Home / Romansa / Nanny Kesayangan Mas Duda / Bab 3: Nyumpahin Majikan

Share

Bab 3: Nyumpahin Majikan

Author: Ana_miauw
last update Last Updated: 2023-12-21 08:11:52

Laura menggantikan aktivitas Si Mbak senior yang sedang menyuapi Kenzo lantaran wanita paruh baya itu sedang menuju ke kamar kecil. Namun aktivitasnya kini terhenti pada saat Fero memanggilnya.

"Laura,” ucapnya seraya berjalan mendekat.

Laura menoleh, “Ya, kenapa, Kak?”

“Kamu dipanggil sama Abang di ruangannya.”

Laura terdiam beberapa saat sebelum akhirnya gadis itu menjawab dengan suara pelan, “Aku takut,” katanya Laura tanpa bisa menyembunyikan raut wajahnya yang demikian.

“Dia emang punya wajah yang lebih seram daripada aku, tapi aslinya baik.”

Laura menyerahkan piring makan Kenzo kemudian menatap Fero. “Aku akan menemuinya,” ujar Laura kemudian setelah membulatkan tekad. 

'Hanya begitu saja kamu takut, jangan cengeng! Kamu pemberani!'

“Ya, itu ruangannya.” Fero menunjuk ke arah samping kolam renang, tepat di bagian paling ujung. “Kamu ketuk saja pintunya.”

Laura beranjak berdiri, lantas mendekati pintu tersebut. Dalam hatinya meneriaki nasibnya yang begitu buruk. Kenapa ia bisa sampai berada di sini dan menjadi serupa dengan seorang budak, begitulah istilahnya.

Jatuhlah semua harga dirinya yang ia junjung tinggi. Sebelumnya, Laura tidak pernah mengenal kemiskinan. Ini sangat berat baginya. Niscaya jika Laura tak terus mengalihkan pikirannya dari semua penderitaannya tersebut, maka dia akan menjadi manusia yang benar-benar gila.

Matanya terpejam, tangannya terangkat untuk mengetuk. Namun ketika tangannya bergerak untuk mengetuk pintu tersebut, tiba-tiba tangannya merasa di cekal sehingga ia cepat-cepat membuka mata.

“Eh, maaf, Pak.” Laura buru-buru menarik tangan. Kulitnya langsung meremang merasakan sentuhan halus tangan berotot tersebut. Ia mengagumi wajahnya yang rupawan meskipun tak menunjukkannya. 

GGS: Ganteng-Ganteng Seram.

Ivan menatapnya, “Lain kali kalau mau mengetuk pintu jangan sambil merem.”

"Heee ...." Laura hanya meringis malu.

“Masuklah! Kamu lama sekali,” titahnya tak terbantahkan.

Dengan langkah berat, Laura mengekori tubuh tegap dan punggung lebar orang bau kentut itu ke ruangannya yang tidak terlalu sempit, juga tak terlalu lebar. Pas sekali untuk ditempati sendiri. Di dalamnya, terdapat satu meja kerja, dua kursi menghadap meja, dan satu sofa berwarna abu-abu memanjang yang hanya bisa diduduki dua orang.

“Duduk!” katanya bermaksud mempersilakan. Hanya saja kata dan nada yang digunakan terlalu singkat.

Laura menarik kursi, lantas duduk di depannya. Gadis itu mencoba menutupi kegugupannya dengan memilin jari di bawah meja. Dia tak ubahnya seperti calon karyawan yang sedang di interview oleh seorang HRD.

“Berapa usiamu?” 

“Hah?” Laura tergagap. 

Kenapa hal yang ditanyakan pertama kali adalah umur? Hei, yang benar saja!

“Oh, mau dua puluh tiga tahun, Pak,” jawabnya tak berapa lama. Dalam hati Laura bertanya-tanya. Apa perlu lelaki ini mengetahui umurnya? Bukannya yang terpenting dalam menjadi seorang Nanny adalah bisa menjaga anaknya dengan baik, berapa pun usia orang itu.

“Kalau Bapak sendiri berapa?” tanya Laura dengan konyol.

“Apa perlu saya jawab?”

“Tapi Bapak juga menanyakan umurku.”

“Iya karena saya akan memperkerjakanmu. Bagaimana mungkin saya tidak mengetahui umurmu. Kamu akan menjaga putraku nantinya.”

“Peace Pak.” Laura mengacungkan dua jarinya ke atas membentuk huruf V. 

‘Ya Tuhan, galak sekali. Aku nggak janji bisa bertahan di sini lebih lama, ya.’

“Ya sudah, mana KTP-mu.”

Lantaran Laura tak kunjung bergerak, Ivan kembali mengulang. “Saya butuh KTP-mu karena saya membutuhkannya. Saya ingin tahu asal-usul kamu dari mana. Karena saya tidak ingin orang sembarangan merawat anak saya,mengerti?”

‘Tidak jelas asal-usulnya? Yang benar saja! Aku anak dari perusahaan Adinata Grup. Semua orang mengenalku. Hanya kau saja yang tidak mengenalku!’

