Home / Romansa / My Sugar Mommy / Episode 7: Pernikahan yang dirahasiakan

Share

Episode 7: Pernikahan yang dirahasiakan

Author: Mini Yuet
last update Huling Na-update: 2021-07-01 16:32:46

Bab 7. Pernikahan yang disembunyikan.

Aku pulang ke kontrakan dengan tubuh yang gontai. Kurebahkan tubuhku ke kasur lantai yang teronggok di kamarku. Kamar yang tidak terlalu besar, hanya berukuran dua kali dua meter.  Tidak terlalu sempit untuk ukuran lajang sepertiku.

Segera kuganti bajuku yang kotor dengan kaos oblong dan celana pendek.  Baju itu yang dibelikan Sarah dari butik mahal di Jakarta. Sementara kaos yang aku pakai hanya kaos murahan tapi nyaman bagiku.

Hah.. Aku mendesah dengan berat.  Apa yang telah kulakukan? Apakah semua ini drama?Menikahi bosku sendiri secara diam-diam. 

( Mas Pram, Nita minta uang) sebuah pesan masuk ke ponselku. 

Kulirik sebentar benda warna biru pipih yang tergeletak di sampingku. Kuambil dan membalas pesan Nita, adikku.

(Mas belum gajian. Nanti seminggu lagi) tulisku.

Aku tidak mempunyai uang untuk kukirimkan ke kampung. Pasti Nita sangat membutuhkannya. Haruskah aku meminta kepada Sarah. Malu..

(Mas, ibu juga sedang sakit) kembali pesan dari Nita masuk. 

Duuuh. Kepalaku tambah pusing. Masalah satu belum kelar, ditambah masalah lain. Aku malah keenakan bulan madu dengan bosku. 

Payah kamu Pram..

( Sabar ya Nita. Nanti mas kirim uang) tulisku kemudian. 

Ingin kubanting ponselku ke lantai. Tapi..Aku belum punya uang untuk membelinya. 

Deet…deet.. 

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Seraut wajah manis tersenyum dengan lesung pipit di kedua pipinya. Wajah itu terpampang di depan ponselku. 

Oh My Sugar…

Aku berteriak dan segera menjawabnya.

"Sayang…" kata wanitaku dengan tersenyum.

Dia mengajakku untuk vidio call. Posisinya yang memakai baju tipis di atas ranjang membuatku panas dingin. Pusing yang kurasakan tiba-tiba lenyap sudah.

"Sudah makan belum?" tanyanya manja.

Kupandangi wajah dan tubuhnya yang terpampang di ponselku. Gairahku kembali menggelegak. Dia benar-benar telah menyiksaku dengan kerinduan akan hangat tubuhnya.

"Sayang…aku kangen nih. Ingin melumat bibirmu," rajukku.

Kutaruh ponselku di samping kasur lantai agar aku bisa memandangnya dengan jelas. Suami istri kok berpisah. 

"Sayang.. aku sudah carikan kontrakan di dekat sini. Besuk kamu bisa pindah. Di sana ada dapur komplet. Selama kamu tidak masuk kerja bisa berimajinasi tentang menu baru. Siapa tahu resepmu yang kupilih untuk acara nanti," ujarnya sembari mengurai rambutnya yang basah.

Aku tidak menjawabnya. Aku terbuai dengan pesona wanita dewasa yang berada di ponselku. Ketika rambut panjangnya yang basah, harum tubuhnya, gerakan liarnya. 

"Sayang…sayang…" teriaknya memanggilku.

Mulutnya sudah di dekatkan di ponselnya. Coba kalau di dekatku sudah aku peluk dan cium.

" Eeeh..iya sayang.." jawabku tergagap. ⁸

" Dengar enggak sih?" tanyanya.

"Iya. Aku sedang terpesona denganmu," jawabku lugu.

" Aku sudah transfer uang ke rekeningmu, Yang. Kamu bisa kirim ke kampung untuk biaya sekolah Nita dan biaya berobat ibu," katanya lagi. 

