Share

My Secret Wife
My Secret Wife
Author: Aira Aiza

Prolog

Author: Aira Aiza
last update Huling Na-update: 2021-05-31 00:42:43

"Apakah kesempurnaan sebuah rasa harus selalu nyata untuk mata? Jika itu benar, maka cinta sejati hanya bualan belaka."

~Aruna Ardhani~

***

"Lu tidur di sofa!" serunya, saat kaki sang gadis melangkah melewatinya.

Untuk sesaat, Aruna diam sejenak, memindai datar wajahnya yang tak bersahabat. Dengan cepat, Aruna menggerakkan kepala ke bawah, tanda setuju atas seruan yang gadis itu yakini sebagai sebuah perintah. 

Dia mendengkus seraya berkacak pinggang, mungkin kesal atau marah mendapati respon Aruna.

Aruna berjalan menuju sofa hitam di samping ranjang pengantin mereka. Ya, ranjang yang penuh taburan bunga di atasnya. Tetapi, itu hanya formalitas pelengkap rentetan rencana konyol atas dasar wasiat sang ayah.

Di atas kasur, dia mendelik pada Aruna. Seperti ingin berkata, tapi tertahan karena gengsi. Lalu, tak lama kemudian dirinya menarik selimut tebal putih dan menenggelamkan tubuh hingga menyisakan kepala.

Aruna menarik napas panjang dan memejamkan mata. Berharap hati bisa mengerti dan pikiran tenang menghadapi situasi ini. Kejadian tak terduga yang akan merubah hidup keduanya.

Sang gadis merebahkan diri di sofa, mencari posisi ternyaman agar bisa melepas lelah. Itu terlalu sempit untuk jadi tempat tidur, tapi apalah daya? Daripada tidur di lantai, lebih baik beristirahat di tempat seadanya.

Aruna menatap langit-langit kamar bercat putih. Sayangnya, tak tampak indah karena tidak ada cahaya lampu. Tubuhnya lelah, tapi mata enggan beristirahat. Benak Aruna justru terus bergerilya tentang kejadian-kejadian tak terduga yang membuat hidupnya berubah drastis.

Masih lekat dalam ingatannya, kala dia menolak dengan tegas atas keputusan Bu Ningrum--ibu mertua Aruna. Laki-laki itu sama sekali tak berniat bernegosiasi atau bertanya tentang alasan si gadis.

"Enggak, Ma. Aku tidak mau menikah dengan orang asing!" sergahnya seraya menunjuk wajah Aruna.

Bu Ningrum langsung memelototinya. Dia tetap pada keputusan awal tentang perjodohan mereka. Ya, mereka yang masih duduk di bangku SMA.

"Mama tidak mau tahu. Kamu harus nikah dengan Aruna, Sen!" seru Bu Ningrum. Kali ini dia merangkul bahu Aruna.

Aruna yang hanya diam membisu pun sontak kaget dengan pergerakan Bu Ningrum. Dia seorang asing yang tiba-tiba menjadi dekat karena sebuah wasiat. Aruna tak pernah tahu jika ini adalah awal dari lembar kehidupan.

"Om Rendra itu sahabat Papa, Sen. Dia juga yang berjasa pada keluarga kita. Sepatutnya kita membantu mereka, setidaknya untuk Aruna." Bu Ningrum masih teguh mempertahankan keputusan.

"Oh, aku dijadikan alasan balas budi, begitu, Ma?!"

Laki-laki itu menatap sinis pada Aruna. Sebelah bibirnya terangkat. Harus Aruna akui, dia punya pesona tersendiri. Selain wajah tampan dan tubuh proporsional, tak ada lagi yang bisa dinilai baik. 

Sikapnya buruk, setidaknya itu yang bisa Aruna lihat dari caranya berbicara. Ah, Aruna mulai tak nyaman dengan situasi ini. Mau tak mau akhirnya gadis itu angkat bicara.

"Maaf, Bu. Em, mungkin kedatangan saya tidak tepat ke rumah ini. Saya minta maaf. Saya akan pergi dan--"

"Tidak ... tidak, Aruna. Kamu harus tetap di sini. Justru kedatangan kamu ke sini adalah sebuah anugerah. Arsen akan jadi anak baik kalau diberi tanggung jawab. Pokoknya, kamu akan menikah dengan Arsen. Sesuai wasiat ayahmu," tutur Bu Ningrum seraya tersenyum riang.

Berbeda dengan laki-laki itu. Irisan retinanya mengunci keberanian Aruna. Ada kilatan benci dari sorot mata hazel itu. Tetapi, Aruna bisa apa? Bahkan, tak ada tempat untuk bernaung saat ini. Hanya keluarga Bu Ningrum yang menjadi tumpuan terakhir.

