Share

MSDiaM - 06

Author: fishycattos
last update Last Updated: 2022-01-27 09:57:26

Author POV

Matahari pagi menyapa Lylia ketika ia telah menyelesaikan seluruh kegitannya di dapur. Ia mendapatkan waktu beristirahat sejenak atas izin Harley. Lylia kemudian keluar dari dapur dan berjalan menuju ke taman yang posisinya berada di tengah isana ini untuk menikmati indahnya bunga yang tumbuh dengan indah dan rapi saat seorang pria tua yang sedang kesusahan mengangkat tumpukan bunga mawar menyela perhatiannya.

"Aku bantu ya, Pak." Ucapnya.

"Eh, Neng. Nggak usah, Neng. Nanti mengganggu waktu kerjanya." Ucap lelaki tua yang Lylia yakini sebagai tukang kebun.

"Nggak kok, Pak. Ini lagi istirahat juga." Lylia mulai berjongkok membantu mengangkat ikat demi ikat bunga mawar.

"Oh gitu. Makasih ya, Neng. Hati-hati masih banyak durinya." Ucapnya.

Sadar akan hal itu Lylia mulai mengangkat tumpukan mawar ke dalam ember yang berisi air segar dengan sangat hati hati.

"Banyak banget manen bunganya? Mau bikin acara apa ini, Pak?" Tanya Lylia.

"Ini neng, Tuan Dante kan bentar lagi ulang tahun. Jadi ini persiapan buat acaranya." Jawabnya.

Lylia kemudian terdiam terheran.

'Eh? Monster kalo lagi ulang tahun, di rayakan juga ya?' Batin Lylia sambil berdiri mengangkat beberapa ikat bunga mawar.

"Memangnya ulang tahun Tuan Dante kapan Pak?" Tanya Lylia penasaran.

"Lusa."

Lylia tersentak kaget setelah mendengar suara bariton itu lagi. Tubuhnya mendadak kaku tidak bergerak. Tumpukan bunga mawar yang di pegangnyapun jatuh berserakan. Lylia tau persis siapa pemilik suara itu.

"Where's my morning coffee, Ly?" Lanjutnya.

"Segera siap, Tuan!" Ucap Lylia seraya berbalik membungkuk memberikan salam kepada si pemilik suara.

"Saya mau sekarang." Titahnya.

"Ba-baik, Tuan." Jawab Lylia.

"Follow me." Dante lalu berjalan melewati mereka.

Lylia segera menunduk pamit sambil membisikkan kata maaf dan di balas oleh anggukan pengertian si tukang kebun. Lylia lalu berlari mengikuti langkah Dante yang besar diikuti serigala setianya. Mereka berjalan menuju minibar gedung utama. Lylia segera memasuki area minibar, lalu dengan sigap mengambil segala keperluannya untuk membuat kopi. Dante duduk di kursi bar sambil menyeka keringat yang bercucuran di dahinya. Lylia dapat melihatnya sosok monster yang sedang sibuk dengan ponselnya itu dengan sangat jelas. Untuk ukuran pria seusianya, Dante masih tergolong 'good looking'.

"Ada apa, Lylia?" Tegurnya dengan ekspresi datar.

Lylia segera memalingkan wajahnya ke mesin kopi. Mencoba mengatur nafasnya agar kembali seirama.

"Ti- tidak, Tuan." Jawabnya mencoba kembali fokus ke pekerjaannya.

"Dad!" Ucap Nico segera berjalan mendekat ke arah mereka bertiga.

"Latihan kok nggak ngajak sih? Aku nggak punya partner fight nih." Ucapnya seraya menepuk lengan sang Ayah, lalu duduk di sebelahnya.

"Sorry, Son. Daddy tidak sempat bangunin kamu. Kamu harusnya lebih sering bangun pagi. Jangan selalu di bangunkan pembantu." Jelasnya.

"Come on, Dad. Jangan di depan Lylia!" Nico menyenggol lengan Dante lalu melihat ke arah Lylia yang sedang sibuk meracik kopi.

Dante bingung dengan maksud anaknya.

"Ly, fresh milk satu ya." Cengir Nico.

"Baik, Tuan." Jawab Lylia menunduk tanpa melihat mereka karena Lylia yakin mukanya masih memerah menahan malu akibatpikirannya yang lancang sudah menilai ketampanan seseorang.

