Beranda / Romansa / OTW Janda! / 8. Hasrat Sekencang Ombak

Share

8. Hasrat Sekencang Ombak

Penulis: Nadia Styn
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 19:22:50

Kamar utama di vila yang cukup besar itu seharusnya ditempati oleh Emma dan Chris. Keluarga besar mengalah untuk mengutamakan Emma yang sedang hamil, membiarkan Emma dan suaminya mendapat bagian kamar utama supaya Emma merasa nyaman saat istirahat.

Toh, yang membayar sewa vila besar itu sekaligus membiayai mereka selama di Florida adalah suaminya Emma. Jelas mereka harus diutamakan.

Hanya saja, sejak pagi hingga siang menjelang, sementara vila kosong dan Emma tak ada, kamar utama yang jendela besarnya memiliki pemandangan langsung ke arah laut cantik di Florida itu justru berubah menjadi penjara gairah untuk Chris dan Evelyn.

Chris berbohong pada Emma soal urusan mendesak yang harus dia kerjakan. Tak ada urusan apa pun yang perlu ia kerjakan selama ia cuti untuk liburan. ‘Urusan’ yang ia miliki justru adalah untuk bersetubuh dengan iparnya.

Saat ini, Evelyn berdiri persis di tengah jendela kamar yang tirainya terbuka lebar. Punggungnya bersandar pada jendela itu,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • OTW Janda!   8. Hasrat Sekencang Ombak

    Kamar utama di vila yang cukup besar itu seharusnya ditempati oleh Emma dan Chris. Keluarga besar mengalah untuk mengutamakan Emma yang sedang hamil, membiarkan Emma dan suaminya mendapat bagian kamar utama supaya Emma merasa nyaman saat istirahat. Toh, yang membayar sewa vila besar itu sekaligus membiayai mereka selama di Florida adalah suaminya Emma. Jelas mereka harus diutamakan. Hanya saja, sejak pagi hingga siang menjelang, sementara vila kosong dan Emma tak ada, kamar utama yang jendela besarnya memiliki pemandangan langsung ke arah laut cantik di Florida itu justru berubah menjadi penjara gairah untuk Chris dan Evelyn. Chris berbohong pada Emma soal urusan mendesak yang harus dia kerjakan. Tak ada urusan apa pun yang perlu ia kerjakan selama ia cuti untuk liburan. ‘Urusan’ yang ia miliki justru adalah untuk bersetubuh dengan iparnya. Saat ini, Evelyn berdiri persis di tengah jendela kamar yang tirainya terbuka lebar. Punggungnya bersandar pada jendela itu,

  • OTW Janda!   Bertekuk Lutut

    Mendengar Emma meneriakkan kata cerai, kepanikan menggerayangi Chris dan membuat wajahnya kaku. Dia menggeleng pelan dan mencoba membujuk Emma dengan berkata, “Emma, aku mohon jangan seperti ini, Sayang.” “Persetan. Mulai sekarang, kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Kuharap kau paham.” “Apa yang kau bicarakan? Jangan sembarangan bicara! Aku tidak mau cerai, Emma. Kau sedang hamil besar dan kau butuh didampingi oleh suamimu.” Chris menegaskan. “Aku bisa hamil, melahirkan, dan membesarkan anakku sendirian tanpamu.” Emma berupaya menepis tangan Chris dari bahunya seraya menghardik, “Lepas, Chris! Taksiku sudah datang.” Chris mendadak menyeret Emma masuk ke kamar dan menguncinya dari luar. Emma tentu makin mengamuk, tetapi Chris tak menghiraukan dan pergi menemui sopir taksi di depan rumah, memberikan sejumlah uang kepada sopir taksi tersebut sebagai kompensasi karena dia langsung membatalkan pesanan Emma. Setelahnya, barulah Chris pergi ke kamar dan menemui E

  • OTW Janda!   Aku Ingin Cerai!

