Share

Tawaran Kerja

Hana berjalan ke arah pintu lalu membuka pintu itu, ia tersenyum senang ternyata sahabatnya Aline yang datang.

Aline tersenyum saat pintu itu terbuka ia mengangkat tangannya yang sedang membawa paperbag menunjukkannya pada Hana.

Hana melihat kearah tangan Aline dan beralih menatap sahabatnya itu sambil tersenyum, Hana melihat jika Aline tak sendiri, Hana mengerutkan keningnya dan menatap ke arah Aline seolah ia meminta penjelasan tentang siapa yang datang bersama dengannya.

Aline langsung mengajak Hana untuk masuk dan ia akan menjelaskannya di dalam, mereka bertiga masuk tak lupa Hana menutup pintu itu kembali.

"Hana kenalin ini Nyonya Rosana, beliau ini Ibu dari bosku Ravi, nyonya Rosana ini juga pemilik saham ditempat aku bekerja." aline tersenyum ke arah Hana dan beralih ke nyonya Rosana.

Hana mengulurkan tangannya, "Hana." Hana membungkukkan kepalanya kemudian menatap nyonya Rosana.

Nyonya Rosana pun mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Hana sambil tersenyum ramah padanya.

"Tadi, aku kebetulan ketemu sama nyonya Rosana di depan, dan beliau pengen ikut kesini." Aline mengingat kembali pertemuannya dengan nyonya Rosana.

Saat ia baru saja sampai di lobby rumah sakit, tanpa sengaja ia bertemu dengan nyonya Rosana yang kebetulan juga ada di sini.

"Aline!" Nyonya Rosana memanggil Aline saat ia melihat Aline tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Aline yang mendengar namanya dipanggil langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara ia melihat nyonya Rosana sedang Melambaikan tangan ke arahnya Aline pun tersenyum ia berjalan mendekat ke arah Nyonya Rosana.

Aline tersenyum pada Nyonya Rosana dan mencium punggung tangannya.

"Sedang apa kamu di sini Aline, apa kau sakit?" Nyonya Rosana bertanya pada Aline ada sedikit rasa khawatir dalam nada bicara wanita paruh baya itu.

"Tidak Bu, saya mau jenguk anaknya teman saya, dia sakit leukimia, padahal usianya masih 3,5tahun." Raut wajah Aline berubah menjadi sedih jika mengingat tentang Kendra.

Aline sudah menyayangi anak itu seperti keponakannya sediri, sejak ia masih bayi Aline lah yang membantu Hana mengasuh Kendra.

"Kasian sekali anak itu, apa aku boleh ikut menjenguknya Aline, aku ingin sekali bertemu dengannya."

"Tentu saja boleh dong Bu, ayo kita kesana sekarang." Aline tersenyum ke arah nyonya Rosana dan mereka pun berjalan kearah ruangan Kendra.

Hana tersenyum mendengar cerita Aline, sedang nyonya Rosana perlahan beliau berjalan melangkah mendekati Kendra yang sedang terbaring lemah.

Nyonya Rosana melihat keadaan Kendra, dari atas kepala hingga kaki, ia merasa sedih melihat kondisi Kendra, ank sekecil itu harus terbaring di rumah sakit dengan selang infus yang terpasang di tangannya.

Yang seharusnya seumuran dia sedang asik-asiknya bermain di luar bersenang-senang penuh canda tawa.

"Hana aku mau ketoilet dulu," ujar Aline ia pun segera berjalan ke arah toilet.

Hana kemudian berjalan mendekati anaknya di sisi sebelah kiri Nyonya roshanna masih memperhatikan keadaan Kendra ia mengusap lembut Puncak kepala bocah itu lalu melihat ke arah sana Nyonya Rosana tersenyum ia mengulurkan tangannya memegang tangan Hana

"Kamu yang sabar ya, Tuhan saat ini sedang menyayangimu dengan memberikan ujian ini padamu."

Hana melihat ke arah Nyonya Rosana ia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya namun Ia juga menahan air matanya agar tidak jatuh menetes di depan orang yang baru saja ia kenal.

"Apa kau tahu nasib kita sama, aku dulu juga ditinggal oleh orang yang aku sayangi, saat usia ku masih muda sepertimu, suamiku meninggal dunia saat anakku Ravi masih sekola di bangu sekolah dasar."

