Share

4 - Pernikahan Nafsu

Author: Aishwara_Ruby
last update Last Updated: 2023-11-21 10:18:12

Hajin Pranadipa ... wajahnya memang tidak terlihat di publik, tapi siapa yang tidak tahu dengan keluarga Pranadipa? Mereka adalah salah satu keluarga konglomerat di Indonesia. Pranadipa Group mendirikan perusahaan kertas yang menguasai produksi dalam negeri dan telah meluas ke pasar Asia.

Mereka kemudian memiliki cabang-cabang usaha lain yang bergerak di bidang yang saling terkait. Prana packaging adalah anak perusahaan paling besar di bidang kemasan yang berhasil masuk pasar luar negeri dengan keunggulan produknya yang memiliki klaim ramah lingkungan dan food grade. Omset perusahaan telah mencapai ratusan miliar per buulan. Bisa dilihat dari gedung kantor dan pabrik di belakangnya, seberapa besar aset perusahaan ini. Tentu saja pemilik dan pimpinannya pun kaya. Namun, Hanum justru menemui Hajin Pranadipa sekarang untuk meminta dinikahi 'siri'.

Ini semua karena Hanum dijebak atas hilangnya uang perusaahaan dan Hajin meminta untuk tidur dengannya sebagai ganti rugi. Hanum yang seorang perempuan berprinsip dan muslimah, tentu saja dia menolak. Akan tetapi, perlakuan keluarga angkatnya yang semena-mena membuat Hanum tidak tahan.

"Apa kamu bilang?"

Hajin sedang meninjau laporan keuangan saat Hanum menemuinya. Dia membalikkan kursi kerjanya lalu melempar file di tangannya ke meja dengan keras setelah mendengar perkataan Hanum.

"Untuk ganti rugi itu, saya mau melakukannya dengan Bapak. Tapi, dengan syarat. Nikahi saya."

Hajin menatap Hanum dengan kernyitan dahi. Untuk seseorang yang berani meminta pernikahan, Hanum terlalu gemetar. Hajin jadi tidak habis pikir.

"Aku pebisnis, Hanum. Tawaranku adalah 10 pertemuan, tapi kamu meminta pernikahan. Ini tidak seimbang. Coba beri aku alasan masuk akal kenapa aku harus deal denganmu?"

Hajin sengaja berbicara seperti itu.

Hanum berusaha keras menghentikan getaran di tangannya. Dia juga berusaha agar suaranya tidak gemetar. Sudah dia duga bahwa Hajin tidak akan semudah itu mengiyakan permintaannya. Karena pernikahan membuat 2 orang bukan hanya berbagi tubuh, tapi juga aset dan kekayaan.

"Karena Anda menginginkan tubuh saya, Anda harus menghargai saya sebagai perempuan, Pak. Setidaknya lakukanlah itu dengan nikah siri."

Hajin terdiam, dia masih tidak habis pikir. Pernikahan bukanlah hal yang mudah, terlalu rumit.

"Aku hanya meminta 10 kali, setelah itu kamu bebas memilih suami."

Hajin berkata seperti itu. Tentu saja, hanya karena menginginkan tubuh seorang perempuan, tidak lantas membuatnya tidak waras sampai mau menggadaikan masa depannya.

Hanum menelan ludah susah. Dia masih gemetar dan jantungnya terus berdegup kencang.

"Mungkin, perempuan sekarang merasa hilang perawan bukan suatu masalah. Tapi, bagi saya ... hal itu harus diberikan pada suami dalam pernikahan sah." Dia mengatakan dengan pergerakan mata yang gusar sekaligus takut.

"Saya bukan mau sok romantis, tetapi ini tentang keyakinan. Jadi, kalau Bapak menginginkan tubuh saya, tolong setidaknya ... hanya dengan nikah siri," lanjut Hanum masih takut-takut.

"Kalau Bapak merasa khawatir, Bapak bisa memanggil pengacara. Kita menikah secara siri di atas perjanjian bermaterai. Saya tidak akan mengincar harta Bapak."

Penegasan terakhir Hanum membuat Hajin mendengus.

Sekarang, Hajin yang dibuat tidak mampu berpikir. Apa Hanum tidak tahu seberapa kayanya dia?"

"Baiklah. Kita sepakat," ujar Hajin memutuskan.

Hanum agak terkejut karena Hajin tidak mendebatnya lebih lanjut. Padahal, Hanum berpikir akan sulit untuk membuat Hajin setuju dalam sekali pembicaraan.