    Seharian penuh Emma berusaha menutupi memar-memar di tangannya. Ketika rekannya tak sengaja melihat dan menanyakan apa yang terjadi, ia beralasan bahwa dirinya terjatuh. Beruntung, bekas tamparan Chris di pipinya tidak sampai meninggalkan bekas yang terlalu tebal, hanya memerah selama beberapa jam saja, tetapi gusinya sempat berdarah. Sementara memar di tangan kanannya, justru lumayan parah hingga berwarna merah keunguan. Emma pulang tepat waktu hari ini. Begitu sampai di rumah, ia langsung masuk ke kamar dan mengambil koper miliknya dari atas salah satu lemari di ruang pakaian. Tadi pagi setelah bertengkar hebat dengan Chris, karena ia harus berangkat bekerja, ia berusaha untuk bersabar dulu, menahan diri agar bisa tetap profesional dengan pekerjaannya dan tidak terlambat ke rumah sakit. Sekarang, karena ia sudah pulang dan untungnya tidak lembur, ia bergegas mengemasi pakaiannya sekaligus barang-barang penting yang akan ia bawa. Tidak semua pakaian ia bawa,

  • OTW Janda!   Istri yang Tidak Berharga

    Selain karena pertanyaan intens Emma tentang siapa yang datang kemarin, kening Chris makin mengerut begitu melihat ponselnya ada di tangan oleh Emma. Sudah dua tahun menikah, selama ini Emma dan Chris tidak pernah memeriksa ponsel satu sama lain tanpa izin. Emma sangat percaya pada Chris, sehingga ia tidak pernah berpikiran negatif kalau Chris akan menyembunyikan sesuatu darinya. Pagi ini adalah pertama kalinya ia membuka ponsel Chris tanpa diketahui oleh Chris, itu pun hanya melihat notifikasi pesan saja, tidak lebih. Namun tampaknya, hal itu membuat Chris sangat tidak suka. Pria berambut pompadour itu menjawab, “Itu temanku.” “Temanmu yang mana? Wanita atau pria? Apakah kemarin dia datang ke sini? Kenapa dia membawa-bawa namaku?” Chris menghela napas. “Temanku dari kantor, Emma. Dan tentu saja dia pria. Dia pernah datang ke sini pekan lalu saat kau sedang lembur, lalu kami minum-minum bersama. Dia tahu kau melarangku minum alkohol, makanya aku baru bisa memp

  • OTW Janda!   Pesan dari 'E'

    “Kau sudah pulang, Sayang?” sapa Chris. Emma hanya mengangguk pelan pada suaminya yang baru muncul dari kamar itu. Karena entah mengapa perasaannya mendadak tidak enak dan sedikit curiga, ia mendorong Chris ke samping supaya Chris menyingkir dari depan pintu kamar tidur mereka, sehingga ia bisa membuka pintu kamar tersebut. Ia melempar pandangan ke seluruh penjuru kamar, melihat-lihat apakah ada sesuatu yang aneh dan tak biasa di sana. Tapi tidak ada apa-apa. Kamar tidur mereka sangat rapi. Kasur pun juga rapi sekali seperti tadi pagi. Membuat Emma berspekulasi kalau Chris baru pulang juga dan belum menyentuh kasur sama sekali. Chris kemudian menyusul masuk ke kamar. Pria yang sudah menikah selama sekitar dua tahun dengan Emma itu bertanya, “Ada apa? Kenapa kau buru-buru masuk ke kamar?” Beberapa minggu belakangan, Emma merasa kalau sikap Chris memang berbeda. Termasuk soal jadwal pulang kerja Chris yang sangat tak biasa, hampir tiap hari selalu terlambat s

  • OTW Janda!   Kakak Ipar yang Bertamu

    “Kalau kau butuh sesuatu, kabari saja. Aku akan mampir ke sini jika senggang.” Sambil memegangi bagian bawah perut hamilnya, Emma sedikit membungkuk di samping pintu mobil. Ia menatap wanita berambut cokelat yang ada di dalam mobil itu dan duduk di kursi kemudi. “Kau yakin? Aku ini ibu hamil. Aku mungkin butuh sesuatu hampir setiap saat. Aku bisa mengabarimu tiap jam, Jenna,” sahut Emma. Jenna—dokter baru di Cornell Hill yang belakangan akrab dengannya—tertawa di dalam sana. Dia mengangguk dan menjawab, “Silakan saja. Aku tidak keberatan.” Emma turut tertawa. Ia mengetuk pelan kaca belakang mobil Jenna beberapa kali seraya berkata, “Terima kasih karena sudah mengantarku pulang. Kau pulanglah sekarang. Kasihan anakmu menunggu di rumah.” Emma menunggu sampai Jenna memundurkan mobil, lalu mulai melaju menjauh dari area rumahnya di wilayah Washington Heights. Sampai mobil Jenna benar-benar sudah tidak terlihat, barulah Emma berbalik dan melangkah memasuki rumah.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status