Share

NAMIYA -2-

Author: Rustama123
last update Huling Na-update: 2021-03-15 10:28:21

Seorang wanita cantik sedang berjalan dengan lesu di trotoar jalan sambil menggenggam map berwarna merah di tangannya yang sudah ada seharian ini bersamanya. Wajah lelah, langkah kaki yang pelan dan lemah, dan pakaian kerja berupa kemeja dan rok span yang kusut, cukup membuktikan jika ia sudah berusaha melamar pekerjaaan di berbagai perusahaan namun tak kunjung berhasil.

Bahkan rasanya ia ingin menyerah saja jika ia tak ingat bahwa adik perempuannya butuh biaya hidup dan sekolah, wanita itu pun hanya bisa menghela nafas kasar lalu mengusap keringat yang mengalir di keningnya.

"Mau kemana lagi aku mencari kerja? Tak ada satu pun perusahaan yang mau menerima diriku."

Mengeluh, hanya itu yang bisa dilakukan oleh wanita itu apalagi saat melihat langit yang mulai gelap yang berarti akan segera malam dan ia harus pulang tanpa pekerjaan.

Belum cukup penderitaannya hari ini, sebuah mobil mewah melintas di sampingnya dengan kecepatan tinggi dan melewati genangan air di jalan hingga air itu terkena ke arahnya dan membasahi baju serta wajahnya.

"Nasib sial apalagi ini?!"

"Tidak cukup menjadi pengangguran, aku pun harus terkena genangan air?!"

Rasanya Namiya ingin menangis saja melihat keadaannya yang sudah mirip seperti gembel, ia ingin marah pada pemilik mobil namun mobil itu sudah pergi tanpa menyadari telah melakukan kesalahan padanya, lagi pula saat melihat jenis mobil itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk marah-marah karena ia tahu itu adalah mobil mewah dari kalangan atas, dirinya tak mau mencari masalah dengan orang kaya.

"Sudahlah, lebih baik aku pulang atau nanti aku akan mendapat kesialan yang bertubi-tubi lagi."

Namiya atau disapa Nami pun berjalan ke arah rumahnya yang masih sekitar lima kilometer lagi dari tempatnya saat ini, ia lebih memilih berjalan dan capek dari pada harus naik kendaraan umum dan menghabiskan uang yang bisa digunakan untuk makan malam ini bersama adiknya.

"Nasya."

"Kakak pulang."

Akhirnya setelah berjalan cukup jauh dan rasanya kakinya ini ingin patah, ia sampai juga di rumahnya yang sederhana dan sedang. Ia bersyukur karena rumah sudah bersih dan semua pekerjaan rumah sudah selesai, pasti adiknya yang melakukannya.

"Kakak sudah pulang? Lama sekali, apa Kakak dapat pekerjaan?"

Raut wajah senang terpatri di wajah cantik adiknya, ia pun tak tega untuk mengatakan yang sebenarnya namun berbohong hanya akan memperumit keadaan, ia pun akhirnya jujur dan menggelengkan kepalanya, hal itu membuat senyum adiknya luntur dengan wajah sedih, ia pun segera menghibur adiknya.

"Tidak apa-apa, nanti Kakak akan berusaha lebih giat lagi dalam mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan kita."

"Iya, Kak."

"Kakak sudah mau makan? Aku sudah masak makan malam yaitu tahu dan tempe."

Adiknya terlihat begitu senang saat mengatakan makan malam, hal itu membuatnya bingung sekaligus kaget mendengarnya. Nasya pun tersadar dengan kesalahannya yang mengucapkan hal itu.

"Dari mana kau dapat uang?"

"Aku .... aku ...

"Kau bekerja sampingan lagi?"

Melihat ekspresi terkejut dari wajah adiknya saat ia menerka-nerka, ia pun tahu bahwa itu benar. Ia tak menyangka jika adiknya masih saja melanggar ucapannya dengan bekerja sampingan, sedangkan Nasya hanya bisa menundukkan kepala karena merasa bersalah.

"Sudah berapa kali Kakak katakan, jangan bekerja apa pun. Cukup Kakak yang bekerja dan mencari uang, tugasmu hanya sekolah dan belajar."

"Tapi Kak, aku hanya ingin membantumu."

"Kakak tak butuh bantuan, Kakak tidak ingin sekolahmu terganggu, lagi pula kau masih di bawah umur dan tak boleh bekerja!"

Nami yang sudah kesal dan marah akan kelakuan adiknya akhirnya berteriak pada adiknya dan membuat adiknya itu langsung diam karena tak berani lagi bicara setelah melihat amarahnya. Ia hanya tak mau adiknya harus menanggung beban kehidupan ini juga seperti dirinya, ia ingin adiknya tumbuh sama seperti anak lainnya yang tak mengenal beban hidup.

