Share

Bab 2

Author: Ina Qirana
last update Last Updated: 2022-09-22 15:43:53

 

 

Hampir satu Minggu Rara melalui Malam dan siang dalam kesepian, kala malam datang ia kedinginan begitupun dengan siang ia diselimuti kehampaan, seolah tak berujung dan tak bertepi.

 

Kadang ia lupa sudah diceraikan sosok Wira, perempuan yang selalu mengenakan gamis dan hijab lebar tatkala keluar itu selalu menunggu kepulangannya di balkon atas.

 

Berharap mobil BMW hitam itu masuk ke dalam carport-nya yang luas, lalu ia akan keluar untuk membuka pintu dan menyambut dengan senyuman juga makanan kesukaannya.

 

'Oh angan, kau sungguh menyiksa. Kenapa move on itu sulit sekali?'

 

Rara menggeleng cepat, ia harus terbiasa hidup tanpa naungannya, bisa mandiri cari uang sendiri, juga bisa tegar melihat yang dicinta bergandengan tangan dengan perempuan itu.

 

[Ra, perusahaan mertuamu bangkrut. Sudah kuduga sebelumnya hal ini bakal terjadi, dan ternyata beneran PT Sinarwangi kalap ga bisa bayar hutang plus bunganya ke bank dalam jumlah besar]

 

Pesan masuk ke ponsel Rara, ia sedikit terkejut lalu mengulang istighfar di hatinya, firman Allah itu benar jika riba akan menghancurkan hidup kita.

 

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah Ayat 278-280:

 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah apa yang tersisa dari riba, jika kalian adalah orang-orang yang beriman. Maka jika kalian tidak meninggalkan, maka umumkanlah perang kepada Allah dan Rasul-Nya.

 

[Qodarullah, Fris. Semoga mereka bisa ikhlas dan tabah mengetahui situasi ini] balasan dari Rara pada temannya Friska yang bekerja di perusahaan keluarga Wijaya.

 

[Kamu juga yang sabar ya, ini pasti karma karena Wira udah tega sama kamu] Dengan cepat Friska mengirimkan balasan.

 

Bukan hanya Friska tapi orang sekantor pun ikut geram dan tak terima dengan pernikahan kedua Wira, bagaimana bisa seorang Rara yang shalihah harus digantikan dengan sosok Diandra yang tak bisa menjaga Izzah dan muru'ah.

 

Rara tak lagi membalas, ia tak ingin larut dalam dendam takut di hatinya akan ada setitik rasa dengki, ia gegas menelpon teman lamanya sesama dosen.

 

Mengabarkan jika ia mau menerima tawarannya untuk kembali menjadi tenaga pengajar di sebuah universitas Islam di kota tersebut.

 

Semenjak menikah dengan Wira perempuan berkulit kuning Langsat itu memang berhenti total dari pekerjaannya yakni sebagai seorang dosen, dan mengabdikan diri sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga.

 

Handle pintu kamar yang berbunyi membuat Rara menoleh, seseorang yang selalu ia rindukan telah pulang. Namun, sayang kini ia tak lagi memiliki hak terhadapnya.

 

Rara hanya menatap dingin, tanpa senyuman dan sambutan seperti biasa. Perempuan berhidung mancung dan bibir tipis itu segera memakai jilbab karena kini rambut indah miliknya tak lagi halal dipandang seorang Wira.

 

"Kamu sudah tahu 'kan tentang perusahaanku?" tanya Wira memecah keheningan.

 

Rara hanya menganggukkan kepala tanpa suara.

 

"Jadi selama masa iddah ini aku ga bisa kasih kamu uang, dan aku juga bebaskan kamu untuk cari kerjaan sendiri."

 

Rara masih terdiam. Memang itu yang ia harapkan. dengan kembali bekerja ia akan menemukan teman dan bertemu banyak orang, sehingga luka hatinya bisa sedikit terobati.

 

"Aku akan kembali ngajar seperti dulu, Mas. Kamu jangan khawatir aku tak akan pernah lagi minta uang padamu."

 

Usai memberikan jawaban Rara bergegas keluar, terlalu lama bersama di dalam membuat lukanya semakin terasa.

 

Hati Rara makin terkoyak kala melihat seorang perempuan berbaju ungu Lilac duduk manis di sofa ruang keluarga.

 

"Ga tahu diri juga kamu ya, udah dicerai masih aja tinggal di sini, apa kamu belum tahu kalau aku ini sudah nikah sama Wira?" tanya Diandra sambil mengayunkan langkah perlahan.

 

Tatapan wanita berambut hitam berkilau itu begitu bengis, ia benci mantan istri suaminya masih menguasai istana ini.

 

Kalau Wira masih kaya sih tak masalah ia bisa meminta rumah yang lebih megah.

 

Rara tersenyum sinis. Nyalinya sama sekali tak menciut berhadapan dengan pelakor licik itu.

