Share

Obsesi CEO Arogan
Obsesi CEO Arogan
Author: Cath

Bab 1

Isabella sadar beberapa mata menatapnya dirinya terang-terangan. Bahkan ada beberapa juga yang menghampiri dan menggodanya kemudian berakhir ditolak olehnya.

Ia tidak tahu mengapa memilih untuk mendatangi club. Setelah mendapat pesan dari temannya yang mengatakan bahwa cutinya dipercepat, yang seharusnya ia 1 minggu di Italia menjadi 5 hari saja. Membuatnya kesal.

"Sendirian saja?"

Isabella tersentak, melihat kedatangan pria tampan yang duduk disampingnya. Tatapan Isabella terpaku pada badan pria terserbut, terlihat otot-otot yang menonjol di dalam kemeja hitamnya.

Isabella menggeleng, mengapa ia jadi salah fokus?!

Namun tiba-tiba, pria itu menjulurkan tanganya.

"Javier," ucapnya.

Isabella menyerengit, lihatlah tangan kekarnya yang juga terdapat urat-urat yang menonjol. Sungguh, pria ini sungguh hot.

Tetapi, Isabella tidak menerima jabatan tangan pria itu. Ia memilih memalingkan wajahnya yang tiba-tiba panas.

"Namaku Javier. Kalau boleh aku tahu, namamu siapa, Nona?"

"Carol," sahut Isabella asal.

"Beautiful name."

Isabella memutar matanya malas, ketara sekali pria ini memang semacam playboy.

"Pergilah, aku sedang tidak ingin diganggu," ketus Isabella.

"Apa aku terlihat menganggumu? Aku hanya duduk."

Isabella berdecak. "Kau datang ke tempat ku duduk seenaknya, apa itu tidak menganggu. Apalagi kita tidak saling menegenal, Tuan."

"Maka dari itu kita harus berkenalan."

"Tidak minat. Kumohon pergilah, aku ingin sendiri," ucap Isabella sopan agar tidak menyinggug Javier.

"Tidak ada tempat lagi, lihatlah semua bangku sudah dipenuhi. Jadi, biarkan aku di sini," balas Javier.

Isabella menunjuk meja yang ada di ujung ruangan. "Lihat para wanita di sana, mereka terlihat bersedia menampung dirimu." Sedari tadi para wanita di sana terus menatap mereka—tepatnya Javier.

"Tidak minat, lebih seru di sini."

"Apa yang seru?"

"Melihat wajah cantikmu yang cemberut itu, lebih seru."

Javier melihat wajah Isabella sedari tadi tidak suka akan kehadirannya. Namun, inilah yang menarik perhatiannya, di saat wanita lain mencoba menggodanya, Isabella menolaknya.

Sejujurnya harga dirinya Javier sedikit tergores, baru kali ini ia ditolak kehadirannya oleh wanita.

"Aku yakin kau memiliki banyak pacar dan mantan bertebaran di luar sana. Mulutmu manis sekali, Tuan," Isabella bisa melihat kilatan jahil dimata pria itu.

"Wrong. Aku tidak ada waktu untuk hal semacam itu. Namun aku akan pertimbangkan jika itu dirimu." Javier menyeringai.

"Maksudmu?"

"Mau menjadi kekasihku?"

Isabella menatap pria ini tak percaya. "Kau pria yang aneh! Menjauhlah!"

"Kau menyuruhku menjauh, tetapi muka mu memerah malu."

Isabella meringis. Apakah semerah itu mukanya sampai terlihat jelas oleh Javier?! Padahal ruangan ini minim pencahayaan.

"Pesonaku memang luar biasa bukan?" ujar Javier arogan.

"Pesona apa? Biasa saja." Isabella menjawab.

"Wanita selalu saja seperti itu, hati dan pikirannya bertolak belakang. Padahal wajamu sudah menunjukan malu-malu kucing."

Isabella tidak menggubris, ia kembali fokus menikmati minumannya.

"Tapi kalau untuk kau bukan malu-malu kucing. Lebih tepatnya malu-malu macan, sebab kau seperti macan betina." Lanjut Javier.

Isabella tetap tidak menggubris pria tidak jelas tersebut. Hingga keduanya hanyut dalam kediamaan.