Walaupun sebenarnya Laura tidak suka diperlakukan demikian, namun Laura segera dapat memahami. Dirinya bukan siapa-siapa lagi sekarang. Dia buka keluarga terpandang seperti dulu lagi terkecuali hanya tinggal nama saja.

Dengan berat hati, Laura menyodorkan KTP-nya kepada lelaki tersebut. Namun bukannya dikembalikan, Ivan malah mengantong kartu tersebut ke dalam sakunya.

Laura kebingungan, “Yah, Pak, kok dimasukin?”

“Saya akan mengembalikannya setelah saya percaya kamu benar-benar orang baik-baik. Saya menerimamu di sini hanya untuk sementara waktu. Saya akan melihat potensi kamu selama sebulan ke depan. Kalau kinerjamu baik, kamu akan menandatangani surat kontrak kerja di sini selama satu tahun. Kalau tidak, silahkan cari pekerjaan di tempat lain.”

“Tapi KTP-ku ...,” ujar Laura setengah mengeluh. 

“Bukankah sudah kujelaskan tadi?” tanya Ivan dengan sorot mata menajam. “Apa kau masih belum mengerti juga?” 

Ivan beranjak berdiri dan memasukkan beberapa barang-barang keperluannya ke dalam tas. “Saya harus berangkat sekarang,” katanya lagi kemudian berlalu dari hadapannya. Namun sebelum ia benar-benar keluar dari pintu, lelaki itu kembali menoleh dan menunjuk kuku tangan Laura. “Oh, iya, saya tidak mau kamu memelihara kukumu yang panjang itu karena bisa melukai anak saya. Di mana kamarmu, di mana tempatmu, nanti Mbak Mira yang akan menunjukkannya.”

“Tapi—” baru saja Laura memuka mulut, Ivan langsung memotong.

“Jangan banyak bertanya, saya buru-buru,” katanya lagi sebelum pria itu benar-benar pergi dari hadapannya.

“Ih ..., resek banget, sih!” kesal Laura mengentakkan kakinyake lantai. “Amit-amit jabang bayi. Naudzubilahimindzalik, jangan sampai anak keturunanku kayak dia. Dasar mulut cabe! Aku doain dapat jodohnya cabe beneran!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nanny Kesayangan Mas Duda   Last Episode

    Perempuan itu membuka cadarnya dan terlihatlah wajah yang setengahnya rusak yang tidak diketahui apa sebabnya. Entah karena kecelakaan, atau memang berasal dari kalbu.“Aku Nadia,” katanya dengan lirih dan bersamaan dengan air mata yang mencuat keluar tanpa bisa dikendalikan, “seharusnya kau mengenaliku.”Ivan tertegun. Matanya menyorot dalam perempuan yang sedang menggarap dia mengenalinya. Bibirnya kelu untuk berucap. Tubuhnya memaku karena keterkejutannya.Kini pikirannya membayang kenangan beberapa tahun silam. Tepatnya di sebuah hotel dalam keadaan sangat tersiksa karena jebakan obat perangsang uang ditaruh ke dalam minumannya.Di sanalah ia menyeret seorang wanita tak bersalah untuk menjadi sasarannya dan menyebabkan Kenzo terlahir di dunia. Namun ia tak menyangka, seperti inilah bentuk wanita yang telah ia lukai.“Kamu ....” Ivan berdecak dan menggeleng, “kenapa kamu harus bersembunyi? Aku mencarimu selama ini.”“Karena sebab inilah aku selalu bersembunyi dari kalian,” jawab Na

  • Nanny Kesayangan Mas Duda   Bab 48: Siapa Kamu Sebenarnya?

    Ivan tidak bisa menahan amarahnya tatkala pria itu mendengar Mira mengatakan, bahwa Nia membawa anaknya pergi kira-kira semenjak dua jam yang lalu tanpa izinnya dan tanpa ia melihat sama sekali kepergiannya.Rasa panik, cemas, gelisah, sakit bercampur menjadi satu. Entah bagaimana cara membuatdirinya menjadi lebih baik. Dia hampir saja tidak bisa menguasai dirinya lagi.“Memangnya dari tadi kamu ada di mana?” tanya Ivan dengan nada meninggi.“Saya tadi ada di atas. Saya pikir mereka hanya main bersama di halaman rumah. Tapi tahu-tahu sudah nggak ada suara apa-apa lagi. Sudah saya cari ke sekeliling, sudah saya telepon dia juga. Tapi ponselnya memang nggak aktif lagi.”“Ceroboh kamu!”“Maafkan saya, Pak. Saya janji akan bertanggung jawab mencari Nia.”“Melalui apa?”“Saya akan berusaha menghubungi keluarga-keluarganya, Pak.”“Ivan!” seru Laura menghentikan suaminya yang sedang kalap, “kamu nggak boleh bersikap seperti itu sama orang yang lebih tua. Nggak ada gunanya juga kamu marah-mar

