Oke kita lanjut, saat diperjalanan David menghentikan mobil di pinggir jalan. Dia berkata serius untuk menjagaku kali ini dan dia benar-benar menyatakan perasaannya.
"Ra sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu, cuma kamu taukan aku janji sama mama kamu untuk selalu menggantikan papa kamu dan selalu menjaga kamu"
"Dav kalo becanda itu jangan soal perasaan bisa gak si" teramat kesal sehingga aku mengatakan itu
"Ra!! Kali ini aku benar-benar serius, dari dulu kita bersahabat. Pastk dari salah satu ada yang mempunyai rasa, ya itu aku. Aku sungguh menyukaimu, aku mencintaimu layaknya ayah mu dulu ra"
Aku terharu akan kata-kata David, mungkin memang ini jalan terbaik bagiku untuk menuju masa depan dan ini jalan kehidupanku yang baru.
*******
Tak terasa kami sudah lulus SMA dan dari kami bertiga akan melanjutkan ke universitas yang sama. Dan rencananya David ingin melamarku, tapi aku harap papa datang diacara tunanganku sama David namun rasanya tak mungkin.
"Oh iya Ra, kamu mau ga kalo kita tunangan?" Tanya David dengan ragu
"Woy jamilah kalo ngomong gitu jangan depan gue ntar kalo gue ngiri gimana" sahut Anna
"Yaelahh lu nyambung ae juminem, lu daripada ngiri mending nganan deh, hahah canda." Jawab David
"Terserah kamu kalo emang serius, tapi aku mau suatu saat kita menikah aku ingin kado dari papa, yaitu papa datang menjadi waliku."
David sangat sedih ketika aku berkata seperti itu...
_________
Setah beberapa bulan, akhirnya kami bertunangan dan tak lama kami langsung merencanakan tanggal untuk peenikahan kita dihari yang akan datang.
Malam hari aku menuliskan surat untuk papa.....
"DEAR PAPA"
"Laki-laki tangguh yang pernah menjadi superhiro ku, cinta pertamaku engkaulah ayahku. Papa sebentar lagi aku akan menikah dengan David, papa ingat gak David itu yang menjaga dan dia selalu ada buat aku dia yang pernah menjadi sahabatku dari aku pindah kesini. Pah aku ingin kado pernikahanku papa datang kesini, aku ingin papa menjadi waliku. Aku harap papa mengerti dan aku juga ingin papa rujuk sama mama, aku paham papa gak akan mengabulkan permintaan ku karena papa sudah bahagia sengan keluarga baru papa."
Sesudah aku menuliskan dan mengirim surat kerumah papa, dan minggu depan aku akan melaksanakan resepsi pernikahan dengan David.
Saat kita sedang mempersiapkan untuk acara pernikahan, tiba-tiba Anna datang membawa sebuah kotak besar ntah itu isinya apa.
"Cie bentar lagi jadi suami istri. Nih gue bawain kado buat kalian"
"Yaelah juminem inget juga lo sama kita" ledek David
"Pea lu, Ara ni sahabat gue gue berhak bahagiain sahabat gue, dan lo yang akan bertanggung jawab sepenuhnya lo lo jan pernah sakiti dia seperti papanya menyakiti mamanya."
Seketika aku sedih ketika mendengar perkataan Anna, tapu aku paham Anna berkata seperti itu kepada David agar David mendapatkan pelajaran sebelumnya dari pengalaman orang tua ku.
Hari pernikahanpun tiba, aku yang disini sedang menunggu kedatangan papa namun tak juga datang. Teramat sedih bagiku dikala orang-orang menikah diwali dengan orang tuanya sedangkan aku, sudahlah.
"Baik acara izab qobul akan segera dilaksanakan, dimohon wali untuk duduk menjadi saksi."
Tak lama kemudian papa datang, aku senang sekali aku terharu aku langsung memeluk papa. Dan akhirnya acara pun dimulai.
Selesai acara aku berpeluk kangen berasama papa, sudah bertahun-tahun aku hidup tanpa kehadiran papa.
"Pah akhirnya papa datang juga" sembari nangis aku berkata
"Papa selalu ingin mengunjungimu namun papa menunggu waktu yang tepat, dan inilah waktu yang tepat dan kado yang terindah untukmu."
"Papa gak sama istri dan anak papa?"
"Papa sudah bercerai 2tahun yang lalu, dan disaat itulah papa berpikir ingin rujuk dengan mama mu. Tapi papa tau mama mu pasti tidak sudi menerima papa untuk yang terakhir kalinya"
"Demi anak kita, aku bersedia." Jawab mama
Akhirnya keluarga ku kembali normal seperti dulu, aku bahagia dan mempunyai rumah dengan David dan papa kembali bahagia dengan mama.
