"Daddy, kau mengatakan kita akan naik kapal, bukan?" tanya Jayden saat mengetahui mereka akan berangkat menggunakan private jet Javier. "Mommy tidak mau naik kapal.""Kenapa?""Lama dan Mommy mu selalu pusing jika naik kapal," jelas Javier."Padahal aku ada rencana sekalian berenang saat di kapal nanti." Rencana kapal yang akan mereka gunakan adalah kapal pribadi milik Javier tentunya yang luar biasa besar seperti kapal feri. Fasilitasnya tidak main-main, di dalamnya terdapat semua yang dibutuhkan. Jadi, selama perjalanan pun tidak membosankan."Bukankah kau takut naik kapal, sayang?" Isabella tina-tiba muncul dari arah tangga, dan langsung bertanya pada Jayden. "Tapi aku lebih suka menaiki kapal, karena tidak bosan. Kalau naik pesawat hanya duduk saja dan itu membosankan sekali," jelas Jayden."Nanti kita pulangnya naik kapal saja," sahut Javier.***Keindahan pulau Socotra membuat Isabella jatuh cinta. Memiliki hewan dan tumbuhan yang berbentuk aneh, menjadikan ikon unik pulau te
Setelah kedua anaknya sudah dipastikan tidur, Javier menjalankan rencananya untuk menggempur Isabella malam ini. Sebenarnya sudah dari tadi pagi Javier ingin menarik Isabella ke kamar dan bercinta dengan Isabella sepanjang hari. Melihat pakaian yang dikenakan wanita itu membuat hormon Javier menaik. Jarang sekali Isabella memakai pakaian dress yang bercorak bunga-bunga, terlihat seperti perempuan muda. Bahkan tadi ada orang menanyakan, ‘apakah dia anak mu?’ orang itu menunjuk Isabella, dan menanyakan pada Javier.Yang benar saja. Memang Isabella terlihat berkali-kali lebih muda jika memakai pakaian seperti itu. Maka dari itu, Javier pun cemburu dan ingin mengunci Isabella di dalam kamar bersamanya saja.Maka kini Javier hanya ingin Isabella malam ini, maka tanpa titah, Javier sudah menyapa bibir ranum Isabella dengan kecupan mesra.Tengkuk leher Isabella ditekan perlahan guna memperdalam pagutan mesra itu. Maka detik selanjutnya yang terjadi adalah lidah mereka saling beradu satu sam
Asap mengepul di udara, di sela-sela jari Javier bisa Isabella lihat terdapat rokok. Javier sudah melepaskan jasnya dan hanya memakai kemeja hitam yang melihatkan otot-otot badannya. Pria itu sedang kesal terbukti dari wajahnya yang sedari tadi mengeras, menahan emosi. Sebab, sudah sedikit lagi Javier memasukan miliknya pada Isabella, dering telepon menganggu mereka.Terpaksa Javier tidak melanjutkan kegiatan panas dengan Isabella. Pekerjaan yang mendadak diberi tahu sekertarisnya membuat kesal setengah mati. Kurang lebih dua jam lamanya Javier malakukan meeting dengan zoom. Untungnya ia membawa setean baju pekerjaannya. Kini pria itu sedang dipandang Isabella dengan tatapan terpesona. Pria itu hot sekali, apaling dengan wajah marahnya. Isabella mengigit bibirnya, ia jadi ingin mengusap, mengecup, menjilat dada bidang Javier yang terbuka, sebab pria itu tidak melepaskan tiga kancing kemejanya. Hanya melihat itu saja Isabella bisa merasakan denyutan di bawah sana. Isabella memang s
Keputusan yang dibuat Javier secara tiba-tiba membuat Isabella marah sekaligus kesal setengah mati pada suaminya itu. Seharusnya sejak kemarin Isabella sudah sampai rumahnya, Italia. Namun, keputusan Javier menyuruh kedua anaknya serta para pelayan dan pengasuh Jayden dan Iriana pulang dahulu. Isabella tentu tidak mau, ia ingin pulang bersama-sama.Sayangnya, Javier tidak suka dibantah. Jadi Isabella terpaksa mengikuti rencana suaminya itu. Kini mereka berdua tengah berada di sebuah pulau yang romatis, yaitu Maldives. Rencana Javier membawa Isabella pergi lagi adalah untuk honeymoon katanya. Wanita itu hanya geleng geleng pasrah, sebab jika melawan pun Javier akan selalu menang. Tidak terasa sudah satu hari di Maldives, dan tepat malam ini sayangnya rencana Isabella untuk melihat keindahan Maldives di malam hari pupus. Hujan deras sejak tadi sore membuat Isabella dan Javier tidak bisa keluar di dalam villa. Javier justru senang akan hal itu. Pria itu bisa berdua di dalam kamar den
