Beranda / Romansa / Nona Muda, Mari Bercinta / Didorong Ke Kolam Renang

Share

Didorong Ke Kolam Renang

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 20:28:38

"Tidak. Buat apa aku menyesali keputusanku meninggalkanmu, Austin?" suara Celia terdengar datar, tapi matanya menyimpan badai. Pernikahan yang seharusnya menjadi miliknya telah direnggut dan digantikan oleh Esmeralda.

Austin tersenyum sinis, mengira Celia hanya bersandiwara. Dia mencengkeram pergelangan tangan wanita itu. "Pembohong!" desisnya geram.

Senyum Celia mengeras, menjadi garis tipis yang pahit. "Lepaskan! Kau tak layak menyentuhku lagi," bentaknya tajam, menepis tangan Austin yang menggenggam terlalu kuat.

"Kau masih mencintaiku, bukan? Perasaan sebesar itu tak mungkin lenyap hanya karena satu malam—"

"Satu malam?" Celia menyela ucapan Austin cepat. Namun, tiba-tiba ingatan menyakitkan itu muncul, malam saat dia memergoki Austin dan Esmeralda di klub malam. Malam yang sama ketika ia terbangun di ranjang asing, kehilangan kehormatan bersama pria misterius yang bahkan tak ia kenal namanya.

Matanya mulai berkaca-kaca.

Austin salah paham. Mengira air mata itu untuknya, dia menarik Celia ke pelukannya. "Aku tahu kau belum melupakanku, Cel—"

"LEPASKAN!" Celia mendorongnya panik. "Kau sudah menikah! Ini pesta pernikahanmu, Austin!"

"CELIA!" Suara Esmeralda memecah udara seperti cambuk.

Pengantin wanita itu menghampiri mereka dalam gaun putih besar yang berkilau berlebihan. Mata penuh bara api, langkahnya menghentak-hentak.

"Ini... ini salah paham, Esme!" Celia mencoba menjelaskan, panik.

PLAK!

Tamparan keras Esmeralda mendarat di pipinya. Beberapa tamu menahan napas. Celia terhuyung.

"Baru saja aku menjadi seorang istri dan kau sudah cari muka di hadapan mantan tunanganmu? Dasar perempuan murahan!" bentak Esmeralda, tak peduli semua mata menyorot mereka.

"Aku tidak begitu—" Celia mencoba menjelaskan, tapi suaranya tenggelam dalam tangis.

Dorongan tiba-tiba dari Esmeralda membuat tubuhnya limbung.

BYUURR!

Celia tercebur ke kolam renang. Gaun pesta basah menyerap air, berat dan menyulitkan geraknya. Kakinya mulai kram.

"Tolong! Tolong aku!" serunya, wajahnya muncul tenggelam di antara buih air.

Austin diam. Tak bergeming. Tangannya digenggam oleh Esmeralda, seolah tak terjadi apa-apa. Sementara kerumunan hanya menonton.

Sampai seorang pria menerobos kerumunan.

Morgan Bradburry langsung mencopot jas dan sepatunya. Tanpa ragu, dia melompat ke dalam kolam.

"Aku di sini. Jangan panik!" katanya cepat, meraih tubuh Celia. Dengan satu tarikan kuat, ia berenang ke tepi, membopong wanita yang basah kuyup itu naik ke pinggir kolam.

"Terima kasih ... maaf merepotkan ... kakiku kram," gumam Celia terbata dan menggigil. Matanya berusaha fokus, tetapi wajah pria itu samar-samar seperti bayangan masa lalu yang belum tuntas.

"Apa kamu punya pakaian ganti, Nona? Atau perlu kuantar pulang?" tanya Morgan lembut. Suaranya tenang, tapi tatapannya menusuk. Ia mengusap pipi Celia dengan jari-jari hangat.

"Aku punya pakaian di kamar hotel ini ... Anda tidak apa-apa?"

"Aku bisa pulang. Tenang saja." Morgan tersenyum. Tangannya masih menahan betis Celia, membantu mengatasi kram. Sentuhan itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Langkah tergesa datang mendekat.

