Sayup-sayup suara adzan shubuh terdengar berkumandang.
Perlahan Xander membuka matanya.
Semalam dia tertidur setelah lelah menangis dalam pelukan istrinya. Genangan air matanya terasa mengering di pipi. Dan saat Xander sudah sadar sepenuhnya, dia justru dikagetkan dengan posisi Mischa yang tertidur dalam posisi duduk dengan kaki yang berselonjor di kasur, sementara kepala Xander berada di atas pangkuannya.
Xander tersenyum tipis. Semalaman dirinya diperlakukan layaknya anak kecil oleh sang istri sampai Mischa tertidur dalam posisi itu. Pasti rasanya sangat tidak nyaman.
Xander hendak membetulkan posisi tidur Mischa, tapi di saat yang bersamaan Mischa justru malah terbangun.
Wajah Mischa sedikit meringis karena dia merasakan kakinya yang sedikit kram. "Eh, kamu sudah bangun?"
"Tidurlah lagi, pasti tidurmu tidak nyenyak karena harus menjaga bayi besar seperti aku semalaman t
Suara alarm yang berbunyi nyaring terdengar dari ponsel milik Aliana dan hal itu cukup mengejutkan sang pemilik.Aliana bergeming dari posisi tidurnya saat itu, kedua matanya masih begitu berat untuk di buka. Kepalanya pening, dan seluruh tubuhnya terasa pegal. Dia meraba-raba ke sembarang arah, berusaha meraih ponselnya yang jelas-jelas tergeletak jauh darinya. Ingatannya akan kejadian tadi malam belum sepenuhnya timbul.Hingga setelahnya, tangan Aliana mendapati tubuh lain tengah tertidur di sisinya. Bahkan dalam samar, Aliana bisa mendengar suara dengkuran halus yang keluar.Kedua mata Aliana langsung terbuka dan menjadi sangat terkejut saat dilihatnya Jarvis tengah tertidur di sisinya dalam keadaan pria itu yang bertelanjang dada. Bahkan Jarvis hanya mengenakan celana pendek saja saat itu.Aliana membuka selimut yang membalut tubuhnya dan mendesah lega ketika mendapati pakaiannya masih utuh seperti sem
Mischa keluar dari kamar dengan ekspresi wajahnya yang tidak biasa setelah dia sempat menerima telepon dari Jarvis di dalam kamarnya tadi.Usai berpamitan pada Hindun dan Suroto, Mischa keluar dari rumahnya dan beranjak ke arah mobil sang suami, di mana di dalamnya, sang Omah beserta asistennya sedang menunggu.Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Jarvis di telepon cukup membuat Mischa merinding.Mendadak dia jadi takut pada manusia di sampingnya saat ini.Tapi, Jarvis sudah menyusun rencana dan lelaki itu meminta bantuan Mischa.Jadilah, untuk sementara Mischa harus bersandiwara."Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Aldrian, bisa-bisanya dia memfitnah Kakaknya sendiri, Omah yakin Xander tidak bersalah. Kamu tenang saja Mischa, kita akan cari cara untuk membebaskan Xander, tapi yang terpenting kita juga harus menemukan di mana lokasi Dirga menyekap Diana," ucap Sarah
Jarvis sudah berhasil melacak lokasi di mana ponsel Mischa terakhir aktif. Lelaki itu pun meminta bantuan pada kawan-kawan mantan anggota genknya terdahulu untuk ikut serta mencari di mana keberadaan Mischa saat ini. Sebab, dia tahu, dia tak mungkin bisa menangani masalah ini seorang diri. Kendaraan mereka kini sudah menelusuri daerah sekitar hutan di mana signal ponsel Mischa mengarah ke sana dan mengikuti jejak mobil yang masuk ke area sekitar hutan tersebut. Namun, mereka tak menemukan siapapun di dalam hutan belantara itu. Hanya sebuah pondok kosong yang tak berpenghuni. Setelah menggeledah seluruh sisi ruangan pondok tersebut, salah satu kawan Jarvis menemukan sebuah tas di mana isi tas itu berisi dompet dan ponsel milik Mischa. Tidak salah lagi dugaannya, jika Shinta memang berniat ingin mencelakai Mischa. Jarvis kembali memutar otak hingga setelahnya, dia meminta sebagian kawan