Seketika rasa bersalah pun hingga di hatinya saat melihat adiknya meneteskan air mata, ia pun langsung memeluk adiknya dengan lembut dan meminta maaf.

"Maafkan aku, aku tadi hanya marah karena kau tak mendengarkan ucapan aku."

"Tidak apa-apa, Kak. Aku juga minta maaf karena sudah melanggar perintah dirimu, aku janji tak akan melakukannya lagi."

Kakak beradik itu saling memeluk satu sama lain dan menguatkan satu sama lain untuk menghadapi Dunia yang kejam ini. Mereka sebenarnya bukan saudara kandung, namun mereka adalah anak yatim piatu dari sebuah panti asuhan yang sepuluh tahun lalu hancur saat tsunami melanda kota mereka, hanya mereka yang selamat dari panti asuhan itu dan yang lainnya meninggal, sejak saat itu mereka berdua bersama untuk menjalani kehidupan ini.

"Sudah, ayo makan."

"Iya, Kak."

Keduanya pun berjalan ke arah dapur lalu makan malam bersama walaupun memakan menu makanan yang sederhana seperti tahu dan tempe namun mereka tetap bersyukur karena malam ini perut mereka bisa terisi dan tak perlu merintih kesakitan di malam hari ketika kelaparan melanda.

[][][][][][][][][][][][][][]

Seorang wanita cantik dengan pakaian rapi seperti karyawan kantoran sedang duduk di terminal bus sambil membaca sebuah koran di tangannya dan menandai hal-hal yang menurutnya bermanfaat untuknya, contohnya lowongan pekerjaan.

Ia sedang beristirahat sebentar sambil mencari lowongan pekerjaan, ia sudah lelah dsri tadi mencari dan berjalan dari satu perusahaan ke perusahaan lain namun tak kunjung mendapatkan satu pun pekerjaan.

"Perusahaan Pradipta Group sedang membutuhkan sekretaris baru."

Nami membaca berita yang ada di koran dengan mata berbinar-binar senang, akhirnya ia menemukan pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Seketika ia pun berdiri dan kembali bersemangat untuk berjalan ke arah Perusahaan Pradipta, ia berharap jika lowongan pekerjaan ini berjodoh dengannya.

"Semangat, Namiya, kau pasti bisa. Demi Nasya."

Namiya pun melangkahkan kakinya menuju Perusahaan Pradipta yang jaraknya tidak terlalu jauh dari terminal ini, ia tak peduli dengan sinar matahari yang begitu panas siang ini, ia tak peduli dengan lelehan keringat di keningnya, atau perutnya yang berbunyi karena lapar bahkan tenggorokannya pun terasa begitu kering.

Baru setengah jalan namun langkah wanita itu sudah goyah, ia hampir saja terjatuh jika saja tangannya tak bertumpu pada tiang listrik yang ada di sampingnya, rasa pusing di kepalanya membuat pandangannya kabur dan hampir saja jatuh pinhsan jika saja ia tak berusaha untuk tetap membuka matanya.

"Kau harus mendapatkan pekerjaan, Nami. Jangan menyerah, kau tidak boleh lemah. Tidak ada kesempatan kedua dalam lowongan."

Nami menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan rasa pusing di kepalanya walaupun percuma karena rasa pusing itu malah semakin hebat, ia memaksakan kakinya untuk terus melangkah dan berdoa semoga saja ia bisa sampai di kantor Pradipta tepat waktu dengan kondisi sehat.


Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Namiya In Love   EXTRA STORY -6-

    Jika melihat seorang pria yang sedang duduk di bangku kebesaran dalam ruangan CEO, pasti kalian akan berdecak kagum dengan ketampanan wajah pria muda berumur dua puluh lima tahun itu, pria dengan gelar kesempurnaan karena hidupnya tanpa celah. Dia terlihat begitu sibuk memeriksa laporan keuangan di akhir bulan untuk menjadi penutup laporan keuangan bulan ini bahkan ia belum pulang walau sudah malam hari.Nama pria itu adalah Aswin Mahendra, para wanita mengaguminya namun Aswin hanya punya satu wanita di hatinya adalah Lidia Trisia, tunangannya yang beberapa hari lagi akan menikah dengannya di sebuah gedung hotel dengan perayaan mewah, seribu undangan akan datang di pernikahannya dan dekorasi pesta yang layaknya pernikahan seorang pangeran dan puteri.Baru saja ia mengingat dengan tunangannya itu, lalu sebuah tangan memeluknya dari belakang, ia menoleh ke arah wajah pemilik tangan itu dan benar dugaannya bahwa tunangannya yang memeluknya. Mereka telah menjalin hubungan ha

