Home / Rumah Tangga / Noda Dalam Semalam / Bab 5. Yang Tersisih

Share

Bab 5. Yang Tersisih

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2025-04-29 17:22:02

“Kenapa tuan Jagat selalu tidur di ruang kerjanya, padahal kamarnya sangat nyaman?” 

“Stt! Sudah sana bersihkan kamar mandinya.”  

“Baiklah.” 

“Pastikan air panas dan semua kran berfungsi dengan baik, dan letakkan aroma terapi dekat bathtub.” 

“Tapi tuan Jagat kelihatannya jarang mandi di sini, peralatan mandinya banyak di kamar mandi ruang kerjanya.” 

“Diam. Itu bukan urusan kita, Nyonya Seruni yang akan menggunakannya.” 

“Dia bukan nyonya kita, dia cuma wanita yang menjebak tuan Jagat.” 

“Hust! Belajarlah tutup mulut jika kamu ingin bekerja lebih lama di sini.”

Kedua pelayan itu terus berdebat. Seruni hanya diam membisu. Dia lebih memilih berpura-pura sibuk membaca buku di tangannya. 

Hari memang masih pagi, tapi dia sudah siap dengan baju kerjanya. 

Biasanya dia memang memilih bersiap lebih pagi dan memasak sarapan bersama Tita di kontrakan mereka, tapi sekarang paginya diisi hanya duduk diam menatap matahari pagi yang baru  bersinar. 

Bukan Seruni tak mau membantu, menyiapkan sarapan untuk suaminya di dapur. 

Dia pernah melakukannya, tapi yang dia dapati hanya pengusiran oleh para juru masak meski tentu saja tidak dengan kasar. 

Rumah ini memang lebih mirip istana di mana banyak memiliki pelayan yang akan menyiapkan semuanya. 

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Seruni mengangkat kepalanya, dua pelayan tadi berdiri di depannya dan dengan sopan bertanya. “Apa nyonya ingin makan  atau minum sesuatu biar kami ambilkan?” 

Perkataan mereka yang sopan dan senyum yang sempurna membuat Seruni sampai tak mempercayai telinganya sendiri, mereka yang beberapa saat lalu menggunjingnya sekarang memperlakukannya seperti ratu. 

“Tidak terima kasih, saya nanti akan ambil sendiri jika mau,” kata Seruni sambil tersenyum, memberi isyarat supaya kedua orang itu segera meninggalkan kamar ini. 

“Nyonya sangat beruntung menjadi istri tuan Jagat, tolonglah jangan mempersulit kami dengan mengerjakan semua sendiri itu tugas kami,” kata pelayan yang lebih muda kesal. 

Seruni hanya diam, dia memang tidak membutuhkan apapun. Dia seolah di awasi dengan ketat dengan banyaknya pelayan yang keluar masuk kamar ini tanpa dia minta.

“Baiklah, sebentar lagi saya akan mengantarkan susu untuk anda,” kata salah satu dari mereka yang lebih tua akhirnya tanpa diminta, lalu menunduk hormat sebelum melangkah pergi. 

“Seharusnya yang pantas kita layani seperti ini nona Rira, sayang pernikahannya harus ditunda karena kedatangannya.” 

Seruni masih bisa mendengar gerutuan pelayan itu saat akan meninggalkan kamarnya, tapi dia hanya diam membisu seolah bukan dirinya yang mereka bicarakan. 

Seruni menghela napas lega saat tak ada lagi suara yang terdengar.  Di sini dia kesepian. Tak ada teman yang bisa dia ajak bicara. Semua orang begitu sibuk dengan urusannya masing-masing, bahkan para pelayan juga hanya bicara formal padanya seperti robot yang telah diprogram. 

Mereka tak menyukainya. 

Rumah mewah ini bukan rumahnya, dia selalu merasa salah tempat saat berada di sini. Bahkan semua fasilitas yang ada membuatnya makin tak nyaman. 

Seruni dipaksa menerima kenyataan kalau dia dinikahi dan hanya diperlakukan seperti barang pajangan. Bukannya Seruni tak mencoba, dia bahkan pernah ikut duduk bersama Jagat dan orang tuanya setelah makan malam, tapi mereka dengan halus memintanya untuk kembali ke dalam kamar. 

