Share

Episode 8 : Di Rumah Kontrakan Yang Baru.

Bab 8.  Menempati rumah kontrakan yang baru

Aku memasuki rumah itu dengan hati berdebar-debar. Pak supir memberikan kunci kontrakan kepadaku. Kemudian beliau pamit untuk pulang. 

"Terima kasih ya, Pak," kataku.

Kujabat tangannya dengan hormat. Laki-laki itu tersenyum kemudian melangkah pergi. 

Aduh sendirian. Semoga tidak ada penghuni lain selain diriku.

Bulu kudukku tiba-tiba berdiri. Aku tidak boleh takut. Laki-laki sejati  harus berani. 

Rumah itu terdiri dari tiga kamar. Satu kamar tidur, ruang tamu dan dapur yang cukup lumayan.

Deet … deet …

Ponselku berbunyi. 

Sarah menelponku, aku segera mengangkatnya.

"Pram … bagaimana, kamu menyukainya?" tanya wanita yang sudah menjadi istriku.

"Waduh, ini berlebihan, Mom," jawabku sembari memberesi barang-barangku ke lemari pakaian yang ada di kamar. 

"Gak mau dipanggil Mom,"  katanya judes.

"Maunya dipanggil apa?" tanyaku menggodanya.

Sarah diam tidak menjawab. Hanya Desahan nafasnya yang terdengar.

 "Hei …. sayang," ujarku lembut.

Terdengar dia tertawa pelan. Benar-benar manja. Usianya sudah dewasa tetapi sifat manjanya seperti anak remaja.

" Pram …. kamu kirim uang ke adikmu. Kasihan dia. Aku sebentar lagi mau meeting dengan pak Sony. Kamu baik-baik ya. Ada orang yang akan mengantarmu makanan. Besuk baru belanja ya, Sayang," ujarnya lagi.

" Berdua saja dengan pak Sony ya?" tanyaku dengan suara tinggi.

"Ingat kamu sekarang sudah jadi istriku lo!" pesanku.

"Iya sayang. Nanti Reni biar nemenin deh," ujarnya.

"Cemburu ya?" godanya.

"Sedikit," jawabku ketus.

"Duh … si ganteng sudah mulai posesif,"  kelakarnya. 

"Hati-hati ya sayang." 

Klik.

Suara telponnya berhenti. 

Kurebahkan badanku di ranjang empuk  di kamar itu. Kubentangkan tanganku seperti ingin terbang.

Hah.Ternyata begini rasanya menjadi orang kaya. Andaikan adik dan ibuku ikut aku. Bahagia sekali. Mereka bisa menikmati semua ini. Tapi tidak. Ini semua kepunyaan Sarah. Aku pasti bisa membuktikan kepada ibuku dengan usahaku sendiri. 

Setelah beristirahat sebentar, aku segera bergerak membersihkan rumah kontrakan yang baru. 

Mulai dari menyapu, membersihkan dapur dan mengepel lantai. Aku sangat bersemangat membersihkan rumah ini. Pasti Sarah akan senang jika berkunjung ke sini.

Tanpa aku sadari waktu sudah sore. Setelah mandi, aku duduk di sofa sambi menonton acara televisi. Tidak lupa  aku mengambil gambar sambil berpose lucu.

@@@

Malam mulai merayap, hanya terdengar suara serangga malam yang menambah syahdu suasana malam ini.  Aku sendirian. Biasanya di kontrakanku yang lama, aku sudah nongkrong dengan teman-temanku untuk bermain gitar. Sekarang …

Aku seperti burung dalam sangkar.

Ketika sedang asyik makan pizza kiriman ojol, tiba-tiba ada suara mobil yang masuk halaman rumah. Aku berdiri dan melihat dari balik tirai jendela ruang tamu. Sebuah mobil mercy warna merah memasuki halaman rumah kontrakan.

Sarah? Wanita itu memang membuatku tak berdaya. Malam  ini dia datang untuk menengokku. Kupikir dia terlalu posesif dengan mengatur hidupku.

Kubukakan pintu dan datang menjemputnya. 

" Hai sayang, " sapaku sembari membuka lebar tanganku ingin memeluknya. 

 Sarah langsung memelukku dan menggelayut manja di pundakku. 

" Kangen Pram, " katanya manja. 

Aku tersenyum lebar. Menyeringai ingin segera menggigitnya. 

Kupapah dia duduk di sofa. Nampak bidadariku kecapaian. Mukanya kelihatan letih dan lesu. 

Aku berjongkok di depannya. Memandang wajahnya, mengelus pipinya dan mengusap keringat yang ada di keningnya. 

"Sayang, kamu kelihatan capai. Sudah makan apa belum?" tanyaku terus memandanginya.

Sarah menggeleng. Dia sandarkan pundaknya di sofa.

Wanita ini benar-benar hebat. Dia harus menghidupi ketiga anaknya sendirian. Dia juga yang mengurus restoran. 

"Sayang, aku bawa belanjaan buat kamu untuk besuk. Ada juga tepung untuk membuat pancake. Aku suka banget makan pancake," ujarnya pelan.

" Benarkah?" Mataku terbelalak.

Sarah masih sempat belanja untuk keperluanku.

" Sekarang kamu mandi! Aku akan buatkan pancake terenak khusus buatmu," rayuku.

Kukecup keningnya mesra. Sarah melingkarkan tangannya di leherku. Matanya terpejam.

"Stttttt. Mandi sana dulu!" perintahku pada wanita yang bandel ini.

Aku mengambil belanjaan Sarah yang masih berada di mobil. Sementara Sarah segera mandi untuk membersihkan diri.

Satu plastik penuh dengan sayuran, daging dan buah. Ada juga tepung dan minyak.

Kubereskan semua belanjaannya, dan menyimpannya di kulkas.

