Share

Bab 2: Tidak Menyukainya

07:00

“Sampai. Ini rumahnya,” kata Fero saat mobil baru saja berhenti.

Mobil ini berhenti tepat di depan rumah yang cukup besar, berlantai dua dan di dominasi cat tembok warna putih. Halamannya cukup luas yang permukaan tanahnya ditutup paving block.

Sedang ditengah-tengahnya berdiri air mancur setinggi kepala orang dewasa. Beberapa tanaman cantik berjejer tak beraturan di sekitar rumah itu. Dari keseluruhan rumah ini—bisa Laura katakan mewah. Ya, meskipun masih lebih mewah dari rumahnya sendiri.

“Aku harap kali ini abangku cocok denganmu.”

Ucapan Fero barusan membuatnya bertanya-tanya. Segalak apa Abangnya sehingga orang itu terdengar pemilih?

“Apa anaknya bandel?” Laura memberanikan diri untuk bertanya. “Atau Ayahnya yang galak?”

“Bukan begitu maksudku, tapi Abangku orang yang cukup pemilih untuk mengasuh anaknya. Dia kurang percaya sama Agency atau Yayasan. Dia ingin mendapatkan Nanny yang kira-kira orang terdekatnya itu mengenalnya dengan baik,” jelas Fero menatap ke samping, “seperti aku mengenalmu lewat Yuna, begitulah kiranya.”

“Iya, Kak.”

“Sebelumnya, kamu sudah pernah berpengalaman mengasuh anak?” tanya Fero.

“Belum, kan aku belum punya anak.”

“Tapi suka sama anak kecil?”

“Ya, aku suka.”

“Bagus, modalnya itu dulu. Nanti kalau pengalaman bisa menyusul. Ya, sudah, daripada banyak cingcong kita turun saja untuk menemui Ivan langsung. Mumpung orangnya masih ada di rumah.”  

“Oke, Kak. Makasih.” Laura mengikuti Fero di belakangnya. ‘Mudah-mudahan nggak ketemu temen babu yang galak,’ batinnya berharap.

Sesampainya di rumah, Laura langsung mendapati ruang tamu yang berantakan. Mainan ada di mana-mana dan bekas-bekas makanan tercecer begitu saja. ‘Ih, jorok sekali. Pasti nanti aku yang di suruh beresin ini semua kalau aku benar-benar diterima kerja.’

“Om Felo!” teriak seorang bocah yang menyembul dari balik sofa.

Fero sontak menoleh ke sumber suara, “Hey, kamu ngumpet, ya, ternyata.”

“Aku lagi main, Om Felo.” Bocah itu mendekati Fero dan mengulurkan tangannya. Tetapi setelah itu sang bocah menoleh kepada Laura. Melihatnya dari atas ke bawah. “Tante itu siapa, Om?”

“Tante itu, yang mau tinggal di sini,” jawab Fero, “Papa kamu ke mana?”

“Papa lagi mandi.”

“Oh, lagi mandi.” Fero mengalihkan pandangannya kepada Laura, “Duduk, Ra. Nanti kakimu menjalar.”

“Memangnya aku ubi, Kak?”

“Om, aku punya banak cokat, loh. Mau ngga?”

“Om nggak suka coklat. Sukanya es klim.”

“Es klim juga puna banak di kulkas.”

Fero mencium pipi gembul bocah ini, “Kenalan dulu sama Tante, ya.”

Anak itu mendekat malu-malu, lantas mengulurkan tanganmu mungilnya, “Nama aku, Kenjo.”

Laura tersenyum. “Namanya bagus,” pujinya sambil mengusap pipi Kenzo. “Nama Tante Laura.”

Setelah bersalaman, Kenzo langsung berlari mendekap Omnya. Dia menyembunyikan kepalanya di dada bidang Fero cukup lama karena malu sekali bersalaman dengan seorang gadis cantik.

