Share

Bab 41 : Kedatangan Tamu

Author: Apple Cherry
last update Last Updated: 2025-05-10 21:02:27

Aileen baru pertama kali datang ke perusahaan Albani. Begitu sampai di lobi, ia disambut oleh beberapa karyawan. Beberapa Aileen kenali wajahnya karena datang saat acara pernikahan. Tapi kebanyakan Aileen tidak kenal, sehingga ia hanya menyapa sebagaimana orang normal. Tapi anehnya beberapa karyawan tampak menatap aneh padanya, apa mungkin penampilannya aneh. Padahal Aileen sudah berusaha tampil rapi hari ini karena tak mau mengecewakan Albani.

"Al, apa penampilanku aneh?" tanya Aileen saat keduanya memasuki lift.

"Tidak, memangnya kenapa?" sahut Albani. Menurutnya Aileen cantik dan anggun, tapi dia tak terbiasa mengutarakan pujian seperti itu.

"Em, kukira aku aneh. Tidak apa-apa kok," ucap Aileen.

"Jangan pedulikan hal-hal yang kurang baik di sekitarmu. Saya sudah biasa mendengar selentingan yang mungkin tak enak didengar di sini. Karyawan yang banyak tak mungkin saya perhatikan satu persatu orangnya. Kadang mereka juga mengatakan hal miring tentang saya."

"Benarkah? Padahal kau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 50 : Bukan Sekedar Nafsu

    Perasaan Aileen kacau karena rasa yang campur aduk antara malu, bingung, dan kecewa terhadap respon Albani tentang yang terjadi antara keduanya semalam. Memang benar sesuai perjanjian mereka tidak boleh saling jatuh cinta dan melakukan seks. Tapi apa yang terjadi semalam siapa yang harus disalahkan, Aileen bingung mencari jawabannya. Sehingga ia juga tak tahu harus bagaimana mengatakannya pada Albani, agar pria itu mengerti maksudnya. "Jangan menangis, Aileen, saya yang salah karena tak bisa mengendalikan hawa nafsu," ucap Albani. Aileen menatap Albani dengan linangan air mata. Semua sudah terjadi, menyesal hanya akan membuat semuanya jadi tampak bermasalah. "Kenapa kau melakukannya? Apa karena aku yang hendak menciummu duluan?" balas Aileen. Albani diam sambil memikirkan pertanyaan Aileen."Kau sudah menolaknya dengan memalingkan wajah. Aku menyerah dan tau ini salah, tapi kau malah membawaku ke dalam ciuman—" Aileen tak sanggup melanjutkan karena terlalu malu. Pipinya memerah, d

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 49 : Aku Benci Kata Maaf

    Wajah Lenka pucat begitu Albani muncul mengejutkan semua yang ada di sana. Penampilan Rio yang berantakan dengan bagian pelipis yang diperban. Lenka yang kacau setelah diporakporandakan harga dirinya oleh Aileen. Sementara Aileen yang paling mencolok di sana. Di mata Albani, Aileen sangat cantik dengan penampilan itu."Kenapa tidak bilang kalau kau ada urusan," ucap Albani. Aileen meneguk ludah, ia tak ingin bertemu Albani saat ini karena itu dia sengaja tidak memberitahu. Setelah kejadian semalam, Aileen mengira Albani jua tak nyaman jika keduanya bertemu. Terlebih Albani meminta maaf karena kejadian semalam, seolah berharap malam itu tak terjadi apa pun diantara keduanya. "Tuan, apa Anda suami dari Nona ini?" tanya petugas yang memeriksa kasus itu. "Benar, saya suaminya." Albani lalu duduk di depan petugas itu, disamping Aileen.Lenka syok, ia masih belum mau menerima kenyataan bahwa gadis culun itu benar istri Albani. "Begini, Tuan, istri Anda terlibat keributan yang mengakibat

