Share

2

Taburan bunga terakhir yang tersisa di keranjang khas menaruh bunga itu dihamburkan ke gundukan tanah milik Danis Lukman Adiwijaya bin Putera Loekman Adiwijaya. 

Audi menangis sedikit sesenggukan sembari mengecup nisan yang dipahat dengan indah disana. 

"Eyang. Ini Audi, apa eyang baik-baik saja disana? Eyang lega kan Audi telah kembali?"

"Audi senang bertemu dengan Eyang dan maaf-... Ayah- ayah tak berada disini"

"Ayah selalu menceritakan eyang dan betapa sayangnya ayah sama eyang. Beliau juga menyesal telah bersembunyi selama ini eyang. Audi berharap eyang dan ayah bisa bertemu di surga sana dan akur kembali" 

Yasmine tak kuat untuk tidak menitikkan air matanya, kenangan-kenangan betapa harmonisnya keluarga mereka spontan berjalan. Suaminya dan kembarannya tak bisa dipisahkan satu sama lain dan lihatlah keterikatan saudara kembar ini.

"Audi, sekarang sapa eyang Davian di sebelah makam eyangmu" 

"Baik eyang"

Setelah selesai mengunjungi pemakaman dimana Yudha -ayah Devan, Davian dan Danis dimakamkan di San Diego Hills berdampingan akhirnya Yasmine meminta pulang. Seperti biasa driver keluarga Adiwijaya adalah Mang Ujang yang senantiasa siap mengantar keperluan nyonya besar dan rutinitas mengantar jemput Nazwa sekolah.

"Mang Ujang, saya mau mampir ke tempat kerja Devan ya. Tolong antarkan" pinta Yasmine

"Eyang mungkin akan lama, sekalian ketemuan sama teman almarhum eyang di tempat Devan. Audi mungkin pulang saja atau mau jalan-jalan sehabis ini? Biar Mang Ujang antarin ya nak" 

Hana melirik sekilas dari kaca spion dalam mobilnya ke arah Yasmine dan Audi. Baginya aneh sekali permintaan mendadak ini, Nyonya besar yang Hana tahu selalu memanajemen waktunya dengan baik. Aneh... Batin Hana akhir-akhir ini, ia sering berspekulasi sendiri.

Tiba di tempat kerja Devan, oh.. Benar satu hal yang belum diketahui adalah satu-satunya keluarga Adiwijaya yang keluar jalur adalah Devan. Lelaki berusia 27 tahun itu mendirikan Showroomnya 3 tahun lalu, salah satu faktor mengapa Hana cukup kikuk dengan Devan lantaran pria itu sering bepergian Indonesia dan Jepang.

Sedikit yang Hana tahu bahwa Devan memiliki jiwa pebisnis yang baik. Lelaki itu berkuliah di jepang mengambil jurusan teknik mesin dan kalian tahu apa kebanggaan dari Devan? Diusia mudanya ia menciptakan GPS pelacak mobil khusus yang bisa disambungkan dengan ponsel jika sewaktu-waktu ada keadaan darurat dimana pemilik mobil kehilangan dan mengembangkan temuan teknologi hybrid pada mobil yang memiliki kemampuan otomatis pemarkiran sendiri tanpa menekan tombol apapun atau bantuan lainnya.

Dan satu lagi.. Jejak Devan seperti mendiang ayahnya yang sukses di usia sangat muda ini menjadi pengusaha terkenal di Indonesia dan sudah menjadi kewajiban umum bahwa pria tampan dan mapan pasti akan famous bahkan melebihi pamor aktor tampan Indonesia.

Siapa yang tidak bangga jika tidak kenal Devan? Pun dengan Yasmine yang dengan bangga sekali bercerita tentang Devan, cucu pertamanya yang keluar jalur dan mengumpulkan uang sendiri untuk mendirikan perusahaan otomotif. Berkat hak patennya yang dibeli oleh pemerintah Jepang dan terakui, Devan memulai karirnya dengan jeri payahnya sendiri tanpa bantuan apapun dari harta Yasmine atau keluarga Adiwijaya terkecuali untuk relasi semuanya jelas butuh koneksi.

