Alecta Zeline diculik saat pulang menuju rumah sewanya yang berjarak 500 meter dari lokasi kejadian. Dia ditawari sebuah kontrak menjadi surrogate mother atas permintaan teman semasa SMA-nya, Freya Farista, seorang aktris terkenal. Alecta menganggap tawaran itu adalah sebuah kesempatan untuk balas dendam kepada Freya Farista yang telah membuat hidupnya jatuh dalam kemalangan. Alecta masih mengingat semua kejahatan yang pernah Freya lakukan padanya. "Semakin aku dekat dengannya lagi, bukankah itu semakin baik? Aku bisa membalaskan dendamku? Misalnya merebut suaminya?” Alecta tertawa. “Itu pasti menarik sekali!” . . . Dipublikasikan 27 Mei 2021 Cover: Canva [Mature Content] ©2021, Ilamy Harsa
View MoreAngin berembus begitu dingin di bulan November. Angin juga memainkan rambut Alecta. Dia merapatkan jaketnya yang lusuh dan berharap hujan tidak turun, sebab dia lupa membawa payung hari ini. Alecta menyusuri jalan khusus pedestrian menuju ke kawasan kelas III, kawasan yang terkenal paling rawan banjir di Kota Dennosam.
Alecta mendesah, seluruh badannya terasa sakit. Dia masih memaksakan diri untuk bekerja meskipun di hari ini adalah hari liburnya. Dia harus bekerja ekstra keras, karena ini merupakan salah satu syarat agar bisa hidup nyaman di Kota Dennosam. Kota dengan biaya hidup lebih tinggi dari pada kota di sekitarnya. Pembangunan di Kota ini sedang berkembang pesat.
Alecta masih berjalan di tengah terpaan angin yang menerbangkan daun-daun yang kering. Jalan di gang ini memang sepi, tidak ada halte ataupun pedagang kaki lima. Alecta memang lebih memilih melewati jalan seperti ini, karena akan memperpendek waktunya untuk kembali ke rumah sewa yang kondisinya tidak kalah memprihatinkan.
Entah mengapa, Alecta merasa ada yang mengikutinya. Dia refleks menoleh ke belakang, lalu melihat ada sebuah mobil bergerak melamban dan ikut berhenti ketika dirinya berhenti. Ketika Alecta menepis pikiran jeleknya, mobil itu tetap mengikutinya di belakang. Dia teringat akan sesuatu, akhir-akhir ini berita tentang penculikan perempuan usia di atas 20 tahun sedang marak terjadi.
Alecta berpikir, mobil yang mengikutinya adalah mobil sang penculik. Tanpa pikir panjang, dia segera berlari ke arah persimpangan. Dia berlari sekuat tenaga untuk sampai di rumah sewanya yang masih berjarak 500 meter lagi, akan tetapi mobil itu sudah menghadangnya di depan.
Alecta yang gelagapan, akhirnya berbalik, lalu berlari ke arah berbeda. Namun naas, dua orang laki-laki yang memakai penutup wajah berhasil menangkap Alecta.
“Lepaskan aku! Lepaskan aku!” Alecta berteriak. Dia juga memberontak agar bisa lolos dari cengkeraman kedua pria yang wajah pun tidak kelihatan.
Dua pria itu sedikit kesusahan menyeret Alecta untuk masuk ke dalam mobil secara paksa. Salah satu dari pria itu akhirnya memberikan kejut listrik hingga Alecta pingsan.
“Cepat bawa dia!” salah satu pria itu berseru. “Pastikan dia adalah perempuan bernama Alecta Zeline.”
Seorang pria yang sudah menunggu di mobil memeriksa wajah peremuan itu dan mencocokannya dengan dua lembar foto yang dibawanya. “Benar! Perempuan ini Alecta Zeline.”
Dua pria yang menggotong tubuh Alecta langsung memasukkannya ke dalam mobil dengan posisi terlentang.
“Kita aka mendapat uang yang besar karena telah mendapatkan perempuan ini!” Pria yang memegang foto itu berseru. Ia menutup pintu dan mobil itu melaju ke arah pusat Kota Dennosam.
***
Beberapa hari yang lalu.