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 48 : Keributan

    Penampilan Aileen kini sudah benar-benar siap untuk bertemu dengan orang yang meneleponnya tadi. Ia masih yakin bahwa orang itu adalah kekasih Rio. Kali ini Aileen meminta bantuan Grace lagi, sebab ia tak ingin hanya tampil cantik, ia harus tampil tidak dikenali sebagai Aileen, ia harus tampil sebagai Haura. Aileen keluar dari mobil mewah yang dibelinya beberapa hari lalu dari kartu tak terbatas pemberian Albani. Tak lupa juga menyewa sopirnya sekalian. Momen ini adalah momen yang paling ia tunggu, lebih bagus lagi jika Rio ikut muncul bersama dengan wanita itu sekalian.Begitu Aileen berjalan menuju restoran tempat mereka janjian, semua mata sudah terfokus padanya. Sebenarnya Aileen amat gugup, tapi ia terus berjalan dengan tubuh yang tegap dan langkah yang pasti tanpa memperlihatkan kegugupannya sama sekali. Beberapa hari saja cukup untuk membentuk kepribadiannya agar bisa lebih percaya diri. Padahal Aileen hanya mempelajarinya dari internet sendirian. "Ah, apa kau Haura?" Lenka,

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 47 : Permintaan Maaf Yang Menyakitkan

    "Kau sudah tau kita tak boleh ada rasa semacam ini." Aileen mendorong tubuh Albani yang mulai menempel padanya. Pelukan itu terasa hangat tapi membuat Aileen takut dan sesak napas. Aroma Albani mulai menyebar ke dirinya, seperti membawa ia menelusuri kekokohan pria itu yang selama ini sulit diterjang oleh siapapun. . "Kau benar, tak boleh ada cinta, dan juga apa tak boleh ada seks?" Albani kelihatan gelisah dilihat dari sorot matanya. Kegelisahan itu membuat Aileen bingung menanggapinya. Dorongan yang memang kian menguat, tapi otaknya masih bekerja normal untuk menolak. "Jangan lakukan sesuatu yang hanya akan kau sesali, Al. Kita takkan melakukannya hanya karena ingin." "Lalu, untuk apa perhatian yang kau tunjukkan tadi?" tanya Albani. Pertanyaan itu mengintimidasi Aileen, menuntut agar segera dijawab. Namun sepertinya Albani sudah mengharapkan jawaban memuaskan dari mulut gadis itu. "Aku menginginkanmu, Albani Raditya. Tapi aku sadar kau tak mungkin pernah menginginkanku."

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 46 : Mari Kita Ciuman

    "Kau bertanya tentang siapa?" Pertanyaan Albani itu terasa ambigu bagi Aileen. Apalagi wanita yang ditemui Albani hanya wanita asing itu, lalu untuk apa Albani bertanya begitu seolah tak ingat kejadian itu. "Pria dan wanita berciuman, mana mungkin tak ingat. Pertanyaa mu lucu sekali, Al. Tentu wanita itu, yang tadi kau cium di kantor." Albani menatap Aileen, saat itu ia kelihatan bingung dengan perkataan Aileen. "Saya berciuman?" "Astaga, apa kau tak ingat? Bahkan tadi lipstiknya menempel di bibirmu." "Tunggu dulu, tapi saya tidak paham dengan yang kau katakan barusan. Saya berciuman dengan siapa?" "Sudahlah. Maaf karena aku hanya ingin tau. Kurasa aku berhak tau walaupun hubungan kita tak seperti pasutri normal. Tapi aku juga perlu tau, kan, dengan siapa kau menjalin hubungan. Jangan salah paham, mungkin saja itu berpengaruh pada rencana awal kita," terang Aileen. Saat itu Aileen mengikuti kata hatinya untuk bertanya. Walaupun ia sendiri tak yakin Albani akan diam saja

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 45 : Rasa Aneh Dalam Hati Aileen

    "Al kau akhirnya datang." Albani menghela napas panjang. "Untuk apa kau menyuruh wanita itu datang ke kantor?" tanyanya ketus. Melani mengerutkan kening, sikapnya menunjukkan seolah tak tau apa-apa. "Tadi mama juga baru tau kalau dia ada di sini, makanya mama bertanya apa dia ke kantormu. Bagaimana bisa kau mengatakan mama yang mengundang dia?" "Sudahlah, tak perlu lagi berpura-pura." Albani menahan dirinya sebisa mungkin agar tidak membuat keributan. "Al, kau pulang sendiri? Mana Aileen?" tanya Martin tiba-tiba muncul. "Saya sudah lelah dengan kalian, lebih baik kalian kembali saja ke luar negeri jika di sini keberadaan kalian hanya membuat saya repot!" geram Albani. Martin tak mengerti, dia baru muncul tapi kenapa Albani sudah marah-marah. Ini pasti ulah Melani, lagi-lagi ia jadi terbawa. "Apa yang kau lakukan terhadap putramu, Mel?" tanya Martin. "Sudahlah, pa. Kau juga sama saja. Kau yang mengganti foto profilku dengan wajah Aileen, lalu mengirimkan pesan singkat pa