Hah?!

Tampan?

"Loh, lengan lu kenapa?" Nico segera berjalan masuk ke dalam minibar lalu menarik lengan Lylia.

"Ini." Nico menunjuk goresan lengan kanan Lylia yang mengeluarkan sedikit darah segar.

"Eh?" Lylia tersadar dari lamunannya.

"P3K!" Ujar Nico segera, lalu menarik tangan Lylia dan berjalan keluar area minibar dengan terburu buru meninggalkan Dante begitu saja.

Nico membawa Lylia ke ruang bioskop keluarga yang letaknya tidak terlalu jauh dari minibar. Ia dengan sigap mengobati luka gores Lylia dengan kotak P3K di sebelahnya. Lylia tampak terkejut memperhatikan Nico yang dengan telaten mengobatinya.

'Rupanya orang ini tau cara mengobati luka. Ku pikir dengan ototnya yang besar itu, dia hanya tau berkelahi saja.' Batin Lylia.

"Kok bisa lu ga sadar tangan lu baret begini?" Tanya Nico sembari mengoleskan obat merah.

"Kayaknya gara gara bunga mawar tadi deh, Tuan." Ingat Lylia.

"Bunga mawar? Apa perlu gue botakin aja tuh taman?" Ketus Nico.

"Cewek tuh nggak boleh ada bekas luka. Mulai besok hati-hati ya. Mudah-mudahan tidak berbekas. Dan gue kan udah bilang, kalau kita lagi berdua seperti ini panggil gue Kakak aja, Ly." Racau Nico sambil memasangkan penutup luka.

Lylia mengamati plester luka di lengannya lalu menghadap Nico.

"Makasih ya, Kak." Ucapnya.

Nico membalas senyuman Lylia sebelum mengembalikan kotak P3K ke tempatnya semula kemudian berjalan beriringan bersama Lylia keluar dari ruangan tersebut.

"Daddy pikir kamu akan membawanya ke rumah sakit." Ucap Dante mendapati bayangan mereka kembali menuju kearahnya.

Dante yang masih sibuk dengan ponselnya, kembali menghadap ke arah minibar dan mendapati Lylia sudah berdiri di hadapannya melanjutkan tugasnya membuat kopi.

"It's okay, Dad. Itu hanya goresan kecil." Balas Nico ikut duduk di samping sang Ayah.

Mereka lalu terlibat pembicaraan Ayah dan Anak. Lylia kemudian menyajikan secangkir kopi dan segelas susu segar ke hadapan Dante dan Nico yang masih terlihat serius dengan pembicaraan mereka. 

"Good morning, Darling!" Teriak sang Nyonya rumah dari arah belakang mereka, yang sedang berjalan dengan anggun.

"Morning Mom" Jawab Nico.

Alicia meraih pipi Nico dan menciumnya. Nico segera membersihkan pipinya yang baru saja di cium oleh sang Ibu.

"Stop it Mom! Your Lipstick!" Kesalnya.

Alicia tersenyum lalu melihat Dante yang sama sekali tidak melihatnya dan malah sibuk menyesapi kopinya sambil memperhatikan ponselnya. Alicia acuh.

"Hei, kau! Buatkan segelas wine untukku." Alicia menjentikkan jari sambil menunjuk nunjuk Lylia.

Sadar perintah itu untuknya, Lylia segera berbalik lalu menundukkan kepalanya.

"Maaf Nyonya. Bukannya aku tidak mau tapi aku tidak tau apapun tentang minuman keras. Aku tidak pernah menyentuhnya sama sekali." MaafLylia.

Sontak Dante dan Nico terbelalak menatap Lylia bersamaan, lalu tersenyum simpul diam-diam. Lylia kikuk melihat tatapan mereka. Ayolah, Lylia sudah di umur yang bukan anak remaja lagi. Wajar bagi gadis ibu kota seusianya untuk sekedar mencicipi minuman yang memabukkan itu.

'Ternyata gadis polos itu masih ada.' Pikir mereka.

Tapi tidak dengan Alicia yang menatap rendah gadis itu. Baginya Lylia penuh dengan kepalsuan.

"Lalu gadis sok polos sepertimu ngapain disini? Hah!" Pekiknya.

"Aku baru saja membuatkan Tuan Dante dan Tuan Nico segelas kopi dan susu, Nyonya." Jawabnya.

