Share

9. Mari Kita Menikah

Penulis: Ai Bori
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-05 09:30:11

Bella hendak bangkit, tetapi ditahan oleh William. Pria itu berdiri mendekatinya dan duduk di samping kekasihnya.

“Sepertinya kamu kelelahan sekali, ya. Sudah lama datangnya? Kenapa nggak bilang dulu, hm?”

Bella memeluk William. “Aku tuh mau kasih kejutan. Eh, malah aku yang dikejutkan karena kamu nggak ada di ruangan.”

“Lain kali bilang dulu, ya. Kasihan kalau kamu kelelahan sampai sini,” ucap William dengan lembut.

Bella mengangguk. Dia menaruh kepalanya di pangkuan William. Sebenarnya, William merupakan pria lembut nan perhatian. Semenjak mengetahui kekasihnya berkhianat, pria itu lebih berhati-hati lagi.

“Sayang, kenapa diam aja?” tanya Bella setelah beberapa menit tidak ada percakapan.

William tersenyum geli, “apa harus selalu aku yang memulai percakapan? Baiklah, kalau gitu, apa saja kegiatan kamu hari ini?”

“A—aku …,” Bella gelagapan.

“Kenapa? Kok mendadak bingung?”

Bella duduk dengan tergesa-gesa lalu menatap William sesekali. “Aku cuma bingung, kenapa nanya gitu? Ya jelas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Neraka Yang Kau Ciptakan   9. Mari Kita Menikah

    Bella hendak bangkit, tetapi ditahan oleh William. Pria itu berdiri mendekatinya dan duduk di samping kekasihnya. “Sepertinya kamu kelelahan sekali, ya. Sudah lama datangnya? Kenapa nggak bilang dulu, hm?”Bella memeluk William. “Aku tuh mau kasih kejutan. Eh, malah aku yang dikejutkan karena kamu nggak ada di ruangan.”“Lain kali bilang dulu, ya. Kasihan kalau kamu kelelahan sampai sini,” ucap William dengan lembut. Bella mengangguk. Dia menaruh kepalanya di pangkuan William. Sebenarnya, William merupakan pria lembut nan perhatian. Semenjak mengetahui kekasihnya berkhianat, pria itu lebih berhati-hati lagi. “Sayang, kenapa diam aja?” tanya Bella setelah beberapa menit tidak ada percakapan.William tersenyum geli, “apa harus selalu aku yang memulai percakapan? Baiklah, kalau gitu, apa saja kegiatan kamu hari ini?”“A—aku …,” Bella gelagapan. “Kenapa? Kok mendadak bingung?”Bella duduk dengan tergesa-gesa lalu menatap William sesekali. “Aku cuma bingung, kenapa nanya gitu? Ya jelas

  • Neraka Yang Kau Ciptakan   8. Kecurigaan Carrista

    Wajah bingung Carrista tampak jelas saat ini. Bahkan saat ia berbicara, Bella langsung menghampirinya sambil merentangkan tangan.Wajah sedih palsu terlihat di raut wajahnya. Dia berpura-pura sedih memeluk Bintang. “Bintang! Kok kamu nggak ngabarin aku? Aku panik banget, tahu!” Entah dari mana asalnya air mata tersebut hingga jatuh beberapa kali. Bintang tersenyum, “it’s okay, Bel. I’m okay! Cuma kecelakaan dikit, sialnya kenapa ada pohon nangka di situ? Kenapa nggak minggir aja dulu pohonnya!”Bintang menghibur sahabatnya. Padahal, sebenarnya justru dia ‘lah yang perlu dihibur. Bella tertawa, “kamu beneran ketimpa nangka?”“Biar kamu tahu, besarnya itu kayak apa ya bilangnya, gede banget pokoknya!”“Lagian, kenapa bisa?”“Aku ngejar maling, sial banget aku hari ini.”“Kamu udah makan? Mau aku suapin?”“Aku udah kenyang.”“Bohong! Mama nggak mau makan, Tante!” Tyara memotong ucapan mereka. “Hm, benarkah? Kita hukum nanti mamanya!” seru Bella sambil mencubit gemas hidung Tyara. “U

  • Neraka Yang Kau Ciptakan   7. Aku bukan boneka, Mas!

