Share

MSDiaM - 06

Author POV

Matahari pagi menyapa Lylia ketika ia telah menyelesaikan seluruh kegitannya di dapur. Ia mendapatkan waktu beristirahat sejenak atas izin Harley. Lylia kemudian keluar dari dapur dan berjalan menuju ke taman yang posisinya berada di tengah isana ini untuk menikmati indahnya bunga yang tumbuh dengan indah dan rapi saat seorang pria tua yang sedang kesusahan mengangkat tumpukan bunga mawar menyela perhatiannya.

"Aku bantu ya, Pak." Ucapnya.

"Eh, Neng. Nggak usah, Neng. Nanti mengganggu waktu kerjanya." Ucap lelaki tua yang Lylia yakini sebagai tukang kebun.

"Nggak kok, Pak. Ini lagi istirahat juga." Lylia mulai berjongkok membantu mengangkat ikat demi ikat bunga mawar.

"Oh gitu. Makasih ya, Neng. Hati-hati masih banyak durinya." Ucapnya.

Sadar akan hal itu Lylia mulai mengangkat tumpukan mawar ke dalam ember yang berisi air segar dengan sangat hati hati.

"Banyak banget manen bunganya? Mau bikin acara apa ini, Pak?" Tanya Lylia.

"Ini neng, Tuan Dante kan bentar lagi ulang tahun. Jadi ini persiapan buat acaranya." Jawabnya.

Lylia kemudian terdiam terheran.

'Eh? Monster kalo lagi ulang tahun, di rayakan juga ya?' Batin Lylia sambil berdiri mengangkat beberapa ikat bunga mawar.

"Memangnya ulang tahun Tuan Dante kapan Pak?" Tanya Lylia penasaran.

"Lusa."

Lylia tersentak kaget setelah mendengar suara bariton itu lagi. Tubuhnya mendadak kaku tidak bergerak. Tumpukan bunga mawar yang di pegangnyapun jatuh berserakan. Lylia tau persis siapa pemilik suara itu.

"Where's my morning coffee, Ly?" Lanjutnya.

"Segera siap, Tuan!" Ucap Lylia seraya berbalik membungkuk memberikan salam kepada si pemilik suara.

"Saya mau sekarang." Titahnya.

"Ba-baik, Tuan." Jawab Lylia.

"Follow me." Dante lalu berjalan melewati mereka.

Lylia segera menunduk pamit sambil membisikkan kata maaf dan di balas oleh anggukan pengertian si tukang kebun. Lylia lalu berlari mengikuti langkah Dante yang besar diikuti serigala setianya. Mereka berjalan menuju minibar gedung utama. Lylia segera memasuki area minibar, lalu dengan sigap mengambil segala keperluannya untuk membuat kopi. Dante duduk di kursi bar sambil menyeka keringat yang bercucuran di dahinya. Lylia dapat melihatnya sosok monster yang sedang sibuk dengan ponselnya itu dengan sangat jelas. Untuk ukuran pria seusianya, Dante masih tergolong 'good looking'.

"Ada apa, Lylia?" Tegurnya dengan ekspresi datar.

Lylia segera memalingkan wajahnya ke mesin kopi. Mencoba mengatur nafasnya agar kembali seirama.

"Ti- tidak, Tuan." Jawabnya mencoba kembali fokus ke pekerjaannya.

"Dad!" Ucap Nico segera berjalan mendekat ke arah mereka bertiga.

"Latihan kok nggak ngajak sih? Aku nggak punya partner fight nih." Ucapnya seraya menepuk lengan sang Ayah, lalu duduk di sebelahnya.

"Sorry, Son. Daddy tidak sempat bangunin kamu. Kamu harusnya lebih sering bangun pagi. Jangan selalu di bangunkan pembantu." Jelasnya.

"Come on, Dad. Jangan di depan Lylia!" Nico menyenggol lengan Dante lalu melihat ke arah Lylia yang sedang sibuk meracik kopi.

Dante bingung dengan maksud anaknya.

"Ly, fresh milk satu ya." Cengir Nico.

"Baik, Tuan." Jawab Lylia menunduk tanpa melihat mereka karena Lylia yakin mukanya masih memerah menahan malu akibatpikirannya yang lancang sudah menilai ketampanan seseorang.

Hah?!

Tampan?

"Loh, lengan lu kenapa?" Nico segera berjalan masuk ke dalam minibar lalu menarik lengan Lylia.

"Ini." Nico menunjuk goresan lengan kanan Lylia yang mengeluarkan sedikit darah segar.

"Eh?" Lylia tersadar dari lamunannya.

"P3K!" Ujar Nico segera, lalu menarik tangan Lylia dan berjalan keluar area minibar dengan terburu buru meninggalkan Dante begitu saja.

Nico membawa Lylia ke ruang bioskop keluarga yang letaknya tidak terlalu jauh dari minibar. Ia dengan sigap mengobati luka gores Lylia dengan kotak P3K di sebelahnya. Lylia tampak terkejut memperhatikan Nico yang dengan telaten mengobatinya.

'Rupanya orang ini tau cara mengobati luka. Ku pikir dengan ototnya yang besar itu, dia hanya tau berkelahi saja.' Batin Lylia.