Sungguh tak disangka aku bisa merasakan kebahagiaan ini lagi. David yang dulunya sahabatku sekarang menjadi suamiku, dialah cinta kedua setelah ayahku. Kali ini dia benar-benar bertanggung jawab sepenuhnya.
"Dav aku bahagiaaaaaa banget, sekarang keluarga ku sudah lengkap dan aku juga sudah bahagia denganmu."
"Emmm emang waktu sahabatan gak bahagia?"
"Ishhh maksudnya kali ini kebahagiaan yang aku harapkan dari sebelumnya. Terimakasih ya kamu selalu ada buat aku sampai saat ini, semoga kita selalu bersama."
Mendengar perkataan itu David tersenyum bahagia, dan akhirnya kami membangun rumah tangga harmonis dan hidup bahagia.
Setelah menikah, kami berencana untuk pindah kerumah baru. Rumah pemberian orangtua David sebagai kado pernikahan. Tak lama setelah itu mama datang kerumah membawa makanan kesukaanku. Mama selalu menanyakan keadaanku yang sekarang, karena baru kali ini dia merasa jauh dari aku. "Rara gimana kabar kamu sayang?" Tanya mama "Aku baik ko, mama gimana sama papa sehat?" Jawab rara "Sehat sayang, David kemana ko ga keliatan?" Tanya mama "Dia lagi istirahat dikamar ma, kecapean dia." Kata Rara "Mama kesini gak lama, mama mau pulang soalnya banyak kerjaan yang mau di selesain." Kata mama "Ko buru-buru sih, Rara kan masih kangen." Kata rara "Nanti mama kesini lagi ko sama papa" Tak lama setelah itu, David mengajaku untuk pergi berliburan, karena sudah lama juga tidak pernah liburan. "Ra gimana kalo minggu depan kita liburan?" Kata David 
Setelah sampai dirumah sakit, aku dan David langsung mencari ruangan yang mama tempati saat ini. Tak lama setelah itu aku melihat papa sedang duduk melamun dengan wajah yang sangat murung. Aku menghampiri papa dan berusaha menguatkan papa. "Pah gimana keadaan mama?" tanya rara dengan cemas "Mama sedang ditangani dokter sayang, kamu berdoa ya supaya mama baik-baik aja." jawab papa Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sama mama. Aku sangat berharap dokter mengatakan hal baik. "dok gimana keadaan mama saya?" tanyaku cemas "mama kamu baik-baik aja, hanya saja dia harus istirahat dengan baik dan juga harus menjaga pola makan dan juga kesehatannya." jawab dokter "emang mama saya sakit apa dok?" tanya David "mama kalian terkena demam tifoid atau sering disebut tifus (tipes)" jawab dokter "yaampun pah kok mama bisa sampai seperti ini" aku sedih karena aku tak bisa menjag
Setelah pulang dari rumah orang tuanya David, kita mampir ke toko parfum. Aku membeli beberapa parfum untuk persediaan 1 bulan ke depan.Sesampainya dirumah aku langsung memberikan makanan yang dititipkan oleh mama nya David untuk mama."Mah ini ada titipan buat mama dari mama nya David mereka juga titip salam buat mama" kata Ara"Wah makasi ya David" Kata Mama"Sama-sama mah" Jawab David"Kalian abis belanja ya?" Tanya mama"Iya ma abis beli parfum" jawab Ara"Yauda David ke kamar dulu ya, ara kalo mau temenin mama temenin aja dulu aku cape mau istirahat." Kata David"Yauda kamu istirahat aja" kata Ara Sampai saat ini hubungan aku dan David baik-baik saja dan amat bahagia. Aku harap kebahagiaan ini bisa aku rasakan sampai aku tua nanti.Hari minggu tepat sekali hari libur, aku dan David berolahraga dan tak sengaja aku bertemu Anna. Rasanya tak disangka
Satu minggu pun berlalu, akhirnya aku dan David bisa pulang ke rumah setelah satu minggu menginap di rumah mama.Mama dan papa nya David senang sekali saat mendengar kabar bahwa aku hamil. Semoga dengan kehadiran anak ini, keluarga ku menjadi lebih harmonis.Saat itu juga, papa menawarkan pekerjaan kepada David. Papa ingin David bekerja dikantor papa, supaya saat lahiran nanti kita ada cukup uang untuk biaya persalinan."David, gimana kalo kamu kerja di kantor papa? Kan sekarang kamu udah punya istri, udah punya calon bayi nah supaya nambah penghasilan kamu kerja di kantor papa aja. Kebetulan kemarin ada salah satu karyawan yang mengundurkan diri" kata papa"Aku sih mau pah, tapi aku izin sama Ara dulu ya" kata David"Gak usah minta izin kali, aku udah setuju. Yakan pah" kata Ara"Eh sayang, ko kamu ada di sini sih?" Tanya David"Iya aku tadi mendengar perkataan papa" kata ara"Yauda kamu amb
