Angel dan Nick masih duduk tenang di atas kursi mereka masing-masing di ruang makan apartemen Angel. Angel mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mencerna apa yang baru saja diutarakan oleh mulut Nick dengan begitu santainya. Beberapa menit Angel terdiam dan menerawang dan tiba-tiba Angel langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap Nick yang sedang terduduk santai di sampingnya sambil mengunyah sepotong waffle.
"Kamu lagi enggak enak badan, kan?" tanya Angel secara tiba-tiba kepada Nick.
Nick yang mendengarkan pertanyaan yang baru saja diutarakan oleh mulut Angel langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah Angel yang duduk di sampingnya. Sorot pandangan mata Nick langsung menatap dengan begitu tajam ke arah Angel.
"Maksud lo nanya kayak gitu sama gue apaan?!" tanya Nick kembali kepada Angel dengan nada yang begitu kesal.
Angel mengerucutkan bibirnya dengan lucu lalu menggelengkan kepalanya. Nick men
Mata pelajaran matematika sedang berlangsung di dalam kelas Angel dan Evie. Sesekali Evie dan Angel menguap lebar untuk melawan rasa kantuknya."Vie ... Seketika aku merasa rugi pas mau gantikan tempat duduk ketua kelas," bisik Angel pada telinga Evie dengan nada malasnya.Evie berdecak begitu kesal lalu mengalihkan pandangannya untuk menatap kearah Angel."Ck ... Kan, tadi gue udah bilang kalolau lo jangan sok-sokan buat jadi pahlawan! See! Sekarang kita duduk di barisan tempat duduk terlaknat di kelas ini!" kata Evie."Tempat duduk paling depan barisan tengah dan menjadi tempat paling favorit untuk guru menatap ke arah sini!" seru Evie lagi dengan begitu kesal.Angel mengerucutkan bibirnya lalu menggerakkan tangannya untuk mengelus dan menepuk-nepuk pundak Evie. Evie yang mendapat perlakuan itu dari Angel langsung menatap Angel dengan begitu tajam. Angel yang ditatap hanya bisa menyengir kuda."Anak-anak! Kalian kemarin sudah baca papan pe
Evie dan Angel masih setia untuk menunggu jemputan mereka berdua di depan gerbang sekolah."Vie ... Emangnya, hari ini kamu dijemput sama Hilde?" tanya Angel."Iya. Soalnya tadi pagi dia bilang sendiri sama gue waktu nganterin gue ke sekolah," jawab Evie.Angel tiba-tiba mengerucutkan bibirnya, membuat Evie yang tadinya fokus pada layar ponselnya beralih untuk menatap ke arah Angel."Kenapa?" tanya Evie heran.Angel menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, membuat Evie merasa geram saja kepadanya."Ck! Lo kenapa, sih?!" tanya Evie kesal."Hah! Jemputan kita kenapa lama banget, sih?!" tanya Angel."Enggak tahu," jawab Evie acuh."Gue aja kesal banget kalau nunggu mulu," katanya lagi.Angel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia mendukung kalimat Evie."Kalau misalnya kita berdua nungguin sampai malam. Jangan harap gue bakalan maafin si Hilde!" kata Evie kesal.Angel menatap ke arah Evie."Lo ngapain n
Nick melirik ke arah Angel dengan kesal."Empat jam, yah, Dad?" tawar Angel dengan manja."Kurangi tiga, Ngel," kata Nick malas."Ya udah deh. Tambah tiga!" seru Angel antusias."Angel Anneliese!" kesal Nick, membuat Angel langsung mendengkus kesal dibuatnya."Ck ... Ya udah! Dua aja deh!" kesal Angel."Hum ... Ya udah. Dua," kata Nick jengah. Dia tak mampu lagi untuk menahan Angel.***Di sisi lain. Lebih tepatnya di mobil Hilde."Vie ... Nanti malam jangan kunci pintu belakang apart, yah? Sekalian juga pintu kamar lo," kata Hilde."..."Evie bergeming saat mendengarkan permintaan Hilde."Vie?" panggil Hilde karena tak direspon oleh Evie."Kenapa?" tanya Evie singkat sambil mengalihkan pandangannya untuk menatap keluar jendela mobil."Gue mau tidur, Vie," jawab Hilde."Ya udah. Tidur aja. Bisa, kan?" jawab Evie sinis."Iya. Emang bisa. Tidur sama lo, tapi," kata Hilde membenarkan."Enggak!" kata Evie men