Seorang perempuan berpakaian modis dan bermerek terkenal menyodorkan sebuah amplop cokelat besar yang berisi beberapa kertas dan dua foto seorang perempuan.
“Aku ingin kalian mencari perempuan ini dan bawa dia padaku,” ucapnya kepada pria yang duduk di kursi putar.
Pria yang duduk di kursi putar itu masih tak acuh, hingga perempuan itu mengeluarkan dua gepok uang dari tas selempang bermerek terkenal, dan menyodorkannya kepada pria yang duduk itu.
“Anggap itu uang muka untuk menculiknya.” Perempuan berpakaian modis itu tak ingin diabaikan.
Pria yang duduk di kursi putar itu menyeringai seperti Swiper si rubah pencuri. Dia mengambil uang itu dan menghitungnya. “Omong-omong, kenapa aktris terkenal sepertimu menginginkan perempuan jelek dan lusuh ini?”
Pria yang duduk di kursi putar itu tahu, bahkan semua staf-stafnya di Kantor Mata-mata dan Pekerjaan Kotor ini juga tahu, kalau perempuan berpakaian modis dari kacamata hitam sampai sepatunya memakai barang yang bermerek, dia adalah Freya Farista.
Freya Farista adalah aktris terkenal dan membintangi film-film besar. Dia juga salah satu perempuan terpandang di negeri ini.
“Kamu tak perlu tau alasannya. Yang jelas, jalankan saja perintahku!” Freya mengerang menampakkan wajah galaknya. “Jika kalian bisa membawa perempuan itu kepadaku, aku akan memberikan tiga kali lipat dari uang muka itu.”
Pria yang duduk di kursi putar itu berseru, “Deal!”
Freya kembali ke mobilnya, sebab dia tak ingin berlama-lama di kantor ini. Jika bukan karena desakan suaminya, dia tidak mungkin datang ke tempat seperti ini, dan menyewa jasa mereka untuk mencuri seorang perempuan.
“Jalan, Nara,” titahnya kepada sopir. Mobil mewah berwarna hitam mengkilat itu kembali melaju ke jalanan Kota Dennosam yang sedikit padat karena banyak pekerja kantoran yang pulang dari tempat kerja.
Freya kembali membaca kertas-kertas yang berisi tentang informasi tentang perempuan yang akan dia culik. Di kertas itu tertulis jelas dengan font kapital dan dicetak tebal nama perempuan itu. Alecta Zeline.
Sekilas, Freya menemukan sesuatu yang membuatnya yakin jika perempuan bernama Alecta ini akan menerima tawarannya sebagai surrogate mother. Karena Freya tahu, orang-orang semacam Alecta, yang namanya tercantum di DPO (Daftar Pencarian Orang) adalah orang yang memiliki hutang, tidak boleh keluar dari kota itu sampai hutang beserta bunganya lunas.
Di Kota Dennosam, hanya satu perusahaan besar yang sering menawarkan pinjaman uang. Jika ada nasabah yang menunggak, namanya akan tercatat pada sebuah situs yang bisa diakses oleh semua stasiun, terminal, maupun bandara. Karena syarat untuk keluar dari kota ini harus memperlihatkan identitas. Begitulah cara perusahaan itu bekerja.
Freya menyeringai. Sebentar lagi, rencanaku akan sempurna berjalan. Aku tidak perlu susah-susah merasakan kehamilan yang membuat badanku melar dan yang terpenting, aku tidak mengecewakan kekasihku.
***
Alecta terbangun. Pandangannya buram dan kepalanya terasa berat. Dia melihat langit-langit yang silau karena lampu menyala amat terang. Tangannya berusaha merasakan apa yang ada di sekitarnya.
Alecta merasakan kalau dirinya terlentang di kasur yang empuk dan lembut. Hidungnya mencium aroma lavender yang kuat dan menenangkan. Pertanyaannya yang muncul adalah, “Di mana aku sekarang?”
Seketika Alecta bangkit dan tubuhnya sudah diselimuti. Dia membuka selimut itu dan bersyukur karena pakaiannya masih lengkap, hanya jaket lusuh dan sepatu yang sobek di sana sini yang terlepas dari tubuhnya.