Saat makan bersamapun, suasana akan menjadi dingin begitu dia datang ke meja makan. 

Seruni paham dia memang yang tak pernah diharapkan masuk dalam keluarga ini, dia hanya aib yang serapat mungkin disembunyikan. 

***

Seruni ingin sekali berbalik, tapi terlambat wanita itu sudah melihatnya dan tersenyum sambil melambai padanya seolah tidak pernah meruntuhkan harga diri yang susah payah dia jaga. 

Tidak cukupkah wanita itu menjadi momok yang menghantui hidupnya, kenapa harus bertemu juga. 

Bukan hanya Jagat, tapi juga para pelayan bahkan sang mertua juga membandingkannya dengan wanita itu. 

Dia tidak pernah ingin bersaing dengan Rira, sama sekali tidak. Tapi nasib kini seolah mempermainkannya. 

“Jagat bilang kamu sakit kemarin? Apa kamu baik-baik saja?” tanya wanita itu lembut seperti biasa. 

“Aku baik-baik saja, Rira terima kasih,” kata Seruni yang berusaha secepat mungkin pergi dari hadapan wanita itu, tapi sepertinya Rira tak melepaskannya semudah itu. 

“Oh syukurlah, kemarin  malam Jagat agak telat mengantarku ke acara ulang tahun temanku.” 

Seruni menoleh dan mendapati wajah Rira yang mendung. Apa dia harus meminta maaf karena  menyebabkan suaminya terlambat mengantar wanita terkasihnya  ini ke acara itu? 

Itu jugakah alasannya Jagat tak terlihat lagi sejak dia masuk rumah sakit? bahkan tadi pagi saat dia akan berangkat kerja. 

Seruni tersenyum miris, bagi Jagat pasti mengantar Rira ke acara itu jauh lebih penting dari pada menungguinya di rumah sakit.  Memangnya dia harus berharap apa lagi?

Rasa sesak dalam hati Seruni kian bertambah saat mendengar suara yang sangat dia kenal. “Kenapa lama sekali Ra, aku khawatir kamu kesulitan menemukan dokumen itu-“ 

Pandangan mereka langsung bertemu saat Seruni menoleh ke belakang dan  dia bisa melihat raut terkejut suaminya saat melihatnya di sana.

 Apa Jagat sama sekali tidak mengenalinya dari belakang? Setidak penting itukah dirinya dalam ingatan suaminya? 

“Kamu sudah keluar dari rumah sakit ternyata.”  Jagat tak tahu dia sudah boleh pulang kemarin?

“Iya. Aku permisi silahkan lanjutkan,” katanya tak ingin terlihat menyedihkan di depan dua orang itu. 

“Tunggu.” 

Seruni menghentikan langkahnya. “Kamu sudah baik-baik saja? kukira kamu akan langsung mengundurkan diri,” kata laki-laki itu. 

Seruni menguatkan dirinya untuk menatap ke dalam mata suaminya. “Aku tidak bilang setuju.”

“Baiklah terserah padamu, tapi nanti kutunggu kamu di tempat parkir, kita pulang bersama.” Laki-laki itu lalu menoleh pada Rira dan senyumnya terkembang. “Ayo kita pergi, biar aku bawakan dokumen itu.”

Seruni masih mematung di sana saat Jagat mengambil dokumen yang dibawa Rira dan membimbing wanita itu masuk ke dalam lift. Dia menatap dokumen tebal dalam pelukannya lalu bergumam. “Aku kan kuat, ini tidak berat kok.” 

Seruni melangkah kembali ke ruangannya. Meletakkan dokumen berat itu di mejanya  “Lho kamu tidak pulang?” tanya Tita heran yang sudah siap dengan tas di bahunya.

Setelah menikah dengan Jagat, jam pulang kerja tak pernah lagi Seruni sambut dengan antusias, tapi kali ini dia bahkan lebih malas lagi pulang ke rumah mewah itu. 

“Ayo, kamu mau aku antar atau naik taksi?” 