"Kok bisa lu ga sadar tangan lu baret begini?" Tanya Nico sembari mengoleskan obat merah.

"Kayaknya gara gara bunga mawar tadi deh, Tuan." Ingat Lylia.

"Bunga mawar? Apa perlu gue botakin aja tuh taman?" Ketus Nico.

"Cewek tuh nggak boleh ada bekas luka. Mulai besok hati-hati ya. Mudah-mudahan tidak berbekas. Dan gue kan udah bilang, kalau kita lagi berdua seperti ini panggil gue Kakak aja, Ly." Racau Nico sambil memasangkan penutup luka.

Lylia mengamati plester luka di lengannya lalu menghadap Nico.

"Makasih ya, Kak." Ucapnya.

Nico membalas senyuman Lylia sebelum mengembalikan kotak P3K ke tempatnya semula kemudian berjalan beriringan bersama Lylia keluar dari ruangan tersebut.

"Daddy pikir kamu akan membawanya ke rumah sakit." Ucap Dante mendapati bayangan mereka kembali menuju kearahnya.

Dante yang masih sibuk dengan ponselnya, kembali menghadap ke arah minibar dan mendapati Lylia sudah berdiri di hadapannya melanjutkan tugasnya membuat kopi.

"It's okay, Dad. Itu hanya goresan kecil." Balas Nico ikut duduk di samping sang Ayah.

Mereka lalu terlibat pembicaraan Ayah dan Anak. Lylia kemudian menyajikan secangkir kopi dan segelas susu segar ke hadapan Dante dan Nico yang masih terlihat serius dengan pembicaraan mereka. 

"Good morning, Darling!" Teriak sang Nyonya rumah dari arah belakang mereka, yang sedang berjalan dengan anggun.

"Morning Mom" Jawab Nico.

Alicia meraih pipi Nico dan menciumnya. Nico segera membersihkan pipinya yang baru saja di cium oleh sang Ibu.

"Stop it Mom! Your Lipstick!" Kesalnya.

Alicia tersenyum lalu melihat Dante yang sama sekali tidak melihatnya dan malah sibuk menyesapi kopinya sambil memperhatikan ponselnya. Alicia acuh.

"Hei, kau! Buatkan segelas wine untukku." Alicia menjentikkan jari sambil menunjuk nunjuk Lylia.

Sadar perintah itu untuknya, Lylia segera berbalik lalu menundukkan kepalanya.

"Maaf Nyonya. Bukannya aku tidak mau tapi aku tidak tau apapun tentang minuman keras. Aku tidak pernah menyentuhnya sama sekali." MaafLylia.

Sontak Dante dan Nico terbelalak menatap Lylia bersamaan, lalu tersenyum simpul diam-diam. Lylia kikuk melihat tatapan mereka. Ayolah, Lylia sudah di umur yang bukan anak remaja lagi. Wajar bagi gadis ibu kota seusianya untuk sekedar mencicipi minuman yang memabukkan itu.

'Ternyata gadis polos itu masih ada.' Pikir mereka.

Tapi tidak dengan Alicia yang menatap rendah gadis itu. Baginya Lylia penuh dengan kepalsuan.

"Lalu gadis sok polos sepertimu ngapain disini? Hah!" Pekiknya.

"Aku baru saja membuatkan Tuan Dante dan Tuan Nico segelas kopi dan susu, Nyonya." Jawabnya.

"Hah? Hanya itu? Apa segitu saja kemampuanmu? Bahkan meracik minuman saja kau tidak tau? Kalau cuman sekedar membuat kopi susu juga semua orang bisa! Lalu apa gunanya kau disini?" Hina Alicia.

"A-aku bisa membuat berbagai macam dessert, Nyonya. Itu kemampuanku." Jawab Lylia pasti.

Alicia menatap Lylia sesaat.

"Buktikan!"

Lylia tertegun.

"Buktikan kalau ayang kau ucapkan itu benar. Aku benci pembohong. Aku beri kau waktu sampai siang nanti!" Tantang Alicia.

"Kalau kau berbohong dan makananmu tidak enak, siap-siap angkat kaki dari sini!" Ancamnya.

Lylia menelan ludah.

"Baik Nyonya, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." Pamitnya seraya menunduk lalu meninggalkan minibar tersebut.

"Really, Mom?" Pekik Nico tidak suka.

"Tinggalkan Lylia. Beri dia kesempatan. Dia baru kerja di sini." Ucapnya segera beranjak dan  meninggalkan orang tuanya.

"Mommy tidak suka liat kamu dekat-dekat, apalagi berteman dengan pembantu Nico!" Jawab Alicia sedikit berteriak lalu merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"Sayang, sebentar lagi kan ulang tahunmu.  Apa kau menginginkan sesuatu?" Tanya Alicia dengan nada manjanya berbalik mencoba merangkul lengan Dante.

Dante menepisnya dan melirik tajam ke arah Alicia.

"Jangan coba-coba!" Ancamnya.

"Apapun yang kau tawarkan padaku aku TIDAK tertarik!" Ucap Dante seraya meningalkan Alicia sambil membawa cangkir kopinya kemudian di susul oleh Victor sang serigala di belakangnya.

Alicia melipat kedua tangannya sambil menatap sinis punggung suaminya.

  

Author POV END

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status