Share

Bab 6

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2025-05-07 05:25:10

Seruni hampir saja jatuh terjerembab jika saja tidak ada tangan kokoh yang memegang pinggangnya. 

“Apa yang kamu lakukan di sini, bukankah aku sudah bilang kita akan pulang bersama.” 

Suara decakan itu membuat Seruni sadar dimana dirinya berada sekarang. 

“Harusnya kamu tidak membuatku repot dengan mencarimu kemana-mana.” 

“Kamu mencariku?” tanya Seruni setelah dia sudah bisa berdiri dengan tegak dan melangkah mundur. 

Dia masih belum terbiasa berdekatan dengan Jagat Bimantara, meski sekarang mereka adalah suami istri yang sebentar lagi akan memiliki anak. 

Dari cara Jagat menatapnya, Seruni tahu kalau suaminya itu sangat kesal. “Aku bisa pulang naik taksi, jangan khawatir. Lagi pula aku bukan anak kecil.” 

“Aku tidak sedang mengkhawatirkanmu, kamu tentu tahu alasannya.” 

Seruni berusaha tersenyum, meski dia yakin senyumnya sangat tidak manis sama sekali terbukti Jagat bukannya terpesona tapi malah menatapnya sebal. 

Seruni tentu saja tahu apa alasan sang suami mengajaknya pulang bersama. Apalagi kalau bukan karena permintaan sang mertua, tapi tentu saja Seruni enggan menerima kebaikan orang lain yang tidak tulus seperti itu. 

Seruni tak perlu menjadi orang pintar untuk tahu kalau andai saja sang mertua tidak memerintahkan hal itu tentu Jagat lebih memilih mengharamkan mobilnya dinaiki sang istri. 

“Tentu saja, karena itu aku tidak ingin merepotkanmu, aku bisa mencari alasan nanti, tenang saja aku tidak akan membuatmu dalam masalah.” 

Seruni tak ingin menjadi beban siapapun, bahkan untuk laki-laki yang bergelar suaminya itu. 

“Jika kamu memang punya keberanian untuk membantah kenapa tidak kamu gunakan untuk menolak pernikahan ini.” 

Seruni menatap Jagat dengan  mata terbelalak dan bibir ternganga, dari sekian banyak kekejaman yang dilakukan laki-laki itu padanya, ini yang paling kejam. Dia tidak menyangka laki-laki yang dia nikahi sepengecut ini. 

“Kenapa bukan kamu yang menolak. Yang bermasalah kamu dan keluargamu bukan aku. Aku hanya korban di sini ingat." 

Tak ingin berdebat untuk hal konyol lagi, Seruni segera berjalan menjauhi laki-laki itu, dia tidak ingin mendengar lebih banyak penghinaan untuk dirinya, apalagi jika nanti ada Rira di samping laki-laki itu. 

Wanita itu memang selalu berbicara dengan lemah lembut tapi efeknya sama saja membuat hatinya tergores lebih dalam lagi. 

Andai bisa Seruni tidak ingin lagi berurusan dengan Jagat dan segala permasalahannya. 

Akan tetapi bayi dalam kandungannya ini butuh seorang ayah, dan juga dia tidak ingin ayahnya di kampung menjadi bahan hinaan orang karena dirinya. 

Jagat memang memang berkata malam itu, akan memberikan uang yang banyak untuk Seruni sebagai ganti malam itu, kalimat yang langsung dihadiahi tamparan oleh Seruni. 

Dia bukan pelacur dan tidak sudi diperlakukan seperti itu. 

Belum juga Seruni mencapai pintu keluar tangannya sudah ditahan oleh seseorang. Wanita itu menghela napas, dia tidak suka berdrama seperti ini. Jika Jagat tak mau mengantarnya pulang, ya sudah dia akan pulang sendiri, kenapa hal sesimple itu malah dibuat rumit coba. 

“Kalau kamu takut dengan orang tuamu, kamu bisa menungguku di pintu gerbang perumahan, aku akan pulang naik taksi,” kata Seruni memberikan solusi. 

Menurutnya itu adalah solusi paling masuk akal untuk keduanya, apalagi Jagat yang terlihat enggan sekali berdekatan dengannya. 

“Ckk ternyata kamu bawel juga ya, sudah tinggal masuk mobil saja banyak alasan,” kata laki-laki itu yang langsung menarik tangan Seruni seperti menyeret anak nakal saja. 

Untung lobi sudah sepi orang, dan Seruni tak perlu lagi menghadapi wajah sinis dan pandangan penuh hinaan rekan kerjanya. 