  • Namiya In Love   EXTRA STORY -5-

    Aldrick & RheaSatu kesalahan dalam hidup ku Yaitu mencintai muLebih dari ku mencintai diri ku sendiriRhea sedang mencuci baju kakak kembar nya itu dengan telaten meskipun di mansion besar dan mewah milik ayah nya ini banyak pembantu namun tetap saja aldrick selalu menyuruh nya baik itu mencuci baju, menyetrika, menjemur, masak, dan lain-lain kalau bara dan amira (ayah ibu rhea dan aldrick) sedang tidak ada di rumah."Ting Tong Ting Tong", suara bel rumah dan tumben aldrick kakak nya tak berteriak memanggil nya untuk membuka pintu mansion namun rhea lebih memilih melanjutkan cucian nya mungkin aldrick sedang dalam mood baik.Rhea sudah selesai mencuci pakaian aldrick dan langsung berjalan ke kamar nya, ia harus belajar agar juara 1 umum yang d

  • Namiya In Love   EXTRA STORY -4-

    JUDUL: BULAN RAMADHAN BERSAMA NAMIRASeorang anak kecil cantik berusia delapan tahun sedang duduk di meja belajarnya sambil menulis daftar keinginannya untuk Ramdhan tahun ini, setiap kata yang tergores di kertasnya menimbulkan senyum kegembiraan karena membayangkan keinginannya menjadi kenyataan."Selesai, aku langsung kasih ke mama biar ibu enggak lupa beli deh."Namira, nama gadis cantik itu setelahnya ia turun dari kursinya dan berlari ke arah ibunya yang sedang berada di dapur, memasak untuk makan malam mereka. Namira semakin cepat berlari hingga ia tak melihat jalan lagi, dan akhirnya terjatuh di lantai."Ibu, sakit!"Andin, sang ibu terkejut mendengar teriakan dan rintihan kesakitan, saat berbalik badan ia melihat putrinya sudah terduduk di lantai sambil menangis. Andin pun langsung mencuci tangannya dan menghampiri Namira."Namira, kamu kenapa sayang? Kok bisa jatuh?""Ta ... tadi Namira berlari ingin memberi ini ke ibu tapi Namira m

  • Namiya In Love   EXTRA STORY -3-

    JUDUL: DUNIAKU DAN IBUSeorang wanita cantik membawa tempat makan berisi makanan kesukaan putri kecilnya sambil berjalan memasuki rumah sakit dengan senyum manis di bibirnya namun di hatinya ia takut dan khawatir akan kondisi sang putri yang makin memburuk setiap harinya. Sheina menatap dokter dan suster yang berlarian membawa alat-alat medis dengan wajah khawatir dan takut ke arah ruang rawat VIP putri kecilnya."Kiana.......Sheina menjatuhkan rantang yang ia bawa lalu berlari ke arah ruangan putrinya, air mata menetes di kedua pipinya. Ini yang Sheina takutkan selama dua tahun ini, ia takut tuhan akan mengambil Kiana, putrinya dari kehidupannya. Sheina membuka pintu ruang rawat putrinya dengan air mata yang telah mengalir deras di kedua pipinya saat melihat alat-alat medis menempel di tubuh mungil putrinya."Kiana sayang hiks mama di sini hiks kamu harus bertahan demi mama sayang," ucap Sheina memeluk putrinya namun hanya sebentar karena suster me

  • Namiya In Love   EXTRA STORY -2-

    Harapan Sahabat PenulisPerkenalkan namaku adalah Maharani Dwi Putri, ibuku memberiku nama itu agar aku menjadi seorang putri yang akan selalu bersinar.Aku hanya gadis biasa dengan impian setinggi langit, bagaimana tidak? Aku memiliki impian bisa menerbitkan karya tulisku yang berupa Novel agar bisa diterbitkan oleh penerbit mayor.Sebenarnya impianku itu biasa saja bagi orang lain, namun bagiku itu adalah keajaiban yang akan sulit kuraih, melihat kemampuan menulisku yang masih rendah berbeda dengan penulis hebat di luar sana, seperti Tere Liye, Boy Chandra, atau penulis favoritku Pit Sansi."Rani!!!"Suara teriakan sahabatku, membuat aku tersadar dari lamunanku lalu menoleh pada sahabatku, Nara. Aku memasang wajah bersalah karena sudah tak mendengar ocehan sahabatku dari tadi."Kau pasti tidak mendengar apa yang kuceritakan dari tadi bukan?"