Isabella menatap tajam Javier saat melihat Javier pulang memakai pakaian yang berbeda dengan pakaian yang Javier pakai saat pergi bekerja."Kenapa kau menatap ku begitu? Seolah-olah kau ingin memakan ku saja." Javier tertawa kecil melihat Isabella, ia melangkah mendekati istrinya itu. Kabar bahagia setelah mereka melakukan honeymoon, tak lama beberapa bulan kemudian Isabella dinyatakan positif hamil. Javier mengusap lembut perut Isabella sembari memberi kecupan di kening Isabella.Meski Javier bersikap manis, hal tersebut tidak segera membuat tatapan Isabella kepada Javier berubah. Mata Isabella justru semakin menyipit, menatap curiga."Kenapa kau berganti pakaian? Kau tidak main gila dengan wanita lain di luar sana bukan?" Isabella mendekatkan wajahnya, mengendus pakaian Javier. Memastikan tidak ada aroma parfum wanita yang menempel di pakaian Javier.Javier tertawa mendengar pertanyaan Isabella, "Kau jadi sangat posesif sejak kau mengandung.""Itu bukan jawaban yang ingin ku dengar
"Aku akan bahagia di mana pun asal denganmu. Aku tahu kau tentu menyayangiku dan tak menyakitiku," ujar Isabella dengan suara yang lembut dan tatapan serius. Javier tersenyum mendengar itu. "Terima kasih sudah mau mengambil keputusan untuk hidup bersamaku, Isa. Aku benar-benar bahagia bisa bersatu denganmu dalam pernikahan ini," balas Javier. Isabella tertawa pelan mendengar itu. Dia lalu bergerak menghadap ke arah Javier dan langsung memeluk suaminya tersebut dengan sangat erat. Wajahnya terbenam di dada Javier, dan Isabella merasa nyaman dengan kehangatan yang timbul. Setelah beberapa saat, kepala lsabella yang semula terbenam di dada Javier mulai mendongak. Tangan Isabella bergerak menarik kepala Javier agar semakin dekat dengannya. Tak ada penolakan dari Javier, hingga akhirnya bibir mereka bertemu untuk yang ke sekian kalinya. Perlahan namun pasti, posisi mereka berubah. Isabella menjadi berbaring terlentang, tepat di bawah tubuh Javier. Kedua tangan Isabella pun langsung
"Isa.""Ya?""Kau tahu tidak apa yang paling menyebalkan saat ini?""Aku ya?""Yang paling menyebalkan itu adalah kau yang bisa- bisanya semakin terlihat menggemaskan di saat seperti ini."Senyum Isabella terbit tanpa bisa dicegah. Apalagi saat Javier menarik tubuhnya mendekat dan mendekapnya pinggangnya erat. Dari gerak sederhana itu saja Isabella tahu kalau Javiernya sudah tidak marah kepadanya."Aku dimaafkan?" tanya Isabella."Iya, dimaafkan," jawab Javier lengkap dengan kecupan ringan di ujung hidung Isabella."Kau lama sekali marahnya.""Tidak lama. Hanya sebentar."Isabella tersenyum senang dan mengalungkan tangan di leher Javier. Tatapan mereka bertemu dan dilanjutkan dengan keduanya yang langsung memagut bibir satu sama lain. Keduanya kembali melanjutkan aktivitas di kamar Javier tadi siang yang sempat tertunda. "Sebentar, Jav." Isabella menahan Javier yang sedang berusaha menurunkan gaunnya."Kenapa?" tanya Javier. Isabella tidak menjawab. Perempuan itu bergerak mundur dan
Pagi ini, Isabella bangun dengan keadaan yang sehat seperti biasa. Dia tidak merasakan pusing atau mual, bahkan tidak muntah-muntah juga. Dan sampai sekarang, belum ada hal yang aromanya sangat menusuk dan mengganggu Isabella. Semuanya terasa sangat normal. Maka pantas bulan kemarin dia tak sadar dirinya hamil. Haid masih keluar, juga tak ada tanda-tanda hamil yang dia rasakan. Perubahan pertama yang dia sadari adalah perutnya yang sekarang tak sekencang awal. Isabella sudah tahu kalau dengan fakta dirinya hamil, maka suatu saat nanti tubuhnya akan berubah bentuk. Masih untung kalau misal berat badannya naik secara normal dan tidak berlebihan. Dan jujur saja, Isabella belum siap untuk itu. Dia sudah search di internet tentang perubahan tubuh pada wanita hamil. Ada yang tubuhnya hanya sekedar berisi, ada yang benar-benar melebar. Ada juga yang wajahnya rusak karena jerawat atau flek hitam, ada juga yang kulitnya berubah jadi kusam dan tidak cerah lagi. Jujur, Isabella benar-bena