"Celia! Ya ampun, kenapa kamu bisa seperti ini?" seru Tuan Arnold Richero, ayah Celia. Wajahnya pucat.

"Aku baik-baik saja, Pa. Seharusnya Papa di pelaminan—"

"Biarkan mereka berpesta. Kamu jauh lebih penting." Tuan Arnold lalu menoleh ke arah pria yang menolong putrinya. Matanya menyipit. "Anda... Morgan Bradburry?"

Siapa yang tidak mengenal Morgan Bradburry? Chef tampan dan raja perusahaan waralaba restoran terkenal di negara ini.

Suatu kebanggan bagi Arnold karena perusahaannya merupakan salah satu penyuplai minyak goreng sawit dan produk olahan susu untuk Morgan. Arnold bahkan tidak menyangka undangan pernikahan putri sulungnya diterima baik oleh Morgan dan pria itu menyempatkan hadir ke pesta ini.

Morgan mengangguk sopan. "Ya, Sir. Maaf, saya harus pergi mengganti pakaian."

"Terima kasih sudah menolong Celia. Saya berutang budi."

Morgan mengangguk sekali lagi sebelum pergi. Tapi sebelum benar-benar menjauh, ia menoleh sekilas ke arah Celia.

Tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, dunia terasa sunyi di antara tatapan itu.

Dan Celia merasa dirinya mengenal pria itu entah dari mana.

Ketika Alfons Boudin melihat bosnya basah kuyup tanpa ada tanda-tanda cuaca hujan, dia terkejut. "Baju Anda basah, Sir?" tukasnya.

"Accident. Antar aku pulang, si cantik memang putri keluarga Richero seperti laporanmu kemarin, Alfons. Kita bicarakan rencana selanjutnya di jalan ke penthouse!" jawab Morgan praktis. Dia naik ke bangku belakang mobilnya lalu diantar pulang oleh sopir dan ditemani Alfons.

Seusai mandi dan mengeringkan diri, Celia mengenakan gaun pesta yang dikirim langsung dari butik. Papanya menelepon kolega pemilik butik di mall untuk mengirimkan sebuah gaun cantik berwarna biru muda selutut untuk Celia.

"Papa memang yang paling sayang kepadaku!" ucap Celia dipenuhi rasa haru di dadanya. Dia pun segera mengenakan gaun tersebut dibantu oleh Hilda.

"Apa Nona Muda ingin turun lagi ke pesta sekarang?" tanya wanita berusia awal tiga puluh tahun itu ragu-ragu. Esmeralda dan Celia berkonflik sengit karena memperebutkan seorang pria, pikirnya.

"Hmm ... tentunya, perutku kembung karena menahan lapar!" sahut Celia ringan lalu melangkah ringan meninggalkan kamar Hotel Westin Kansas City.

Pesta perayaan pernikahan Austin dan Esmeralda sudah tak seramai tadi karena puncak acara telah terlewati. Beberapa tamu bergerombol sibuk bergosip dan mereka melirik Celia dengan tatapan tak bersahabat. Namun, Celia tak ambil pusing. Dia terus melewati mereka dan langsung mengambil menu makanan prasmanan ke piring bersih.

Tuan Arnold Richero menghampiri meja Celia dan menemani putrinya makan sekalipun agak terlambat. Mereka mengobrol santai berdua tanpa mempedulikan Emilia yang masih setia mendampingi Esmeralda dan Austin bersama pasangan Robertson di meja lain.

"Papa, izinkan aku menenangkan diri dengan bertamasya ke Carribean Island, boleh ya?" pinta Celia dengan hati-hati.

"Berapa lama kamu akan pergi dari Kansas, Sayang?" tanya Tuan Arnold dengan berat hati.

Celia menjawab sambil mengunyah daging bebek panggang yang lezat, "Aku belum tahu pastinya, Pa. Namun, aku akan berangkat besok pagi karena tiket pesawat sudah kupesan dengan pembayaran lunas kemarin."

Tuan Arnold menghela napas, dia pun mengangguk setuju. "Bawa Hernandez untuk menjagamu. Bila perlu ajak beberapa pengawal tambahan!" pesannya.