"Aku tetap tidak setuju, Ma!" Kali ini laki-laki itu memasang wajah kesal.

Otot rahang mengeras dengan alis yang saling bertautan menandakan emosi mulai menguasai jiwanya. Dia benar-benar menolak Aruna.

"Oh, begitu. Baiklah, semua fasilitasmu Mama cabut. Satu lagi, siap-siap dicoret dari KK," ujar Bu Ningrum, dia menarik tangan Aruna untuk mengikuti langkahnya yang cepat. Meninggalkan sendiri laki-laki yang tengah mengacak-acak rambut, frustrasi.

Dari jauh masih terdengar erangannya. Bisa dipastikan laki-laki bernama Arsen Ganendra itu tengah melampiaskan kekesalan. 

Suara notifikasi pesan mengalihkan angan Aruna dari kejadian beberapa hari yang lalu. Tertera nama 'Bu Ningrum'di layar pipih putih.

"Semoga kamu happy di sana, ya. Kalau Arsen berbuat kasar, bilang sama Mama. Mama sayang sama kamu, Aruna cantik."

Aruna tersenyum membaca isi pesannya. Tanpa sadar, air mata luruh membasahi pipi sang gadis. Setelah sekian lama, akhirnya ada seorang perempuan yang bisa dipanggil Mama.

Ya, Aruna tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Allah berikan padanya. Aruna akan membuat keluarga Bu Ningrum bahagia, walaupun harus mengorbankan kebahagian sendiri karena menikahi laki-laki dingin itu.

__

  

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
goodnovel comment avatar
Siti Maemunah2
lanjut dong thor plìiiìiiiiiiiiiiissssssssss
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • My Secret Wife   Bab 36 Aku Menemukanmu, Aruna

    "Rasa rindu ini sudah tak tertahankan hingga membeku. Namun, dalam sekejap cair dan membuncah memenuhi rongga dada. Aku menemukanmu, Aruna."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Aruna berjalan gontai menuju dapur. Badannya begitu lemas, tapi dia juga tak bisa berdiam diri saja. Apalagi perut terus meronta meminta diisi, kasihan juga pada calon anaknya yang pasti kelaparan."Ah, kamu pasti lapar, kan, Sayang?" Aruna mengelus perutnya yang masih rata.Aruna melihat isi kulkas. Tinggal beberapa potong roti dan sayuran. Sepertinya hari ini Aruna harus belanja. Untuk sekarang, dia memilih memakan roti tawar sebagai pengganjal perut. Semoga saja itu cukup untuk menopangnya beraktivitas hari ini.Aruna duduk di depan TV. Meluruskan kaki sambil menyantap roti tawar yang diolesi mertega. Kadang, Aruna menikmati kesendirian ini. Tidak ada yang menuntut dan bebas untuk melakukan apa pun.Saat dia tengah menyantap

  • My Secret Wife   Bab 36 Aku Menemukanmu, Aruna

    "Rasa rindu ini sudah tak tertahankan hingga membeku. Namun, dalam sekejap cair dan membuncah memenuhi rongga dada. Aku menemukanmu, Aruna."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Aruna berjalan gontai menuju dapur. Badannya begitu lemas, tapi dia juga tak bisa berdiam diri saja. Apalagi perut terus meronta meminta diisi, kasihan juga pada calon anaknya yang pasti kelaparan."Ah, kamu pasti lapar, kan, Sayang?" Aruna mengelus perutnya yang masih rata.Aruna melihat isi kulkas. Tinggal beberapa potong roti dan sayuran. Sepertinya hari ini Aruna harus belanja. Untuk sekarang, dia memilih memakan roti tawar sebagai pengganjal perut. Semoga saja itu cukup untuk menopangnya beraktivitas hari ini.Aruna duduk di depan TV. Meluruskan kaki sambil menyantap roti tawar yang diolesi mertega. Kadang, Aruna menikmati kesendirian ini. Tidak ada yang menuntut dan bebas untuk melakukan apa pun.Saat dia tengah menyantap

