Share

[ 22 ]

Aku melihat keluarga itu reunian. Saling peluk. Aku dan Ben mundur selangkah memberi ruang untuk mereka.

“Hay Ben. Loh Mbak Nata? Kok kalian bareng? Kenal?” Tanya wanita yang sedang rangkulan dengan Tante Sarah tadi. Mamanya Gugi ternyata.

“Hey Tar. Loh kamu kenal Nata?”

“Kenal dong. Pernah ketemu. Yakan Mbak?”

Aku cuma tersenyum sambil mengangkat tangan kananku. Melambai kecil pada gadis itu.

“Hey, man.” Ben menyapa sepupunya itu tanpa maju sedikitpun.

“Ben,” sambut Gugi menatap Ben, lalu menatapku, sebelum menatap pinggangku yang tengah dirangkul erat oleh Ben.

Aku merasa seketika udara di sekitar kami nggak ada oksigennya. Karbondioksida semua.

“Yaudah kalau gitu kita berdua pamit duluan ya Tant, Om. Aku harus nganter Jenata dulu soalnya.”

“Loh naik apa? Nggak mau bareng aja? Cukup kok mobil Gugi. Cukupkan nak?” Gugi nggak menjawab. Hanya mengangguk.

“Ben ada nyimpen mobil kok Tant di parkiran. Aman.”

“Oh gitu. Yaudah kamu hati-hati nyetirnya. Jangan sampai anak orang ken
brokolying

sampai bingung lebih kasihan Nata apa Gugi. kamu lebih kasıhan sama siapa?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status