Bukannya dia peduli dengan pandangan orang lain, tapi jika setiap hari dia merasa risih juga. 

Jagat membuka pintu penumpang di jok depan untuknya. Tempat yang biasanya diduduki Rira. Lalu kemana wanita itu? 

Apa karena harus mengantarnya pulang Jagat jadi tak bisa pulang bersama Rira? 

“Kamu tahu bukan caranya masuk mobil.” 

Seruni menghela napas panjang, tak ingin memperpanjang masalah akhirnya wanita itu masuk dan duduk dengan tenang. 

“Pakai sabuk pengaman.” 

Seruni tak menjawab hanya melakukan apa yang dikatakan suaminya, tapi sebelum dia selesai dengan sabuk pengaman itu mobil sudah melaju meninggalkan tempat parkir. 

Mobil melaju cukup kencang sehingga Seruni harus berpegangan pada besi di atas kepalanya, dan dia mulai pusing. 

Kalau cara nyetir Jagat seperti ini dia tidak mau lagi satu mobil dengannya. 

“Pelankan sedikit, kepalaku pusing.” 

Jagat menoleh sejenak, tapi sama sekali tidak menurunkan kecepatan mobilnya. “Jangan banyak protes, ini sudah terlambat.” 

“Terlambat apa?” tanya Seruni di antara pusing yang menderanya. “Turunkan saja aku di sini.” 

“Jangan berulah, duduk diam saja. Rira pasti sudah menungguku dari tadi.” 

Rira? Seruni seperti alergi mendengar nama itu, pusing dikepalanya makin menjadi dan sekarang juga mual.

“Berhenti! Aku mual!” teriak Seruni tak peduli. 

“Apa kamu gila, turun!” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Noda Dalam Semalam   Bab 131

    “Ini dari tuan, nyonya. Pak Bayu tadi datang untuk memberikan ini tapi nyonya beliau minta maaf karena buru-buru.” Seruni menerima kotak besar yang diberikan padanya oleh simbok. Dia mengamati kotak itu sesaat, tapi tak mampu menebak apa isinya, Jagat bahkan tak bicara apapun tentang hadiah ini, lagi pula ulang tahunnya masih tiga bulan lagi. “Baiklah, terima kasih, Mbok.” Simbok hanya mengangguk sebelum memilih kembali ke dapur. Seruni meletakkan kotak itu di atas ranjang dan perlahan membuka pita cantik yang melingkarinya. “Wow!” Mata Seruni langsung membulat saat melihat sebuah gaun cantik ada di sana bersama sepasang sepatu dan juga tas tangan yang serasi. Seruni mengambil gaun itu dan mencobanya, kainnya yang lembut melekat dengan cantik di tubuhnya. Dia merasa menjadi wanita paling cantik saat menatap pantulannya di cermin.Senyumnya merekah indah. Puas mengagumi dirinya di depan cermin, Seruni melepas pakaian itu lagi dan melipatnya dengan rapi, saat itulah dia menyadar

  • Noda Dalam Semalam   Bab 130

    “Kupikir kesempatanku menjadi ayah baby Day masih terbuka lebar.” Jagat dan Seruni langsung menoleh bersamaan, mereka yang sedang menunggu di ruang tunggu khusus menoleh dan mendapati Rama berjalan dengan tenang menghampiri mereka senyum ramah tak meninggalkan wajah laki-laki itu tapi bagi Jagat senyum itu malah seperti ejekan. “Apa maksud dokter!” Hatinya tiba-tiba terasa sangat panas. Ayah baby Day katanya, untuk apa anaknya mempunyai ayah lain jika dia masih hidup dan sanggup membiayainya. Rama tersenyum tapi matanya menatap Jagat penuh peringatan. “Saya menyukai anak-anak dan bekerja di panti anak yatim piatu milik kakak anda, tapi saya tidak keberatan untuk mempunyai anak asuh anak yang ditelantarkan ayahnya, apalagi baby Day sangat lucu dan cerdas, dia pasti akan punya masa depan cerah,” katanya manis lalu melangkah keluar dari ruangan itu tanpa merasa bersalah. Jagat menatap Seruni dengan pandangan antara kecewa, putus asa dan marah. “Kamu berselingkuh dengannya, itukah al

