Home / Romansa / Nona Muda, Mari Bercinta / Didorong Ke Kolam Renang

Share

Didorong Ke Kolam Renang

last update Last Updated: 2025-01-12 20:28:38

"Tidak. Buat apa aku menyesali keputusanku meninggalkanmu, Austin?" suara Celia terdengar datar, tapi matanya menyimpan badai. Pernikahan yang seharusnya menjadi miliknya telah direnggut dan digantikan oleh Esmeralda.

Austin tersenyum sinis, mengira Celia hanya bersandiwara. Dia mencengkeram pergelangan tangan wanita itu. "Pembohong!" desisnya geram.

Senyum Celia mengeras, menjadi garis tipis yang pahit. "Lepaskan! Kau tak layak menyentuhku lagi," bentaknya tajam, menepis tangan Austin yang menggenggam terlalu kuat.

"Kau masih mencintaiku, bukan? Perasaan sebesar itu tak mungkin lenyap hanya karena satu malam—"

"Satu malam?" Celia menyela ucapan Austin cepat. Namun, tiba-tiba ingatan menyakitkan itu muncul, malam saat dia memergoki Austin dan Esmeralda di klub malam. Malam yang sama ketika ia terbangun di ranjang asing, kehilangan kehormatan bersama pria misterius yang bahkan tak ia kenal namanya.

Matanya mulai berkaca-kaca.

Austin salah paham. Mengira air mata itu untuknya, dia menarik Celia ke pelukannya. "Aku tahu kau belum melupakanku, Cel—"

"LEPASKAN!" Celia mendorongnya panik. "Kau sudah menikah! Ini pesta pernikahanmu, Austin!"

"CELIA!" Suara Esmeralda memecah udara seperti cambuk.

Pengantin wanita itu menghampiri mereka dalam gaun putih besar yang berkilau berlebihan. Mata penuh bara api, langkahnya menghentak-hentak.

"Ini... ini salah paham, Esme!" Celia mencoba menjelaskan, panik.

PLAK!

Tamparan keras Esmeralda mendarat di pipinya. Beberapa tamu menahan napas. Celia terhuyung.

"Baru saja aku menjadi seorang istri dan kau sudah cari muka di hadapan mantan tunanganmu? Dasar perempuan murahan!" bentak Esmeralda, tak peduli semua mata menyorot mereka.

"Aku tidak begitu—" Celia mencoba menjelaskan, tapi suaranya tenggelam dalam tangis.

Dorongan tiba-tiba dari Esmeralda membuat tubuhnya limbung.

BYUURR!

Celia tercebur ke kolam renang. Gaun pesta basah menyerap air, berat dan menyulitkan geraknya. Kakinya mulai kram.

"Tolong! Tolong aku!" serunya, wajahnya muncul tenggelam di antara buih air.

Austin diam. Tak bergeming. Tangannya digenggam oleh Esmeralda, seolah tak terjadi apa-apa. Sementara kerumunan hanya menonton.

Sampai seorang pria menerobos kerumunan.

Morgan Bradburry langsung mencopot jas dan sepatunya. Tanpa ragu, dia melompat ke dalam kolam.

"Aku di sini. Jangan panik!" katanya cepat, meraih tubuh Celia. Dengan satu tarikan kuat, ia berenang ke tepi, membopong wanita yang basah kuyup itu naik ke pinggir kolam.

"Terima kasih ... maaf merepotkan ... kakiku kram," gumam Celia terbata dan menggigil. Matanya berusaha fokus, tetapi wajah pria itu samar-samar seperti bayangan masa lalu yang belum tuntas.

"Apa kamu punya pakaian ganti, Nona? Atau perlu kuantar pulang?" tanya Morgan lembut. Suaranya tenang, tapi tatapannya menusuk. Ia mengusap pipi Celia dengan jari-jari hangat.

"Aku punya pakaian di kamar hotel ini ... Anda tidak apa-apa?"

"Aku bisa pulang. Tenang saja." Morgan tersenyum. Tangannya masih menahan betis Celia, membantu mengatasi kram. Sentuhan itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Langkah tergesa datang mendekat.