Javier melirik Isabella meringis memegang kepalanya. Sepertinya wanita itu sudah minum terlalu banyak.

"Aku jadi penasaran," ujar Isabella meracau.

Sepertinya dirinya sudah dikuasai oleh Alkohol.

Javier menoleh. "Hm?"

"Aku ingin mencobanya..."

"Kau ingin apa?"

"Sesuatu yang luar biasa..."

Javier menyerengit. Sesuatu yang luar biasa?

Oh, Javier mengerti.

Javier tersenyum miring. "Ingin mencoba?"

"Uh, mencoba apa?"

"Kau ingin merasakan sesuatu yang luar biasa bukan? Ayo, akan aku tunjukan, Nona Carol."

Kepala Isabella semakin pening, ia tidak menyadari sudah berapa gelas yang ia minum dan secara tidak langsung juga ia menyetujui ajakan Javier.

***

Isabella mengerjapkan mata, ia menyerengit saat melihat sekitarnya. Ini seperti bukan kamar hotelnya. Kamar hotel ini jauh lebih besar dan mewah.

Tak lama ia larut dalam kebingungan, Isabella tersentak kaget mengingat kejadiam semalam. Ia langsung menoleh dan tidak menapati adanya Javier.

Harga diri Isabella terinjak, ia seperti wanita buruk sekarang. Bisa-bisanya pria itu pergi begitu saja, setelah mengambil semuanya.

Isabella mengacak rambutnya, bagaimana ia bisa berakhir tidur dengan pria itu?! Dengan sigap ia bangkit, Isabella meringis merasakan sakit pada seluruh badannya lalu ia bangkit untuk mengambil pakaiannya.

Mata Isabella tidak sengaja melihat sebuah paper bag bermerk Dior di meja dekat sofa. Saat Isabella membukanya, ia terpanah melihat dress hitam dengan model yang sangat ia sukai.

Sejujurnya ini adalah dress yang ia incar sejak dulu, akan tetap sepertinya takdir tidak merestui, setiap ia mencari dress ini selalu habis di setiap kota.

Dugaannya semakin yakin bahwa Javier mempunyai banyak wanita. Sepertinya pria itu mengetahui dengan baik selera wanita. Sebab dress ini merupakan salah satu pakaian yang Dior yang selalu diincar banyak wanita.

Oh, ternyata di dalamnya terdapat sebuah surat yang dipita dengan rapih. Isabella langsung membukanya. Isi dari surat itu adalah:

Untukmu. Thanks for last night, Carol. Maafkan aku pergi begitu saja, sebab ada yang harus kerjakan. Aku meninggalkan kartu namaku di meja samping tempat tidur, hubungin aku jika kau sudah bangun.

"Hubungimu? Tidak akan! Tidak sopan sekali setelah meninggalkanku begitu saja dan ia justru memerintah seenaknya!" gerutu Isabella.

"Memang dia siapa?" Isabella mengerutu kesal sembari melangkah untuk melihat kartu nama Javier.

Isabella mengambil kartu tersebut kemudian membacanya. “JC Company? Dia seorang CEO?”

Sebenarnya Isabella sudah curiga sedari awal, bahwa Javier bukanlah orang biasa. Ia bisa menilainya dari jam tangan yang dipakai lelaki itu berharga miliaran.

Isabella lega saat perkenalan dengan Javier, ia memakai nama palsu. Sebab jika dia menggunakan nama aslinya, siapa tahu Javier mencari dirinya. Pria itu kaya raya, apa yang ia ingin pasti akan didapatkan. Untung saja ia berbohong, karena Isabella tidak ingin berurusan dengan pria itu.

Ia juga berdoa semoga Javier melupakan dirinya dan tidak menyarinya.

Kemudian Isabella memekik terkejut setelah membalikan kartu namanya dan menemukan nama panjang dari Javier.

"What—Coullard?!!!"

Javier El Daverion Coullard. Isabella seketika pusing, ia tidak menyangka, jadi semalam ia tidur bersama CEO Coullard company?!

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ika Dw
wow, bagus ceritanya. mangat Thor...
goodnovel comment avatar
Ratna Bilqis
menarik ceritanya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status