"Hernandez saja cukup, Pa. Dia bisa menjagaku!" jawab Celia seraya tersenyum lega, akhirnya dia bisa meninggalkan Esmeralda dan Austin jauh-jauh tanpa drama yang tak perlu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (35)
goodnovel comment avatar
kyrunaa24
ibutiri dan saudara tiri emg paling iblis hehe curhat...makin iblis kalau ditambah black magic...bahkan papa pun ikut membenci jika dlm pengaruh magic
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
ya Allah sialan Austin apalagi Esme. masa tega gitu bikin Celia jatuh di kolam pengen timpuk
goodnovel comment avatar
Widia Anaska
dari sekian banyak orang ditempat pesta ngeliat kamu did0r0ng jatuh kok ya ga ada yg menolong itu orang2 pada ga punya hati kah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Summer Holiday: Ikatan Takdir Semesta yang Indah (THE END)

    "Mom, aku tidak bisa menemukan kaca mata renangku!" ucap Calista saat memasuki kamar Celia dan Morgan. Gadis cilik itu kini berusia sepuluh tahun dan mewarisi kecantikan ibunya."Sepertinya nanti kita membeli satu di minimarket bandara atau outlet di sana saja. Kali ini kita beramai-ramai naik pesawat komersil untuk pergi berlibur sekeluarga ke Bora-Bora!" jawab Celia sembari menarik risleting kopernya di atas kasur.Morgan mengangguk setuju, dia mendukung Celia dan berkata, "Kita hampir terlambat, Calie. Ayo turun ke bawah!" Gadis berwajah imut itu memutar bola matanya kesal. Seharusnya dia mencari kaca mata berenang itu kemarin bukannya asik main game online. Sayangnya, papa mamanya benar, mereka tidak boleh ketinggalan pesawat. Bisa-bisa kedua kembarannya ditambah dua sepupunya menghajarnya beramai-ramai.William dan Vesper, putri Esmeralda yang berjarak usia dua tahun dari kakaknya itu telah duduk manis di tangga teras menunggu waktu mereka berangkat ke bandara."Akhirnya, semua

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Melamar Pujaan Hatinya

    Keesokan harinya Austin terbang langsung ke Boston. Dia ingin menemui ibunya terlebih dahulu. Tiga tahun ditambah masa hukumannya nyaris sepuluh tahun mereka tidak bertemu. Austin juga tidak mengirim surat apa pun. Dari bandara dia naik taksi menuju rumah warisan keluarga Robertson. Paman, bibi, dan para sepupunya bercokol di situ. Mereka bukan orang yang mau bekerja keras dan genius sepertinya, tetapi arogan. Maka dari itu Austin membatasi kontak dengan mereka baik dalam kekurangan maupun kelimpahan seperti saat ini."TING TONG!" Bel pintu ditekan sekali oleh Austin. Tak lama seseorang membukakan pintu, seorang gadis remaja menatap Austin dari ujung kepala hingga ujung sepatu fantofel mengkilap yang dikenakannya."Hello, Anda mencari siapa?" sapa gadis itu tak mengenal Austin."Apa Mrs. Olivia Robertson ada?" tanya Austin langsung."Ohh Nenek Olivia, maaf beliau sudah meninggal empat tahun lalu. Makamnya ada di Granary Burrying Ground, Sir. Anda siapa ya?" jawab gadis remaja yang na

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Utang Janji Dibawa Sampai Mati

    Selama tiga tahun penuh Austin mengabdikan dirinya di Evo Market Tech Corporation atau yang biasa disebut EMTech Corp oleh sebagian besar orang awam. Perusahaan market place online shopping itu menjadi pilihan utama bagi para netizen yang mencari barang kebutuhan mereka apa pun bentuknya. Pusat belanja online, pinjaman fintech, booking ticket online, maupun reservasi apa pun bisa melalui EMTech Corp. Hingga suatu hari Tuan Arnold Richero menemui Austin di ruangan CEO karena pria itu telah naik ke puncak tangga karir dengan kemampuannya. "Selamat datang di perusahaan kami, Sir. Apakah ada yang bisa saya bantu?" sambut Austin. Dia menebak bukan hal biasa bila orang sekelas Tuan Arnold Richero mengunjunginya di kantor."Hmm ... aku ingin menyerahkan surat ini. Dikirim oleh Levi Sorrano. Mungkin kau masih ingat bocah itu?" ujar Tuan Arnold Richero sembari meletakkan sepucuk surat beramplop putih panjang di meja sofa.Austin mengucap terima kasih singkat lalu segera membaca isi surat itu