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 43 : Rasa Itu Benar Cemburu

    "Apa maksudmu Aileen?" "Sudahlah, tidak apa. Tamunya apa sudah pulang?" "Tamu siapa, tamu kita atau?""Tamu kita," pungkas Aileen. "Dia sudah pergi, katanya semua sudah deal. Saya sudah setuju dengan konsepnya, kau juga sudah, kan?" "Em, syukurlah. Kalau begitu hari ini sudah selesai, kan?" "Ya, saya kira sudah." "Aku mau pulang ya." "Aku akan mengantarmu." "Tidak perlu, Al. Aku bisa pulang naik taksi saja." "Tapi kenapa? Kita tadi berangkat bersama, pulang juga kau harus saya antar." Aileen menggeleng. Ia tak boleh menangis. Aileen lagi-lagi melihat sesuatu yang membuat matanya pedih. Bekas lipstik, itu jelas sekali di bibir Albani. "Tidak usah, aku bisa pulang sendiri.""Saya akan antar." "Tidak! Kau mengerti, kan. Aku tak ingin diantar pulang olehmu!" tegas Aileen. Albani terkesiap, ini pertama kalinya Aileen marah sampai segitunya. "Kau marah pada saya ya?" "Maaf Al, tapi aku sedang kurang enak badan. Aku pulang duluan ya." Aileen berlalu begitu saja meninggalkan Al

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 42 : Tanda-tanda Itu, Apa mungkin cemburu?

    Aileen berlari kocar kacir karena takut ketahuan sudah berada di dekat Albani dan tamunya. Ia tadinya hendak kembali ke ruangan Albani untuk membicarakan masalah bisnis. Tapi melihat pemandangan tadi membuat Aileen tidak tenang, diam-diam ia merasa terusik dan tak nyaman. Matanya mulai memburam menatap jalanan sekitar kantor Albani. Ia lalu pergi keluar dari tempat itu untuk sekedar mencari ketenangan. Namun yang terjadi, tubuhnya gemetar, kepalanya berdenyut pusing, ia sedikit mual dan matanya mengeluarkan cairan cukup deras tanpa bisa dicegah olehnya. Dadanya sesak, Aileen memegangnya kuat sambil berpikir kenapa dia harus bersedih akan apa yang dilihatnya. Apa pun yang terjadi di antara Albani dan wanita itu yang katanya tamu penting, itu sama sekali bukan urusannya. "Aileen kau kenapa sih," ucapnya dengan suara bergetar dan tubuh yang gemetaran. Ia menangis sendiri sambil berjongkok di dekat kafe perusahaan Albani. Ia lalu memilih masuk ke dalamnya untuk sekedar berteduh, m

  • Nikah Kontrak Demi Balas Dendam   Bab 41 : Kedatangan Tamu

    Aileen baru pertama kali datang ke perusahaan Albani. Begitu sampai di lobi, ia disambut oleh beberapa karyawan. Beberapa Aileen kenali wajahnya karena datang saat acara pernikahan. Tapi kebanyakan Aileen tidak kenal, sehingga ia hanya menyapa sebagaimana orang normal. Tapi anehnya beberapa karyawan tampak menatap aneh padanya, apa mungkin penampilannya aneh. Padahal Aileen sudah berusaha tampil rapi hari ini karena tak mau mengecewakan Albani. "Al, apa penampilanku aneh?" tanya Aileen saat keduanya memasuki lift. "Tidak, memangnya kenapa?" sahut Albani. Menurutnya Aileen cantik dan anggun, tapi dia tak terbiasa mengutarakan pujian seperti itu. "Em, kukira aku aneh. Tidak apa-apa kok," ucap Aileen. "Jangan pedulikan hal-hal yang kurang baik di sekitarmu. Saya sudah biasa mendengar selentingan yang mungkin tak enak didengar di sini. Karyawan yang banyak tak mungkin saya perhatikan satu persatu orangnya. Kadang mereka juga mengatakan hal miring tentang saya." "Benarkah? Padahal kau

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status