Share

Bab 36

Tangan kanannya meraih lenganku, kemudian menuntunku supaya duduk di dalam kamar belakang. Jantungku rasanya berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Duduk dulu sini ya, biar enak ngobrolnya," ucapnya setelah aku menyerahkan bobot tubuh ini pada dipan di kamar belakang.

"Ya udah tanya aja, Mas, nanti kujawab, kalau bisa."

Aku menghela napas beberapa kali,menetralkan detak jantung yang masih berkejaran sebab sapaan suamiku yang tiba-tiba.

"Jawab beneran ya, yang ikhlas jawabnya," pintanya setelah aku duduk mengikuti inginnya.

"Wih, udah kayak sedekah aja, Mas, musti ikhlas."

"Apaan sih, Dek, jangan ngelantur deh."

Mas Ari membuang pandang, terlihat sedang mengatur napas dan kata sebelum mulai membuka suara.

"Jadi gini," ia menjeda kalimatnya. "Mas lagi nyari sesuatu, barangkali kamu lihat atau nemu gitu," ujarnya dengan sedikit menaikkan kedua alisnya.

"Nyari apaan Mas? Barangkali tuh batu, kerikil, pasir, it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status