Malam itu juga, setelah berhasil membekuk Shinta dan Sean, Jarvis langsung membawa kedua orang itu menuju hotel tempat di mana Aldrian menginap.Shinta harus menjelaskan semua duduk perkaranya dihadapan Aldrian langsung, agar kesalahpahaman di antara Aldrian dengan Xander terselesaikan.Di sepanjang perjalanan, Jarvis terus mencecar Shinta agar wanita tua bangka itu memberitahunya mengenai keberadaan Mischa saat ini, tapi sayangnya, Shinta sama sekali tak mau buka suara sama halnya dengan Sean.Kedua wanita itu terus saja diam, meski sempat mendapat beberapa ancaman dari Jarvis.Shinta dan Sean sama sekali tak bergeming.Bahkan sesekali dia tersenyum kecut tatkala Jarvis yang kehilangan kendali atas emosinya justru menumpahkannya melalui satu tamparan keras di wajah Sean."Sampai mati pun, aku tak akan memberitahukan di mana kini Mischa berada!" desis Shinta di tengah keka
Setelah memastikan kondisi sang Ayah dan juga sang Omah baik-baik saja, kini Xander didampingi Jarvis langsung bertolak ke tempat di mana Jarvis menyekap Shinta.Sekuat tenaga, Xander mencoba untuk menahan ledakan emosinya. Meski dalam hati kecilnya, dia tak memungkiri bahwa sejumput rasa kasihan itu hadir saat dilihatnya kondisi Shinta saat ini.Sepertinya, Jarvis tidak hanya mengancam wanita ini dengan kata-kata melainkan dengan beberapa pukulan juga."Di mana Mischa berada sekarang?" tanya Xander dengan suara super pelan meski gemelutuk rahangnya terlihat begitu jelas menandakan bahwa lahar panas di tubuhnya seakan-akan bisa meledak kapan saja.Xander mengambil posisi duduk berhadapan dengan Shinta yang terikat di atas sebuah kursi besi."Aku tidak tahu," jawab Shinta dengan tatapan lurus dan sinis. Seolah dia menantang Xander."Aku tanya sekali lagi, di mana Mischa? Di
Sebuah Cadillac hitam tampak melaju di sepanjang jalur tepi pantai Florida dan berhenti di salah satu spot terbaik di tepi pantai itu.Seorang supir turun dari dalam mobil diikuti oleh seorang wanita cantik bergaun hitam.Wanita itu tampak bercakap dengan beberapa kru film sebelum akhirnya dia dipanggil oleh sang sutradara untuk reka adegan.Ini adalah syuting pertamanya di Florida, sebelum mereka kembali bertolak ke Indonesia untuk syuting beberapa adegan lain dalam film mereka.Sebuah film action romantic yang di sutradarai oleh Nick Galiman. Seorang Sutradara handal asal Indonesia. Sementara film ini di produseri oleh sebuah perusahaan besar asal Indonesia yakni perusahaan Malik Grup.Wanita bergaun hitam tadi sudah mengganti busananya dengan bikini merah.Tubuh sexynya terlihat begitu menggoda.Adegan shoot pun dimulai.
Malam itu hujan turun dengan sangat deras. Petir dan kilat bersambar saling beradu bersahut-sahutan. Suasana jalan sangat lengang. Tak ada satu pun kendaraan yang berlalu lalang di sekitar. Tak ada juga manusia-manusia yang keluar dari persembunyiannya.Seorang laki-laki terlihat berjalan di tengah-tengah jalan raya seperti orang gila. Dia berjalan dengan tubuh yang sudah basah kuyup bahkan tanpa alas kaki. Air matanya yang mengalir deras samar terbalut air hujan. Dingin yang menyelimuti tubuhnya tak lagi dia rasa, sebab hatinya lebih dingin lagi. Seperti membeku. Sampai mati rasa. Saking nyerinya. Tak tertahankan.Dia berjalan dan terus berjalan menyusuri sepanjang jalan itu. Kedua tangannya dia lipat kuat-kuat di depan dada. Memeluk tubuhnya sendiri.Dia terus berjalan bahkan tanpa tahu kemana arah yang akan dia tuju, yang dia tahu dia hanya ingin melakukan sesuatu yang bisa mengurangi sakit yang seolah merajam, menghunus, merobek, menyayat dan menikam hatinya
Beberapa Bulan Kemudian... Hari-hari silih berganti. Warna langit kian berubah-ubah. Menghadirkan cuaca yang tak dapat ditebak. Kadang hadirnya hujan mampu menenangkan hati, menentramkan jiwa. Tapi tak jarang bahwasanya hujan yang membuat bumi basah namun tak juga melunturkan luka yang terlanjur mengering di hati seseorang. Hingga hadirnya yang sesaat hanya menimbulkan rasa rindu yang kian hari menjadi begitu berat. Rindu itu membunuhnya. Menikamkan luka dan merobek asa. Menyulam hatinya dengan satu persatu jahitan yang justru membuatnya semakin tersiksa. Dia terus mencoba bangkit lalu jatuh lagi. Bangkit lagi tapi kemudian jatuh lagi. Tulang-tulang kakinya seolah patah bersamaan patahnya hati yang selama ini begitu kokoh terjaga oleh cinta. Hingga saatnya cinta itu pergi, membawa sebagian jiwanya, menghancurkan harapannya dan meremukkan seluruh tula