"Sekarang, duduk. Kita bahas kontrak perjanjiannya. Aku ada materai," lanjut Hajin.

Hanum lalu duduk. Mereka kemudian membuat beberapa pasal yang intinya, Hajin akan menganggap hutang perusahaan lunas. Selama dalam pernikahan, Hajin akan menanggung biaya hidup Hanum termasuk biaya penyelesaian kuliah dan tugas akhirnya. Hanum harus berlaku selayaknya istri di rumah, tapi tidak di kantor. Lalu, yang penting ... Tidak ada larangan untuk menyentuh tapi dilarang jatuh cinta.

Hajin menggaris bawahi pasal itu. Artinya dia menegaskan dengan keras bahwa Hanum tidak boleh jantuh cinta. Memangnya, apa cinta bisa tumbuh dalam pernikahan yang berlandaskan nafsu saja ini?

Hanum tidak paham mengapa pasal yang jelas tidak mungkin ini ditulis.

Lalu, Hanum dan Hajin benar-benar menikah siri malam itu juga. Mereka tidak dinikahkan oleh Thana karena Thana adalah paman dari pihak ibunya. Ayahnya anak tunggal dan semua keluarganya sudah tidak ada. Jadi, pernikahan Hanum bisa dilakukan dengan mudah.

Akhirnya ... di tempat inilah Hanum berakhir.

Hotel bintang 5 yang juga milik Pranadipa Group. Hajin benar-benar telihat tidak sabar untuk meneguk darah perawan dari gadis ranum yang selalu menutupi tubuhnya itu.

"Sudah aku bilang, tidak ada larangan untuk menyentuh. Jadi, kamu siap-siap saja. Aku akan mandi lebih dulu."

Hajin mengatakan itu sebagai peringatan untuk Hanum. Padahal, tanpa diperingati pun Hanum tetap sadar dan ingat. Hanya saja, da tidak bisa menyembunyikan kegugupannya dan ketakutannya sekarang.

Alhasil, dia hanya bisa diam di atas ranjang dan terus menyebut nama Tuhan. Dia berharap, ini hanya mimpi saja. Namun, tidak. Ini bukan mimpi. Ini jalan yang dipilih Hanum sendiri untuk lepas dari jeratan keluarga laknatnya.

Setelah Hajin keluar, Hanum berganti mandi. Hanum lama sekali di sana sampai suara Hajin terdengar.

"Pakai lingire yang digantung di sana. Aku mau, saat kamu keluar, kamu sudah memakainya."

Hanum memejamkan matanya erat. Dia sungguh takut sekarang. Apalagi lingire yang dimaksud Hajin itu sangat tembus pandang. Tanpa pakai dalam, tentu seluruh tubuhnya akan terlihat jelas.

"Allah ... bagaimana ini?"

Hanum merasa tubuhnya sangat lemas. Dia berjongkok di bawah dan merasa tak sanggup melakukannya. Akan tetapi, lagi-lagi Hajin mengingatkan.

"Jangan coba-coba untuk kabur, Hanum! Aku sudah sampai menikahimu. Ini sudah hakku."

Hajin menegaskan.

"Keluar dalam hitungan ke 5 atau aku dobrak pintunya!" ancam pria itu.

"Satu ..."

Cepat-cepat Hanum mengganti jubahnya dengan gaun malam berwarna hitam. Namun, sungguh memalukan melihat bentuk tubuhnya di cermin. Dia pun memakai jubah mandinya lagi di lapisan luarnya.

Hanum lantas keluar.

Seketika Hajin sudah tertarik hanya dengan aromanya. Padahal, produk yang mereka pakai sama, tetapi sungguh Hajin terpesona. Pria itu tersenyum melihat Hanum yang keluar dengan rambut setengah basah dan berjalan lambat.

Hajin jadi menggodanya.

"Kalau jalanmu seperti itu, keong aja bisa menang ngelawan kamu," ucapnya.

"Dan apaan-apaan jubahmu itu, Sayang? Bukannya aku sudah bilang, pakai lingire saja?"

Suara Hajin berubah. Dari dingin menjadi agak sedikit lembut. Hanum sampai merinding. Apakah semua pria saat ingin meminta haknya bisa menjadi manis seperti ini?

"Sa ... Saya memakainya kok, Pak. Tapi, saya malu ..."

Hanum menjawab dengan terbata. Dia terlihat begitu gugup. Dan kegugupannya membuat Hajin senang. Hal ini membuktikan Hanum begitu terjaga. Itu pula yang membuat Hajin tertarik padanya.

