All Chapters of Nikah Kontrak Berbuah Cinta: Chapter 1 - Chapter 10
96 Chapters
Satu
Di sebuah kantor seorang laki-laki tampan, tinggi dan berkharisma tampak gelisah dan ragu, dan semakin kelihatan dari gerak geriknya saat kekasih yang membuatnya tidak karuan itu muncul di depan matanya."Danil, aku ada kejutan untukmu" seru Alea sambil menghampirinya, kemudian gadis itu menggelayut manja di pundaknya."Kejutan apa itu sayang? Kau membuatku begitu penasaran," ucap Danil tersenyum lembut sambil menanti dengan wajah penasaran, ia mengesampingkan perasaannya demi menyambut sang kekasih yang sedang berbahagia itu.Alea melepas Danil kemudian merogoh tas yang menggantung indah di pundaknya, lalu mengeluarkan sebuah map berwarna merah dari dalamnya."Nah, ini dia!" Serunya dengan semangat. "Jadi aku mendapat tawaran kerja sama dari agensi ADC untuk menjadi model tetap selama yang aku mau. Aku bebas mengakhiri kontrak kapan saja, karena itu aku merasa ini sebuah keberuntungan, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk benar-benar melejitkan karirku, jadi kau tolong tunggu aku s
Read more
Dua
Danil tidak ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi, ia ingin segera mengeksekusi rencananya, hal pertama yang ia lakukan adalah menghubungi sekertaris sekaligus sahabatnya yang bernama Alex. Ia meminta Alex untuk mencari seorang gadis biasa yang sedang bekerja menjadi karyawan di perusahaannya yang posisinya paling rendah dan memungkinkan untuk diajak kerja sama dalam menjalankan ide gilanya itu, alasannya jika ia menikahi karyawan yang paling rendah jabatannya, kemungkinan seratus persen gadis itu tidak akan menolak, Selain itu ia juga bisa mengatur rencana apapun dengan mudah dan tidak perlu takut akan muncul perasaan yang ia tidak inginkan.Tidak menunggu sampai dua hari setelah ide gila itu muncul, Alex akhirnya datang menemui Danil. Ia membawa seorang gadis bersamanya yang bertugas sebagai cleaning servis di bagian staf yang benar-benar posisinya paling rendah di perusahaan itu bahkan tidak ada lagi yang lebih rendah di bawahnya, dan gadis ini hanya pekerja part time, ia hanya
Read more
Tiga
"Arghh... Bagaimana ini? Aku pasti membuatnya marah, sepertinya aku bakalan dipecat. Oh tuhan! sekaratlah dompetku." Gumam Emili memukul-mukul kepalanya pelan saat mengingat kejadian di kantor, ia tidak setegar kelihatannya saat berargument dengan bosnya, begitu keluar dari ruangan Danil Fernando, lututnya gemetar ketakutan dan tubuhnya terasa tidak berdaya.Ia masih meratapi nasibnya di saat pintu kamarnya di buka."Eh Ibu, belum tidur?"Emili membenarkan posisi dan mencoba mengabaikan pikirannya."Ibu mau bicara Em, tapi jangan dianggap beban ya." Bu Tiara tau, apapun yang akan keluar dari mulutnya hanya akan menjadi beban untuk anak gadisnya itu, tapi setidaknya ia memberi tahu Emili sejak awal."Kenapa memangnya, Bu? bicara saja, bicara itu bukan beban, Bu" Emili agak bercanda."Ibu mau bicara serius, bukan sembarangan pembicaraan ini, Em" kata Bu Tiara terlihat agak canggung dan ragu."Bicara saja Bu, ada apa sih?" Ucap Emili dengan senyum hangat, ia mempersiapkan diri untuk menjad
Read more
Empat
