Share

Obsesi CEO Arogan
Obsesi CEO Arogan
Author: Cath

Bab 1

Author: Cath
last update Last Updated: 2022-11-15 19:04:11

Isabella sadar beberapa mata menatapnya dirinya terang-terangan. Bahkan ada beberapa juga yang menghampiri dan menggodanya kemudian berakhir ditolak olehnya.

Ia tidak tahu mengapa memilih untuk mendatangi club. Setelah mendapat pesan dari temannya yang mengatakan bahwa cutinya dipercepat, yang seharusnya ia 1 minggu di Italia menjadi 5 hari saja. Membuatnya kesal.

"Sendirian saja?"

Isabella tersentak, melihat kedatangan pria tampan yang duduk disampingnya. Tatapan Isabella terpaku pada badan pria terserbut, terlihat otot-otot yang menonjol di dalam kemeja hitamnya.

Isabella menggeleng, mengapa ia jadi salah fokus?!

Namun tiba-tiba, pria itu menjulurkan tanganya.

"Javier," ucapnya.

Isabella menyerengit, lihatlah tangan kekarnya yang juga terdapat urat-urat yang menonjol. Sungguh, pria ini sungguh hot.

Tetapi, Isabella tidak menerima jabatan tangan pria itu. Ia memilih memalingkan wajahnya yang tiba-tiba panas.

"Namaku Javier. Kalau boleh aku tahu, namamu siapa, Nona?"

"Carol," sahut Isabella asal.

"Beautiful name."

Isabella memutar matanya malas, ketara sekali pria ini memang semacam playboy.

"Pergilah, aku sedang tidak ingin diganggu," ketus Isabella.

"Apa aku terlihat menganggumu? Aku hanya duduk."

Isabella berdecak. "Kau datang ke tempat ku duduk seenaknya, apa itu tidak menganggu. Apalagi kita tidak saling menegenal, Tuan."

"Maka dari itu kita harus berkenalan."

"Tidak minat. Kumohon pergilah, aku ingin sendiri," ucap Isabella sopan agar tidak menyinggug Javier.

"Tidak ada tempat lagi, lihatlah semua bangku sudah dipenuhi. Jadi, biarkan aku di sini," balas Javier.

Isabella menunjuk meja yang ada di ujung ruangan. "Lihat para wanita di sana, mereka terlihat bersedia menampung dirimu." Sedari tadi para wanita di sana terus menatap mereka—tepatnya Javier.

"Tidak minat, lebih seru di sini."

"Apa yang seru?"

"Melihat wajah cantikmu yang cemberut itu, lebih seru."

Javier melihat wajah Isabella sedari tadi tidak suka akan kehadirannya. Namun, inilah yang menarik perhatiannya, di saat wanita lain mencoba menggodanya, Isabella menolaknya.

Sejujurnya harga dirinya Javier sedikit tergores, baru kali ini ia ditolak kehadirannya oleh wanita.

"Aku yakin kau memiliki banyak pacar dan mantan bertebaran di luar sana. Mulutmu manis sekali, Tuan," Isabella bisa melihat kilatan jahil dimata pria itu.

"Wrong. Aku tidak ada waktu untuk hal semacam itu. Namun aku akan pertimbangkan jika itu dirimu." Javier menyeringai.

"Maksudmu?"

"Mau menjadi kekasihku?"

Isabella menatap pria ini tak percaya. "Kau pria yang aneh! Menjauhlah!"

"Kau menyuruhku menjauh, tetapi muka mu memerah malu."

Isabella meringis. Apakah semerah itu mukanya sampai terlihat jelas oleh Javier?! Padahal ruangan ini minim pencahayaan.

"Pesonaku memang luar biasa bukan?" ujar Javier arogan.

"Pesona apa? Biasa saja." Isabella menjawab.

"Wanita selalu saja seperti itu, hati dan pikirannya bertolak belakang. Padahal wajamu sudah menunjukan malu-malu kucing."

