Share

Chapter 7

  Oke kita lanjut, saat diperjalanan David menghentikan mobil di pinggir jalan. Dia berkata serius untuk menjagaku kali ini dan dia benar-benar menyatakan perasaannya.

"Ra sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu, cuma kamu taukan aku janji sama mama kamu untuk selalu menggantikan papa kamu dan selalu menjaga kamu" 

"Dav kalo becanda itu jangan soal perasaan bisa gak si" teramat kesal sehingga aku mengatakan itu 

"Ra!! Kali ini aku benar-benar serius, dari dulu kita bersahabat. Pastk dari salah satu ada yang mempunyai rasa, ya itu aku. Aku sungguh menyukaimu, aku mencintaimu layaknya ayah mu dulu ra" 

Aku terharu akan kata-kata David, mungkin memang ini jalan terbaik bagiku untuk menuju masa depan dan ini jalan kehidupanku yang baru.

******* 

  Tak terasa kami sudah lulus SMA dan dari kami bertiga akan melanjutkan ke universitas yang sama. Dan rencananya David ingin melamarku, tapi aku harap papa datang diacara tunanganku sama David namun rasanya tak mungkin.

"Oh iya Ra, kamu mau ga kalo kita tunangan?" Tanya David dengan ragu 

"Woy jamilah kalo ngomong gitu jangan depan gue ntar kalo gue ngiri gimana" sahut Anna 

"Yaelahh lu nyambung ae juminem, lu daripada ngiri mending nganan deh, hahah canda." Jawab David 

"Terserah kamu kalo emang serius, tapi aku mau suatu saat kita menikah aku ingin kado dari papa, yaitu papa datang menjadi waliku." 

David sangat sedih ketika aku berkata seperti itu...

_________

  Setah beberapa bulan, akhirnya kami bertunangan dan tak lama kami langsung merencanakan tanggal untuk peenikahan kita dihari yang akan datang. 

Malam hari aku menuliskan surat untuk papa.....

"DEAR PAPA"

"Laki-laki tangguh yang pernah menjadi superhiro ku, cinta pertamaku engkaulah ayahku. Papa sebentar lagi aku akan menikah dengan David, papa ingat gak David itu yang menjaga dan dia selalu ada buat aku dia yang pernah menjadi sahabatku dari aku pindah kesini. Pah aku ingin kado pernikahanku papa datang kesini, aku ingin papa menjadi waliku. Aku harap papa mengerti dan aku juga ingin papa rujuk sama mama, aku paham papa gak akan mengabulkan permintaan ku karena papa sudah bahagia sengan keluarga baru papa." 

Sesudah aku menuliskan dan mengirim surat kerumah papa, dan minggu depan aku akan melaksanakan resepsi pernikahan dengan David. 

  Saat kita sedang mempersiapkan untuk acara pernikahan, tiba-tiba Anna datang membawa sebuah kotak besar ntah itu isinya apa.

"Cie bentar lagi jadi suami istri. Nih gue bawain kado buat kalian" 

"Yaelah juminem inget juga lo sama kita" ledek David 

"Pea lu, Ara ni sahabat gue gue berhak bahagiain sahabat gue, dan lo yang akan bertanggung jawab sepenuhnya lo lo jan pernah sakiti dia seperti papanya menyakiti mamanya." 

Seketika aku sedih ketika mendengar perkataan Anna, tapu aku paham Anna berkata seperti itu kepada David agar David mendapatkan pelajaran sebelumnya dari pengalaman orang tua ku.

  Hari pernikahanpun tiba, aku yang disini sedang menunggu kedatangan papa namun tak juga datang. Teramat sedih bagiku dikala orang-orang menikah diwali dengan orang tuanya sedangkan aku, sudahlah.

"Baik acara izab qobul akan segera dilaksanakan, dimohon wali untuk duduk menjadi saksi." 

Tak lama kemudian papa datang, aku senang sekali aku terharu aku langsung memeluk papa. Dan akhirnya acara pun dimulai.

Selesai acara aku berpeluk kangen berasama papa, sudah bertahun-tahun aku hidup tanpa kehadiran papa.

"Pah akhirnya papa datang juga" sembari nangis aku berkata 

"Papa selalu ingin mengunjungimu namun papa menunggu waktu yang tepat, dan inilah waktu yang tepat dan kado yang terindah untukmu." 

"Papa gak sama istri dan anak papa?" 

"Papa sudah bercerai 2tahun yang lalu, dan disaat itulah papa berpikir ingin rujuk dengan mama mu. Tapi papa tau mama mu pasti tidak sudi menerima papa untuk yang terakhir kalinya" 

"Demi anak kita, aku bersedia." Jawab mama 

Akhirnya keluarga ku kembali normal seperti dulu, aku bahagia dan mempunyai rumah dengan David dan papa kembali bahagia dengan mama. 

Sungguh tak disangka aku bisa merasakan kebahagiaan ini lagi. David yang dulunya sahabatku sekarang menjadi suamiku, dialah cinta kedua setelah ayahku. Kali ini dia benar-benar bertanggung jawab sepenuhnya.

"Dav aku bahagiaaaaaa banget, sekarang keluarga ku sudah lengkap dan aku juga sudah bahagia denganmu."  

"Emmm emang waktu sahabatan gak bahagia?" 

"Ishhh maksudnya kali ini kebahagiaan yang aku harapkan dari sebelumnya. Terimakasih ya kamu selalu ada buat aku sampai saat ini, semoga kita selalu bersama." 

Mendengar perkataan itu David tersenyum bahagia, dan akhirnya kami membangun rumah tangga harmonis dan hidup bahagia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status