"Celia! Ya ampun, kenapa kamu bisa seperti ini?" seru Tuan Arnold Richero, ayah Celia. Wajahnya pucat.

"Aku baik-baik saja, Pa. Seharusnya Papa di pelaminan—"

"Biarkan mereka berpesta. Kamu jauh lebih penting." Tuan Arnold lalu menoleh ke arah pria yang menolong putrinya. Matanya menyipit. "Anda... Morgan Bradburry?"

Siapa yang tidak mengenal Morgan Bradburry? Chef tampan dan raja perusahaan waralaba restoran terkenal di negara ini.

Suatu kebanggan bagi Arnold karena perusahaannya merupakan salah satu penyuplai minyak goreng sawit dan produk olahan susu untuk Morgan. Arnold bahkan tidak menyangka undangan pernikahan putri sulungnya diterima baik oleh Morgan dan pria itu menyempatkan hadir ke pesta ini.

Morgan mengangguk sopan. "Ya, Sir. Maaf, saya harus pergi mengganti pakaian."

"Terima kasih sudah menolong Celia. Saya berutang budi."

Morgan mengangguk sekali lagi sebelum pergi. Tapi sebelum benar-benar menjauh, ia menoleh sekilas ke arah Celia.

Tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, dunia terasa sunyi di antara tatapan itu.

Dan Celia merasa dirinya mengenal pria itu entah dari mana.

Ketika Alfons Boudin melihat bosnya basah kuyup tanpa ada tanda-tanda cuaca hujan, dia terkejut. "Baju Anda basah, Sir?" tukasnya.

"Accident. Antar aku pulang, si cantik memang putri keluarga Richero seperti laporanmu kemarin, Alfons. Kita bicarakan rencana selanjutnya di jalan ke penthouse!" jawab Morgan praktis. Dia naik ke bangku belakang mobilnya lalu diantar pulang oleh sopir dan ditemani Alfons.

Seusai mandi dan mengeringkan diri, Celia mengenakan gaun pesta yang dikirim langsung dari butik. Papanya menelepon kolega pemilik butik di mall untuk mengirimkan sebuah gaun cantik berwarna biru muda selutut untuk Celia.

"Papa memang yang paling sayang kepadaku!" ucap Celia dipenuhi rasa haru di dadanya. Dia pun segera mengenakan gaun tersebut dibantu oleh Hilda.

"Apa Nona Muda ingin turun lagi ke pesta sekarang?" tanya wanita berusia awal tiga puluh tahun itu ragu-ragu. Esmeralda dan Celia berkonflik sengit karena memperebutkan seorang pria, pikirnya.

"Hmm ... tentunya, perutku kembung karena menahan lapar!" sahut Celia ringan lalu melangkah ringan meninggalkan kamar Hotel Westin Kansas City.

Pesta perayaan pernikahan Austin dan Esmeralda sudah tak seramai tadi karena puncak acara telah terlewati. Beberapa tamu bergerombol sibuk bergosip dan mereka melirik Celia dengan tatapan tak bersahabat. Namun, Celia tak ambil pusing. Dia terus melewati mereka dan langsung mengambil menu makanan prasmanan ke piring bersih.

Tuan Arnold Richero menghampiri meja Celia dan menemani putrinya makan sekalipun agak terlambat. Mereka mengobrol santai berdua tanpa mempedulikan Emilia yang masih setia mendampingi Esmeralda dan Austin bersama pasangan Robertson di meja lain.

"Papa, izinkan aku menenangkan diri dengan bertamasya ke Carribean Island, boleh ya?" pinta Celia dengan hati-hati.

"Berapa lama kamu akan pergi dari Kansas, Sayang?" tanya Tuan Arnold dengan berat hati.

Celia menjawab sambil mengunyah daging bebek panggang yang lezat, "Aku belum tahu pastinya, Pa. Namun, aku akan berangkat besok pagi karena tiket pesawat sudah kupesan dengan pembayaran lunas kemarin."

Tuan Arnold menghela napas, dia pun mengangguk setuju. "Bawa Hernandez untuk menjagamu. Bila perlu ajak beberapa pengawal tambahan!" pesannya.

