Share

Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan
Ngarep Jadi Istri Sultan Malah Jadi Gelandangan
Penulis: Ina Qirana

Bab 1

 

"Rara Khairunnisa, aku ceraikan kamu, mulai detik ini kamu bukan istriku lagi," ujar Wira pada wanita yang sudah ia nikahi lima tahun lamanya.

 

Rara yang tengah mengenakan lingerie merah muda mengkilat itu terhenyak dan terdiam, air mata menggenang di pelupuk mata lalu luruh tanpa diminta, menyapu make up sederhana yang ia poleskan di pipinya.

 

Ditatapnya wajah sang suami lamat-lamat, tatapan itu merupakan sebuah pertanyaan dari lubuk hatinya yang sulit terucap.

 

'Padahal malam ini aku bersemangat untuk melayanimu, Mas, memberikan servis terbaik setelah satu Minggu kamu tak pulang. Namun, nyatanya keputusanmu benar-benar mematahkan hatiku'

 

Jerit hati Rara

 

"Aku capek nunggu kamu yang ga hamil-hamil, orang tuaku tanya terus, di luar sana ada seseorang yang mampu memberiku keturunan."

 

"Diandra 'kan?"

 

Rara menyebut nama perempuan yang pernah singgah di hati Wira dan belakangan ini kembali dekat dengannya, seorang janda anak satu. Namun, sayangnya anak tersebut kini sudah kembali pada Sang Khalik.

 

"Ya, dia pernah menikah dan pernah punya anak, aku yakin dia sanggup, Maafkan aku." Wira menundukkan wajah dengan pasrah.

 

"Tapi bagaimana dengan hatimu? apakah masih ada cinta untukku?" tanya Rara dengan suara tersendat.

 

"Ga usah bahas cinta, yang aku mau itu keturunan! Generasi penerus keluarga ini!" tegas Wira dengan perasaan muak.

 

Lima tahun lamanya cukup mengikis perasaan cinta yang dahulu pernah menggebu, hingga akhirnya hati Wira kembali berlabuh pada masa lalu yang pernah mewarnainya.

 

Diandra Kusuma, seorang wanita cantik, pintar dan berkarir. Sangat berbeda jauh dengan Rara yang hanya mengurus rumah tangga.

 

Meskipun janda tapi mata pria yang memandang sempat terhipnotis dengan pesonanya termasuk Wira, banyak yang menyangka dirinya masih gadis.

 

"Baiklah, aku terima keputusanmu, berarti mulai sekarang aku bukan mahrammu lagi." Luruh lagi air mata Rara meski sekuat tenaga ia menahannya.

 

"Aku ga akan usir kamu dari rumah ini, tapi begitu masa Iddah selesai maka kamu harus keluar karena Diandra akan masuk dan menggantikanmu di sini."

 

Ucapan sadis Wira lagi-lagi cukup mengoyak hati Rara hingga berdarah-darah, sakit sekali rasanya, padahal selama ini ia sudah bolak-balik dokter kandungan, minum madu dan segala jamu penyubur rahim, tak hanya itu ia pun sudah mencoba pengobatan alternatif.

 

"Ya, Mas," ucap Rara sambil menahan tangis.

 

Sebenarnya ia ingin sekali menjerit dan meraung.

 

"Aku pergi, oh ya satu Minggu lagi aku dan Diandra akan melangsungkan akad nikah, begitu surat perceraian kita keluar dari pengadilan maka saat itu juga aku akan meresmikan pernikahan kami."

 

Wira akhirnya berdiri lalu pergi, ditatapnya madu penyubur kandungan yang teronggok di atas nakas, serta obat perangs*ng wanita yang baru saja diminumnya.

 

Niat hati malam ini ingin membahagiakan malah berujung tangisan.

 

Malam ini Rata tidur dengan gelisah karena hawa panas yang melanda tubuhnya, meski AC di atas sana menyala tapi tetap saja tak bisa meredam gejolaknya.

 

Ia tak butuh pendingin melainkan butuh sentuhan dan belaian seorang Wira, yang selama satu minggu ini berjibaku dengan pekerjaannya di luar kota.

 

Rara tak pernah menyangka seseorang yang selama ini dinantikan malah memberi luka yang menyakitkan.

 

'Padahal, aku rindu kamu, Mas' bisik hati Rara.

 

Tak tahan dengan hasr*t yang menggulungnya, wanita berambut sepunggung itu melangkah ke kamar mandi, mulai mencuci tangan dan bagian tubuh lainnya.

 

Lekas itu ia segera melaksanakan salat witir, di sela sujud ia meminta kekuatan pada Rabb-Nya, agar sanggup menjalani ujian yang menerpa, ia yakin semua sakit yang dirasa merupakan sebuah pengampunan dosa.

 

***

 

Satu minggu kemudian acara akad nikah Wira dan Diandra dilangsungkan dengan khidmat di sebuah hotel bintang lima.

 

Mereka bersanding di pelaminan yang berhiaskan bunga-bunga, tersenyum bersama keluarga mereka di atas rasa sakit Rara.

