Hari ini Sarah merajuk.
Dia tidak mau makan dan meminum obatnya jika belum dipertemukan dengan Arsen. Untuk itulah, Xander terpaksa mencoba untuk menemui Arsen di sekolah taman kanak-kanaknya.
Xander sampai di sana sebelum jam pulang sekolah tiba.
Sebelum masuk ke dalam sekolah, di pintu masuk Xander berpapasan dengan seorang wanita yang sepertinya adalah pengajar di sana.
"Permisi Nona, apa benar di sini ada murid yang bernama Arsenio Malik Akbar?" tanya Xander sopan.
Wanita itu terlihat menatap Xander dengan tatapan asing.
"Benar Pak. Arsen memang bersekolah di sini. Tapi sebelumnya mohon maaf, anda ini siapanya Arsen?" tanya wanita itu. Sebagai tenaga pengajar mereka memang harus lebih teliti dan berhati-hati terhadap para penjemput anak didik mereka di sekolah ini. Dan semua itu mereka lakukan karena maraknya aksi penculikan anak akhir-akhir ini.
Meski
Seorang wanita tampak berdiri di ujung jalan menuju rusun Blok S.Sudah hampir satu minggu berlalu sejak dia bebas dari penjara, dirinya hidup luntang-lantung di jalanan tanpa memiliki tujuan yang pasti.Ada sebuah keinginan besar dalam benaknya untuk mendatangi kediaman sahabatnya di rusun yang kini sedang dia perhatikan dari kejauhan.Sayangnya, Aliana tak memiliki nyali yang cukup untuk berhadapan dengan Mischa saat ini. Apa yang harus dia katakan pada Mischa jika sahabatnya itu bertanya kemana saja dia selama ini?Dirinya bahkan pergi di saat Mischa sedang membutuhkan sandaran. Sementara, Aliana sendiri tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya mendekam di penjara karena ulah Xander. Mischa tidak boleh mengetahui hal itu. Aliana hanya tidak ingin sahabatnya itu sedih.Mungkin, ada baiknya untuk saat ini mereka jangan bertemu dulu.Lagipula, Aliana masih
Hari ini Xander sengaja pulang ke kediaman utama keluarga Malik. Awalnya niat Xander hanya ingin melihat keadaan Omahnya yang masih harus melakukan rawat jalan pasca penyakit jantung yang dideritanya kumat.Saat ini, hati Xander seolah berontak atas apa yang telah dilakukan oleh Sarah secara diam-diam tanpa persetujuannya lebih dulu. Yaitu menjual saham Malik Grup atas hotel Butterfly pada Adhiguna. Tapi Xander berusaha untuk mengesampingkan semua hal itu karena baginya, kesehatan Sarah lebih penting dari apapun. Meski, Xander benar-benar kecewa atas tindakan Sarah kali ini."Omah sudah minum obat?" tanya Xander pada Sarah yang saat itu sedang terbaring di tempat tidur.Sarah hendak bangkit, Xander pun segera membantunya dan menaruh beberapa bantal untuk sandaran punggung Sarah."Kapan
Sesampainya di ruang rawat, tim dokter langsung menangani Dirga.Mischa menunggu di luar.Saat itu Mischa sempat mengobrol dengan seorang suster bernama Berta. Dia suster pribadi yang diperkerjakan oleh Xander untuk mengurus sang Ayah di rumah sakit jiwa.Berta mengatakan bahwa Dirga sudah tahu mengenai masalah perebutan hak wali atas diri Arsen, pun mengenai kabar kematian Gandhi Bharata Yuda yang dulunya merupakan sahabat karib Dirga.Itulah alasan kenapa Dirga tadi sampai nekat melarikan diri.Lelaki itu mengatakan kalau dirinya ingin menemui Diana sang mantan istri yang pastinya kini sangat sedih karena harus kehilangan s
Jarvis sampai dikediaman pribadi Xander saat waktu tengah malam hampir tiba.Xander sudah mabuk berat. Bahkan sejak di perjalanan pulang tadi Xander terus mengigau tak menentu.Jarvis dibantu oleh Raga, sang supir untuk kembali memapah tubuh Xander memasuki apartemen pribadi sang Bos.Seorang wanita bergaun satin merah berhambur menyambut kedatangan mereka.Sore tadi Mendy baru saja kembali dari Singapura setelah menyelesaikan syuting film terbarunya. Dia teramat merindukan Xander sampai dia tak sempat pulang ke apartemen pribadinya melainkan langsung menuju apartemen pribadi kekasihnya itu.Mendy tak menyangka ternyata Xander pulang dalam keadaan mabuk.Pakaiannya berantakan dan ada beberapa tanda merah dileher lelaki itu."Apa yang terjadi Jarvis?" tanya Mendy dengan wajah panik.Mendy menyingkap selimut di ranjang tempat tidur Xander su