"Selamat Pagi Nyonya Yasmine, ada yang bisa saya bantu?" Salah satu wanita berpakaian rapi dengan kemeja floral yang dipadupadankan dengan rok span pendek dan memakai heels hitam menyambut Yasmine dan Hana.

Sales Counter, yang Hana baca dari kalungan betname tersebut. Sebenarnya ini bukan kali pertama Hana kemari setidaknya ada 3 kali hingga hari pertama tapi rupanya karyawan Devan sangat mengenal Yasmine.

"Aku ingin ke ruangan cucuku. Apa dia ada disana?"

"Saat ini sedang rapat Nyonya, sebagian rekan saya dan karyawan Marketing turut ikut. Ruangannya pasti kosong, saya antar ke lantai 10 ya nyonya"

"Oh.. Terima kasih anak manis" Yasmine terkekeh "pantas saja agak sepi" diedarkan pandangannya yang hanya beberapa Sales dan Customer Service di lantai dasar ini.

Hana mendorong kursi roda Yasmine dan mengikuti arahan sang wanita tinggi tadi menuju ruangan Devan. Ada receptionist yang berjaga di depan pintu ruangan dihubungkan dengan meja, lagi-lagi seorang wanita cantik menyambut dengan senyuman yang tak kalah ramahnya.

Setelah berbasa-basi sedikit akhirnya Hana tiba diruangan Devan. Ini kali pertama kakinya memasuki ruangan ini, sempat takjub dengan interior ruang kerja Devan yang klasik namun elegan. Sebentar sajs pemandangan itu dinikmati Hana beralih pada Yasmine yang memanggilnya.

"Iya Nyonya?"

"Saya mau berdiri nak"

"Eh- tunggu, Nyonya-" Yasmine tertawa lemah seperti biasa merasa lucu melihat ekspresi Hana yang terkejut.

"Kamu tidak tahu rasanya duduk di kursi roda ini, sungguh membosankan Hana. Ayoo bantu saya berdiri" 

Akhirnya terwujud dengan susah payah Hana membantu dan menahan bebas Yasmine. 

"Hana.. Percayalah. Aku sering terbangun di tengah malam dan melatih otok-otot kakiku untuk bergerak. Si tua ini masih sanggup berdiri nak" perlahan Hana melepas genggamannya pada jemari Yasmine dan menatap takjub. 

Kebanyakan orang akan sangat memaklumi kondisi Yasmine dimana usianya sekarang hampir menginjak 80 tahun akan menghabiskan waktu di kursi roda. Tapi, ini sungguh mengejutkan bagi Hana biasanya nyonya besarnya tak pernah berdiri lebih dari 15 menit dan akan kelelahan nyatanya yang ia lihat sekarang sungguh membuat perasaannya was-was kalau Yasmine tiba-tiba terjatuh.

"Apa kau meragukan si tua ini nak? Percayalah padaku"

"Bukan begitu Nyonya. Ini mengejutkanku, nyonya tidak pernah berdiri lebih lama dari ini dan tongkat itu selalu menjadi gerutuan"

Yasmine tertawa lagi, Hana sangat mengenal dirinya "dan kamu lupa Hana?"

"Ya? Lupa apa Nyonya?"

"Aku selalu memintamu memanggilku eyang. Tapi sampai sekarang tak pernah kamu lakukan"

Hana menggaruk belakang lehernya kikuk kemudian menyengir melihatkan gigi-gigi putih rapinya dan lesung dibagian atas pipinya menambah keimutan gadis berusia 25 tahun itu.

"Yah.. Saya harap kamu bisa melakukannya meski sekali sebelum saya tiada"

"Nyonya-"

"Kamu bisa menyetir mobil kan Hana?" Kejutan lainnya yang diberikan Yasmine, sungguh hari ini hari yang penuh kejanggalan dan lagi-lagi Hana harus banyak berspekulasi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status