Hana menatap kearah nyonya Rosana, ternyata orang kaya sepertinya bisa mengalami hal yang semenyedihkan itu.

Nyonya Rosana lalu mengajak Hana untuk duduk di sofa yang ada dalam kamar tersebut, mereka lalu mengobrol bersama.

"Hana apa kau sudah bekerja? Kau kerja dimana sekarang?" Nyonya Rosana kemudian bertanya pada Hana.

"Hana baru saja lulus kuliah nyonya, dan kini Hana tengah mencari pekerjaan." Jawab Hana ia masih tersenyum ramah pada wanita yang ada di depannya.

Nyonya Rosana merasa kasian pada Hana, bagaimana dia nanti akan melanjutkan hidupnya, belum lagi pengobatan anaknya sangatlah mahal dan butuh biaya yang banyak.

Aline kini sudah Kemabli dari toilet ia pun ikut bergabung bersama Hana dan nyonya rosana di sofa itu.

"Hana, apa kau mau bekerja di perusahaan anakku? Aku akan bicara pada Ravi nanti untuk menerimamu menjadi karyawannya." Nyonya Rosana bertanya pada Hana berharap wanita itu mau nerima tawarannya.

Hana lalu melihat ke arah Aline sahabatnya, Aline menganggukkan kepalanya tersenyum dengan antusias.

Interaksi keduanya di lihat oleh nyonya Rosana, " baiklah Hana kau pikirkan dulu tawaranku, pertimbangkan baik-baik, aku pamit pergi dulu, aku harus menjenguk temanku yang di rawat di rumah sakit ini juga, jika kau berniat untuk bekerja di perusahaan anakku, maka datanglah ke sana. aku akan meminta anak kiu untuk langsung menerimamu."

Nyonya Rosana lalu berdiri Ia pun segera melangkah keluar menuju pintu diikuti oleh Hana dan Aline di belakangnya.

Setelah kepergian Nyonya Rosana, Aline dan Hana kembali duduk di sofa Aline membuka paper bag yang ia bawa dan menatanya di atas meja. Ia lalu meminta sahabatnya untuk makan siang karena Aline tahu jika Hana saat ini belum makan siang.

Hana kemudian tersenyum lalu mengambil salah satu makanan dan mulai memakannya.

"Hana, sebaiknya kau terima saja tawaran dari nyonya Rosana tadi, kau bisa langsung kerja dan tak perlu mencarinya lagi.

Hana menghentikan suaranya ketika mendengar ucapan Alin karena merasa ragu untuk menerima tawaran itu karena ia sudah tidur dengan Devan pemilik perusahaan itu namun di satu sisi Ia pun membutuhkan pekerjaan ini untuk kelangsungan hidup nya bersama dengan Putra semata wayangnya.

"Aku tahu apa yang kau khawatirkan saat ini pasti Devan, Hana bukankah kau memiliki perjanjian bersamanya untuk kalian tidak mengingat kejadian itu satu sama lain ketika kalian nanti bertemu kembali?" Aline mengingatkan sahabatnya itu, ia menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum.

Hana pun teringat jika ia berkata pada Devan, saat mereka berdua di hotel, "setelah kita melakukan ini, kita tak saling kenal, jika kita bertemu kembali nanti maka anggap kejadian ini tak pernah terjadi di antara kita, dan kau tak mengenalku."

Hana menatap ke arah Aline, "Aku pikir-pikir dulu Aline, ini tak akan mudah bagiku, untuk selalu bertemu dengannya." Hana tersenyum ia lalu melanjutkan makannya.

Aline pun tak bisa memaksa Hana, namun Aline berharap untuk Hana bisa menerima pekerjaan itu.

"Aline, apa kau bisa menemaniku lagi malam ini, hanya malam ini, aku janji, dokter bilang Kendra akan di operasi malam ini." Hana melihat ke arah Aline sorot matanya seolah memohon.

Aline tersenyum dan mengangguk ke arah Hana, "Aku akan menemanimu, hingga operasi Kendra berjalan dengan lancar, hemm ... Jam makan siang sebentar lagi habis aku harus kembali ke kantor, nanti sepulang kerja aku akan datang kembali." Aline melihat jam yang melingkar di tangannya wanita itu segera berdiri dari tempat duduknya saat ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status