Home / Rumah Tangga / No Marriage is Perfect / "Dasar wanita licik."—Felix Vincenzo.

Share

"Dasar wanita licik."—Felix Vincenzo.

Author: NonaAquarius
last update Last Updated: 2025-12-21 09:46:50

NMIP 46 "Dasar wanita licik."—Felix Vincenzo.

Anya menatap Felix yang masih terbaring karena merasa lega. Akhirnya ia bisa mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi mengusiknya.

"Aku tidak menyangka kamu begitu ahli melakukan blowjob," goda Felix tersenyum melihat Anya.

Saat Anya ingin memperbaiki gaunnya, pria itu kembali angkat bicara. "Buka saja dan berbaring di sampingku."

Anya terdiam menatap Felix. Pipi wanita itu masih memerah, padahal ini bukan yang pertama kalinya ia akan telanjang di depan Felix tapi wanita itu masih saja malu melakukannya.

"Ta–tapi—"

Belum sempat Anya melanjutkan perkataannya, Felix langsung memotong. "Apa kamu mau jika aku pergi saja ke kamarku dan tidur bersama Casey?"

Anya sedikit terkejut dengan pertanyaan Felix. Tentu saja ini kesempatan untuk Anya agar Felix berada di sampingnya. Wanita itu langsung membuka gaunnya dan berbaring di samping Felix dengan hanya memakai dalaman.

Felix menoleh melihat Anya yang menatapnya. "Aku tampan 'kan?" tanya Felix d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • No Marriage is Perfect   "Dasar wanita licik."—Felix Vincenzo.

    NMIP 46 "Dasar wanita licik."—Felix Vincenzo. Anya menatap Felix yang masih terbaring karena merasa lega. Akhirnya ia bisa mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi mengusiknya. "Aku tidak menyangka kamu begitu ahli melakukan blowjob," goda Felix tersenyum melihat Anya. Saat Anya ingin memperbaiki gaunnya, pria itu kembali angkat bicara. "Buka saja dan berbaring di sampingku."Anya terdiam menatap Felix. Pipi wanita itu masih memerah, padahal ini bukan yang pertama kalinya ia akan telanjang di depan Felix tapi wanita itu masih saja malu melakukannya. "Ta–tapi—"Belum sempat Anya melanjutkan perkataannya, Felix langsung memotong. "Apa kamu mau jika aku pergi saja ke kamarku dan tidur bersama Casey?"Anya sedikit terkejut dengan pertanyaan Felix. Tentu saja ini kesempatan untuk Anya agar Felix berada di sampingnya. Wanita itu langsung membuka gaunnya dan berbaring di samping Felix dengan hanya memakai dalaman. Felix menoleh melihat Anya yang menatapnya. "Aku tampan 'kan?" tanya Felix d

  • No Marriage is Perfect   Menegang

    Anya terdiam saat mendengar Felix berkata seperti itu terlebih lagi pria itu memanggilnya 'sayang'. Apa ini hanya sebuah permainan untuk Felix? Kenapa begitu mudahnya pria itu memanggil seorang wanita dengan sebutan 'sayang'? Akan tetapi Anya tudak bisa menyangkal fakta bahwa dirinya senang diperlakukan seperti ini. Felix yang sekarang menginginkan dirinya dan meninggalkan wanita yang menjadi kekasih pria itu. "Bagaimana dengan Nona Casey?" tanya Anya dengan nada merendah. "Lebih baik kecup aku dengan bibirmu itu daripada memakainya untuk membicarakan orang lain di tengah aktivitas intens ini, Anya. Buatlah aku fokus padamu," ucap Felix dengan nada tegas. Anya menyentuh lembut pipi Felix yang sedari tadi menatapnya. Ketampanan pria itu masih sama, bagaimana bisa dia setampan ini dan mungkin karena itulah Anya tudak ingin melepaskan Felix. "Bukankah sudah aku bilang, aku tidak suka jika kamu memakai riasan tebal. Kamu lebih cantik tan