Seruni mencoba tersenyum. “Aku akan pulang dengan Jagat.” 

“Benarkah? Wow! Apa kamu yakin?” 

“Tidak,” kata Seruni menyambar tasnya dan melangkah gontai ke pintu keluar. 

Setiap pulang kerja Jagat selalu mengantar Rira lebih dulu. Lalu bagaimana dengan dirinya? Apa dia harus satu mobil dengan kedua orang itu? 

Membayangkanya saja sudah membuat perut Seruni melilit. Apa sebaiknya dia kabur saja? 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Noda Dalam Semalam   Bab 1. Noda Tak Kasat Mata

    Seruni si Pelakor tak tahu diri.“Maafkan aku Run, karena hubungan kami dulu yang sudah berjalan lama, kamu yang tiba-tiba datang disebut pelakor.” Kalimat itu diucapkan dengan penuh penyesalan oleh wanita cantik yang tiba-tiba saja duduk di depannya. Tidak terlalu keras memang tapi semua orang pasti bisa mendengar jelas ucapannya. Sebutan itu menempel pada diri Seruni sejak pernikahannya dengan Jagat Bimantara diketahui rekan kerjanya. Suasana kantin yang semula riuh menjadi hening. Seruni sendiri langsung membeku di tempatnya. Wajah-wajah sinis penuh penghakiman langsung tertuju pada Seruni.Orang memang tak ingin capek mengecek fakta yang sebenarnya, mereka hanya menikmati apa yang terlihat oleh matanya dan berkomentar sesukanya, tak peduli hal itu akan menyakiti orang lain. “Aku ikhlas melepas Jagat asal kalian bahagia.” “Kamu bicara apa sih, Jagat memang suami Seruni. Kalian bahkan tidak-“ “Aku hanya ingin mengucapkan selamat untuk pernikahan kalian dan kehamilanmu.”Sep

    Last Updated : 2025-04-29
  • Noda Dalam Semalam   Bab 2. Tak Mau Peduli

    “Kamu akan pulang naik taksi lagi?” Seruni mendongakkan wajah saat mendengar pertanyaan Tita. Pulang? Biasanya rumah kos yang sama dengan Tita adalah tempatnya pulang setelah bekerja, tapi sekarang mereka tak searah lagi. Pulang sekarang artinya adalah rumah keluarga besar Jagat. Bangunan megah yang seperti penjara untuknya. Pintu lift terbuka, Seruni terkejut saat melihat Jagat juga Rira berjalan bersama teman-temannya. Pandangan mereka sejenak bertemu, tapi seolah tak saling kenal mereka berjalan melewatinya begitu saja. “Apa kamu akan pulang bersama Seruni?” Seruni masih bisa mendengar Rira bertanya pada Jagat dengan suaranya yang lembut dan penuh perhatian. “Bagaimanapun dia istrimu sekarang, aku tidak mau dikatakan merebutmu darinya?” Jagat tak menjawab, dia menoleh sejenak pada Seruni di belakangnya, seperti berpikir. Tapi perkataan salah satu orang yang bersama mereka membuatnya kembali memalingkan wajah. “Kamu terlalu baik, Rira. Seruni harusnya malu berbuat jahat pad

    Last Updated : 2025-04-29
  • Noda Dalam Semalam   Bab 3. Tak akan Terjadi

    Suara tamparan itu mengubah ketakutan Seruni menjadi lebih pekat. Dia tak suka kekerasan, apalagi menyangkut dirinya. “Seharusnya kamu yang mengantar istrimu kemana-mana.” Ayah mertuanya memang sudah tak muda lagi tapi tamparan itu berhasil membuat bibir Jagat meneteskan darah. Seruni tidak menyangka Jagat dan orang tuanya ada di depan rumah saat Rama mengantarnya pulang, seharusnya dia bersikeras untuk minta diturunkan di luar pagar saja tadi. Akan tetapi Rama berpikir dia harus meminta maaf pada Jagat karena telah menabrak istrinya dan menyarankan agar Seruni diperiksa di rumah sakit. “Sa-saya tadi ada perlu dengan teman saya, Tita. Karena itu tidak pulang dengan mas Jagat.” Entah kenapa Seruni malah membela Jagat seharusnya dia mengatakan yang sebenarnya kalau Jagat yang sama sekali tidak ingin mengantarnya pulang. “Pa, sebaiknya kita duduk dulu. Ini harus dibicarakan dengan baik, Seruni harus tahu bagaimana menjadi bagian dari keluarga ini.” Wanita paruh baya yang menjadi