"Hah? Hanya itu? Apa segitu saja kemampuanmu? Bahkan meracik minuman saja kau tidak tau? Kalau cuman sekedar membuat kopi susu juga semua orang bisa! Lalu apa gunanya kau disini?" Hina Alicia.

"A-aku bisa membuat berbagai macam dessert, Nyonya. Itu kemampuanku." Jawab Lylia pasti.

Alicia menatap Lylia sesaat.

"Buktikan!"

Lylia tertegun.

"Buktikan kalau ayang kau ucapkan itu benar. Aku benci pembohong. Aku beri kau waktu sampai siang nanti!" Tantang Alicia.

"Kalau kau berbohong dan makananmu tidak enak, siap-siap angkat kaki dari sini!" Ancamnya.

Lylia menelan ludah.

"Baik Nyonya, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu." Pamitnya seraya menunduk lalu meninggalkan minibar tersebut.

"Really, Mom?" Pekik Nico tidak suka.

"Tinggalkan Lylia. Beri dia kesempatan. Dia baru kerja di sini." Ucapnya segera beranjak dan  meninggalkan orang tuanya.

"Mommy tidak suka liat kamu dekat-dekat, apalagi berteman dengan pembantu Nico!" Jawab Alicia sedikit berteriak lalu merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"Sayang, sebentar lagi kan ulang tahunmu.  Apa kau menginginkan sesuatu?" Tanya Alicia dengan nada manjanya berbalik mencoba merangkul lengan Dante.

Dante menepisnya dan melirik tajam ke arah Alicia.

"Jangan coba-coba!" Ancamnya.

"Apapun yang kau tawarkan padaku aku TIDAK tertarik!" Ucap Dante seraya meningalkan Alicia sambil membawa cangkir kopinya kemudian di susul oleh Victor sang serigala di belakangnya.

Alicia melipat kedua tangannya sambil menatap sinis punggung suaminya.

  

Author POV END

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 150 (BONUS)

    Author POV Hari itu baru memasuki bulan ke delapan sebelum Lylia masuk ke rumah sakit karena air ketubannya yang mendadak keluar karena kontraksi yang Lylia pikir sebagai kontraksi palsu semata. Dan dengan perasaan panik yang luar biasa, Dante segera menyuruh seluruh dokter kandungan yang bertugas hari itu untuk segera datang ke istananya tanpa terkecuali. Rasa panik juga dirasakan oleh Nicholas yang segera memesan tiket penerbangan kembali ke tanah air demi melihat sang adik yang tampaknya akan lebih cepat hadir ke dunia. Belum lagi Ted yang ikut kebingungan mencari penerbangan untuk melihat adik kesayangannya yang akan melahirkan. "Bagaimana Dok?!" Panik Dante. "Anaknya sudah bisa dikeluarkan, Tuan. Melihat kondisi Nyonya sekarang, sepertinya mustahil untuk melahirkan di Rumah Sakit. Apa Tuan mengizinkan kami untuk melakukan persalinan di sini?" Tanya dokter senior yang paling bertanggung jawab. "Lakukan apapun yang perlu kalian lakukan, asal istri dan anakku selamat!" Titah Dant

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 149

    Author POV Dengan masih terbalut pakaian yang penuh dengan bercak darah, Dante membawa Lylia kembali pulang kerumah mereka setelah melalui malam yang sangat panjang dan menyiksa batin mereka berdua. Dengan berat Lylia melangkahkan kakinya meninggalkan gudang yang penuh dengan kenangan buruk nan melegakan itu. Ia baru saja telah memberikan izin suaminya untuk membunuh seseorang yang sudah menghancurkan kehidupannya dengan bantuan tangan dingin Dante. Tapi tangan dingin itu jugalah yang berkali-kali menyelamatkan dirinya dan membuatnya sadar bahwa semua masalahnya sudah berakhir. Tidak ada lagi mimpi buruk. Tidak ada lagi yang berani mengancam keberadaannya. Meski demikian, Dante tidak berbesar hati. Dia akan tetap waspada dan selalu memberikan perlindungan yang utama pada sang istri tercinta agar hal serupa tidak akan terjadi lagi untuk yang ke dua kalinya. Sudah cukup. Namun untuk sekarang ini, semuanya sudah selesai. "Daddy..." "Ya sayang?" Tanya Dante melirik istrinya yang tengah