"Baiklah. Padahal, dibuka nanti atau sekarang pun sama aja," ucap Hajin.

"Cepat ke sini, Sayang ..."

Hanum benar-benar bergerak lambat dan membuat Hajin gemas. Pria itu lantas menariknya saat Hanum sudah sangat dekat.

Hanum sedikit terkejut dengan tindakan Hajin. Kini, dia berada di atas pangkuan pria itu. Jantung Hanum yang sudah berdebar cepat tadi, kini terasa berdetak lebih hebat. Dia sungguh takut dan merasa menggigil sekarang. Apalagi saat Hajin menurunkan jubah mandinya dan menyentuh leher serta lengannya.

"Seperti yang kubayangkan, sangat halus dan harum."

Hanum hanya bisa menahan diri dan memejamkan matanya kuat-kuat.

"Baiklah. Kamu tidak akan selamat malam ini, Hanum."

Hajin berbisik dan nyaris tak terdengar. Akan tetapi, dia sudah mampu membuat setiap permukaan kulit Hanum merinding dan nyawanya terasa menggelepar.

Apa dia sungguh akan habis di tangan Hajin malam ini?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikahnya Kontrak, Cintanya Beneran   50 - Keributan di Kantor

    Hanum masih mematung di tempat saat Salsa menunjukkan foto dirinya dengan Hajin di sebuah hotel. Sementara itu terlihat Hajin masuk ke lobi dengan diikuti oleh seorang perempuan muda dengan blouse dan rok panjang modis khas seorang putri kaya. Dia adalah Yuna Sanjaya. Sudah sejak turun di depan gedung, gadis itu mengikuti Hajin. Namun, Hajin mengabaikannya sehingga Yuna merasa kesal. Dia pun menyentak dengan suara nyaring untuk menarik perhatian Hajin."Kak Hajin!"Namun, bukannya Hajin yang menghentikan langkah dan mulai memperhatikannya, orang-orang yang ada di lobi lah yang menatap Yuna, termasuk Hanum.Karena kesal tetap diabaikan oleh Hajin, akhirnya Yuna pun berbicara dengan sembarangan."Kak Hajin, apa kamu benar-benar mau mengabaikanku seperti ini? Apa kamu gak keterlaluan? Aku masih 19 tahun dan kehamilan tanpa pernikahan adalah hal yang sulit. Kamu benar-benar mau tega sama aku kayak gini? Kakak ..."Suara Yuna menjadi parau di akhir.Sementara itu semua orang menjadi tercen

  • Nikahnya Kontrak, Cintanya Beneran   49 - Hamil

    Hanum benar-benar makan malam di luar dengan Hajin. Usai menyelesaikan makannya, Hajin berbicara dengan Hanum. "Besok, kita ke dokter, periksa." Hanum hanya mengangguk dengan senyuman. Sejujurnya dia merasa sangat lega karena sudah memberitahukan tentang kehamilannya pada Hajin. Apalagi respon Hajin juga cukup baik. Hati Hanum menjadi sangat tenang saat ini. "Hm, mau jam berapa? Kalau ke rumah sakit kan biasanya lama. Mau izin kerja?" Hanum memastikan. "Agak siang.""Okay."Setelah menjawab dengan cepat, Hanum kembali melihat meja makannya dan ingin membawa pulang dessert dan cake."Bapak, aku mau dessert sama cake buat dimakan di rumah." "Ya, boleh."Hajin lantas menekan tombol di meja dan seorang waiterss menghampiri mereka. Hanum menyebutkan makanan-makanan yang ingin dia pesan untuk dibawa pulang. Bersamaan dengan itu, ponselnya menyala. Sebenarnya sudah sejak tadi, panggilan dari orang yang sama itu masuk, tetapi Hajin malas mengangkatnya. Ini bukan telefon dari Yuna, mela

  • Nikahnya Kontrak, Cintanya Beneran   48 - Testpack

    "Ada apa? Kamu sama Bi Inah kok ngelihatin aku kayak gitu?"Tingkat kepekaan Hajin yang tinggi membuat pria itu bertanya tanpa basa-basi. Hanum mengambil tangan Hajin untuk disalimi sebelum memberikan jawaban apa-apa."Ada yang mau ditanyain Non Hanum, Tuan muda."Akhirnya Bi Inah yang memulai obrolan. Hajin lantas duduk di samping Hanum. Bi Inah pergi untuk memberi ruang pada suami-istri itu."Ada masalah apa? Apa ada yang gangguin kamu di kantor? Atau Husna neror kamu?" Hajin bertanya seraya menatap Hanum yang menghindari matanya."Gak, bukan apa-apa. Gak ada yang gangguin aku kok." Hanum mengelak. Entah kenapa dia jadi ragu untuk mengungkapkan isi hatinya. Padahal, beberapa waktu lalu dia masih resah dengan sosok tunangan Hajin. Namun, setelah dia pikirkan kembali, Hanum merasa dia tidak perlu menanyakannya. Karena bisa jadi benar apa kata Bi Inah, Hajin saja tidak menganggap bahwa dirinya memiliki tunangan. "Katanya, di kamus cewek itu kalau gak ada apa-apa, artinya ada sesuatu.