    Last Updated : 2025-04-29
  • Noda Dalam Semalam   Bab 4. Hanya Sendiri

    Seruni melewatkan makan malam hari ini. Seperti yang diprediksi Rama, tubuhnya akan demam.Di ruangan yang sepi ini dia menggigil kedinginan meski selimut tebal sudah membungkus tubuhnya. Untuk meminum obat penurun panas Seruni tidak berani dia sangat takut akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Janin ini memang terbentuk bukan dengan cinta, tapi tetap saja Seruni mencintai Janin yang ada dalam kandungannya. Jangan harap Jagat akan ada di sini, setelah perdebatan mereka tadi. Laki-laki itu seolah tak mau tahu lagi dengan keadaan Seruni dia pergi begitu saja tanpa menoleh.Seharusnya Seruni tidak masalah dengan hal itu, bukankah Jagat memang selalu seperti itu. Mereka suami istri tapi bahkan sekalipun Jagat tak pernah berbagi tempat tidur dengannya, kecuali malam itu.Sekilas Seruni ingin mengambil ponselnya, mencari tahu obat apa yang bisa membantunya saat seperti ini, tapi dia segera mengurungkan niatnya. Keluarga ini pasti akan menilainya manja dan cari perhatian saja. Seru

    Last Updated : 2025-04-29

Latest chapter

  • Noda Dalam Semalam   Bab 5. Yang Tersisih

    “Kenapa tuan Jagat selalu tidur di ruang kerjanya, padahal kamarnya sangat nyaman?” “Stt! Sudah sana bersihkan kamar mandinya.” “Baiklah.” “Pastikan air panas dan semua kran berfungsi dengan baik, dan letakkan aroma terapi dekat bathtub.” “Tapi tuan Jagat kelihatannya jarang mandi di sini, peralatan mandinya banyak di kamar mandi ruang kerjanya.” “Diam. Itu bukan urusan kita, Nyonya Seruni yang akan menggunakannya.” “Dia bukan nyonya kita, dia cuma wanita yang menjebak tuan Jagat.” “Hust! Belajarlah tutup mulut jika kamu ingin bekerja lebih lama di sini.”Kedua pelayan itu terus berdebat. Seruni hanya diam membisu. Dia lebih memilih berpura-pura sibuk membaca buku di tangannya. Hari memang masih pagi, tapi dia sudah siap dengan baju kerjanya. Biasanya dia memang memilih bersiap lebih pagi dan memasak sarapan bersama Tita di kontrakan mereka, tapi sekarang paginya diisi hanya duduk diam menatap matahari pagi yang baru bersinar. Bukan Seruni tak mau membantu, menyiapkan sara

  • Noda Dalam Semalam   Bab 4. Hanya Sendiri

    Seruni melewatkan makan malam hari ini. Seperti yang diprediksi Rama, tubuhnya akan demam.Di ruangan yang sepi ini dia menggigil kedinginan meski selimut tebal sudah membungkus tubuhnya. Untuk meminum obat penurun panas Seruni tidak berani dia sangat takut akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Janin ini memang terbentuk bukan dengan cinta, tapi tetap saja Seruni mencintai Janin yang ada dalam kandungannya. Jangan harap Jagat akan ada di sini, setelah perdebatan mereka tadi. Laki-laki itu seolah tak mau tahu lagi dengan keadaan Seruni dia pergi begitu saja tanpa menoleh.Seharusnya Seruni tidak masalah dengan hal itu, bukankah Jagat memang selalu seperti itu. Mereka suami istri tapi bahkan sekalipun Jagat tak pernah berbagi tempat tidur dengannya, kecuali malam itu.Sekilas Seruni ingin mengambil ponselnya, mencari tahu obat apa yang bisa membantunya saat seperti ini, tapi dia segera mengurungkan niatnya. Keluarga ini pasti akan menilainya manja dan cari perhatian saja. Seru