Begitu Bu Tiara meninggalkan kamarnya, Emili memutar otak untuk memikirkan bagaimana caranya agar segera mendapatkan uang itu, kepalanya sedikit berdenyut mengingat perkataan ibunya barusan, ia berpikir sambil memencet-mencet kepalanya yang agak pening, seketika terbesit di ingatannya tentang bosnya Pak Danil Fernando dan tawaran Alex beberapa waktu lalu, Ia merasa telah menemukan ide untuk mendapatkan uang yang banyak, tapi ia segera mengurungkan niatnya sambil mengetuk-ngetuk kepalanya."Apa yang aku pikirkan?" Ucapnya sedikit frustasi.Tapi semakin ia berpikir, semakin ia merasa, kalau itu satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang lebih cepat, ia pun kembali memantapkan niatnya lalu tanpa pikir panjang lagi, ia langsung menyambar ponselnya dan mengutak atik keyboardnya demi merangkai huruf demi huruf, Setelah berkali-kali merangkai huruf menjadi kata, akhirnya ada juga kalimat yang berhasil terketik di layar ponselnya."Bisakah kita bertemu Besok, Pak Alex?" Kalimat pnedek itu terki
Read more
Lima
Bahkan gelap masih menyelimuti bumi di saat dering ponsel Danil sudah mengganggu tidurnya, ia agak kesal tapi diangkatnya juga, ia mengecek ponselnya dan ternyata ada nama Alex yang sedang menari-nari di layarnya."Ada masalah apa, Lex? Kenapa kamu menelpon sepagi ini? Ganggu saja." Cecar Danil agak gusar, ia mengusap kedua matanya yang masih mengantuk."Maaf, Bos. Oke saya minta maaf, tapi ini sangat penting" Alex terdengar buru- buru."Iya saya akan memaafkanmu kali ini. Ayo cepat katakan! Informasi penting apa yang membuatmu menghubungiku sepagi ini?" ucapnya terdengar malas."Kemarin Nona Emili mengirim pesan, katanya dia mau bertemu denganku" Alex tidak ingin berbasa-basi lagi."Siapa katamu? Hal sepenting ini kenapa baru bilang sekarang?" Ucap Danil sadar sepenuhnya, rasa kantuknya seketika hilang bagai ditelan udara. Ia tidak akan pernah lupa dengan gadis itu, satu-satunya orang rendahan yang berani merendahkannya, ia masih belum terima dengan perlakuannya kemarin, ketika ia dit
Read more
Enam
Danil dan Alex tiba di kampus, di mana Emili kuliah, Alex bertindak seperti Intel yang mengawasi setiap mahasiswa yang lalu-lalang dari kejauhan, tidak lama kemudian, ia akhirnya menemukan targetnya, setelah merasa yakin tidak salah orang, ia pun menghampiri targetnya tersebut."Nona Emili...!" Seru Alex membuat Emili kaget."Alex..?" Emili lupa sopan santunnya sakin kagetnya karena tiba-tiba ada Alex."Maaf, maksud Saya, Pak Alex. Ko bisa ada di sini?" Kata Emili sambil celingak celinguk mengawasi sekitar, berharap tidak ada teman dekat yang melihatnya."Ikut saya, bukannya Nona Emili mau bertemu dengan Saya?" Ucap Alex sedikit menekan."Iya tapi kan, setidaknya balas pesan saya dulu, kemudian buat janji untuk bertemu, jangan seperti ini..." Emili mengomel."Anda pikir anda ini siapa? bisakah anda ikut saya saja Nona?" Potong Alex dengan nada penuh tekanan dan menggertak. Mau tidak mau Emili pun mengekor di belakangnya.Emili jadi gelisah karena ternyata Alex tidak sendirian, selain A
Read more
Tujuh
"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Danil begitu tiba di restoran mewah langganannya dan mendudukkan badannya di kursi, to the point' dan tidak ada pendahuluan sama sekali. Sangat sombong seperti yang ingin dilakukannya sejak tadi, ia benar-benar ingin membalas perlakuan Emili, benar saja dengan cara itu ia merasa menang dan berada di atas angin sekarang.Hal itu membuat Emili menjadi ciut dan sadar akan kesalahannya kemarin, ia begitu mempertahankan harga dirinya sampai lupa, dengan siapa ia berhadapan.Emili melirik Alex untuk meminta bantuan, tapi yang dilirik malah tidak peduli sama sekali."Maaf, Se... Sebenarnya yang saya ingin temui adalah Pak Alex." Terang Emili dengan hati-hati."Lalu? bukannya lebih baik kalau bertemu dengan Saya langsung?" Danil menatap tajam. Emili merasa gugup dibuatnya, ia menjatuhkan pandangannya begitu saja."Baik Pak, jadi begini Pak, mengenai penawaran kerja sama kemarin, Saya kembali mempertimbangkannya dan sudah memikirkan semuanya dengan ma