2 bulan sudah usia kandunganku, kini aku semakin merasakan kesenangan. Karena ada satu nyawa yang hidup di dalam perutku, yaitu calon bayi ku.Hari ini aku meminta David untuk menemaniku ke supermarket, aku akan membeli beberapa keperluan untuk bulan ini."Nanti siang kamu bisa gak anter aku ke supermarket?" Tanya Ara"Bisa kok, kan hari ini aku libur" Jawab David"Emang kamu ini termengergi" kata Ara"Apa sih yang ngga buat istriku tercinta" kata DavidSaat di perjalanan, aku melihat Rio dan Alice sedang berhenti di pinggir jalan. Tampaknya mobil mereka mogok. David tak menyadari dan terus saja melintasi mereka.Sesampainya disupermarket, aku langsung mengambil keranjang belanjaan ku. Aku belanja cukup banyak, dan tidak lupa aku membeli susu untuk menjaga kesehatan janinku."Kamu yakin cuma beli satu susunya?" Tanya David"Iya, takutnya aku ga suka" kata Ara
Aku berusaha menghubungi David, namun ia tak kunjung menjawab telpon ku. Aku sangat cemas, aku takut jika hal buruk akan terjadi. Aku meminta pak supir untuk ngebut dan Anna berusaha menenangkanku.Akhirnya setelah sampai dirumah, aku yakin dengan situasi saat ini mereka tidak lagi mengikutiku. Saat itu David menelpon ku dan aku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Maaf ya tadi gak aku angkat, soalnya lagi meeting. Oh iya ada apa Ara?" Tanya David"Tadi saat aku ke supermarket, ada mobil yang mengikutiku sampai aku pulang dia masih juga mengikutiku. Aku takut kalo itu mereka, aku takut kalo mereka akan balas dendam." Jawab Ara"Ara sayang kan udah aku bilang , kalo kamu mau beli apa-apa lewat online aja." Kata David"Ya aku pikir tadinya kondisi aman, karena aku pergi sama Anna dan pak supir." Kata Ara"Yauda mulai besok jangan kemana-mana kalo gak sama aku." Pesan David Saat itu
ni cara Saat itu juga aku tak berani membaca pesan dari siapapun. Aku takut jika mereka akan balas dendam. Aku berusaha menelpon Anna, aku ingin dia cepat pulang kesini.Sudah beberapa kali aku menghubungi Anna, namun Anna tak kunjung membalas. Aku hanya bisa berdiam diri, aku hanya bisa memikirkan gimana caranya selesai dari permasalahan ini.Hari ini David tidak masuk kantor, dia sakit dan terpaksa tidak berangkat. Saat itu aku menerima pesan dari nomor yang sama.Aku berusaha mengabaikannya, namun aku takut jika orang ini akan terus menerorku. Aku sedang melamun di dekat kolam berenang yang ada di rumah ku. David menghampiriku dan menanyakan ada apa sebenarnya.Aku tak berani mengatakannya, aku hanya bisa menangis dan terdiam."Ara, kenapa ko melamun" tabya David"Ga papa" jawab ara"Ko kamu nangis, ara ceritain ada apa?" Tany David"Aku udah gak bisa nahan semua
tu gue laingan kamu Pagi ini aku hanya bisa melamun dan mengingat kejadian kemarin. Memang salah aku tak memberi tahu David, tapi dia tega membohongiku. Aku tahu alasan dia, dia hanya tidak ingin terjadi apa-apa denganku dan juga janinku.David menghampiriku, aku hanya bisa terdiam dan tidak berbicara sepatah kata apapun kepada David. David memelukku dan meminta maaf, karena semalam telah memarahiku."Ara, aku minta maaf ya. Aku gak bermaksud kasar sama kamu, aku minta maaf karena telah berbohong." Kata DavidAku hanya bisa terdiam dan menangis, aku tahu maksud dia baik."Ara sayang, kamu mau pergi kemanapun aku temenin. Tapi jangan kaya gini dong, masa iya David yang super ganteng ini di cuekin." Kata David"Sayang loh kalo di diemin, entar gimana kalo ada yang ambil. Emang Ara mau kehilangan David?""Apasi!!" aku marah sambil menangis"Sayang asal kamu tahu ya, aku dan keluarga kamu itu cemas. Aku takut terjadi apa-apa sama k