bossnya ini memang semakin sulit untuk ditebak belakangan ini. Selalu saja ada hal baru yang mengejutkannya tiap hari. "Ai, cepat masuk!" ucap El begitu memasuki ruang kerjanya sambil sedikit menarik tangan Ody agar bergegas masuk ke ruangannya dan tak berhenti di meja kerjanya.. "Kamu kenapa si-," ujar Ody tak selesai karena El sudah mendaratkan ciuman yang menuntut, menghimp
Babymoon Mata El dan Ody langsung membulat sempurna ketika pintu ruang kerja El tiba-tiba terbuka dan menampilkan kedua wajah yang sangat dikenalnya Riana dan Amara. "Mama, Rara...," Seru El dan Ody bersamaan. Wajah mereka langsung panik bukan kepalang, tertangkap basah saat sedang bercinta tidak pernah ada dalam imajinasi mereka. "Ma, Ra, keluar dulu, deh!" Seru El, melihat istrinya yang kini bersembunyi di belakang tubuh besarnya. "Ish… kalian nih, yah," gumam Amara sambil melangkah keluar ruang kantor El karena tangannya diseret Riana. "Bao, kamu, sih," gerutu Ody langsung memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. &nb
Cinta Pertama “Apa hubungan Mama sama Mami dan apa ada kaitannya dengan Papa?” tanya Ody sekali lagi dengan pandangan mengharap jawaban. Riana menghela nafas panjang, tampaknya cerita masa lalunya yang tak menyenangkan harus terbuka saat ini di hadapan anak dan menantunya. “Oke, Mama akan coba jawab, Mama memang nggak pernah cerita ini sebelumnya, bahkan ke El maupun Amara. Tapi karena kamu sudah tanya, Mama akan ceritain ke kalian,” ucap Riana sambil menatap tiga orang yang sudah duduk tenang mantapnya dengan rasa penasaran yang membuncah. Ody, El, dan Amara tampak menyimak dengan sungguh-sungguh. Mereka juga sebenarnya sejak kemarin sangat penasaran, namun tak cukup berani menanyakannya. Mereka ingin tahu sesuatu di masa lalu kedua orang tuanya dan apa hubungannya dengan nasib percintaan
Luka yang Sama*Flashback On-Bulan ke-3 di Vancouver-“Vic, mau sampai kapan kamu terus meratapi nasib cintamu?” Tanya Riana saat mereka sedang duduk berdua di sebuah bar.“Ri, kamu tau, kan, bagaimana cintanya aku sama Rina. Bukanlah sudah berulang kali, ku jelaskan semuanya?” ujar Victor.“Aku tau, Vic, tapi, sekarang dia sudah bahagia dengan pilihan hatinya.”“Lalu bagaimana denganku? Apa aku juga tak berhak untuk bahagia?” Tanya Victor lalu menenggak sisa wiski dalam gelasnya.“Je