Share

empatpuluh enam

"Eh menantuku sudah datang..." Seru Bu Rita terlihat bahagia, begitu melihat Danil dan Emili.

"Mah apa kabar?" Balas Emili sambil menyalami Mamah mertuanya tak lupa memberi pelukan hangat, ada perasaan bersalah yang menyusup ke dalam hatinya karena membohongi wanita paruh baya itu.

"Mamah baik, kamu gimana sayang?"

"Emili juga baik Mah" seraya melepas Mamah mertuanya.

"Ada kabar baik apa nih?" Celetuk Pak Denis yang baru saja bergabung. Yang di tanya cuma membalas dengan senyum.

"Pah, apa kabar?" Sapa Emili sambil menghampiri papah mertua palsunya dan menyalaminya.

"Papah baik Nak, gimana? Papah bakalan punya cucu apa belum ni?" Canda pak Denis, walaupun bercanda beliau terlihat benar-benar berharap.

Mendengar itu Emili melirik Danil.

"Belum Pah, doakan saja" jawab Danil, seraya menghampiri Emili.

"Sayang kamu mandi dulu sana" kata Danil, sebagai alasan untuk menghindari pembahasan masalah anak.

"Oh iya, Emili ke atas dulu Pah, Mah badan Emili bau, belum mandi" Emili mengikuti perma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tajuddin Ridho
mahal amat koin untuk buka kelanjutanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status