Share

Felix yang Marah

Author: NonaAquarius
last update Last Updated: 2025-11-24 09:00:50

Sepanjang perjalanan, tidak ada lagi yang memecah hening. Alice terlihat murung dan selalu memandang luar jendela kaca mobil. Jujur saja, percakapan tadi kurang menyenangkan. Padahal ia pikir Rowan tertarik padanya tapi ternyata tidak sama sekali.

Sesampainya di rumah, mereka turun. Tidak ada percakapan bahkan setelah Rowan menurunkan koper milik Alice. Pria itu tidak pernah sekalipun melihat ke arah Alice.

'Apa dia marah? Sekarang aku diabaikan lagi seperti tiga tahun lalu,' batin wanita itu sedikit sedih.

"Lain kali jangan membuat orang tidak nyaman. Kamu tahu sendiri bahwa Rowan itu susah didekati," ucap Anya menasihati.

Alice menatap kesal kakaknya itu yang selalu saja menceramahinya. "Kakak tidak bilang. Aku tidak tahu apapun tentangnya, lagian aku hanya mencoba memecah hening."

"Hmm kamu selalu begitu. Tidak mau dinasihati dan malah menyalahkan orang lain," jawab Anya sedikit menyindir.

Hubungan Anya dan Alice san
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • No Marriage is Perfect   Kemesraan Felix Bersama Casey

    Anya sudah lengkap dengan gaun panjang berleher v-neck berwarna pink salem yang melekat indah di tubuh wanita itu. Dia duduk di meja makan dan menunggu kedatangan Felix. Felix baru saja mengiriminya pesan bahwa ia sudah dekat. Degup jantung Anya berdetak tidak beraturan. Ia berusaha menyiapkan diri untuk segala hal yang akan terjadi malam ini. Wanita yang akan dibawa Felix cukup mengganggu Anya sedari tadi. Anya takut, jika ia akan menangis menyaksikan kemesraan Felix nanti. Ini akan menjadi yang pertama kalinya Felix bersama dengan seorang wanita di depan Anya. "Nona, anda terlihat sangat menawan malam ini," ucap Poppy yang baru datang beberapa menit yang lalu dari rumah sakit. Poppy tidak tahu kalau Anya akan menyiapkan makan malam karena itulah wanita itu merasa bersalah karena dia tidak hadir untuk membantu memasak. Mungkin saja Poppy akan shok saat Felix membawa seorang tamu wanita yang ternyata adalah kekasih pria itu. Anya tersenyum ber

  • No Marriage is Perfect   Membawa Alice Jalan

    Rowan menghentikan langkahnya. "Apa ada tempat yang ingin anda kunjungi?" tanya Rowan sopan. Alice terdiam sejenak. "Kupikir, Kak Rowan sudah memikirkan tempatnya."Rowan membukankan pintu mobil untuk Alice. Wanita itu masuk meski ia masih menunggu balasan dari Rowan. Riwan melaju dengan kecepatan sedang. Adapun Alice masih penasaran tentang tempat yang akan mereka tuju. "Kak, kok diam saja?" tanya Alice yang menatak Rowan hanya mengemudi dengan serius. "Saya akan membawa anda kemanapun yang anda inginkan," jawab Rowan dengan nada rendah. "Tadi Kakak bilang akan membawaku ke suatu tempat. Aku pikir Kakak sudah memutuskan tempatnya," omel Alice sedikit kecewa. "Maafkan saya, Nona. Saya juga tidak tahu tempat yang bagus. Akan tetapi, jika ada yang ingin anda kunjungi, saya bisa mengantar anda ke sana," balas Rowan dengan nada rendah. Alice menatap Rowan dengan serius. Tentu saja ia sangat penasaran kenapa pria itu mendadak mengajaknya jalan. "Apa alasan Kak Rowan mengajakku jalan

