Share

3

Pintu baru saja terbuka sosok Devan yang awalnya terkejut kemudian dengan cepat memeluk Yasmine. Lelaki itu tak kalah terkejut mendapati eyangnya yang bisa berdiri dan berjalan meskipun tertatih dalam tumpuan tongkatnya.

"Apa?" 

Mata Devan adalah mata khas dan sangat menarik untuk diulas, terlebih ketika terkejut. Matanya yang bulat akan membesar dan penghias kantung matanya membuatnya nampak imut, kalian justru tidak percaya pria ini berusia 27 tahun. Terlihat menggemaskan.

"Sudah~ percaya saja sama Hana. Eyang tahu Hana bisa bawa mobil-"

"Bukan masalah itu eyang. Tapi eyang mau kemana? Biar Devan antarin yaa?" 

"Tidak perlu. Eyang ada urusan dengan Hana" Devan melirik Hana yang menggeleng tidak tahu apa yang dimaksud Yasmine tahu akan meminta tuntutan informasi dari tatapan lelaki itu.

"Tapi-"

"Jam kerjamu 3 jam lagi akan selesai. Bisa kamu susul eyang di restoran Bougenville? Kita makan malam disana" 

"Nyonya. Anda harus makan-" ingin menyela karena makanan di rumah sudah disiapkan seperti biasanya dan Yasmine sangat pantang memakan makanan dari luar.

"Disana juga ada menu bubur dan makanan sehat Hana. Jangan khawatir" 

"Devan tolong beritahu orang rumah untuk makan malam seperti biasa tanpa eyang dan jangan ceritakan kalau eyang bepergian oke?" 

Sekali lagi Devan mengerutkan dahinya bingung, Yasmine hari ini benar-benar aneh sedikit tidak rela untuk membiarkan eyangnya pergi tapi Devan tahu pasti ada hal genting yang eyangnya ingin lakukan. Jadi ia tidak banyak bertanya, ngomong-ngomong itu ciri khas Devan. Tidak terlalu banyak omong seperti Nazwa.

Butuh waktu 3 menit dimana Devan menjelaskan pemakaian mobil sportnya dan selingi tawa betapa takutnya lelaki itu kalau-kalau saja Hana salah teknis dalam membawanya. Oh.. Katakan saja sebenarnya Devan khawatir batin Yasmine yang sedari tadi tertawa melihat interaksi cucu kerennya dengan Hana yang polos.

Beruntung bukan tipe mobil yang aneh bagi Hana, sisa dari sedikit penjelasan Devan seperti penggunaan pada mobil umumnya. Setidaknya pilihan tepat Devan hari ini membawa Marcedes S63 AMG Harganya sangat mahal bahkan mencapai 5 milyar -oh ini bukan angka main-main tapi lelaki yang Hana juluki Vampire ini memiliki beberapa koleksi mobil sport lainnya, mahal ya? ditenagai mesin AMG 4.0 Liter V8 BiTurbo yang bisa memproduksi tenaga sebesar 450 kW dan torsi 900 Nm. Mesin mobil ini membuat sedan terkeren di dunia bisa berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu 3.5 detik.

Itu pengetahuan yang minim bagi Hana setelah ia mencari tahu jenis mobil Devan yang sering digunakannya. Warnanya netral dan tidak mencolok -cukup rambutnya saja yang mampu membuat para wanita langsung memusatkan perhatian padanya. Tapi demi apapun Hana bukan orang yang tergila-gila dengan mobil mewah dan lagipula artikel yang ia baca barusan tidak membuatnya banyak mengerti kenapa mobil yang dinaikinya tadi bernilai fantastis.

                                  ****

Vampire adalah sebutan untuk Devan yang Hana sematkan dalam hati, yah.. Hana tidak seberani itu memanggil Devan Vampire atau sekedar mengejek. 

Devan tipe orang yang tidak banyak bicara dan karakter lelaki itu memang pendiam tapi jika sesuatu yang menyangkut hobinya ia dengan semangat menceritakan. Terlebih Yasmine, Hana tahu lelaki itu hanya dekat dengan eyangnya dan tidak begitu akrab dengan keluarga lainnya. Entah kenapa, Hana juga tidak tahu sekilas yang ia lihat cucu pertama Adiwijaya dengan Devan seperti kutub es, sama-sama dingin jika berhadapan bersama.