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 148

    Author POVKini jari Dante merengsek masuk mencongkel salah satu bola mata Ronan yang terus menatapnya benci. Dan tanpa perasaan ia mulai mengobrak-abrik rongga mata itu hingga salah satu bola mata itu berhasil ia keluarkan dalam kondisi sempurna yang kemudian ia lemparkan begitu saja tepat ke hadapan Alicia.Alicia semakin menangis tak terkendali. Ia sudah tidak mempedulikan borok dan luka yang membusuk di kedua tangan dan kakinya. Victor memperlakukan Alicia persis seperti apa yang sudah ia perbuat pada Lylia dengan membuat luka yang sama pada tubuh istri majikannya. Alicia mendekatkan dirinya pada tubuh Ronan yang masih bernyawa namun sudah tidak berbentuk lagi. Kedua tangan dan kakinya sudah tidak ada di tempatnya, perut dan dada yang berlubang akibat tebasan pedang tajam Dante, bibir yang hilang dari tempatnya serta bola mata Ronan yang keluar dari tempatnya. Ronan hanya bisa bergetar sesekali akibat kejang otot yang dirasakannya. Ia masih bisa melirik Alicia yang menatapnya iba

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 147

    Author POV "Kau tau... Pedang ini turun temurun digunakan untuk mengeksekusi para saingan bisnis kotor keluarga Prime yang sudah berbuat curang dan licik sepertimu. Jadi seharusnya menjadi kehormatan bagimu bisa menjadi salah satunya." "DASAR BAJINGAN KAU DANTE!!! MATILAH KAU!!" Maki Ronan yang tau akan dilakukan seperti apa oleh monster yang satu itu. "Kau tau kenapa aku punya gudang seperti ini disini? Karena ini menjadi tempat yang tepat bagiku untuk menghabisi orang-orang yang licik seperti kalian. Jauh segala sesuatu yang mewah dan pantas. Kalian hanya seonggok sampah yang membuatku kesulitan. Dan kau tau siapa yang menyukai sampah?" Tanya Dante saat sibuk memangkas tangan dan kaki Ronan satu persatu. "AAAAAKH!! BRENGSEK KAU DANTE SIALAN!! KUKUTUK KAU DAN SELURUH KELUARGAMU!!!" Jerit putus asa Ronan yang semakin membuat Dante tersenyum puas. Victor lalu datang membawa satu kandang kaca yang berisi tikus hitam yang besar dan bergerak yang bergerak sangat gesit bak sedang kela

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 146

    Author POV"Kau tidak marah? Aku mencium seseorang yang kau sangat cintai dulu. Oh, tidak. Bahkan kau masih mencintainya sampai saat ini. Hanya saja rasa cintamu sudah tertutup dengan perasaan bencimu denganku." Smirk Lylia mencoba memprovokasi Alicia setelah puas mencium Dante."Seseorang yang begitu berkuasa ini ternyata sangat manis dan terlalu baik padaku. Apa kau pernah merasakan perhatian itu, Alicia? Rasa cinta dan kasih sayang Dante yang mengalir bak air hujan yang tidak pernah kering! Apa kau pernah dicintai sebegitu dalam oleh mantan suamimu yang terlalu romantis? Hm?!" Lylia mulai berjalan kembali mendekati Alicia.Dante sedikit kaget dengan segala macam ucapan provokatif Lylia. Istrinya itu mencoba menyerang dan menyiksa batin Alicia secara perlahan."Apa Dante pernah melakukan hal manis itu padamu? Tidak? Oh, kasihan... Kaulah yang harusnya dikasihani. Perempuan kasar yang kekurangan kasih sayang tapi haus akan kekuasaan dan kehormatan sepertimu malah mengais-ngais cinta

