Share

Pretensi

“Kamu menjalin hubungan dengan Erin?” tanya Hardion begitu David masuk ke ruang kerjanya.

David menatap ayahnya dengan ekspresi datar. “Ya.”

Hardion mengangguk sambil mengelus jenggotnya yang sudah mulai memutih. Pria tua itu tampak tidak marah.

“Kamu menyukai Erin sejak lama?”

David diam sejenak. ‘Nathan pasti sudah mengatakan semuanya… .’

“Ya, saya menyayangi Erin sejak lama, saya tidak ingin melihatnya bersedih, maafkan saya…”

“Kenapa kamu minta maaf?”

David mengambil jeda sejenak, mencoba menemukan rangkaian kata yang tepat. “Karena Nathan dulunya bertunangan dengan Erin…”

Pria tua yang sedang duduk itu mengangguk. “Ya tidak apa-apa, kalau Erin sudah tidak menyukai Nathan dan memilih mu, kamu tidak perlu minta maaf, perasaan itu bukan sesuatu yang salah.”

Kalimat yang diucapkan Erin kembali terngiang di telinga David. ‘Bagaimana bisa Erin tau kalau ayah akan mendukung?’

“Kamu harus memperlakukan Erin dengan baik, jangan sampai melakukan tindakan bodoh seperti Nathan,” uca
Amegatari

Pretensi/pre·ten·si/ /préténsi/ n 1 keinginan yang kurang berdasar; 2 perbuatan berpura-pura; 3 alasan yang dibuat-buat; 4 dalih; Judul pada bab ini mengacu pada tindakan Erin yang menemui Hardion untuk meminta restu dan menginginkan ikatan yang lebih kuat karena takut kehilangan David, padahal sebenarnya dia hanya sedang berpura-pura karena memiliki tujuan yang lain.

| Like
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status