" Tidur ya Yang. Aku ada sedikit kerjaan. Maaf tidak bisa menemani."

" Gak mau dimatiin ponselnya," rajukku. 

Dia tertawa cekikikan. Dia malah menggodaku dengan menyingkap celananya. Aduuuh. Aku tidak tahan..

Klik..telponnya dimatikan. Aku membanting bantal kumuhku ke lantai.

(Sayang.. maaf ya. Aku benar-benar banyak kerjaan. Nanti kalau kamu sudah berada di kontrakan yang baru, aku sering-sering datang deeh) pesan dari Sarah. Dia menyertakan beberapa emoji love.

( Gak usah deh, Yang. Bagaimana kalau teman-temanku tahu?) tulisku menjawab pesannya.

Dimana harga diriku? Aku menjual diri demi harta. Pram..pernikahan macam apa ini. Aku bukan manusia jahat yang hanya bisa memanfaatkan uangnya Sarah. Dia yang memaksaku untuk menikahinya. 

Aku juga ingin kehidupan normal. Aku tahu Sarah adalah seorang wanita yang hebat, kuat dan sabar. Mungkin seratus gadis yang kujumpai tidak akan sebanding dengannya. 

Dia adalah seorang pemimpin. Banyak keluarga yang sangat tergantung dengannya. Makanya aku tidak bisa menolaknya. Aku tidak sanggup melihat bosku itu terkapar sakit. 

Sekarang, wanita itu bisa tersenyum manis. Bagai bunga-bunga yang kemaren layu kusirami dengan madu cintaku.  Aku tahu apa maksut Sarah untuk menyembunyikan pernikahan ini. Yaah…Agar aku bisa mandiri dan sejajar dengannya. 

Oh..Sarah..My Sugar.. Tidak ada wanita yang semulia seperti dirimu..

Kupeluk fotonya dalam ponselku sehingga aku terlelap dalam mimpi yang indah.

**


Deet…deet.. 

Aku terperanjat ketika ponsel yang menempel di dadaku bergetar. Kutengok sebentar ternyata bidadariku menelpon.

Kulirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. 

Hah…Masih jam lima pagi. Aku mengucek mataku masih terasa berat.

Kupencet tombol hijau hingga terpampang wajah bidadariku. Aku terima panggilan ponselnya.

"Pagi sayang.." sapanya lembut. 

"Pagi," jawabku ketus. 

Aku tidak sadar kalau aku sudah punya istri. Aku memang suka bangun telat. Kadang aku mengerjakan solat subuh kesiangan. Sekarang mulai ada yang mengganggu. 

" Kok gitu sih sayang. Yuk bangun. Solat," ajaknya. 

"Masih ngantuk, Yang," jawabku sembari memeluk guling. 

"Pram…" panggilnya sedikit berteriak.

Aku terperanjat dan tertawa.

"Yes, Mom," sahutku sambil nyengir.

" Nanti ada seseorang yang menjemput kamu. Lekas solat dan mandi, Sayang," perintahnya. 

"Hah..sekarang?" tanyaku tak yakin.

Dia hanya mengangguk di sana. 

"Rumah kontrakanmu yang baru. Nanti aku bisa menginap di sana," imbuhnya.

Yes…Aku melonjak kegirangan. 

"Cepat ya, Sayang!"

 

Ponselnya mati. Aku  menyambar handuk di gantungan baju. Segera aku keluar untuk mandi dan setelah itu mengerjakan solat subuh.

Segera kurapikan semua barang-barangku di kontrakan. Kok aku seperti anak kecil ya. Selalu menuruti kemauan Sarah. Biarlah ..

Asal dia bahagia, aku juga ikut bahagia. 

Tok..tok..

 

Seseorang mengetuk pintu kamar kontrakanku.

" Iya sebentar, " jawabku.

Aku membuka pintu kamar kontrakan, ternyata ibu kontrakan yang mengetuk pintu.