"Hernandez saja cukup, Pa. Dia bisa menjagaku!" jawab Celia seraya tersenyum lega, akhirnya dia bisa meninggalkan Esmeralda dan Austin jauh-jauh tanpa drama yang tak perlu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (34)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
ya Allah sialan Austin apalagi Esme. masa tega gitu bikin Celia jatuh di kolam pengen timpuk
goodnovel comment avatar
Widia Anaska
dari sekian banyak orang ditempat pesta ngeliat kamu did0r0ng jatuh kok ya ga ada yg menolong itu orang2 pada ga punya hati kah
goodnovel comment avatar
Widia Anaska
pergi cel... pergi lah menepi sejenak kamu juga berhak bahagia cel yang penting papamu masih sangat menyayangi mu juga perduli sama kamu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Intuisi Morgan Untuk Melindungi Istrinya

    "TING TONG." "Siapa itu, Hubby? Apa kau memesan room service?" tanya Celia yang duduk di sofa ditemani Morgan sambil menonton TV."Entahlah, biar aku memeriksanya sebentar, Baby Girl!" Morgan bangkit berdiri lalu bergegas melihat siapa tamunya dari lubang intip pintu kamar hotel.Pasangan itu berseru kompak, "Surprise!" Jeff dan Esmeralda tersenyum lebar lalu memberi pelukan ke adik ipar mereka bergantian. "Kapan kalian tiba di New York?" tanya Morgan seraya memberi jalan masuk pasangan suami istri yang semakin akrab dengannya itu.Jeff menjawab, "Kami baru saja menaruh koper di kamar 511. Tiga kamar di sisi kanan kamar ini. Jadi lebih baik kami menyapa kalian terlebih dahulu.""Apa kalian sedang tidak ingin diganggu?" tanya Esmeralda sungkan. Dia mengecup pipi Celia kanan kiri lalu duduk di sofa tunggal di sisi adiknya.Celia menggelengkan kepala. Dia menjawab, "Kami hanya menghabiskan waktu dengan bersantai sebelum besok Morgan sibuk mengurusi jasa boga untuk pesta Madam Arabella

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Spa Berpasangan yang Menerbitkan Gairah

    "Jeff, apa semua barang kita sudah masuk ke koper? Tak ada yang ketinggalan 'kan?" tanya Esmeralda di dalam mobil yang mengantarkan mereka ke Bandara Kansas."Tenanglah, Honey. Kita sudah rapikan berdua semalam. Tak ada yang tertinggal. Morgan dan Celia juga sudah sampai di New York terlebih dahulu, sepertinya akan seru!" hibur Jeffrey Norton seraya menggenggam telapak tangan Esmeralda yang terbalut sarung rajutan wool.Esmeralda pun berkata, "Yang paling menarik adalah hotel tempat kita menginap memiliki kolam air hangat indoor. Itu pilihan Celia karena dia ingin bisa berenang untuk mengisi waktu luang bersama Morgan.""Tetapi, Morgan memasak. Mungkin kita bisa menemani Celia juga nanti. Aku kuatir dengan kehamilan tripletnya yang sudah mendekati HPL!" sahut Jeff penuh perhatian. "Iya, kau benar. Kuharap ketiga calon keponakanku akan lahir sehat tanpa kurang suatu apa pun!" jawab Esmeralda. Dia pun menenggelamkan diri di pelukan suaminya hingga mobil keluarga Richero sampai di tujua

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Menggoda Suami Sepulang Kerja (21+)

    "Hubby, apa kamu yang akan memasak hidangan di pesta ulang tahun Nyonya Besar Falcon?" tanya Celia ketika suaminya baru saja pulang kerja.Morgan yang baru saja akan berpamitan akan terbang ke New York besok pun agak terkejut. Dia duduk di tepi tempat tidur seraya melepas sepatunya. Dia menjawab, "Benar. Mister Michael Falcon selalu meminta layanan khusus dariku setiap kali beliau menyelenggarakan pesta. Aku tak keberatan karena beliau pelanggan setia sejak lama. Ada apa, Celia?" "Aku ikut bersamamu ke New York kalau begitu, Morgan!" jawab Celia sembari tersenyum lebar."Jadi kau diundang hadir ke pesta itu, bersama siapa?" sahut Morgan sedikit kurang nyaman. Putra bungsu Nyonya Arabella Falcon yaitu Joel pernah bersengketa dengannya karena Celia dan mereka bertiga seolah-olah harus menjalani reuni tanpa disengaja. "Papa dan Esme juga akan hadir, Jeff ikut juga bersama kami. Namun, kalau kamu berangkat lebih dahulu maka aku akan memilih terbang besok juga denganmu, Morgan!" jawab Ce