“Alah, kecil-kecil udah tahu aja yang bening-bening. Dasar Kanjul!” Fero mengangkat tinggi-tinggi tubuh kecil keponakannya dan membawanya ke arah belakang, tepatnya ke arah kolam renang dan meninggalkan Laura sendiri di sana.

Laura menatap sekeliling, memperhatikan seisi rumah ini. Namun di saat yang bersamaan, dia juga melihat seorang lelaki dewasa baru saja membuka pintu depan yang ia yakini adalah kamar utama.

Lelaki itu menatapnya, matanya sekilas menyorot tajam seraya berjalan melintas di depannya tanpa bicara sepatah kata pun. Membuat Laura enggan menyapanya lebih dulu. ‘Ih, sombong amat!’

Laura meyakini dia adalah ayah dari si bocah yang akan menjadi anak asuhnya tersebut.

Sementara di dekat kolam renang.

“Kamu bawa siapa?”

Mendengar suara berat dari belakang punggungnya membuat Fero menoleh, “Eh, Bang!” ucapnya menyapa. “Kenzo main di depan lagi, ya.”

“Oke, Om.” Anak itu berlari segera menuju ke dalam.

“Dia melamar kerja di sini.”

“Jadi apa?”

“Ya—sesuai yang Abang butuh kan, lah.”

“Yakin dia bisa melakukannya? Bahkan dalam sekali lihat saja aku sudah bisa menilai dia tak bisa melakukan hal remeh temeh.” Ivan melihat gadis tersebut mempunyai kuku-kuku yang cukup panjang. Dia juga berpakaian tak selayaknya seorang pengasuh yang berpenampilan sederhana.

Gadis itu sangat terawat dan tubuhnya tercium parfum sangat harum. Dari keseluruhan tubuh si gadis yang tampak di wajahnya malah justru seperti seorang wanita penggoda.

“Jangan lihat dia dari covernya yang elite. Tapi kemampuannya.”

“Dari mana kamu bisa menilai?”

“Dia suka anak kecil. Bukankah itu modal utama seorang Nanny?”

“Aku tidak yakin. Kamu bawa pulang saja dia.” Ivan membalikkan tubuhnya hendak pergi, namun Fero menahan.

“Bang!”

Ivan menoleh, “Kamu dapat dari mana dia?”

“Aku mengenalnya dari pacarku, Yuna. Kau tidak perlu khawatir. Aku tahu di mana rumahnya dan siapa keluarganya. Anakmu akan aman bersamanya.”

“Tapi aku tidak suka. Kamu bawa balik saja dia.”

“Ivan!” Saking kesalnya Fero sampai memanggil nama Abangnya pada sebutan. “Kenapa kamu selalu begini? Kau boleh tak menerimanya saat dia tak menunjukkan kemampuan apa-apa di matamu.”

“Dari mataku dia sudah terlihat nol, Fero!” tukas Ivan meninggi. Lelaki itu enggan menggubrisnya lagi sehingga dia berlalu dari belakang. Meninggalkan seorang adik yang terus mengikuti di belakangnya.

“Aku mau berangkat sekarang, kau bawa pulang saja dia aku tidak peduli,” kata Ivan lagi. Namun sebelum ia benar-benar pergi, Ivan berhenti di ruang tengah. Dia menahan diri melihat pemandangan menarik tak jauh dari tempatnya berdiri.

Maniknya menangkap putranya sedang disuapi sarapan oleh Laura. Anak itu tampak diam dan terus melihat Laura dengan sorot mata kagum. Baru kali ini Kenzo bisa sedekat itu dengan orang yang pertama kali dia kenal.

“Lagi, Tante. Mau ayamnya,” pinta Kenzo menunjuk ke piring makan yang sedang Laura pegang.

“Oke, siap Tuan muda!”

Melihat pemandangan ganjil tersebut membuat Ivan berpikir ulang. Dia menoleh menatap Fero di belakangnya, “Baiklah. Aku menerimanya bekerja di sini. Tolong gantikan dulu apa yang dia kerjakan sekarang. Aku tunggu gadis itu di ruanganku. Aku ingin berbicara dengannya.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status