"Mas Pram, ada seseorang yang nyariin," kata ibu kontrakan sambil melangkah pergi. 

"Siapa, Bu?" Aku mengikuti langkah ibu kontrakan.

Sampai di ruang tamu, aku melihat seorang laki-laki tua duduk di sofa. Dia memakai baju putih dan celana hitam.  

"Siang, Mas Pram. Bos menyuruh saya untuk menjemput Mas Pram," ujarnya sambil berdiri.

"Mom Sarah?" tanyaku balik. 

Laki-laki itu mengangguk sambil membungkuk.

"Mas Pram mau pindah?" tanya ibu kontrakan. 

Wajah tuanya kelihatan sedih, dia memandangiku dengan raut muka yang membalas. 

"Iya, Bu," jawabku sembari mencium tangannya. 

Aku sangat sayang dengan ibu kontrakan seperti ibuku sendiri begitu juga dengannya. 

" Hati-hati ya, Mas Pram!" pesan ibu kontrakan.

 "Kok  dadakan. Tidak bilang sama ibu sebelumnya," lanjutnya.

" Iya ibu. Ini mendesak. Maafkan aku ya tidak memberitahu ibu sebelumnya."

"Sebentar ya,  Pak!" Aku berlalu dari hadapan laki-laki itu menuju ke kamarku.

Tas ransel dan buku- buku kuliahku sudah aku taruh di dalam tas besar. Pak supir membantuku untuk membawa barang-barangku ke dalam mobilnya. 

Ibu kontrakan menatap sedih kepergianku. Dia masih berdiri di depan rumah melepas kepergianku. 

Sesaat kemudian, mobil itu melaju meninggalkan rumah kontrakanku. Aku masih kaget dengan kejutan yang diberikan  Sarah. Mengapa begitu cepat dia memberikan semua ini kepadaku.

( Sayang..aku masuk kerja. Selamat menikmati dengan rumah kontrakan yang baru. Kembangkan imajinasimu Salam mengalah menu.) pesan dari Sarah masuk ke ponselku.

( Makasih ya, Yang. Tapi kok buru-buru amat) jawabku membalas pesannya. 

(Aku tidak ada waktu. Ini kesempatan besarmu, Yang. Siapa tahu resepmu yang kupilih.) balasnya.

Aah Sarah.. Kamu seperti malaikat yang datang memberikan angin surga. Selain memberikan kehangatan cintamu. Kamu juga mendukung karierku. 

"Mas Pram, ini sudah sampai," kata pak supir membuyarkan lamunanku. 

Kami berhenti disebuah rumah kontrakan yang tidak terlalu besar. Ada taman kecil dan halaman yang tidak terlalu luas. Aku turun dari mobil mengangkat barang-barangku.

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Kulihat sebentar siapa yang menelponku. 

Hah. . Aku terkejut. Ternyata Reni yang menelpon. Aku bingung harus bagaimana. Tidak mungkin aku mengangkat panggilannya.  Dia bisa mengetahui persembunyianku. 

( MasPram, Reni kangen.) pesan Reni di ponselku.

Aduh. Ini apalagi? Reni mengirimku pesan singkat.  

Aku tidak menjawabnya. Segera aku bawa masuk barang-barangku.

Bersambung...

Apakah Reni juga menyukai Pramono? 

Bagaimana keseruan Pramono mengolah resep barunya?

Baca di bab selanjutnya ya...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Kalah cepat sama mam sarah km ren.........
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • My Sugar Mommy   Episode 105 Sarah Hamil( Tamat)

    Liburanku di desa sudah selesai. Kini kami sudah berada di Jakarta kembali. Sarah sudah sibuk dengan kegiatannya di restoran. Perombakan besar-besaran dilakukan Sarah. Dia mulai membenahi keuangan restauran yang sempat berantakan. Juga pengambilan modal Hans yang sangat besar.Aku juga mulai sibuk dengan caffeku yang semakin lama tambah ramai. Malah pertemuanku dengan Sarah hanya waktu jam makan siang dan pulang bareng.Setelah selesai dengan urusanku di Caffe aku selalu setia untuk menjemputnya. Terkadang Santi sesekali mengirimkan sebuah pesan. Semua itu juga aku memberitahu Sarah. Kejujuran dan kepercayaan adalah penting bagiku.Aska mulai sibuk dengan Boarding Schoolnya. Saat ini Aska memilih sekolah terpadu dengan pesantren yang ada