 

"Aku ga akan pergi sebelum masa Iddah selesai, lagian ini juga permintaan Mas Wira, dia yang nyuruh aku tinggal di sini sebelum masa Iddah selesai," ujar Rara dengan pandangan menantang.

 

"What?! Wira nyuruh kamu kaya gitu?" 

 

Jelas saja Diandra syok dan tak terima, pengetahuan agamanya sangat minim, ia beranggapan jika seorang wanita sudah dicerai maka saat itu juga harus kembali pada orang tuanya.

 

"Tanyakan aja sama sama suamimu." Rara menyeringai, puas sekali sudah membuat hatinya terbakar.

 

"Wiraaa!" jerit Diandra menggema, Rara sampai menutup kedua telinga saking berisiknya.

 

"Apaan sih teriak-teriak?!" tanya Wira sambil tergopoh-gopoh menghampiri.

 

"Kamu tuh kenapa ga usir perempuan udik ini hah? apa masih cinta sama dia?!"

 

"Pokoknya aku ga mau tahu, usir dia dari sini karena aku mau tenang tinggal di rumah ini!" tegas Rara sambil mengambil koper besar miliknya.

 

"Dan kamu, udik! Sekarang rumah ini menjadi milikku, jadi jangan banyak ngayal ingin tinggal di rumah ini selamanya," sergah Diandra sambil menatap bengis ke arah Rara.

 

Rara masih berdiri dengan tenang, ia hadapi kesombongan wanita berpakaian sexy itu dengan tatapan menantang.

 

"Siapa juga yang ngayal ingin tinggal di rumah ini selamanya, silakan tinggal di sini dan jangan lupa bayar cicilan perbulannya," balas Rara dengan pandangan remeh.

 

Diandra terkejut, lalu berbalik badan dan menatap heran.

 

Sedangkan Rara tertawa sambil menggelengkan kepala.

 

"Kamu ga tahu ya kalau sertifikat rumah ini sudah digadaikan sama suamimu jauh-jauh hari, dan ciccilannya kurang lebih dua tahunan lagi, iya 'kan Mas?" tanya Rara sambil melempar pandangan ke arah mantan suaminya.

 

"Apa? ini ga mungkin," lirih Diandra sambil geleng-geleng kepala

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Tamat

    Dua tahun kemudian.Diandra telah bebas dari masa hukumannya. Papa dan Mama beserta Tiara yang sudah tumbuh jadi balita ikut serta menjemput kepulangan wanita itu.Diandra dulu tentu berbeda dengan sekarang. Saat ini wanita itu bertubuh kurus dan berwajah kusam. Namun, hal itu bukan suatu masalah bagi dirinya.Prinsip wanita itu telah berubah, yang ada di pikirannya hanya rindu terhadap anak tercinta, ia ingin memeluk dan mencium bocah itu sepuasnya."Oma, takuut, toloong," rengek Tiara, saat Diandra berusaha mendekatinya."Kok takut, dia 'kan Mama kamu," ucap Mama Diandra.Anak berumur empat tahun itu merenung, ia tak terbiasa dengan hadirnya seorang Mama, yang ada dalam hidupnya selama ini hanya oma, opa dan papa."Ga apa-apa, Diandra, anakmu ga terbiasa dengan hadirnya kamu, nanti juga terbiasa pasti sayang kok sama kamu." Mama Diandra menenangkan."Ma, aku minta maaf ya udah buat Mama dan Papa malu selama ini," ucap Diandra dengan wajah sendunya.Mama Diandra mengangguk."Yang pen

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 30.A

    Sementara Wira berdiri di hadapan pintu masuk rumah Pak Mustafa, sejak tadi ia berdiri di sana, menunggu tamu yang di dalam keluar, dengan harapan agar Rara kembali jadi miliknyaWira bersender di pintu, tubuhnya mendadak lemas mengetahui sang pujaan hati hendak jadi milik orang lain."Wira," ucap Pak Mustafa saat menyadari ada seseorang yang berdiri di hadapan pintu rumahnya.Sontak semua orang melirik ke arah yang sama, Rara terkejut matanya sempat menghangat, bukan masih cinta melainkan tak tega.Pak Mustafa melangkah keluar seorang diri sementara yang lain menunggu di dalam."Ayo masuk," ajak Pak Mustafa.Tapi Wira malah berdiam diri, enggan masuk lantaran kakinya terasa berat dibawa melangkah."Saya pulang aja, Yah." Wira tersenyum sungkan."Ya sudah hati-hati." Pak Mustafa menepuk bahu WiraSatu bulan semenjak kejadian itu akhirnya ada surat undangan yang datang ke rumah Wira, bertuliskan nama Rara dan Faruq, Wira menghirup napas dalam-dalam saat membacanya."Tuh mantan istrimu