  • No Marriage is Perfect   Mencari

    'Anda ada dimana, Nona?'Rowan menatap pesan yang barusan ia kirim. Pada akhirnya ia mengirim pesan kepada Alice dan menurunkan gengsi dengan alasan demi pekerjaan. Tentu saja, ini masih bagian pekerjaan bagi Rowan. Atas perintah ia harus melakukan apapun di bawah kendali Felix. Rowan meyakinkan diri dengan hal itu, dan lagi-lagi tidak akan melibatkan perasaan pribadi untuk sesuatu yang disebutnya hanya pekerjaan. Sebegitu yakinnya Rowan bahwa dia tidak akan goyah, meski ia sesekali menjadi gila mengatasi perasaannya sendiri. Beberapa menit ia menunggu, menatap layar handphone yang hanya memperlihatkan pesan terakhir tanpa ada balasan. Apa ini karma? Karena beberapa pesan Alice, tidak pernah ia balas dan hanya pura-pura tidak mengenali nomor wanita itu. Apa begini rasanya diabaikan? Perasaan diabaikan adalah hal biasa bagi Rowan tapi jika itu orang yang ia sukai, itu pengecualian. Adapun di seberang sana, Alice terkejut melihat pesan yang dikirim pria i

  • No Marriage is Perfect   Persiapan Makan Malam

    Alice cukup terkejut saat melihat kedai yang dimaksud Lucas. Ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan. Semua menu yang dipesan Lucas di sana bahkan cocok di lidah Alice. "Apa ini pertama kalimu datang kesini?" tanya Lucas tersenyum melihat reaksi Alice yang tampak bersemangat. Alice mengangguk dengan semangat. "Kupikir aku tidak cocok dengan tempat seperti ini, tapi ternyata ini lebih enak dari restoran yang sering aku kunjungi."Lucas terkekeh. "Benarkah? Apa seenak itu sampai kamu membandingkan?" tanya Lucas merasa lucu. "Aku tidak pernah datang ke tempat seperti ini. Makanya aku tidak tahu ternyata rasa makanannya bisa seenak ini," jawab Alice dengan jujur. "Aku senang mendengarnya," balas Lucas ikut menikmati makan malamnya. Setelah mereka selesai makan, Lucas memesan minuman penutup untuk makan malam mereka. Alice telah kenyang dan menyandar di kursi, ia tidak lagi harus berpura-pura menjaga image di depan Lucas karena sepertinya mereka bisa disebut sefrekuensi. "Hmmm aku mu

  • No Marriage is Perfect   Menemui Casey

    Sesampainya di apartemen Casey, Felix masuk dengan sandi pintu yang sama seperti apartemen sebelumnya. "Tuan, saya akan menunggu anda di mobil saja," ucap Riwan berharap Felix menuruti permintaannya. "Enggak. Temani aku masuk. Jika ada kamu, kami tidak akan melewati batas," jawab Felix tidak bisa diganggu gugat. Rowan menghela napas, bagaimanapun, ia harus menerima apapun perkataan Felix meski di sana nanti akan sangat canggung. Felix selalu saja menjerumuskan Rowan dengan keadaan menyebalkan. "Saya akan menunggu anda di balkon kalau begitu," ucap Rowan langsung berjalan ke balkon apartemen itu tanpa menyapa Casey yang telah menyambut mereka. Felix hanya menatap kesal Riwan. Dari awal Felix tidak ingin ke sini, mungkin ini adalah keputusan yang menyesalkan. "Aku senang kamu datang, Sayang," ucap Casey langsung memeluk Felix. Felix hanya menerima meski sebenarnya sedikit muak. Casey pasti sengaja berpakaian kekuran

  • No Marriage is Perfect   Casey Si Ranjau Darat

    Setelah selesai sarapan, Felix, Rowan dan Lucas telah pergi. Hanya Alice dan Anya yang sedang membereskan pring-piring yang kotor. Anya sedari tadi mencuri pandang kepada Alice yang hanya diam karena serius dengan pekerjaan yang wanita itu lakukan. "Kamu tidak ingin mengatakan sesuatu?" tanya Anya penasaran. "Entahlah Kak. Aku tidak tahu harus memulainya dari mana," jawab Alice dengan nada putus asa. Anya menghela napas. "Tadi aku senang saat tahu bahwa kalian berpacaran tapi sepertinya, Rowan masih belum menerima hal itu. Apa ini hanya kesalahpahaman?"Alice mulai duduk di kursi meja makan dan menatap Anya dengan serius. "Kupikir kami telah berpacaran. Kami juga sudah ciuman, mana bisa dia sekejam ini padaku," keluh Alice dengan air mata tertahan. "Aku tahu aku salah karena mengonfirmasi hubungan yang belum pasti. Tapi masa dia menganggapku tidak ada padahal kami jelas-jelas cukup instens semalam." Lanjut Alice. Anya tahu Alice suka blak-blakan jika bicara tapi wanita itu terl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status