Oh.. Benar cucu pertama Adiwijaya bernama Ariel Lukman Adiwijaya merupakan kakak kandung Nazwa si murid cerewet itu. Ariel mengganti posisi eyang Yasmine mengelola yayasan Teratai -ingat hanya mengelola, bukan pemilik sah- Dari ketiga cucu Yasmine, Hana hanya akrab dengan Ariel dan Nazwa. 

Sudah sebulan lebih Hana tak bertemu Ariel yang ia panggil Koko Ariel lantaran wajahnya sekilas mirip orang chinese dan lelaki itu tak keberatan mau dipanggil apapun kecuali sebutan awal Hana bekerja 'Tuan' 

Hana maklum Ariel dan Nazwa memiliki kedua orangtua yang lengkap mampu mengasuh kedua anaknya dengan baik seperti tatakrama yang sopan dan ramah pada siapapun dan lebih maklum pada Devan yang tidak dirawat oleh kedua orang tuanya semenjak umur 11 tahun, jadi wajar kan kalau lelaki ini seperti orang yang tertutup.

Suara tawa Devan memecah lamunan Hana, dilihatnya Yasmine dan cucunya mengobrol entah jalur kemana saja dan Devan dengan mudahnya tertawa. Banyak hal yang bersembunnyi dibalik cover Devan, lelaki itu absurd, childish dan ada komedi dibalik ceritanya. Sisi itu jarang terlihat dan Hana tahu maksud dibalik ketertutupan seorang Devan, lelaki itu hanya menunjukkan sisi baiknya dengan orang yang berhubungan dekat.

Lagi, kekehan Devan membuat Hana harus melihat kearahnya. Memandang gigi kelinci lelaki itu dan urutan gigi taringnya yang terlihat seperti vampire. Hana membayangkan ekspresi apa jika Devan tahu sebutan ini, marahkah? Menatapnya tajam atau tertawa? Opsi terakhir sungguh mustahil terjadi.

"Biasa pulang bekerja, apa yang kamu lakukan Hana?" Yasmine membuka obrolan dan membuat Hana sedikit gugup. Diliriknya Devan yang ikut menyimak sembari masih terfokus pada jalanan.

"Istirahat dan menonton film eyang. Tidak banyak yang kulakukan di malam hari sebenarnya"

Yasmine sangat tahu bahwa Hana adalah orang yang menjaga privasinya, banyak hal tentang Hana yang ia ingin kulik namun Yasmine tahu diri dan memilih bertanya hal yang seperlunya.

"Apa kamu punya grup? Bagaimana kamu berkumpul dengan teman-temanmu?"

"Grup? Entahlah.. Tapi aku hanya memiliki beberapa teman yang tidak begitu dekat setidaknya 2 minggu sekali kami bertemu dan berkumpul" 

"Oh.. Tidak- tuan Devan kelewatan" Hana tersadar bahwa jalan menuju apartemennya berada di jalan Citrus namun terlewat beberapa meter.

"Bukankah terdengar aneh van? Tuan Devan?" Yasmine bertanya pada Devan dan diiringi kekehan. Devan hanya tersenyum menanggapi dan fokus memutar jalan mobilnya.

"Satu hal yang kamu harus tahu Hana. Aku tidak pernah mengajarkan anak cucuku tentang status pekerjaan orang-orang yang berpikir mereka rendahan dan memiliki jarak yang sangat jauh"

"Kita semua sama yang membedakan adalah tugas kehidupan kita disini, seperti kamu. Saya bahkan tidak mau menyebutmu pengasuh dan memilih kata perawat meskipun kamu bukan nakes. Bahkan aku menganggapmu seperti cucuku sendiri Hana. Kamu sangat berharga di kehidupan saya" tutur panjang Yasmine.

"Terima kasih. Kalau begitu saya pamit pulang" pamit Hana dan keluar dari mobil.

***

NB. Visual yang dimaksud dalam cerita ini untuk karakter Ryu Devan Adiwijata adalah Choi Yeonjun (Personil TXT). Jadi duplikat urutan gigi disini sama persis (silahkah seacrh di google 😊)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status