Read more
Delapan
Hari itu tiba, hari terburuk di sepanjang hidup Emili, namun merupakan hari bahagia di mata keluarga mempelai, baik dari pihak Danil maupun pihak Emili, bahkan mereka tidak terlalu peduli bagaimana mereka bertemu hingga sampai ke tahap pernikahan ini, semua orang punya asumsinya sendiri, dari pihak Danil merasa bersyukur karena pernikahan Danil yang sudah di nantikannya sejak lama akhirnya terealisasikan sedangkan dari pihak Emili merasa bersyukur karena putri mereka akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan yang sangat menjanjikan, lalu bagaimana dengan Danil? ia sama sekali tidak terpengaruh, baginya simpel saja, bagaimana agar rencana ini berjalan lancar dan bisa mendapatkan hotel bintang lima tanpa melepaskan Alea kekasihnya dan yang terpenting adalah bagaimana ia bisa mengontrol agar semuanya tetap aman, asalkan dirinya, Emili dan Alex tutup mulut semua berjalan sesuai rencana, asumsi publik abaikan saja semua akan sirna di telan masa. Tentang hubungannya dengan Alea, ia bisa mengur
Read more
Sembilan
Dua hari kemudian, dari hari pernikahan yang menyedot perhatian semua orang, termasuk salah satunya, seorang wanita yang sedang berusaha melejitkan karirnya di luar negri.Saat ini wanita tersebut terus melihat ke arah arloji di tangannya dengan air mata berlinang, ia ditemani manajer yang sedang sibuk mendorong kopernya. Jarum jam sedang menunjuk angka enam di pagi hari, ia langsung terbang dari luar negri setelah membaca berita."Nona tenanglah..." Hibur manajernya"Kenapa dia bisa melakukan ini, aku sama sekali tidak mengerti." Lirih Alea penuh emosi.Begitu keluar dari bandara, ia langsung disambut oleh seseorang,orang itu mengamankan semua barang bawaannya dan memasukkannya ke bagasi mobil." Langsung ke alamat ini." Alea menyebutkan alamat rumah Danil."Baik Nona." ucap orang itu.Begitu ia tiba di rumah Danil, Alea langsung menerobos pintu utama. Ingatannya terus tertuju pada majalah ternama di mana ada foto pernikahan dan info tentang pernikahan Danil di sana."Dimana Danil?
Read more
Sepuluh
Sudah lebih dari seminggu Emili menjadi seorang istri, ia benar-benar menikmati pernikahan konyolnya, meski konyol ia puas dengan semuanya, harga dirinya yang terjun bebas terbayar dengan kemewahan berlimpah, punya uang banyak sehingga tujuan utamanya yang ingin memenuhi kebutuhan keluarga akhirnya terpenuhi, ia tidak kekurangan sesuatu apapun, punya sopir pribadi yang mengantar kemanapun ia mau pergi, tinggal di rumah bak istana, punya makanan mewah yang kalau mau tinggal makan, tidur di kamar bos yang sangat luas dengan fasilitas lengkap, eh mantan bos maksudnya, karena sekarang bosnya itu adalah suaminya meskipun mereka tidak terlihat seperti suami istri dan bahkan tidak tidur bersama karena Danil sepertinya memberi jarak, kalau begitu Danil tidur di mana? Dia punya kamar pribadi selain di kamar utama yang di pakai Emili. Hidupnya sangat indah, walau semua itu bukan miliknya ia tetap memastikan semuanya ia nikmati sepuasnya, meski begitu ia masih tau batasnya, ia hanya menikmati has
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status