  • Nanny Kesayangan Mas Duda   Bab 47: Mana Anak Saya

    “Ini bener?” tanya Laura memastikan. Dia mengambil stick itu dari tangan Ivan untuk ia pastikan sendiri hasil tes ulang tersebut. “Kok di aku nggak nampak tadi?”“Penggunaannya kurang benar.”“Masa, sih? Aku sesuai petunjuk, kok.” Mata Laura berkaca-kaca saat ini, hingga satu kedipan saja buliran itu langsung menetes. “Aku nggak tahu harus ngomong apa.”“Harus bersyukur, itu saja,” jawab Ivan kemudian. Lagi-lagi pria itu mencium keningnya dengan begitu lembut dan dalam.Rasa sayangnya berkali-kali lipat bertambah besar untuk istrinya. Tidak ada yang kurang lagi dalam hidup Ivan.Dia sudah mapan, punya anak laki-laki yang tampan, punya istri cantik, kaya, dan muda, dan sekarang akan di anugerahi lagi buah cinta dari pernikahan mereka.“Kita ke kamar,” kata Ivan menggendong tubuh Laura yang masih dalam keadaan lemas karena perutnya wara-wiri terkuras.“Aku bisa jalan sendiri. Aku nggak selemah itu kali, Om tua,” ucap Laura merasa keberatan diperlakukan seposesif ini.“Saya akan menjagam

  • Nanny Kesayangan Mas Duda   Bab 46-Kabar Bahagia

    Setelah menduga kemungkinan besar bahwa Laura sedang mengandung, pria itu langsung mengeluarkan motor dari garasinya, berniat untuk menuju ke apotek terdekat.Ivan bukanlah orang yang suka menunggu. Percuma saja dia menyuruh seseorang untuk membelikan alat tes kehamilan kepada Deni atau siapa pun jika ujung-ujungnya mendapat jawaban mengecewakan, misal: ‘nanti kalau sempat’ atau ‘sebentar lagi’ tapi lama, begitulah kiranya dan alasan macam-macam lainnya.Pun jika ia memesan online, pasti akan membutuhkan waktu yang lama juga. Tidak ada yang lebih cepat daripada itu selain harus berangkat sendiri. Toh, tidak terlalu jauh juga, pikirnya.Deru kendaraan motor besar itu mulai berbunyi setelah dinyalakan. Namun baru ia akan menarik gasnya, Laura berlari-lari kecil untuk mendekatinya. Ivan mendadak ngeri melihat Laura berlarian seperti itu. Takut dia sampai terjatuh.“Jangan lari-lari, Laura,” ucap Ivan memperingatinya.“Aku mau ikut,” rengeknya sudah seperti anak kecil saja. Dia mendekati m

  • Nanny Kesayangan Mas Duda   Bab 45: Kejutan

    Ivan memejamkan matanya merasakan sebuah kenikmatan yang tiada duanya. Lepas sudah semua beban yang menyiksanya selama Laura sakit.Mengatur nafasnya yang memburu, Ivan kembali mengecup bibir Laura dan melumatnya penuh perasaan. Bagian atas mau pun bawah secara bergantian. Setelah itu, ia memberi jeda sesaat sebelum melepaskan diri.Pria itu membiarkan semua benihnya masuk terlebih dahulu ke dalam rahim istrinya agar kelak dapat tumbuh menjadi zuriat di sana.Sembari menunggu beberapa menit lamanya, Ivan meletakkan kepalanya di atas dada Laura, kemudian perempuan itu menyambutnya dengan usapan-usapan lembut di kepalanya dengan sangat sayang.“Thank you, Sayang. Kamu yang terbaik,” ucap Ivan dengan napas yang masih terengah-engah.Laura tak menjawab dia hanya mengangguk dan dapat Ivan rasakan karena dagu wanita itu menempel di kepalanya.Lima menit setelah berkata demikian, Ivan menjatuhkan diri ke samping sang istri.“Aku harus membersihkan diri lebih dulu. Takut kalau ada seseorang y

  • Nanny Kesayangan Mas Duda   Bab 44: Jangan Tinggalkan Aku

    Begitu terlihat mobil mewah berhenti di depan rumah Laura, satu security penjaga rumah Laura membukakan pintu gerbang.Beliau Pak Raman, tersenyum menyambut Laura dan menyapa keduanya.“Ya Allah, Non. Akhirnya saya bisa ketemu sama Non Laura lagi. Makin cantik lagi,” katanya dengan raut wajah yang begitu bahagia.“Pak Raman ... gimana kabarnya Pak, Raman?” tanya balik Laura dari dalam mobil. Wanita itu tersenyum ramah, masih dengan memangku Kenzo yang tidur nyenyak di pangkuannya.“Alhamdulillah baik, Non. Selamat untuk Non Laura dan Pak Ivan, atas pernikahannya semoga langgeng, akur terus dan cepat diberi momongan.”“Terima kasih Pak Raman,” jawab Laura. Sedangkan Ivan menanggapinya dengan kepala yang agak ditundukkan.Pembicaraan dicukupkan sementara, Ivan kembali melanjutkan laju mobilnya agar segera dapat terparkir di halaman rumah itu.Lagi pula tidak nyaman juga mengobrol dengan mobil di tengah-tengah jalan begini.Terbayar sudah rasa rindu Laura terhadap rumah ini. Matanya mena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status