Isabella tidak menggubris, ia kembali fokus menikmati minumannya.

"Tapi kalau untuk kau bukan malu-malu kucing. Lebih tepatnya malu-malu macan, sebab kau seperti macan betina." Lanjut Javier.

Isabella tetap tidak menggubris pria tidak jelas tersebut. Hingga keduanya hanyut dalam kediamaan.

Javier melirik Isabella meringis memegang kepalanya. Sepertinya wanita itu sudah minum terlalu banyak.

"Aku jadi penasaran," ujar Isabella meracau.

Sepertinya dirinya sudah dikuasai oleh Alkohol.

Javier menoleh. "Hm?"

"Aku ingin mencobanya..."

"Kau ingin apa?"

"Sesuatu yang luar biasa..."

Javier menyerengit. Sesuatu yang luar biasa?

Oh, Javier mengerti.

Javier tersenyum miring. "Ingin mencoba?"

"Uh, mencoba apa?"

"Kau ingin merasakan sesuatu yang luar biasa bukan? Ayo, akan aku tunjukan, Nona Carol."

Kepala Isabella semakin pening, ia tidak menyadari sudah berapa gelas yang ia minum dan secara tidak langsung juga ia menyetujui ajakan Javier.

***

Isabella mengerjapkan mata, ia menyerengit saat melihat sekitarnya. Ini seperti bukan kamar hotelnya. Kamar hotel ini jauh lebih besar dan mewah.

Tak lama ia larut dalam kebingungan, Isabella tersentak kaget mengingat kejadiam semalam. Ia langsung menoleh dan tidak menapati adanya Javier.

Harga diri Isabella terinjak, ia seperti wanita buruk sekarang. Bisa-bisanya pria itu pergi begitu saja, setelah mengambil semuanya.

Isabella mengacak rambutnya, bagaimana ia bisa berakhir tidur dengan pria itu?! Dengan sigap ia bangkit, Isabella meringis merasakan sakit pada seluruh badannya lalu ia bangkit untuk mengambil pakaiannya.

Mata Isabella tidak sengaja melihat sebuah paper bag bermerk Dior di meja dekat sofa. Saat Isabella membukanya, ia terpanah melihat dress hitam dengan model yang sangat ia sukai.

Sejujurnya ini adalah dress yang ia incar sejak dulu, akan tetap sepertinya takdir tidak merestui, setiap ia mencari dress ini selalu habis di setiap kota.

Dugaannya semakin yakin bahwa Javier mempunyai banyak wanita. Sepertinya pria itu mengetahui dengan baik selera wanita. Sebab dress ini merupakan salah satu pakaian yang Dior yang selalu diincar banyak wanita.

Oh, ternyata di dalamnya terdapat sebuah surat yang dipita dengan rapih. Isabella langsung membukanya. Isi dari surat itu adalah:

Untukmu. Thanks for last night, Carol. Maafkan aku pergi begitu saja, sebab ada yang harus kerjakan. Aku meninggalkan kartu namaku di meja samping tempat tidur, hubungin aku jika kau sudah bangun.

"Hubungimu? Tidak akan! Tidak sopan sekali setelah meninggalkanku begitu saja dan ia justru memerintah seenaknya!" gerutu Isabella.

"Memang dia siapa?" Isabella mengerutu kesal sembari melangkah untuk melihat kartu nama Javier.

Isabella mengambil kartu tersebut kemudian membacanya. “JC Company? Dia seorang CEO?”

Sebenarnya Isabella sudah curiga sedari awal, bahwa Javier bukanlah orang biasa. Ia bisa menilainya dari jam tangan yang dipakai lelaki itu berharga miliaran.

Isabella lega saat perkenalan dengan Javier, ia memakai nama palsu. Sebab jika dia menggunakan nama aslinya, siapa tahu Javier mencari dirinya. Pria itu kaya raya, apa yang ia ingin pasti akan didapatkan. Untung saja ia berbohong, karena Isabella tidak ingin berurusan dengan pria itu.