  • My Secret Wife   Bab 35 Berlomba Menemukan Aruna

    "Aku hampir patah arang dengan nasib yang menimpa. Namun, kesadaranku kembali saat tahu ada anugerah di dalam rahim ini. Aku akan bertahan demi kamu, Nak."•Aruna Ardhani•🌺🌺🌺"Hoek!"Suara itu terus saja terdengar dari kamar mandi Aruna. Waktu baru saja menunjukkan pukul 3 dini hari. Beberapa orang terbuai dalam mimpi, tapi kesunyian pagi buta dipecahkan dengan suara muntahan Aruna.Sebenarnya, gadis itu ingin sekali menahan gejolak di perutnya. Namun, semua sia-sia karena rasa pusing yang mendera membuat isi perut Aruna mau tak mau keluar.Setelah dirasa cukup, Aruna kembali berjalan gontai ke kamar. Sunyi. Hanya desiran angin di luar beradu dengan suara jangkrik. Sepi ini membuat dada Aruna sesak, hingga tanpa terasa air mata akhirnya luruh jua."Ayah, Ibu ... Aruna kangen," lirih gadis itu sambil mengigit bibirnya.Pilu rasanya hidup berakhir seperti ini. Cita-cita yang harus terhempas jauh hingga terusir karena anugerah tak diinginkan. Aruna merasa hidupnya berantakan tanpa si

  • My Secret Wife   Bab 34 Masih Mencari

    "Kenapa rindu ini begitu menyiksa? Setelah kutahu jejakmu, dalam sekejap kau menjauh entah ke mana. Kembalilah, Aruna."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺"Jadi ....""Iya, Neng. Waktu Nenek wafat, ada sepasang suami istri yang seumuran sama bapaknya Neng. Mereka bilang mau ambil hak asuh Neng Aruna dan menikahkan dengan anak lelakinya," terang Agus.Agus adalah orang yang sudah lama bekerja dengan ayahnya Aruna. Setelah kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Aruna, Agus pun kembali ke kampung halamannya, yaitu tempat neneknya Aruna tinggal.Bu Ningsih tampak mendengarkan dengan santai. Tetangga Aruna itu memang tak berniat untuk ikut campur masalah pribadi. Tetapi, dia juga ingin agar Aruna bisa paham situasi di tempat baru."Nah, Aruna. Jadi, kalau kamu mau tinggal lagi di sini, kamu lapor saja sama aparat desa. Mereka juga pasti paham kalau kamu sudah menikah. Oh iya, di mana suamimu?" tanya Bu Ningsih membuat dada Aruna tiba-tiba sesak.Gadis itu menatap Bu Ningsih dan Agus bergantian. Enta

  • My Secret Wife   Bab 33 Jejak Aruna

    "Ternyata, Tuhan masih memberiku kesempatan untuk bisa menebus semuanya. Aku menemukan jejakmu. Tunggulah dan jangan pergi lagi."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Bandara Internasional Soekarno HattaHiruk pikuk tempat itu masih sama seperti beberapa waktu yang lalu, saat dia pergi untuk meninggalkan kenangan buruk di kota ini. Namun, dia terpaksa harus kembali ke sana karena keadaan.Mata indah Aruna berkaca-kaca. Sesak rasanya harus kembali menyelami kehidupan yang ingin sekali ditinggalkan. Hanya saja, dia tidak tahu harus pergi ke mana selain pulang ke negeri asalnya.Dengan berat hati, Aruna melangkahkah kaki meninggalkan bandara. Dia tidak tahu harus ke mana. Tidak mungkin juga Aruna pulang ke rumah Arya. Dia masih punya muka untuk sekedar bertatap muka. Apalagi keadaannya sekarang tengah berbadan dua. Bisa saja, Arsen sudah menikah dengan Karisa. Jadi, dia tidak sekalipun terlintas kembali ke rumah megah itu.Sebelum memutuskan ke mana dia akan pergi, Aruna memilih mengunjungi makan ke

  • My Secret Wife   Bab 32 Kepiluan Aruna

    "Setelah kesakitan yang kau beri, kini hadir sebuah anugerah, tapi memilukan hidupku. Aku harus bagaimana?"•Aruna Ardhani•🌺🌺🌺"Positif," gumam Aruna dengan tangan bergetar.Tubuh gadis itu luruh, bersandar pada dinding kamar mandi. Dunianya seketika runtuh. Saat keadaan mulai membaik sesuai keinginan, kenyataan ini membuat mimpinya benar-benar hancur.Air mata terus membanjiri pipi putihnya. Benda persegi panjang yang digenggamnya dengan jelas menampilkan garis dua. Dia hamil. Ribuan jarum serasa menembus dada, Aruna lemah dan terpuruk. Dia tahu, ini hal yang wajar. Tetapi, semua hasil dari kesalahan.Bukan, ini bukan anak haram. Tetapi, Aruna belum siap menghadapi semuanya. Luka yang diberikan Arsen masih basah dan menganga. Lantas, ada malaikat tak berdosa hadir di antara mereka. Dia harus bagaimana?Malam itu, villa menjadi saksi akan tangisan dan kepiluan Aruna. Dia menunaikkan kewajiban seorang istri dengan paksaan dan tuduhan yang menjatuhkan dirinya. Bukan mereguk manisny

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status