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Penembak Annabella Tertangkap

    "BRAKKK!" Pintu ruangan gedung yang ditengarai menjadi tempat penembak jitu yang berhasil melukai Joel Falcon didobrak paksa. Sayangnya pelaku sudah tak ada di sana. Frank berseru ke rekan-rekannya, "Kejar ke tangga darurat dan naik lift ke lantai lobi. Mungkin dia kabur membawa kotak senjata berukuran besar, geledah siapa pun yang mencurigakan!" Enam pengawal profesional itu berpencar membagi tugas agar penjahat yang mereka buru bisa tertangkap. Sesuai dugaan Frank Muller, penembak jitu itu kabur lewat tangga darurat. Leonardo Sanchez yang mengejar melalui jalur yang sama melihat sosok tersebut."Kyle?! Fuck ... ternyata itu kau, Bastard!" umpat Leonardo. Dia terus mengejar di tangga turun sampai nyaris ke pintu keluar yang bermuara di lantai lobi gedung perkantoran itu. Mantan orang kepercayaan Joel Falcon itu terengah-engah berlari membawa kotak Cello berisi senapan laras panjangnya. Dia kesulitan berlari kencang dan mulai terkejar oleh Leonardo. Kebetulan Alvin Soros yang naik

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Penembakan Di Konser Musik Akbar

    "Makanlah yang kenyang, Bella. Kau pasti butuh stamina prima saat menyanyi di panggung besar nanti!" ujar Joel yang sarapan pagi di dalam presidential suite Hotel Ritz-Carlton Los Angeles. Mereka tidak turun ke restoran hotel karena takut terpergok orang luar. Namun, hidangan yang tersaji di meja makan tak kalah banyak ragamnya. Joel sengaja memesan begitu agar Annabella bisa memilih sendiri menu yang disukai.Wanita muda itu mengunyah Belgian Chocolate Waffle dengan penuh semangat. Dia tahu suaminya sedang memanjakan dirinya dengan sarapan melimpah buatan chef hotel bintang lima. "Bagaimana kalau menu yang kau pesan tidak habis, Hubby? Ini jelas terlalu banyak untuk kita berdua!" ujarnya."Para pengawalku bisa memakan menu yang ada, mereka pasti suka asal kita tidak mengacak-acak makanan seperti orang udik!" jawab Joel ringan. Dia memang terbiasa makan dengan table manner yang berkelas karena diajari mamanya sejak masih kecil bersama Michael Falcon.Annabella mencicipi Pan Sheared S

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Diam-diam Bertukar Kamar

    "Hoamph ... astaga aku jadi mengantuk sekali karena terlalu banyak bercinta bersamamu kemarin, Joel!" Annabella menguap lebar lalu menyenderkan kepalanya ke bahu bidang Joel Falcon di dalam kabin pesawat private jet yang sedang mengudara.Joel membelai kepala istri mungilnya itu dengan penuh kasih sayang. "Nanti setelah geladi resik, beristirahatlah, Baby Girl. Aku janji tidak akan mengganggumu!" balasnya ringan."Baiklah, aku juga harus menahan hasratku sendiri demi konser besok. Jangan sampai aku pingsan di panggung karena kelelahan. Menyanyi di live concert itu butuh stamina prima selain suara yang stabil!" ujar Annabella yang jam terbangnya sebagai penyanyi sudah tinggi.Pesawat berukuran kecil itu melintasi Samudera Pasifik dan sebagian daratan Amerika utara menuju California tepatnya Los Angeles. Joel sengaja memesan layanan khusus private jet untuk mengantar istrinya yang harus tiba di LA hari ini juga untuk menjalani geladi resik konser musik akbar berkolaborasi dengan beberap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status