Aku sudah siap akan membuat pancake untuk Sarah. 

Ketika Sarah keluar kamar dengan hanya memakai handuk. Sambil nyengir dia berkata," Sayang, aku lupa membawa baju ganti."

Kutengok istriku ini dan tersenyum nakal

Kutarik tangannya membawanya ke kamar. 

" Pakai kaosku  sama celana kolorku,Yang," ujarku memberikan kaos oblong kepadanya. 

"Lucu pasti aku pakai itu." Sarah duduk di ranjang kamar.

"Sudah pakai saja. Kamu tetap cantik pakai ini," rayuku.

"Aku bikin surpraise  Jangan keluar kamar sebelum aku menjemputmu ya!"

Dia mengangguk. Aku segera berlari ke dapur lagi untuk membuat pancake.  Aku akan membuat pancake terenak buatnya.

Aku sibuk mengaduk adonan tepung dan telur untuk membuat pancake.

Jreng…jreng…

Pancake sudah jadi. Aku segera menghiasnya di meja makan. Sebuah pancake berbentuk hati dengan topping warna warni  sudah siap.

Aku menghampiri wanitaku dan menggandengnya.

" Sayang… tutup matamu!"  Tanganku menutup mata Sarah.

"Kejutan apa sih,Yang," tanyanya tidak sabar.

Kugandeng tangannya dan membimbingnya duduk di meja makan. Dia hanya menurut. 

"Sekarang kamu boleh membuka matamu."

"Wow," teriaknya.

Mulutnya menganga dan mata sipitnya melebar.

"Love pancake!"

Buru-buru tangannya ingin memotong kue itu. Tapi aku tahan tangannya. 

"Eits. Sebentar… ada yang lupa," ujarku.

"Apa?" tanyanya tak sabar.

Aku menyodorkan pipiku ke arahnya.Dia tersenyum dan mengerti isyaratku. Segera dia mencium pipiku.

"Terima kasih, Sayangku," katanya manis sekali.

Kukerlingkan satu mataku untuk membalas ciumannya. Dia nampak sangat bahagia ketika aku menyuapinya.

"Pram, ini rasanya enak sekali. Bisakah ini menjadi tambahan menu baru di restoran kita?" tanyanya sembari mengunyah kue di mulutnya.

Sepertinya istriku ini kelaparan.Satu piring pancake habis dimakan sendirian. Wajahnya nampak lucu dan menggemaskan. Wanita ini tidak seperti wanita dewasa yang sudah mempunyai anak tiga  tetapi seperti wanita yang manja.

"Kamu yakin?" tanyaku balik.

" Menu di restoranmu adalah Asia Food, Sayang. Sepertinya tidak cocok. Seandainya mau dijadikan menu lebih baik di kafe yang kusus anak muda."

Sarah menghentikan makannya.  Dia memandangiku takjub. Wajahnya bersinar penuh dengan cahaya. Aku yang duduk di sebelahnya tersenyum geli. 

Ada apa dengan wanitaku? Adakah yang salah dengan perkataanku? Apakah karena kegantenganku? Ih membuatku semakin gemas saja.

"Ide cemerlang,Yang," katanya tersenyum lebar.

"Ide apa?" tanyaku belum mengerti.

" Tunggu waktunya ya. Nanti kamu pasti tahu," tambahnya lagi.

Rencana apa lagi yang ingin dilakukan Sarah. 

Setelah selesai makan, Sarah mencuci piringnya sendiri. Kuperhatikan gerak geriknya. Kaosku nampak kebesaran dipakainya. Tanpa menggunakan celana, kaki Sarah kelihatan putih sangat menggoda. 

Aku tidak tahan melihatnya. Segera kuhampiri wanitaku dan kupeluk dari belakang. Kucium lehernya dan pundaknya.

Sarah menikmatinya dan membalikkan badannya.

" Pram …" desahnya manja.

Aku sudah tidak sabar ingin segera meminum madunya. Segera Kugendong dia ke kamarku. Sarah hanya pasrah dengan melingkarkan tangannya di leherku.

Sarah dengan agresif memulai permainan. Aku juga mengimbanginya. Kami bermain dengan cara-cara terbaru. 

Serangga malam ikut berbunyi mengiringi dua insan yang sedang dimabuk asmara. Hanya desahan dan lenguhan panjang yang terdengar. Sampai dua insan terkapar kelelahan. 

Aku memeluk tubuhnya. Seakan tidak mau lepas. Kepalanya masih berada di bawah ketiakku. Kapan aku bisa menikmatinya setiap hari? 

Deet….deet…

Ponsel Sarah berbunyi. Aku bangkit dan melihatnya. Ternyata panggilan dari bi Iyem, pembantunya Sarah.

"Sayang, telfon dari bi Iyem," kataku sembari memberikan ponsel kepadanya.

Kutengok baru jam 10 malam. Ada apa dengan bi Iyem.

Sarah nampak terkejut dan segera menjawabnya.

"Iya, Bi," kata Sarah dengan suara berat.

"Maaf, Mom," kudengar suara bi Iyem lirih.

" Aska…" Hanya suara itu yang terdengar. 

Sarah kaget dan membetulkan rambut panjangnya yang berantakan.

"Ada apa dengan Aska?" tanya Sarah pada bi Iyem.

Klik..

Telponnya berhenti. 

Sarah langsung bangkit dan segera menuju ke kamar mandi. Aku masih bingung dengan Sarah. Kenapa dia buru-buru?

Ada apa dengan Aska, putra pertama Sarah?

Bersambung…

Penasaran dengan apa yang terjadi yuk jangan berhenti membacanya sampai disini saja. Lanjut ke episode berikutnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alfasya
knp pke 2jam sex gratsin ajalh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status