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Babak Baru Kehidupan Austin

    "Selamat untuk hari kebebasanmu, Austin!" ujar Pepe, rekan satu selnya, si mantan pengedar narkoba.Austin tersenyum tipis lalu menjawab, "Terima kasih, Kawan. Jujur aku tak tahu akan melakukan apa selepas dari penjara. Bertahun-tahun hanya makan, tidur, dan tenggelam dalam lamunan!" Ketiga rekannya terkekeh serempak, apa yang dikatakan Austin memang benar. Sebagian besar narapidana pasti akan gamang menjalani kehidupan di luar penjara terutama bagi yang tak punya keluarga atau sanak saudara. Tidak banyak perusahaan yang mau menerima mantan narapidana sebagai karyawan.Sipir penjara menghampiri sel tahanan mereka dan membuka gembok seraya memanggil nama Austin yang dibebaskan dari situ hari ini."Good luck, Austin!" ucap Brett, rekan satu selnya juga sebelum dia melangkah ke luar dari sana.Austin melempar senyuman untuk ketiga mantan rekan satu selnya. Kemudian dia melangkah mengikuti sipir untuk mengambil beberapa barang penting. Sebuah tas ransel pemberian Levi Sorrano dan ibunya

  • Nona Muda, Mari Bercinta   From Zero To Hero

    "Andrew, tolong menghadap ke kantor saya sekarang!" panggil Mrs. Alberthina Tortolini, bos pria itu di kantor melalui interkom mejanya."Siap, Ma'am. Saya segera menemui Anda!" jawab Andrew dengan sigap seperti biasa. Pria yang telah mengabdi selama lima tahun di Flex-It Company, sebuah perusahaan distributor alat kebugaran itu pun bergegas memasuki ruang CEO.Wanita yang sangat dihormati oleh Andrew Vinson itu mempersilakan dia duduk di kursi seberang meja kerjanya. "Andrew, aku memanggilmu ke mari karena akan ada perubahan besar di perusahaan ini. Mulai awal bulan depan aku sudah tidak menjadi CEO sekaligus owner di perusahaan ini. Singkat cerita, sahabatku yang bernama Harry Voges membeli Flex-It karena memang aku berencana pindah menetap di New Jersey. Calon suamiku berasal dari sana, kami akan segera menikah bulan depan dan aku ikut tinggal bersamanya!" tutur Madam Bertha dengan wajah penuh kebahagiaan selayaknya wanita yang akan segera menikah.Berkebalikan dengan Andrew Vinson

  • Nona Muda, Mari Bercinta   Lights, Camera, Action!

    "Jadi kalian berencana memasak berdua dan direkam videonya secara amatir pagi ini?" tanya Jeff di meja makan sambil mengunyah Rissotto Tuna Melt buatan koki kediaman Richero."Yeah ... konsepnya begitu, kami baru akan mencobanya. Nanti pun harus diedit, dipercepat dari step satu ke step berikutnya agar tidak makan terlalu banyak waktu. Apa kau sedang santai hari ini, Jeff?" balas Morgan yang juga sedang menikmati sarapan bersama-sama.Jeff menganggukkan kepalanya. "Tak ada rencana khusus untuk sementara, kami berdua sudah mulai libur dari rutinitas kerja yang hectic hari ini sampai tanggal 5 Januari nanti!" jawabnya."Bolehkah aku meminta bantuanmu mengawasi kamera dan pencahayaan nanti? Ada tripod, hanya saja mungkin perlu diarahkan ketika kami melakukan pergerakan aktif di area dapur!" ujar Morgan."Serahkan saja kepadaku, kedengarannya seru!" tukas Jeff. Esmeralda pun menyahut, "Apa acara tontonan dadakan gratis ini bisa dinikmati oleh aku dan anak-anak juga?" "Yes, Esme. Anak-an

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status