"Waffle, yah?" pinta Angel lembut, dia kali ini ingin menikmati makanan kesukaannya."Lo enggak kenyang, Ngel?" tanya Nick."Bukannya, tadi lo udah makan banyak di resto?" tanya Nick lagi.Angel mengerucutkan bibirnya dan membuat Nick hanya bisa menghela napas panjang."Hum ... Iya. Gue bakalan buatin waffle," kata Nick usai melihat wajah sedih sugar baby-nya.Angel tersenyum dengan begitu lebar. Senang rasanya dituruti sang sugar Daddy."Ya udah. Kalau gitu, aku naik buat ganti baju dulu, yah?!" pinta Angel bahagia."Uhm ..." deham Nick.Muach!Angel mencium ujung bibir Nick sekilas, lalu kemudian berlari cepat menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Nich hanya tersenyum tipis melihat tingkah sugar baby-nya. Dia tak menyangka kalau remaja yang berumur hampir dua puluh tahun itu seakan merupakan anak perempuan yang berumur lima tahun.Lain halnya dengan Angel, Nick lebih memilih untuk menuju dapur dan membuat waffle unt
"Daddy ... Beneran pulang, kan?" tanya Angel pelan, membuat Nick langsung melepaskan tautan bibir mereka berdua."Ck ... Kenapa nanya hal itu terus, sih, Ngel?" tanya Nick tak habis pikir."Lo nanya itu udah beberapa kali, Ngel?" tanya Nick lagi."Namanya juga memastikan, Daddy," jawab Angel manja.Nick memutar kedua bola matanya dengan begitu malas."Ck! Habisin waffle lo. Gue mau naik buat mandi di kamar mandi yang ada di kamar lo," kata Nick malas."Bathtub bareng!" seru Angel dengan antusias.Nick menatap Angel dengan sebelah alis yang terangkat."Hehehe ..." cengir Angel.Tuk! Sentilan dari Nick berhasil melayang pada kening Angel. Membuat Angel kesal saja."Ck! Bukannya disayang atau di 'Iya' kan. Ini kenapa malah disiksa, sih?!" tanya Angel dengan kesal sambil mengusap keningnya."Ck! Lo jangan ngaco deh, Ngel! Lo sudah pernah baca artikel, kan?" tanya Nick. Angel menganggukkan kepalanya."Nah! Gue udah p
Nick terbangun dari tidurnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah samping.Objek pertama yang Nick lihat adalah Angel yang berbaring di sampingnya sambil tiarap. Ah ... Dengan tubuh polos dan hanya dilindungi selimut putih pastinya."Ngel, bangun. Nanti telat," kata Nick yang berusaha untuk membangunkan Angel yang sangat lelap dalam tidurnya."Angel ngantuk banget, Dad," balas Angel dengan lemas sambil menggelengkan kepalanya."Bangun, Ngel. Biar gue yang nganterin lo ke sekolah lo," kata Nick malas."Jangan lama! Jangan telat!" tegas Nick."Lo lama. Gue tinggal," lanjutnya lagi mengancam."Enggak! Pokoknya, kamu yang nganterin aku!" tegas Angel sambil memeluk Nick dengan erat."Ngel, siap-siap ke sekolah sekarang, yah? Hum ..." ucap Nick lembut. Dia sedang berusaha untuk membujuk Angel."Ngghh ... Enggak mau ah! Mau tidur aja di sini. Bosan di sekolah kalau akhirnya harus ikut les! Maunya sekolah aja!" seru Angel.Nick y
"Nah, benar! Gue mau ke kelas!" seru Bryan."Siapa juga yang mau ngikutin lo?" tanya Bryan sinis sambil menatap Evie dengan tajam."Lo kayak Angel, dong. Bisa positif thinking," kata Bryan lagi.Bryan menggerakkan tangannya untuk merangkul pundak Angel, membuat Angel kaget saja."Bryan. Tanganmu tolong diturunkan," kata Angel pelan dan sedikit kaku."Kan, kita teman, Ngel. Gimana, sih?!" tanya Bryan kesal."..."Angel langsung bergeming di tempatnya saat mendengarkan penuturan dari Bryan."Ck! Menurut lo, kita teman. Tapi, menurut kita berdua kalau lo itu bukan teman kita!" seru Evie tegas."Lo harus ingat kalau lo itu cuma cowok asing yang tiba-tiba datang di dalam kehidupan kita!" tegas Evie lagi."Hanya orang asing! Yang kerjanya cuma nempel mulu sama gue atau sama si Angel!" tegas Evie lagi.Bryan mengerjapkan matanya saat mendengarkan ucapan sarkas yang keluar dari mulut Evie."Bye cowok asing!" ledek Evie,
Bryan masih menatap Angel dengan tatapannya yang penuh tanda tanya, sesekali dia menebak-nebak juga."Kalau emang lo bilang, mau pulang bareng pacar lo. Setahu gue, lo enggak punya pacar, kan?" tanya Bryan sambil menaik turunkan alisnya secara bergantian."Ah ... Aku dijemput sama-""Pokoknya, lo pulang bareng gue!" potong Bryan cepat. Dia tak ingin apabila Angel menolak tawaran pulang bersamanya."Ah ... Maaf. Aku enggak bisa, Bry. Aku udah ada yang jemput nantinya," kata Angel pelan.Bryan tersenyum menyeringai, lalu kemudian menatap Angel sambil memiringkan kepalanya."Lo punya pacar, kan?" tanya Bryan dengan nada mengintimidasinya."Enggak. Aku enggak ada pacar;" tegas Angel."Terus?" tanya Bryan meledek karena merasa menang dengan jawaban Angel."Pokoknya, emang enggak bisa, Bry," kata Angel."Kumohon. Aku beneran enggak bisa pulang bareng kamu. Jangan buat aku merasa risih, Bry ..." lanjut Angel lagi dengan