  • My Sugar Mommy   Episode 104 Malam Yang Sangat Kutunggu

    Sore ini semua rombongan akan pergi ke kota Semarang. Kami ingin menikmati indahnya ibu kota Jawa Tengah. Malamnya kami semua akan menginap di sebuah villa yang sudah disewa Sarah.Ibu menolak untuk ikut bersama kami. Nita sangat bahagia ketika ikut dengan rombongan. Walaupun Sarah memaksa, ibu menolak dengan cara halus. Hanya Bi Iyem yang nanti bertugas menjaga Atta dan Arsya. Akhirnya kami berangkat pergi keliling Kota Semarang. Mobil Caravel warna biru itu meninggalkan rumah ibu menuju Simpang Lima Kota Semarang. Selama perjalanan terdengar semua anak bersandau gurau. Aska nampak sibuk masih memainkan ponselnya di samping Nita. Mereka bercanda berdua. Sementara Atta dan Arsya sibuk dengan ponsel memainkan game. Sarah juga sibuk dengan ponselnya sendiri.Kulirik Sarah yang wajahnya makin cantik setelah

  • My Sugar Mommy   Episode 103 Bukir Kapur Saksi Cinta

    Bab 103Hari ini masih pagi, kumandang azan di musala dekat rumah terdengar sangat merdu. Suara Pak Ahmad sangat menggetarkan jiwa.Aku memindahkan Atta dan Arsya ke dalam kamarku. Sementara Aska sudah bangun. Ibu dan Bi Iyem sudah rapi dengan mukenanya bersiap untuk ke musola.Sarah sudah sibuk di dapur memasak air panas untuk membuat teh. Aku memeluknya dari belakang."Good morning, Cinta!" sapaku sambil mencium lehernya yang terbuka. "Good morning, Sayang," balasnya dengan membalikkan badan menghadapku."Duh menantu ibu, rajin amat, ya!" sindirku masih memeluknya."Sana gih, ke musala dulu. Soalnya tegangan

  • My Sugar Mommy   Episode 102 Liburan Ke Desa

    Bulan madu ke luar negeri yang sebelumnya kami rencanakan akhirnya dibatalkan. Sarah hanya ingin tahu kampung halamanku sekalian berinteraksi dengan keluargaku.Sarah akan mengajak semua anak-anaknya juga Bi Iyem. Sejenak melupakan kejadian yang telah menimpaku dan Sarah. Ibu sangat gembira ketika mendengar mereka akan ikut pulang kampung untuk liburan.Sementara semua urusan bisnis yang ada di Jakarta sudah diserahkan kepada semua pegawainya. Aku juga sudah menunjuk pegawai kepercayaanku untuk memegang kendali atas kelancaran cafe.Tidak lupa aku nanti akan memantau dari jauh perkembangan cafe dan restoran Sarah.Hari yang ditentukan semua rombongan bertolak ke Semarang. Kali ini aku kembali y

  • My Sugar Mommy   Episode 101 Isi Hati Aska

    Bab 101Bang Zoel berjalan tertatih menuju ke arah kami.Tangan kanan menjulur ke arahku."Pram, selamat atas pernikahan kalian! Aku nitip anak-anak kepadamu. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Sekalian aku pamit mau ke Bali siang ini. Bisnis istriku akan segera dimulai," ujar Bang Zoel dengan tulus.Aku menjabat tangan Bang Zoel dan memeluknya."Iya, Bang Zoel. Semoga tetap menjadi saudara. Hati-hati dan semoga sukses," ucapku.Gantian Bang Zoel menatap Sarah yang masih menunduk. Entah mengapa Sarah tidak mau menatap pria yang telah memberikan tiga anak ini. Mungkin luka yang terlalu dalam Bang Zoel torehkan sehingga Sarah begitu muak meli

