Share

Bab 22

Javier mengacak rambutnya, menatap pintu kamar yang masih terkunci. Sudah menjelang pagi Isabella juga belum keluar kamar.

Kemarin malam Javier mendengar Isabella menangis berjam-jam hingga suara wanita itu perlahan menghilang.

Tentu saja Javier khawatir, ia takut Isabella pingsan karena kelelahan menangis. Kini dirinya terus mengetuk pintu kamar dari tadi sambil memanggil nama Isabella.

“Isa, ini sudah pagi sayang. Ayo kita sarapan,” ucap Javier.

“Isabella, jika kau masih marah padaku tidak apa. Tetapi kau harus sarapan, sayang. Kau semalam juga melewatkan makan malam, aku tidak mau kau sakit.” Javier terus mengetuk pintu kamarnya.

Sedangkan di dalam Isabella sudah bangun sedari tadi. Sebenarnya ia tidak bisa tidur pulas, ia terus terbangun dan kemudian menangis kembali.

“Isa, kumohon…”

“Saya—“ Javier menghentika ucapannya setelah merasakan tepukan di bahunya.

“Tuan, sarapan sudah saya sediakan,” ucap Victoria dengan sopan.

Di dalam sana Isabella bisa mendengar suara Victoria den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status