 

Wira benar-benar lupa pada seorang perempuan yang hatinya telah ia hancurkan, kecantikan Diandra karena dihias oleh MUA ternama benar-benar membuatnya seperti amnesia.

 

'Ahirnya usahaku merebutmu dari wanita kampungan itu tak sia-sia' bisik hati Diandra sambil tersenyum licik.

 

Ia lelah terus menerus bekerja demi memenuhi gaya hidupnya yang fantastis, perempuan pemilik lesung Pipit di kedua pipi itu sudah tak sabar ingin hidup bergelimang harta tanpa perlu bersusah payah bekerja.

 

Tinggal tunjuk dan meminta maka semua yang diinginkan akan terkabulkan dalam sekejap mata.

 

Ah menyenangkan sekali rasanya.

 

Malam ini mereka melepas hasrat entah yang ke berapa kalinya, kali ini ada kepuasan karena mereka melakukan itu dengan rasa tenang dan aman, tak seperti sebelumnya yang selalu was-was takut ketahuan.

 

"Wira, siang ini Papa harap datang ke kantor ya, ada masalah besar di perusahaan kita." Telpon dari Papa Dirga Wijaya.

 

"Ini baru lima hari, bukannya aku udah bilang mau cuti satu Minggu," sahut Wira protes.

 

Lagi enak-enaknya malah disuruh pulang, 'kan menyebalkan.

 

"Jangan bantah! Pokoknya siang ini kamu harus ke kantor!" tegas Papa Dirga sambil menutup telponnya dengan geram.

 

Diandra yang baru saja mandi memeluk tubuh suaminya dari belakang lalu berbisik mesra. "Jangan bete gitu dong, siang ini aku temani kamu ke kantor ya."l

 

Wira berbalik badan dengan tersenyum semringah, tatapan Diandra yang menggoda benar-benar menghipnotisnya.

 

"Ok deh, tapi ...."

 

"Apa?!" Diandra membesarkan mata.

 

"Satu ronde lagi." Wira terkikik dan segera memangku istrinya ke pembaringan.

 

**

 

Mobil BMW yang ditumpangi Wira dan Diandra telah sampai di parkiran sebuah kantor PT Sinarwangi, mereka melangkah cepat masuk ke dalam gedung dua lantai tersebut.

 

"Ada apa, Pa?" tanya Wira dengan santai.

 

"Perusahaan kita bangkrut, Wira. Ini semua gara-gara kamu! Papa 'kan udah bilang jangan pinjam modal ke bank, akhirnya gini 'kan kita terlilit hutang, sementara perusahaan kita ga sanggup bayar cicilan dan bunganya yang besar."

 

"Apa? ga mungkin, Pa. Kalau gitu kita cari investor yang mau tanam modal di perusahaan ini," jawab Wira dengan panik.

 

"Mana ada yang mau, Wira! Mikir dong! Mereka juga takut rugi!" bentak Papa Wijaya geram dengan kelakuan sotoy dan ceroboh anaknya.

 

"Aset-aset kita pasti akan disita, siap-siap aja." Papa Dirga lemas langsung menjatuhkan diri ke kursi empuknya.

 

"Disita? itu berarti termasuk rumah, mobil dan vila," sahut Diandra tanpa diminta.

 

Wanita bertubuh tinggi dan berisi itu syok bukan main mendengar kenyataan pahit ini, padahal ia sudah berhenti kerja di perusahaan ternama dengan jabatan yang mentereng.

 

"Iya semua, pokoknya semua yang atas nama Wijaya pasti akan disita, mending kalau bisa melunasi bunganya," sahut Papa Wijaya masih geram.

 

"Itu berarti termasuk rumah di grand Arista dan Vila yang kamu hadiahkan ke aku, Mas?" tanya Diandra dengan suara tercekat.

 

"Ya termasuk, aset itu masih atas nama Wijaya 'kan?"

 

Jawaban itu membuat Diandra lemas, tak menyangka dalam sekejap mata impiannya akan sirna, ngarep jadi istri Sultan malah jadi gelandangan, sial.

 

Batinnya menggerutu.

 

"Terus kita mau tinggal di mana, Mas?" tanya Diandra panik bukan main.

 

"Tapi rumahku bukan atas nama Wijaya, Pa, melainkan atas nama Rara 'kan?" tanya Wira sedikit ada harapan.

 

"Tapi kamu dan Rara sudah pisah, itu artinya rumah itu akan masuk dalam harta gono-gini. Karena kamu udah bangkrut otomatis rumah itu akan dijual dan dibagi rata, gimana sih kamu," sahut Papa Wijaya dengan nada jengkel.

 

"Terus kita tinggal di mana, Mas? aku ga mau ngontrak ya walaupun itu appartemen, aku ga mau hidup miskin! Nyesel aku bela-belain berhenti kerja!" Diandra menghentakkan kakinya.

 

 

 

 

 

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Hahahah makan tuh kerikil ada berlian indah dibuang akibat pilih ce pembawa sial sih lu. Udah w duga klo tuh ce matre tinggal nunggu waktu ja minta dicerain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status