  • Namiya In Love   EXTRA STORY -1-

    JUDUL: PENIPUAN YANG MEMBERI MOTIVASISeorang gadis cantik yang memakai baju seragam putih abu-abu, duduk di bangku yang terbuat dari kayu di depan rumahnya.Suara isak tangis dan air mata yang mengalir di kedua pipinya, menandakan kesedihan yang dirasakan gadis yang bernama lengkap Ayu Ratnasari."Mama, semuanya gara-gara Ayu yang tergiur dengan harga laptop tersebut, seharusnya Ayu mendengarkan mama hiks hiks."Ayu menatap mamanya yang berada di sampingnya sambil memeluknya, dalam hati ia merutuki kebodohannya karena keinginannya membeli laptop."Sudahlah kak, anggap saja uang itu menjadi uang sial atas kerja kerasmu, sudah jangan bersedih lagi," ucap ibu Ayu, berusaha menenangkan putrinya yang bersedih.Sebenarnya ibu Ayu, juga sangat menyayangkan uang senilai hampir dua juta rupiah, lenyap karena tergiur akan harga murah laptop.Ayu bukan terlahir dari keluarga kaya atau miskin, ia terlahir dari keluarga sederhana. Di umurnya yang

  • Namiya In Love   CHAPTER: 36

    Namiya menyambut kepulangan Gilbert sehabis kerja dengan pelukan hangat dan senyum manis di bibirnya, ia sedang butuh pelukan saat ini untuk menenangkan dirinya dari rasa khawatir dan takut dalam dirinya. Gilbert pun membalas pelukan istrinya lalu mengecup kening Namiya dengan lembut."Aku merindukanmu, Gilbert.""Tumben sekali kau merindukan aku secepat ini, kita baru berpisah tidak lebih dari sehari. Apa ada sesuatu yang terjadi.""Tidak ada yang terjadi. Apa tidak boleh seorang istri merindukan suaminya?""Boleh, ayo kita ke kamar."Namiya pun mengangguk dan keduanya pun berjalan menaiki tangga untuk je kamar. Gilbert tak masalah dengan sikap manja istrinya karena ia senang menanggapi sikap manja Namiya. Namun baru dua langkah menaiki tangga, suara panggilan dari seseorang di belakang membuat mereka berhenti melangkah dan berbalik badan."Nyonya, Tuan. Tunggu dulu.""Ada apa, Bi?"Namiya bertanya lebih dulu karena bingung melihat pe

  • Namiya In Love   CHAPTER: 35

    Seorang wanita cantik sedang sibuk membuka setiap lembar dari buku usang yang sudah tua, buku yang ia bawa sebagai warisan terakhir panti asuhannya, satu-satunya barang yang tersisa dari panti walau kondisinya sudah hancur sebagian dan ada beberapa lembar yang robek akibat bencana alam waktu itu. Hanya ia yang tahu bahwa buku berisi informasi mengenai seluruh anak panti telah berada di tangannya, buku ini ditemukan tim sar berada di dekatnya ketika kejadian sehingga buku ini ikut dibawa bersamanya karena mungkin bisa membantu anak-anak panti yang selamat dan tak punya tempat tinggal lagi atau siapa pun di dunia ini untuk menopang hidup. Setelah bertahun-tahun lamanya, Namiya membuka buku ini untuk pertama kalinya, dulu ia tak pernah membuka buku ini karena ia tak mau mengetahui tentang identitas orang tua yang sudah membuangnya namun kejadian di pernikahannya membuat hati kecilnya meronta ingin tahu siapa ayah dan mamanya, ia tahu bahwa preman itu tahu siapa orang tuanya dan penguru

  • Namiya In Love   CHAPTER: 34

    Hari ini Namiya bangun kesiangan namun tetap ia yang lebih cepat bangun dari Gilbert. Karena sekarang statusnya sudah berubah menjadi seorang istri, ia pun mulai menjalankan perannya sebagai istri dengan baik, ia berusaha melakukan apapun yang ia bisa untuk melayani suaminya dengan baik.Setelah ia selesai mandi, ia pun langsung menyalakan air hangat untuk suaminya mandi karena sepuluh menit lagi Gilbert akan bangun, pria itu punya rutinitas bangun tepat waktu, tidak kurang dan tidak lebih. Secepat mungkin pun Namiya mempersiapkan diri, memakai baju terbaik dan berdandan lalu menyisir rambutnya.Namun sayangnya suaminya sudah lebih dulu bangun saat ia sedang menyiapkan pakaian dan barang-barang kerja Gilbert. Gilbert tersenyum manis saat melihat Namiya sedang menjalankan tugasnya menjadi istri yaitu melayani kebutuhannya, Namiya juga membalas senyuman suaminya. Setelah aktivitasnya selesai, ia pun hendak keluar kamar dan mau melihat sarapan yang dibuat oleh pembantu namu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status