  • Noda Dalam Semalam   Bab 129

    “Kita bisa menjadi orang tua untuk baby Day tapi tidak harus menjadi suami istri.” Seruni tahu ini keterlaluan apalagi dia mengatakan ini saat suaminya benar-benar butuh dukungannya, tapi dia juga tidak bisa terus menjadi tumbal hanya karena kasihan, dia lebih kasihan pada dirinya sendiri. Jagat menatap Seruni tajam sama sekali tak suka dengan apa yang dikatakan sang istri. “Aku memang bukan suami yang baik aku tahu itu, tapi tidakkah ada keinginanmu sedikit saja untuk bertahan denganku demi anak kita.” Seruni menghela napas panjang, teh manis yang dia buat tadi terlupakan begitu saja, dia tahu ini akan membuat Jagat makin hancur tapi jika tidak sekarang dia yakin tidak akan ada kesempatan lain. “Justru aku melakukan hal ini untuk diriku sendiri dan anak kita, mas pernah berpikir apa yang akan terjadi pada kami jika mas saja masih mengemis kasih sayang dari mama. Apa nanti kalau mama meminta mas menikah lagi dan meninggalkan kami mas akan penuhi.” Jagat seperti orang yang baru s

  • Noda Dalam Semalam   Bab 128

    “Mas,” panggil Seruni pelan saat mereka sampai di rumah, tapi laki-laki itu hanya diam seolah tak mendengar apapun.Seruni menghela napas membiarkan suaminya untuk masuk terlebih dahulu ke kamar mereka, lalu dia berjalan ke dapur menyeduh dua cangkir teh hangat. Jagat memang pernah menyakitinya, sangat menyakitinya tapi dalam keadaan seperti ini dia sangat tidak tega kalau harus membiarkan suaminya sendiri. Lagi pula dia masih sah istri Jagat dan sudah seharusnya dia menenangkan suaminya. “Mas Jagat,” panggil Seruni saat tak mendapati sang suami di kamar mereka, padahal setahunya Jagat belum keluar kamar. “Mas.” Seruni menghela napas lega saat menemukan suaminya berdiri menatap langit malam ini dari balkon, tapi laki-laki itu seolah tak mendengar panggilannya. “Mas,” panggilnya sekali lagi kali ini sambil menyentuh pundak sang suami lembut, tapi ternyata Jagat malah terlonjak kaget untung saja pagar balkon cukup tinggi. “Kamu baik-baik saja? sebaiknya kamu istirahat aku sudah bua

  • Noda Dalam Semalam   Bab 127

    Apa dia terlalu berprasangka buruk pada suaminya? Pertanyaan itu terus menggema dalam kepalanya bahkan saat malam hari mereka tidur berdampingan. Malam itu Seruni tak bisa tidur dia menghabiskan malam dengan menatap wajah tampan suaminya, sambil sesekali menghela napas berat. Dia merasa bersalah tidak mempercayai suaminya, meski di sisi lain keraguan itu sangat nyata. Apa dia salah kalau meragukan orang yang pernah menyakitinya. Dia sama sekali tak percaya Jagat yang bahkan cinta mati pada Rira bisa melupakan wanita itu begitu saja. Kesalahan Rira memang sangat besar, tapi cinta Jagat pada wanita itu pun tak kalah besar. Seruni pernah mendengar meski dalam kasus seperti ini seorang laki-laki memang bisa berpindah hati tapi tentu saja tipenya tetap saja dan bukan tidak mungkin akan mencari wanita yang mirip dengan Rira. Masalahnya Seruni sama sekali tidak mirip Rira dalam hal apapun, bahkan dia tidak sudi hanya dijadikan bayangan masa lalu seperti itu. Baru menjelang subuh, Ser

  • Noda Dalam Semalam   Bab 126

    "Bunga ini untukmu." Seruni melongo menatap suaminya yang baru datang sambil menyodorkan bunga mawar merah yang indah. Dia menatap bunga dan sang suami bergantian, bahkan dia sampai mencubit tangannya sendiri saking tak percayanya. "Mas sedang apa?" Tanyanya. "Memberikan bunga untuk istriku, ayo ambil tanganku pegel ini." Seruni menghela napas dan mengambil bunga mawar dari tangan suaminya, lalu menatap bunga itu tak tahu apa yang harus dia lakukan. "Kamu nggak suka?" Tanya Jagat, saat melihat wajah bingung istrinya bukan wajah bahagia seperti yang dia harapkan. "Bunganya maksud mas? Suka sih terima kasih." "Kok ada kata sihnya." Seruni menatap sang suami dengan seksama. "Karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan bunga ini? Lagi pula mas aneh sekali kenapa tiba-tiba memberi bunga." Jagat mendengus. "Itu ide Bayu." "Lalu?" "Aku hanya ingin kamu tahu aku serius." "Serius apa?" Tanya Seruni tak mengerti. "Aku sudah mengajukan pembatalan pernikahanku dengan Rir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status