Share

15. Pingsan

Bhista sampai rumah dengan wajah lusuhnya. Dia malas sekali pulang tapi tak ada pilihan lain. Dia membuka pintu, nampak ibu mertuanh sedang memangku kepala Arsy di sofa ruang tengah. Mereka seperti ibu dan putrinya yang sedang saling memberi perhatian.

"Selamat malam, Ibu. Maaf aku pulang terlambat," ujar Bhista.

"Dari mana kau baru pulang?" tanya Nyonya Winata.

"Ada beberapa hal yang harus ku selesaikan, dan sepulang bekerja aku mampir ke rumah sahabatku," jawab Bhista jujur.

"Apa kau sudah makan malam? Makanlah, aku akan menghangatkan makanan untukmu adikku," kata Arsy.

Apa ini, dia memanggil Bhista dengan panggilan adik dan memberinya perhatian yang lebih. Apa ini bagian dari rencananya untuk menyingkirkannya.

"Aku sudah makan, aku makan malam bersama sahabatku. Aku akan ke kamar," jawab Bhista menolak.

Arsy bangun dari baringannya dan menuntun Bhista ke dapur. Dia benar-benar memaksa Bhista makan malam. Tak ada raut benci di wajah

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status