  • Noda Dalam Semalam   Bab 3. Tak akan Terjadi

    Suara tamparan itu mengubah ketakutan Seruni menjadi lebih pekat. Dia tak suka kekerasan, apalagi menyangkut dirinya. “Seharusnya kamu yang mengantar istrimu kemana-mana.” Ayah mertuanya memang sudah tak muda lagi tapi tamparan itu berhasil membuat bibir Jagat meneteskan darah. Seruni tidak menyangka Jagat dan orang tuanya ada di depan rumah saat Rama mengantarnya pulang, seharusnya dia bersikeras untuk minta diturunkan di luar pagar saja tadi. Akan tetapi Rama berpikir dia harus meminta maaf pada Jagat karena telah menabrak istrinya dan menyarankan agar Seruni diperiksa di rumah sakit. “Sa-saya tadi ada perlu dengan teman saya, Tita. Karena itu tidak pulang dengan mas Jagat.” Entah kenapa Seruni malah membela Jagat seharusnya dia mengatakan yang sebenarnya kalau Jagat yang sama sekali tidak ingin mengantarnya pulang. “Pa, sebaiknya kita duduk dulu. Ini harus dibicarakan dengan baik, Seruni harus tahu bagaimana menjadi bagian dari keluarga ini.” Wanita paruh baya yang menjadi

  • Noda Dalam Semalam   Bab 2. Tak Mau Peduli

    “Kamu akan pulang naik taksi lagi?” Seruni mendongakkan wajah saat mendengar pertanyaan Tita. Pulang? Biasanya rumah kos yang sama dengan Tita adalah tempatnya pulang setelah bekerja, tapi sekarang mereka tak searah lagi. Pulang sekarang artinya adalah rumah keluarga besar Jagat. Bangunan megah yang seperti penjara untuknya. Pintu lift terbuka, Seruni terkejut saat melihat Jagat juga Rira berjalan bersama teman-temannya. Pandangan mereka sejenak bertemu, tapi seolah tak saling kenal mereka berjalan melewatinya begitu saja. “Apa kamu akan pulang bersama Seruni?” Seruni masih bisa mendengar Rira bertanya pada Jagat dengan suaranya yang lembut dan penuh perhatian. “Bagaimanapun dia istrimu sekarang, aku tidak mau dikatakan merebutmu darinya?” Jagat tak menjawab, dia menoleh sejenak pada Seruni di belakangnya, seperti berpikir. Tapi perkataan salah satu orang yang bersama mereka membuatnya kembali memalingkan wajah. “Kamu terlalu baik, Rira. Seruni harusnya malu berbuat jahat pad

  • Noda Dalam Semalam   Bab 1. Noda Tak Kasat Mata

    Seruni si Pelakor tak tahu diri.“Maafkan aku Run, karena hubungan kami dulu yang sudah berjalan lama, kamu yang tiba-tiba datang disebut pelakor.” Kalimat itu diucapkan dengan penuh penyesalan oleh wanita cantik yang tiba-tiba saja duduk di depannya. Tidak terlalu keras memang tapi semua orang pasti bisa mendengar jelas ucapannya. Sebutan itu menempel pada diri Seruni sejak pernikahannya dengan Jagat Bimantara diketahui rekan kerjanya. Suasana kantin yang semula riuh menjadi hening. Seruni sendiri langsung membeku di tempatnya. Wajah-wajah sinis penuh penghakiman langsung tertuju pada Seruni.Orang memang tak ingin capek mengecek fakta yang sebenarnya, mereka hanya menikmati apa yang terlihat oleh matanya dan berkomentar sesukanya, tak peduli hal itu akan menyakiti orang lain. “Aku ikhlas melepas Jagat asal kalian bahagia.” “Kamu bicara apa sih, Jagat memang suami Seruni. Kalian bahkan tidak-“ “Aku hanya ingin mengucapkan selamat untuk pernikahan kalian dan kehamilanmu.”Sep

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status