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 145

    Author POV "DADDY HENTIKAN!!" Lylia berjalan meraih lengan Dante dengan mengesampingkan segala ketakutan yang menjalar di tubuhnya. "Lylia!" Panik Kai yang segera berjalan mendekat namun ditahan oleh Victor yang mengkhawatirkan keselamatan Kai. "Tahan, tunggu sebentar. Kita akan menyelamatkan Nyonya Lylia kalau Tuan mulai lepas kendali. Perhatikan terus mata itu." Bisik Victor. "Daddy kumohon..." Lylia mulai memeluk Dante dari belakang karena tidak berhasil menahan langkah penuh emosi Dante. "SINI KAU BRENGSEK! AKAN KUBAWA KAU BERTEMU KELUARGA PRIMEMU YANG TERKUTUK ITU!!" Maki Alicia tidak berhenti. Dante berhasil mendekati Alicia dengan Lylia yang masih menempel di tubuhnya. Dante meraih kerah baju Alicia, mengangkat tubuh kurus kering itu tinggi-tinggi dan mulai mengepalkan tangan kanannya seolah siap menghajar Alicia. "DANTE PRIME HENTIKAN SEKARANG JUGA!!!" Jerit Lylia. Dante tidak bergeming. "KALAU TIDAK, AKU AKAN MEMBUNUH ANAK INI!!" Tambahnya putus asa. Suara teriakan

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 144

    Author POV Tubuh Lylia bergetar hebat. Tidak pernah menyangka bahwa pria yang dia anggap baik di hadapannya itu nyatanya tidak lebih buruk dari Mark ataupun Marie yang hanya menginginkan hal buruk menimpa dirinya. Lylia tidak paham lagi apa yang sudah membuat mereka semua begitu membenci dirinya. Yang ia tau, semua bermula saat kehidupannya yang baru dimulai di keluarga Prime. Jadi ini adalah resiko yang harus Lylia jalani saat Dante Prime mulai menerima keberadaannya. "Bagaimana? Apa menyenangkan menghabiskan waktu bersama dengan seseorang yang mengagumimu?" Tanya Ronan menghentikan lamunan Lylia. Lylia yang masih terkejut atas fakta-fakta menyedihkan selama ini lalu mengernyitkan dahinya kebingungan. "Oh, ayolah! Apa seenak itu tidur dengannya? Kudengar dosen itu tergila-gila padamu. Apa dia memperlakukanmu dengan sangat baik? Seharusnya sih iya. Dia terlihat lebih sopan ketimbang bajingan di belakangmu itu." Senyumnya mengejek. Lylia yang paham mulai membulatkan matanya. Ia ke

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 143

    Author POVDante mengemudikan mobilnya sendiri dan membawa sang istri tercinta yang kini tengah mengandung anak 'mereka' berdua yang kini sudah masuk di tri semester kedua. Tentu saja benjolan kecil di perut Lylia itu semakin terlihat jelas karena tubuh Lylia sendiri yang tidak terlalu besar dan cenderung sedikit kecil. Namun saat ini karena hormon yang di keluarkan oleh sang ibu hamil membuatnya tampak lebih cantik dan seksi dibandingkan sebelumnya. Dan hal itu diakui tidak hanya oleh Dante sebagai sang suami, Nicholas pun yang sering membuat panggilan video pada mereka juga mengakui hal yang sama. Di matanya, Lylia yang merupakan ibu sambungnya tampak lebih menggemaskan dibandingkan biasanya. Hal itu yang membuat Dante s

  • My Sugar Daddy is a Monster   MSDiaM - 142

    ⚠️Chapter ini mengandung konten Dewasa21+⚠️ ⚠️Mohon kebijaksanaannya memilih bacaan!⚠️ . . . Author POV Suara desahan nikmat Lylia sejalan dengan badannya yang bergerak naik turun sesuai tempo mulai memenuhi kamar Dante yang awalnya sangat sepi. Lylia sangat menikmati momen kebersamaan mereka yang satu ini, mempunyai janin di dalam kandungannya bukan menjadi suatu penghalang baginya untuk memuaskan hasrat sang suami. "Baby.." Khawatir Dante, meski ia sendiri juga merasakan hal yang sama. Istrinya tetap terasa sempit bagi ukuran Dante yang di luar normal itu, meski istrinya sudah ia persiapkan dengan sangat matang sebelum menghujaminya berkali-kali setiap malam. Tidak ada yang berubah. Istrinya tetap terlalu sempit untuknya. Tapi itu tidak masalah, karena Lylia juga ternyata menyukai kelebihan Dante yang satu ini. "Daddy.. Wait for me. Mmhhh..." Lylia mulai menggerakkan panggulnya kedepan dan kebelakang demi memijat lembut sang suami. "Oh! What a bad baby girl." Desah Dante y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status