Ia juga berdoa semoga Javier melupakan dirinya dan tidak menyarinya.

Kemudian Isabella memekik terkejut setelah membalikan kartu namanya dan menemukan nama panjang dari Javier.

"What—Coullard?!!!"

Javier El Daverion Coullard. Isabella seketika pusing, ia tidak menyangka, jadi semalam ia tidur bersama CEO Coullard company?!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ika Dw
wow, bagus ceritanya. mangat Thor...
goodnovel comment avatar
Ratna Bilqis
menarik ceritanya.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 70

    "Mana mereka? Mengapa tidak membawa sendiri tas mereka? " tanya Isabella pada Grace yang memasuki ruang tengah dengan membawa tas sekolah miliki kedua anaknya. "Mereka langsung pergi ke halaman belakang untuk memindahkan pembibitan tugas sekolah Iriana karena hujan." "Alasan, untuk bisa bermain hujan." Kata Isabella yang ditanggapi senyum oleh Grace pengasuh ketiga anaknya.Isabella menyadari sesuatu, "Apakah Isya tahu?" putri si bungsu yang sudah berusia 3 tahun tentu saja pulang lebih awal dari kedua kakaknya tadi berlari dari dapur untuk menyambut kepulangan kedua kakaknya. "Tadi masih berdiri diteras." Jawab Grace yang juga memiliki pemikiran yang sama. Dia segera memberikan tas sekolah ditangannya pada pelayan yang ada disana dan meminta tolong untuk dibawa keruang belajar sebelum menyusul nyonyanya kedepan. Kelihatannya sesuai dugaannya, si kembar sudah menuruni tangga depan bahkan ketika melihat Isabella datang bukannya berbalik kembali untuk naik, mereka berdua memperc

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 69

    Kedua anak kecil berlari menyabut kedatangan lsabella, bergantian memeluknya seperti Isabella yang sudah meninggalkan mereka beberapa hari, padahal Isabella hanya pergi beberapa jam lebih tepatnya dia pergi menemani suaminya menghadiri perjamuan makan siang sehingga saat ketiga putranya pulang sekolah dia tidak ada dirumah. "Merindukan mommy?" tanya Isabella. "Tidak boleh, hanya daddy yang boleh merindukan mommy." Kata Jayden. Isabella tertawa, Javier selalu bertingkah sama dengan anak-anaknya jika berhubungan dengan dirinya. "Mom, minggu depan ada acara outbond disekolah, apakah aku boleh ikut?" tanya Iriana. "Mom, ada tugas sekolah yang tidak kumengerti." Kata Jayden. Isabella tersenyum, duduk diantara kedua anaknya, "Kalian bertiga menyambut mommy ternyata ada kepentingan, tapi mana adik kalian?" Isabella baru menyadari kedua putri bungsunya tidak ada, padahal ini adalah jam bermain mereka yang artinya walau si bungsu baru berusia 5 bulan, kedua kakaknya selalu mengajak adi

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 68

    Javier menatap Isabella yang masih terlelap di depannya. Sudah hampir 7 jam paska operasi caesarnya selesai. Dengkuran halus Isabella terdengar. Matanya juga masih terpejam. Istrinya yang kuat. Isabella baru saja melahirkan anak ketiga merrka.Isabella dan Javier bersyukur sudah dikarunai tiga anak. Mereka mempunyai kembali anak perempuan yang cantik. Permasalahan besar hari itu selesai dan kehidupan Isabella dan Javier berjalan sangat baik. Kehamilan Isabella juga tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dikhawatirkan karena dokter mengatakan fisik Isabella tidak sekuat dulu saat melahirkan kedua anak kembarnya. Mungkin juga karena efek dari kelahiran pertamanya. Kehamilan anak tiga juga terasa sangat berat bagi Isabella. Di bulan kelima, pernah Javier mendapati Isabella yang menangis tiba-tiba di depan pintu rumah mereka. Ia memegang perutnya sambil sesunggukan. Ternyata karena rasa tidak nyaman dan sesak di dadanya. Penderitaan Isabella jauh lebih menyakitkan ketimbang kehamilan