    Awalnya, Bella tidak percaya sampai akhirnya dia merasa gelisah sendiri saat setelah mendengar cerita dari Reno.“Aku cuma takut, rahasia kamu terbongkar!” seru Reno pada Bella. Dia malah mengkhawatirkan hubungan Bella dengan William. Bukan dirinya bersama Carrista. “Tapi, kenapa William mengaku Bramasta?” Tanya Reno setelah beberapa saat. “Meski namanya William Bramasta, tapi aku yakin dia punya maksud terselubung untuk tidak menyebut nama panggilannya ke Carrista!” Sahut Bella dengan wajah datarnya. Dia sedang mencari tahu, niat sang kekasih saat ini. “Sudah, jangan dipikirkan. Mungkin, dia nggak mau Carrista tahu kalau dia pacar kamu.”“Agak janggal, Sayang. Harusnya, dia ngaku namanya di hadapan Carrista. Tapi, kalau dia begitu, itu tandanya— ah, apa dia berniat buat dekatin Carrista?”Reno tersedak. Dia terkejut mendengar ucapan Bella. Meski dia sendiri yang lebih dahulu berkhianat, ia pun tak rela jika dikhianati. Ya, itu tidak adil. Pun lebih tepatnya dibilang egois. Namun,

  • Neraka Yang Kau Ciptakan   6. Gelagat aneh Reno

    Keduanya bersitegang menggambarkan ada sesuatu yang telah terjadi di masa lampau. Beberapa saat kemudian, Reno mengalihkan pandangannya m wajahnya pucat, berkeringat dingin terlihat jelas. Carrista pun merasa bingung. Dia langsung menepuk tangannya satu kali sambil mengatakan, “udah pada kenal?”Reno membuka mulutnya. “U—” tetapi terhenti saat mendengar ucapan Bramasta. “Tidak. Tapi seperti tak asing, memang.”Carrista tersenyum. “Padahal wajahnya langka, kenapa bisa jadi pasaran?”Niatnya ingin memecahkan keheningan, Bramasta berdehem untuk berpamitan pulang. “Cepat sekali, apa nggak mau mampir dulu?” tanya Carrista. “Sepertinya suami kamu sibuk. Hm, maksudnya kamu perlu istirahat. Semoga lekas sembuh!” seru Bramasta. Lalu, dia melihat Reno. “Bisa pegang janji, ‘kan?”Reno mengangguk. Bramasta menatap Carrista. “Carrista, i wanna say, jangan percaya seratus persen dengan laki-laki. Sekalipun ia pasangan sendiri.”Setelah mengatakan itu, Bramasta pun masuk ke dalam mobil. Ia pergi

  • Neraka Yang Kau Ciptakan   5. Jadi kamu suaminya?

    Butik dua lantai bernuansa gold adalah milik Carrista. Butik tersebut mencerminkan ciri khas kemewahan dan keanggunan setiap produknya. Carrista memiliki nuansa butik yang berbeda di setiap cabang. Semua tergantung minat yang disuka oleh konsumennya. Mobil sudah terparkir di depan. Mang Udin membukakan pintu mobilnya. Carrista pun keluar sambil mengatakan, “nggak perlu ditunggu, Mang! Nanti saya telepon kalau sudah selesai.”“Baik, Bu.”Mang Udin pun pergi dari butik tersebut. Carrista masuk ke dalam dan langsung disambut oleh seorang pria bernama Diva di siang hari sedangkan Deva merupakan namanya di malam hari. “Carrista, yuhuuu!” Diva yang merupakan asisten pribadi Carrista pun mendekatinya. “Dev, ya ampun. Kamu ngagetin aku aja!”“Dev Dav Dev Dav Dev. You know sekarang jam berapa? Ini siang bolong, Shay. Call me—”“Diva! Yes, i know. Padahal aku sengaja panggil Dev. Tuh, lihat! Pelanggan ada yang cantik, siapa tahu—”“Siapa bilang aku suka wanita? Errgh!” Deva tampak kesal den

  • Neraka Yang Kau Ciptakan   4. Kamu bukan milikku.

    “Mas!”Suara ketukan pintu berbunyi. Terdengar suara manis dari istri tercinta di ambang pintu. Olahraga belum selesai dilakukan, keringat jagung pun masih keluar. Namun, kedua insan ini terpaksa harus menghentikan kegiatannya dengan terengah-engah. “Shit! Kenapa dia pulang?” gerutu Bella. “Lekas pakai pakaian kamu, sebelum ketahuan!” Reno mengecup kening Bella, “nanti kita sambung lagi, Sayang.”Bella pun menjadi luluh. Ia langsung memakai kembali pakaiannya. “Mas, sedang apa kamu?” teriak Carrista. “Aku ketiduran, Sayang. Sebentar aku bukain!” sahut Reno. Bella yang di sampingnya langsung berbisik, “terus aku harus ke mana?”Reno menjadi bingung. Dilihatnya pintu kamar mandi terbuka, “masuk ke kamar mandi aja!”Satu menit berlalu, Bella pun sudah masuk ke dalam toilet. Sudah merasa aman, Reno mengatur napas lalu perlahan ia buka kuncinya.“Sayang, kenapa cepat sekali pulangnya?”Carrista mengernyitkan alis. “Mas nggak suka aku pulang?”Reno mengecup bibirnya. “Biar nggak bawel!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status