Share

Bab 37

Semilir angin malam menerobos celah jendela kamar. Anak rambut yang tak terikat sempurna bergerak-gerak mengikuti hembusannya.

Dalam buaian hawa dingin yang menerpa wajah, aku termenung untuk beberapa waktu lamanya.

Masih berusaha mencerna kejadian demi kejadian antara aku dan suami, serta kata demi kata yang tak bisa kupahami.

Kesunyian mengelilingi kami berdua karena sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jadi kamu lebih memilih memberikan uangmu untuk Mama, Mas?" tanyaku setelah berusaha menenangkan diri.

"Iya, Dek. Mama lebih butuh uang Mas, jadi kalau nanti uangnya ketemu, mau Mas berikan untuk Mama."

Ia masih terlihat gelisah, tapi setiap kata yang keluar terdengar lancar, seperti laju kendaraan di jalan tol.

"Apa menurutmu, aku dan anak-anak tidak butuh uangmu hingga kau berikan penghasilan kamu untuk Mama?" tanyaku ingin tau.

Kutatap wajah lelaki yang pernah membuatku membumbung tinggi. Mencoba mencari k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status