Alecta baru mengingat kejadian sebelum ini. Tadi dia diculik oleh dua pria yang memakai topeng dan memberinya kejutan listrik. Setelah itu Alecta tidak ingat apa-apa lagi.
“Kenapa aku bisa di sini?” Sekarang nyali Alecta menciut. Dia takut jika yang menculiknya adalah debt collector yang sering menagih uangnya, karena Alecta masih terikat hutang dengan sebuah perusahaan peminjaman uang, satu-satunya yang ada di Kota Dennosam.
Alecta tidak pernah meminjam uang dari perusahaan itu apalagi menggunakannya. Tapi mantan suaminya yang melakukan ini, sekarang ia entah pergi ke mana. Mantan suami yang keparat itu meninggalkan hutang yang sangat besar ditambah bunga yang makin berlipat-lipat. Oleh sebab itu Alecta harus berkerja keras untuk menutupi hutang-piutangnya. Dia berjanji, akan membunuh suaminya karena menyebabkan hidupnya sengsara.
“Ayolah, jangan egois. Semua ini demi kita. Aku dan kamu!”
Alecta mendengar suara perempuan yang sedang berbicara. Dia segera turun dari ranjang dan mengambil sandal dengan bantalan tipis. Suara perempuan itu ada di luar ruangan ini.
“Saat ini aku sedang sibuk, Honey. Bisakah pertemuan kita ditunda dulu? Iya, aku sedang bersama temanku.”
Alecta mendengar kata ‘temanku’, dia langsung mengingat-ingat siapa teman yang tega menculiknya dan membawanya ke tempat seperti ini. Dengan hati-hati, dia membuka pintu untuk mengintip siapa yang mengaku sebagai temannya.
Perempuan yang mengaku-ngaku sebagai teman Alecta sedang menelepon dan berdiri di dekat jendala. Dilihat dari pemandangan jendela, sepertinya tempat Alecta berdiri tidak berada di lantai dasar, sebab dia hanya melihat gedung yang menjulang juga.
Di mana aku? Pertanyaan itu terus terngiang di dalam kepala Alecta.
Perempuan itu berbalik, dia melihat Alecta yang sedang mengitip di balik pintu kamar. Dia tersenyum. “Apa kabar Alec?”
Alecta yang tertangkap basah karena mengintip, akhirnya membukakan pintu itu. Meskipun sudah lama tidak bertemu, dia masih mengenal perempuan yang mengaku sebagai temannya tadi.
“Kenapa kamu tega menculikku dan membawaku kemari, Freya Farista?”
Akhirnya selesai jugaaa, huft. (Not) A Queen telah tamat di tanggal 11 November 2021 (Hehehe ditulis aja, biar gak lupa) Terima kasih untukmu yang telah membaca kisah ini sampai tuntas. Entah mengapa aku merasa sangat lega dan yaaa akhirnya punya waktu untuk membaca buku lebih banyak lagi Aku mohon maaf kalau ada beberapa kata yang masih typo dan belum maksimal memberikan yang terbaik untukmu. Di buku yang akan datang, semoga bisa lebih baik lagi. Oh iya, aku pernah dapat pertanyaan semacam ini: apakah setelah tamat nggak ada skuelnya? Gimana yaaa, jawabnya? Memangnya butuh perpanjangan lagi? Ekstra chapter? Tapi, kurasa ini sudah cukup panjang. :0 Sebelum catatan ini selesai, aku pengen spoiler dikit tentang rencanaku. Sebenarnya ada satu novelku lagi yang ada di sini judulnya LEVIATHAN yang bergenre sci-fi. Sayangnya, belum muncul (sampai catatan ini ditulis).