  • Nikahnya Kontrak, Cintanya Beneran   47 - Persidangan (2)

    Persidangan Husna atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Hanum berlangsung dengan gaduh. Pasalnya Husna mengelak tuduhan itu dan mengkambinghitamkan anak buahnya. Sampai-sampai bawahannya itu mengaku bahwa dialah yang berinisiatif mencelakai Hanum. "Ya, benar. Apa yang dikatakan Nona Husna, Pak Hakim. Saya yang melakukan kejahatan itu sendiri karena saya benci dengan Nona Hanum. Saya dipecat dari pekerjaan saya sebab Nona Hanum sehingga istri saya … istri saya meminta cerai dan keluarga saya jadi berantakan …"Hajin menghela napas kasar menyaksikan pria paruh baya itu memberikan pernyataan dengan suara gemetar. Seharusnya melihat gestur tubuh sopir itu, hakim meragukan pernyataannya. Namun, pengacara keluarga Thana berdalih bahwa sopir itu gugup dan ketakutan. Jaksa penuntut dari Hajin pun meminta penyelidikan lebih lanjut dan persidangan ditunda. Hajin segera keluar dari pengadilan setelahnya. Walaupun ada Arvin yang memanggil-manggil namanya, Hajin mengabaikan sepupunya itu be

  • Nikahnya Kontrak, Cintanya Beneran   46 - Kejutan Ulang Tahun

    Hanum tampil cantik dengan long dress berwarna sage. Baju dengan perpaduan kain tile yang elegan itu tampak membalut tubuhnya dengan sangat pas. Sedikit berlebihan menurut Hanum jika ini hanya untuk makan malam klien.Hanum pun bertanya pada sopir."Pak, tahu gak nanti aku sama Pak Hajin bakal ketemu siapa?"Edo, sang sopir pun menggeleng."Mohon maaf, Nyonya. Saya cuma disuruh Tuan buat nganterin Nyonya ke tempat tujuan. Soal bertemu siapa dan keperluan apa, saya kurang tahu."Hanum mengangguk pelan dan bersandar di jok penumpang."Baiklah, Pak."Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dalam keheningan. Sesampainya di depan hotel bintang 5, Edo membukakan pintu mobil. Hanum keluar dan langsung disambut oleh karyawan. Perasaannya agak aneh. Dia diperlakukan terlalu baik untuk ukuran pertemuan binis. Hanum jadi penasaran sebenarnya siapa klien yang akan dia temui bersama Hajin.Karyawan hotel mengantarnya ke restoran dan didapatinya Hajin sedang menunggu sendirian. Hanum pun memanggilny

  • Nikahnya Kontrak, Cintanya Beneran   45 - Sidang Pertama & Keresahan Hanum

    Siang hari ini persidangan pertama antara Prana Packaging dan Artaya Packaging telah digelar. Meskipun agak riweh dengan bantahan-batahan oleh Arvin, pada akhirnya pihak Prana Packaging lebih memiliki cukup bukti atas hak milik produk bio nature.Tok! Tok! Tok!Terlihat hakim mengetok palu untuk memberikan keputusan."Baik, atas bukti-bukti baru yang diberikan oleh penggugat, Pengadilan akan mempelajari dan memverifikasi bukti tersebut. Jika terbukti bahwa Artaya Packaging telah melakukan plagiat atas desain dan peluncuran produk, pihak tergugat akan dihukum sebagai mana mestinya. Untuk itu keputusan persidangan hari ini ditunda."Mendengar ucapan hakim, Arvin mengumpat pelan. Sementara itu Hajin mendengus napas kemudian pergi setelah persidangan ditutup. Tanpa dia sangka, di luar gedung pengadilan telah berjajar para wartawan yang ingin menemuinya. Reyhan dengan sigap menghadang para wartawan itu. Namun, mereka masih tetap memaksa untuk mengajukan pertanyaan."Pak Hajin ... setelah l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status