  • No Marriage is Perfect   Menikmati Anya

    Selang beberapa menit, Anya keluar dari toilet. Bahkan wajah Anya kembali segar karena wanita itu memperbaiki make upnya yang sedikit hancur karena menangis tadi. Anya menghentikan langkahnya saat melihat pemandangan yang menyesakkan. Dada wanita itu maju mundur karena merasa sesak. Casey yang berada di pangkuan Felix dengan gaya saling berhadapan seperti yang sering Anya lakukan bersama pria itu. Ternyata bukan hanya Anya yang diperlakukan seperti itu. Anya hanya salah satu dari sekian wanita bagi Felix. Casey terlihat menggoda Felix dan sesekali mengecup leher pria itu, adapun Felix terlihat menikmati seolah pria itu sedang menegang sekarang. Raut wajah yang berusaha Anya perlihatkan setenang mungkin mulai terlihat muram. Rasanya sangat menyesakkan seolah Felix sedang menganiaya Anya dengan cara yang sadis sekarang. Mata mereka bertemu, Anya terlihat gugup saat Felix menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Pria itu berdiri dari duduknya dengan Casey berada di gendongan pria itu,

  • No Marriage is Perfect   Kemesraan Felix Bersama Casey

    Anya sudah lengkap dengan gaun panjang berleher v-neck berwarna pink salem yang melekat indah di tubuh wanita itu. Dia duduk di meja makan dan menunggu kedatangan Felix. Felix baru saja mengiriminya pesan bahwa ia sudah dekat. Degup jantung Anya berdetak tidak beraturan. Ia berusaha menyiapkan diri untuk segala hal yang akan terjadi malam ini. Wanita yang akan dibawa Felix cukup mengganggu Anya sedari tadi. Anya takut, jika ia akan menangis menyaksikan kemesraan Felix nanti. Ini akan menjadi yang pertama kalinya Felix bersama dengan seorang wanita di depan Anya. "Nona, anda terlihat sangat menawan malam ini," ucap Poppy yang baru datang beberapa menit yang lalu dari rumah sakit. Poppy tidak tahu kalau Anya akan menyiapkan makan malam karena itulah wanita itu merasa bersalah karena dia tidak hadir untuk membantu memasak. Mungkin saja Poppy akan shok saat Felix membawa seorang tamu wanita yang ternyata adalah kekasih pria itu. Anya tersenyum ber

  • No Marriage is Perfect   Membawa Alice Jalan

    Rowan menghentikan langkahnya. "Apa ada tempat yang ingin anda kunjungi?" tanya Rowan sopan. Alice terdiam sejenak. "Kupikir, Kak Rowan sudah memikirkan tempatnya."Rowan membukankan pintu mobil untuk Alice. Wanita itu masuk meski ia masih menunggu balasan dari Rowan. Riwan melaju dengan kecepatan sedang. Adapun Alice masih penasaran tentang tempat yang akan mereka tuju. "Kak, kok diam saja?" tanya Alice yang menatak Rowan hanya mengemudi dengan serius. "Saya akan membawa anda kemanapun yang anda inginkan," jawab Rowan dengan nada rendah. "Tadi Kakak bilang akan membawaku ke suatu tempat. Aku pikir Kakak sudah memutuskan tempatnya," omel Alice sedikit kecewa. "Maafkan saya, Nona. Saya juga tidak tahu tempat yang bagus. Akan tetapi, jika ada yang ingin anda kunjungi, saya bisa mengantar anda ke sana," balas Rowan dengan nada rendah. Alice menatap Rowan dengan serius. Tentu saja ia sangat penasaran kenapa pria itu mendadak mengajaknya jalan. "Apa alasan Kak Rowan mengajakku jalan

  • No Marriage is Perfect   Mencari

    'Anda ada dimana, Nona?'Rowan menatap pesan yang barusan ia kirim. Pada akhirnya ia mengirim pesan kepada Alice dan menurunkan gengsi dengan alasan demi pekerjaan. Tentu saja, ini masih bagian pekerjaan bagi Rowan. Atas perintah ia harus melakukan apapun di bawah kendali Felix. Rowan meyakinkan diri dengan hal itu, dan lagi-lagi tidak akan melibatkan perasaan pribadi untuk sesuatu yang disebutnya hanya pekerjaan. Sebegitu yakinnya Rowan bahwa dia tidak akan goyah, meski ia sesekali menjadi gila mengatasi perasaannya sendiri. Beberapa menit ia menunggu, menatap layar handphone yang hanya memperlihatkan pesan terakhir tanpa ada balasan. Apa ini karma? Karena beberapa pesan Alice, tidak pernah ia balas dan hanya pura-pura tidak mengenali nomor wanita itu. Apa begini rasanya diabaikan? Perasaan diabaikan adalah hal biasa bagi Rowan tapi jika itu orang yang ia sukai, itu pengecualian. Adapun di seberang sana, Alice terkejut melihat pesan yang dikirim pria i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status