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 29.B

    Nenek dari pihak Diandra yang memberikan nama itu, mereka berdua mengurus bayi Tiara dengan dengan didikan yang baik, tak ingin anak ini tumbuh liar seperti ibunya."Ma, aku udah transfer ke rekening Mama ya kalau Tiara kenapa-napa telpon aku aja," ujar Wira saat ia mengunjungi anaknya.Pria itu tak ingkar janji, hingga anak itu tumbuh dan bisa berjalan ia tetap memberi nafkah dan kasih sayang, setiap akhir pekan ia menyempatkan waktu untuk bertemu anaknya.Mengajak jalan-jalan atau membawanya menginap di rumah Mama Sandra, wanita itu teramat gembira jika sang cucu datang menginap di rumahnya.Tak ada benci seperti sebelumnya. Tiara benar-benar dilimpahi kasih sayang dari ayah dan kakek neneknya."Wira, kapan kamu nikah lagi? kalian sudah dua tahun bercerai, masa iya kamu menduda terus," ucap Mama Sandra.Wira terdiam, hatinya masih tertutup belum ada wanita yang bisa menggantikan Rara."Nanti saja, Ma, belum dapat yang sreg di hati." Wira tersenyum.Mama Sandra mendesah, lagi-lagi pu

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 28.A

    Sidang pertama sukses, Rara beserta pengacara bersalaman sebagai ungkapan terima kasih. Di ruang mediasi Wira sempat membela diri, tak ingin bercerai. Namun, berkat bantuan Bu Lala pengacaranya akhirnya hakim berpihak pada mereka."Ra, please, berfikir ulang," ujar Wira saat sudah keluar dari ruang sidang."Maaf, Mas. Ini yang terbaik. Aku ga mau hidup ngebatin terus," ucap Rara lalu segara meninggalkannya.Sakit sekali hati Wira, begitu pula dengan Rara. Mereka sama-sama merasakan sakit akibat perpisahan ini.Waktu cepat berlalu, sekarang tiba saatnya Diandra melahirkan, pihak lapas yang mengabari Wira, selaku ayah dari bayi itu.Wira menagajak Mamanya dan Pak Dirga, karena kedua orang tua itu memaksa ikut, ingin melihat cucu pertama mereka.Walaupun sempat membenci, tapi dalam hatinya masing-masing mereka penasaran dengan wajah anak itu, dan tak dapat dipungkiri ada setitik sayang untuk anak itu."Bayinya perempuan, Mas. Lihatlah hidung dan bibirnya mirip denganmu," ucap Diandra lir

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 27.B

    "Atas kasus apa?" tanya lelaki yang kini berjanggut sedikit tebal itu, maklum jarang mengurus wajah karena sibuk dengan berbagai masalah."Kasus prostitusi dan satu lagi dia juga terjerat kasus nark*ba, dia digrebek saat lagi pesta s*bu bersama seorang pria."Jantung Wira serasa mau copot mendengar kabar itu, ia langsung menduga soal penemuan barang haram di restorannya, apa mungkin itu juga ulah Diandra?"Saya ga ngerti, dia itu 'kan sudah menikah lagi hamil pula kok bisa-bisanya pakai barang haram itu?" Pak Haryadi memijat kening."Apa kalian ada masalah?" tanyanya lagi dengan raut putus asa.Wira masih diam, antara harus memberitahu mertuanya atau tidak."Kalian ada masalah apa sih?" Pak Haryadi bertanya lagi."Iya, Pa, Diandra kabur dari rumah karena berantem sama aku. Aku meragukan anak yang dikandungnya, karena ada lelaki yang bernama Kevin yang dicurigai ayah dari bayi itu." Wira terpaksa membeberkan.Ia sudah lelah menanggung masalahnya sendirian. Ternyata setelah berzina itu

  • Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan   Bab 27.A

    Hari ini Wira dapat bernapas lega, pasalnya polisi mengabarkan ada penemuan sidik jari orang lain di plastik yang membungkus benda har*m itu.Tak hanya itu, ada dua orang saksi yakni yang sedang makan melihat seorang perempuan asing masuk ke dapur restoran, kini polisi sedang memburu wanita itu."Jadi, sekarang kamu sudah terbukti bukan pengedar ataupun pemakai benda haram itu?" tanya Mama Sandra, ia sampai bolak balik ke rumah anaknya."Iya, Ma. Alhamdulillah. Jadi kasus ini sebenarnya jebakan aja supaya restoran aku sepi."Mama Sandra dan Papa Dirga bernapas lega."Sekarang selesaikan masalahmu yang lain," timpal Papa Dirga.Wira melirik sang ayah."Papa sudah tahu masalahmu antara kalian bertiga, selesaikan secepatnya dan pilih salah satu," lanjutnya dengan sedikit ketegasan."Papa tahu dari mana masalah di hotel itu?" tanya Wira penasaran."Dari temen Papa, kebetulan kemarin katanya kamarnya bersebalahan, jadi ia mengetahui keributan yang terjadi."Wira merasa malu, masalah pribad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status