Dua tahun yang lalu...Acara pesta malam itu begitu meriah.Mendy Clarissa baru saja mendapat penghargaan dalam festival film Indonesia sebagai aktris pendatang baru terbaik.Seluruh keluarga sepakat mengadakan pesta besar untuk merayakan ulang tahun Mendy yang ke-25 sekaligus merayakan kesuksesan Mendy di dunia hiburan.Tak hanya kalangan aktris dan aktor terkenal yang datang, tapi para pebisnis besar turut hadir atas undangan Ayahan Mendy yang memang seorang pengusaha.Dari sekian banyak lelaki tampan dan mapan yang datang dan berkenalan dengan Mendy, hanya satu lelaki yang sukses menarik perhatian seorang Mendy Clarissa.Dia adalah Alexander Gavin Malik yang saat itu diperkenalkan oleh sang Ayah pada Mendy."Kenalkan Mendy, dia adalah Tuan Xander, pemilik Malik Grup yang
"Selamat malam nona Mendy, kebetulan Tuan Xander belum pulang. Tapi tadi Tuan menelepon saya jika Nona Mendy datang, Nona diminta menunggu Tuan Xander sebentar. Saya sudah menyediakan hidangan untuk makan malam, apa Nona ingin makan lebih dulu?" Bi Diah selaku asisten rumah tangga di kediaman pribadi Xander langsung menyambut kedatangan Mendy saat itu."Terima kasih Bi. Tapi sepertinya saya mau mandi dulu, biar nanti saya makan malam bersama Xander saja," jawab Mendy dengan sikap ramahnya.Apartemen Xander sudah Mendy anggap rumah ke duanya. Bahkan kamar pribadi Xander pun sudah seperti kamar pribadinya juga. Mendy bisa dengan leluasa keluar masuk kamar itu tanpa siapapun yang melarangnya. Bahkan di dalam kamar itu Mendy sampai menyiapkan beberapa helai pakaian tidur dan pakaian gantinya jika dia sedang menginap dan menghabiskan malamnya bersama Xander.
Malam harinya Mischa benar-benar memutar otak untuk mencari cara agar dia bisa memenangkan hak asuh atas perwalian Arsen.Sempat terpikir untuk kembali menghubungi Aldrian, tapi Mischa sendiri tidak yakin akan ketulusan niat Aldrian dalam membantunya. Apalagi setelah dia tahu bahwa antara Xander dan Aldrian itu sempat saling bersiteru akibat hubungan dendam pribadi keluarga mereka.Mischa hanya takut dirinya dan Arsen akan dijadikan kambing hitam oleh Aldrian.Mischa menoleh ke arah Arsen yang sedang asik bermain mobil-mobilan di lantai. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menyerah. Jika ada jalan lain yang bisa dia tempuh untuk bisa menjalani hidup tenang bersama Arsen, maka Mischa akan melakukannya.Mungkin dengan pergi jauh dari tempat ini.
Pagi harinya saat Lulu hendak mengantar makanan ke Rusun Mischa, Lulu mendapati sepucuk surat yang diselipkan Mischa di pintu rusunnya.Dari situlah Lulu tahu bahwa Mischa telah pergi.Lulu pun panik dan langsung menelepon suaminya."Mas-Mas Dion, gawat Mas! Mischa pergi dari rumah sama Arsen, aku takut terjadi sesuatu sama mereka, Mas..." ucap Lulu di telepon. Lulu menelepon sambil berjalan keluar dari pintu gerbang rusun untuk menemui Paman Diwan. Mungkin Paman Diwan mengetahui sesuatu tentang kemana perginya Mischa.Namun saat Lulu sedang berjalan di tepi trotoar menuju jalan raya, Lulu mendapati Mischa yang sedang menggendong Arsen di balik punggungnya. Pakaian Mischa basah dan dia terlihat sangat lelah. Sebuah koper besar dengan susah payah ditariknya dengan satu tangan.