  • My Sugar Mommy   Episode 100 Keliling Jakarta

    Sebelum balik ke kampung, Ibu dan Nita ingin menghabiskan waktu keliling Jakarta. Ibu ingin melihat banyak tempat di Kota Metroplitan ini. Seperti Monas, Taman Mini dan yang menjadi impian ibu adalah bisa salat di Masjid Istiqlal Jakarta.Hari Minggu ini kami sekeluarga akan jalan-jalan ke Taman Mini dan Masjid Istiqlal. Kebetulan bersamaan anak-anak juga libur sekolah. Sehingga bisa membawa mereka keliling Taman Mini.Segala persiapan sudah ada di dalam mobil. Dari makanan ringan hingga minuman lengkap. Bi Iyem juga memasak beberapa makanan untuk Arsya dan Atta.Ibu dan Nita sudah siap menunggu di teras rumah. Mereka nampaknya sudah bangun pagi sekali. Membantu Bi Iyem mempersiapkan bekal.&nb

  • My Sugar Mommy   Episode 99 Rapat Penting

    Bab 99Sarah segera mengambil ponselnya. Dia nampak menyembunyikan sesuatu dariku. Namun aku tidak berani menanyakan pada Sarah. Apalagi ada ibu dan Nita. Takut merusak suasana gembira yang ada."Ibu, Sarah dan Pram pamit dulu. Ada urusan penting di restoran," ujar Sarah sambil memberi kode kepadaku."Iya, Nak," sahut ibu setelah sarapan selesai."Bi, nitip anak-anak, ya," pinta Sarah.Bi Iyem hanya mengangguk ketika Sarah menyampaikan pesan kepadanya.Ketika sampai di kamar, Sarah memberikan aku baju ganti. Celana panjang dan kaos dengan kerah."Ada apa sih, Yang?" tanyaku tidak men

  • My Sugar Mommy   Episode 98 Malam Pengantin

    Malam ini aku sangat bahagia. Akhirnya aku bisa tidur di kamar Sarah tanpa harus sembunyi-sembunyi. Kamar Sarah sudah dihias dengan bunga dan sprei kesukaan Sarah.Ibu dan Nita tidur di kamar tamu. Sementara anak-anak tidur di kamar masing-masing.Hari ini tidak terlalu capai karena hanya sedikit tamu yang diundang. Seharian hanya ngobrol dengan Rere dan Paman. Kami juga menyempatkan untuk berbincang dengan karyawan yang lain.Acara sudah selesai sore tadi. Aku juga sudah berganti pakaian dengan baju koko dan sarung. Sementara Sarah sudah menukar bajunya dengan gamis biasa.Setelah acara makan malam bersama dilanjutkan dengan salat jamaah. Semua anggota keluar

  • My Sugar Mommy   Episode 97 Hari Yang Ditunggu

    Bab 97Hari Yang Ditunggu.Hari yang ditunggu telah tiba, Sarah tidak mau acara pernikahan secara besar-besaran. Semua mendadak merubah tidak sesuai jadwal. Entah apa penyebabnya. Sarah hanya mau ijab kabul di rumahnya.Hari itu, aku sudah dandan dengan memakai jas hitam celana hitam serta peci. Sementara ibu memakai baju kebaya dengan kain serta kerudung. Wajah tuanya tersenyum melihatku. Nita, adiku memakai setelan baju gamis warna merah muda. Dia sangat cantik sekali.Dari keluarga Sarah yang hadir adalah adik Sarah, Rere dengan suaminya serta anak-anaknya. Ada juga paman yang akan menjadi wali saksi pernikahanku dengan Sarah.Dari karyawan restoran, Sarah mengundang Bagas dan Reni. Aku juga mengundang karyawanku yang ada di Caffe Aska.&

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status