Freya akhirnya tertangkap sehari setelah kejadian yang memilukan itu. Sedangkan David perlu tiga hari karena berhasil kabur menuju kota lain. Berita mengenai hal ini langsung menjadi topik utama yang disiarkan berulang-ulang oleh acara berita disegala stasiun televisi. Kejadian itu menyita banyak perhatian masyarakat.Bibi Lani telah dimakamkan. Feris masih menangis. Lusi dan Naratama juga merasakan kesedihan mendalam akibat kehilangan itu.Alecta baru siuman setelah dua hari dirawat di rumah sakit. Dia menangis saat diberitahu kalau Bibi Lani meninggal dunia demi menyelamatkan Baby Leon dan Alecta.Priam memutuskan untuk menjaga Baby Leon di rumahnya karena Alecta masih dirawat di rumah sakit. Tubuhnya dipenuhi banyak luka, dan beruntung tidak ada tulang yang patah.Feris telah memutuskan sesuatu. Malam ini dia akan membicarakan keputusannya dengan Alecta. Perempuan itu sudah lebih baik beberapa hari ini, dan kemungkinan dua hari lagi dia d
Mobil yang dikemudikan David memasuki kawasan hutan. Setahunya, kawasan itu memang sepi dan ada sebuah bangunan yang mirip gudang penyimpanan kayu yang sudah lama tidak digunakan.Mobil berhenti di depan bangunan itu. David menyeret Alecta ke gudang itu, sedangkan Freya masih berkutat dengan Leon yang hanya bisa menangis.Setelah masuk ke dalam gudang tak terpakai itu, David meletakkan Alecta di tempat yang kering. Sementara Freya yang sudah pusing dengan tangisan bayi itu akhirnya menyerah. Dia meletakkan Leon di sebuah keranjang dari ayaman rotan yang kondisinya sudah tidak layak. David jadi berpikir, kalau Freya bukanlah ibu yang baik. David mendekati Freya dan menyerahan tongkat baseball yang tadi dipakai untuk memukul sopir tadi. Freya menerima tongkat baseball itu dan mengabaikan tangisan Leon.“Gunakan untuk menyiksanya.” David menunjuk Alecta yang tergeletak tak jauh dari jangkauannya. “Aku harus segera melak
Selama hampir saatu tahun ini, kondisi keuangan Freya mulai memburuk. Dia memiliki utang hampir ratusan juta karena tidak mampu menunjang gaya hidupnya. Setelah bercerai dengan Priam, Freya terpaksa menyewa apartemen kecil bersama David.Semua kontrak kerjanya dibatalkan termasuk iklan, sponsor, dan film yang harunya dibintanginya. Namanya terhempas seolah nama Freya Farista sudah tidak lagi bersinar. Freya telah jatuh, tersingkir, dan tidak dibutuhkan lagi.Kondisi diperburuk dengan David yang namanya sudah dicoret dari keluarga besarnya karena ketahuan menjalin hubungan dengan perempuan yang sudah bersuami. Alhasil, David menjadi pengangguran, kerjaannya hanya tidur, makan dan mabuk, hanya itu siklus hidupnya. Sementara Freya harus merelakan tabungannya menunjang kebutuhan dua orang terlebih lagi Freya harus memangkas pengeluaran untuk kecantikan karena dia juga harus makan.Hampir setahun ini Freya dan David persis seperti pasangan pengangguran
Pada akhirnya Priam juga menerima keputusan dari Feris kalau untuk ‘untuk sementara waktu hingga belum ditentukan’ Baby Leon akan diasuh oleh Alecta dan Feris di rumah ini. Dua hari setelah kepulangan Alecta dari rumah sakit, Priam datang bersama dua pelayannya yang cukup menggemaskan. Di ruang tamu, Priam dan Feris berbicara layaknya teman meskipun penuh kecanggungan. Sementara di kamar Alecta, terdengar gelak tawa dari Naratama dan Lusiana. Mereka, dua pelayan yang menggemaskan, begitu sebutan dari Bu Marie. “Baby Leon sangat tampan sekali!” Lusi tampak sangat senang ketika mendapat kesempatan untuk menggendong Baby Leon. “Bukankah seharusnya kita memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda?” Natatama menimpali. Dia hanya berani menyentuh pipi bulat Baby Leon. “Kamu benar, Nara. Aku tidak sabar melihat Tuan Muda Leon besar. Dia akan lebih menggemaskan lagi.” Lusi tertawa membayangkan hal itu terjadi. “Percayalah, Leon lebih suka dip