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 67

    Orang-orang bilang, cinta itu akan hadir karena terbiasa. Dan mungkin Javier pun sudah merasakan cinta tersebut untuk Isabella. Dia tak tahu kapan perasaan itu datang, dan Javier baru sadar akan perasaannya saat melihat Isabella berjuang mati-matian di dalam ruang persalinan saat akan melahirkan anak mereka. Javier gugup, panik, dan takut secara bersamaan. Melihat Isabella yang sudah sangat lemas padahal anak mereka belum lahir. Javier sangat takut Isabella akan kenapa-kenapa. Karena itu dia setia mendampingi Isabella, menggenggam tangannya dengan erat dan mengucapkan kata-kata penyemangat. Setelah perjuangan yang hebat dan melelahkan, akhirnya lahirlah bayi mereka yang berjenis kelamin perempuan. Javier tersenyum penuh haru saat perawat menaruh bayinya di atas tubuh Isabella. "Cantik. Seperti kau," bisik Javier. Isabella tersenyum lemah mendengar itu. Dia menatap bayinya, kemudian air mata menetes dari sudut matanya. Isabella merasa tak percaya dia akan di fase ini dalam waktu

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 66

    FLASHBACK. ————————“Javier! Jayden!" jeritan Isabella terdengar ketika ia melihat ruang pakaiannya yang berantakan. Tentu saja ini ulah Jayden dan suaminya, Javier, yang selalu menemani putra mereka saat beraksi. Kali ini bukan baju, tas, atau sepatu Isabella yang menjadi korbannya. Tapi alat rias lsabella dan juga perhiasannya. Tak jauh dari tempat kejadian perkara, Isabella bisa mendengar tawa geli yang tertahan. Ia berjalan menuju salah satu ujung lemarinya. Ada kaki mungil yang terlihat mencoba bersembunyi di balik lemari. “Mommy bisa melihat kalian berdua," ujar Isabella. Ia menoleh mendapati Jayden dengan celana pendek dan kaus serta wajah cemong terkena berbagai jenis alat rias Isabella. Beberapa kalung berlian milik Isabella tergantung di tubuh mungil Jayden. Di sampingnya ada Javier yang menutup mulut Jayden agar anak itu tidak menimbulkan tawa berisik. Wajah Javier juga sama kacaunya dengan Jayden dan sebuah ikat rambut kecil di depan kepala Javier yang menyembul s

  • Obsesi CEO Arogan   bab 65

    Senyum Javier merekah ketika ia sibuk melihat ulang hasil foto-foto liburan mereka di ponsel dan kameranya. Kiri dan kanannya ada Jayden serta Iriana yang ikut berfokus pada gambar di kamera sang ayah. Sesekali mereka heboh ketika melihat salah satu yang mengeluarkan ekspresi konyol dalam foto. "Daddy, nanti kita akan liburan lagi? Dengan Mr. Xander bolekah?" tanya Jayden pada sang ayah. Mereka sudah sampai kembali ke Italia dan Javier masih berada di kediaman orang tuanya karena anak-anak memintanya bermain di sana sebentar saja. "Why not? Nanti Daddy tanya dia dahulu." Javier mencubit gemas pipi anak tersebut. Tampaknya memang tidak terelakkan lagi. Kedua anaknya sangat senang bermain dengan Xander. "Aku menyukai Mr. Xander, dia menyenangkan. Karena selama ini Mr. Xander menyebalkan di mataku," ujar Jayden.Javier dengan cepat menoleh pada anak laki lakinya. Oh ayolah. Javier seorang pria. Dia jelas tau jika Jayden menganggap Xander bagaikan kakanya karena itu yang Jayden la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status