Feris masih merasa kesal karena pertemuannya dengan Alecta tertunda hampir empat puluh lima menit. Bagaimana tidak? Di dalam ruangan itu kekasihnya sedang bersenda gurau dengan Priam. Ditambah Bibi Lani menyarankan agar Feris menunggu sampai Priam selesai bertemu dengan buah hatinya.Hari ini, tanpa disangka Alecta melahirkan, dan ternyata perkiraan dokter itu meleset. Sebagai orang yang kurang berpengalaman dengan hal ini, Feris merasa menjadi orang bodoh. Harusnya dia tidak pergi hari ini. Harusnya, dia mengubah jadwal pertemuannya dengan Pak Edzard yang akan membeli rumah dan tanah warisan dari neneknya.Alasan kenapa Feris mau melepaskan properti itu karena dia ingin membeli rumah di Kota Milepolis. Dia bertekad ingin memulai kehidupannya yang baru bersama Alecta. Sebab, semakin Alecta di sini, semakin gencar pula Priam mendekatinya.Tapi sekarang, sepertinya Priam sudah mulai mendekati Alecta lagi. Mereka berbincang di dalam, padahal Feris sempa
Priam sangat takjub dengan apa yang dilihatnya. Alecta yang tertidur dengan wajah sedikit kelelahan dan ada bayi mungil yang sedang ditelungkupkan meminum asi. Dulu Priam selalu menganggap apa ang dilihatnya itu tidak pernah jadi kenyataan. Kini, hari ini, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat calon penerus keluarga Ardiaz telah lahir. Priam mendekati Alecta secara perlahan agar tidak membangunkan Alecta yang sedang tertidur. Dia mencoba menyelipkan jari telunjuknya ke tangan si bayi. Perlahan tapi pasti, tangan mungil bayi itu menggenggam jari Priam. Ada ledakan kebahagian membuncah di dada Priam. Tangan mungil bayi itu seolah menyapa Priam. Rasanya tidak ada yang bisa mendeskripsikan perasaan semacam ini. “Feris ... apa itu kamu?” tanya Alecta lirih. Priam terdiam. Alecta lalu menoleh ke arah orang yang di sampingnya. Dia terkejut ketika menemukan Priam duduk di sana. Padahal tadi dia sempat bermimpi kalau ynag dat
Kehamilan Alecta memasuki bulan kesembilan. Perutnya sudah makin besar, tendangan ‘dia’ makin aktif dan terkadang membuat Alecta kesulitan untuk tidur. Setelah sarapan, Feris memutuskan akan pergi ke Kota Lunars. “Tapi sebentar lagi aku akan melahirkan,” ucap Alecta. Sejak pindah ke rumah ini, Alecta selalu mengecek kehamilan secara berkala bersama Feris. Kata dokter, Alecta diprediksi akan melahirkan satu minggu lagi. “Aku pergi tidak lama. Mungkin nanti pulang sore. Ada orang yang tertarik membeli propertiku di Kota Lunars, My Bee.” Feris mengelus kepala Alecta dengan penuh kasih sayang. Alecta menggeleng. Dia harus mencari cara agar Feris tidak pergi. “Dia ingin mendengarkanmu membaca cerita.” Yang dimakud ‘dia’ adalah kehidupan yang ada di perut Alecta. Beberapa waktu yang lalu, kata dokter kandungan yang memeriksa Alecta mengatakan, kalau Alecta akan melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Tentu saja Priam senang menden
Semua berjalan sesuai kehendak Semesta. Perut Alecta makin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Feris juga selalu sigap ada di samping Alecta.Sekarang perubahan yang terjadi pada tubuh Alecta membuatnya tampak cantik dan menggemaskan. Entah mengapa kalau perempuan hamil selalu cantik meskipun pipinya mulai chubby dan bada yang berisi.Alecta juga mengalaminya. Kini pipinya agak mengembang. Dadanya makin menyembul padat dan perutnya makin buncit.Terkadang Feris membenamkan wajahnya ke dada Alecta. Katanya itu bagian favoritnya karena lebih kenyal, padat, dan menyenangkan. Kalau malam Feris lebih suka mengelus-elus perut Alecta yang buncit, dan dia yang ada di dalam pasti merespon dengan tendangan.Priam masih datang walaupun jaraknya tidak menentu. Kadang seminggu sekali, lima hari sekali, atau dua minggu sekali untuk melihat Alecta dan calon anaknya. Meskipun terkadang suasana ruang tamu jadi canggung.Priam yang meny
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments