Share

Bab 6

Isabella hanya bisa pasrah saat Javier memaksanya untuk pulang bersamanya. Kini Isabella dan kedua anaknya berada di pesawat private milik Javier. Sedangkan Diana pulang dengan pesawat keluarganya.

Isabella tidak berani menatap Javier setelah kejadian Iriana mengatakan daddy-nya adalah Xander.

Javier juga tidak mentakan apapun setelah itu. Pria itu bersikap dingin sekarang dan Iriana tidak berani berbicara dengannya juga.

"Kenapa kau mengatakan Mr. Xander adalah daddy kita?" bisik Jayden pada Iriana yang duduk disampingnya.

"Huh? Hei, Daddy kita selama ini hanya Daddy Xander. Lagipula Ana tidak suka pria itu, dia mempunyai mata yang menyeramkan! Ana lebih menyukai Daddy Xander karena saat tertawa lucu sekali!" bisik Iriana.

"Kau menyukai Mr. Xander yang selalu menyebarkan bau mulutnya? Kau tidak salah, Ana? Saat dia tertawa pun tidak lucu justru mengerikan. Mana ada orang tertawa mulutnya melebar dan membentuk lobang seperti goa?" Jayden merinding.

"Ish! Mengapa kau tidak suka sekali dengan Daddy Xander?!"

"Karena tidak keren!"

Iriana bingung. "Tidak keren bagaimana?"

"Mr. Xander tidak keren, dia tidak mempunyai pesawat seperti ini. Lihatlah pesawat milik Daddy ini, sungguh keren dengan warna hitam dan abu-abu!"

Mata Jayden menatap ruang pesawat itu, tapj tunggu, ada yang menarik perhatiannya. Jayden langsung turun dari bangku dan melangkah untuk memastikan.

"Woah cool!!!" seru Jayden, ia melebarkan mulutnya melihat sebuah pistol ada pada kantong bodyguard Daddy-nya.

"Apa aku boleh memegangnya?" tanya Jayden pada bodyguard itu.

Bodyguard tersebut menatap Tuannya—Javier untuk meminta izin terlebih dahulu.

Javier mengangguk.

Jayden memekik senang saat pistol tersebut berada ditangan kecilnya. "Woah! Akhirnya aku memegang benda ini juga!"

"Kau menyukai benda itu, boy?" tanya Javier.

"Sangat!!! Aku sering sekali melihat di film tempur!"

Javier tersenyum, sifat Jayden mirip sekali dengan dirinya sewaktu kecil.

Untung saja Isabella tertidur kalau saja melihat Jayden memegang pistol sudah dipastikan macan betinanya akan keluar.

"Itu mengerikan Jay!" seru Iriana memandang takut pistol tersebut.

Jayden tersenyum jahil, ia mengarahkan pistol itu ke arab Iriana. "Piw...piw...piw..." Jayden memeragakan seperti sedang menebak.

Iriana berteriak kaget. "Kau menakutiku Jay! Aku adukan nanti pada Mommy!"

"Dasar anak kecil, begitu doang kau takut? Ini tidak ada pelurunya tau!" Javier tertawa mengejek Iriana.

Javier sedikit kaget mengetahui Jayden sudah tau isi pistol itu tidak ada. Tadi sebelum bodyguard-nya memberika pistol pada Jayden ia mengkode bodyguard-nya untuk mengeluarkan isi pistolnya dahulu.

Javier tidak senekat itu langsung memberikan langsung pistol pada Jayden.

Iriana menekuk bibirnya kebawah, menandakan sedikit lagi ia akan menangis.

"Daddy lihatlah sebentar lagi Ana akan menangis! Perintahkan semua orang untuk menutup kupingnya!" Jayden meletakan pistolnya dan langsung menutup kedua kupingnya.

"MOMMY!" Isabella menangis.

Jayden tertawa terbahak-bahak. "Tutup kuping kalian tuan-tuan!"

***

Kini mereka sudah mendatat di Los Angeles. Isabella tidak menyangka ternyata Javier memiliki rumah di LA juga—lebih tepatnya mansion dan tidak disangka lagi pria itu memiliki perusahaan di kota ini juga.

Entah seberapa kaya Javier, bisa-bisa pusing Isabella jika memikirkan berapa banyak uang yang Javier punya.

"Kau berlebihan, Jav." Isabella mendengus. Ia mengelus surai Iriana yang tertidur di pangkuannya. Sedangkan Jayden sedang menonton film tempur terbaru.

"Maksudmu?" Javier menoleh pada Isabella yang duduk di sebelahnya.

"Mengapa ada helikopter juga mengawal kita?!" kesal Isabella.

Lihatlah sekarang, kini mereka dikawal oleh banyak mobil. Isabella tidak habis pikir, selama hidupnya ia memang pernah di kawal seperti ini, tetapi tidak sampai memakai helikopter juga!

Isabella bisa melihat melalui kaca atas mobil, helikopter itu mengikuti mereka.

"Tidak ada yang berlebihan, sayang. Musuh bisnisku ada dimana-mana, keamanan nomer satu bagiku. Apalagi aku bersama kau dan kedua makhluk ini,” balas Javier.

"Apa maksudmu dengan kedua makhluk?! Tadinya Isabella ingin tersipu mendengar Javier peduli tentangnya, namun setelah mendengar kedua anaknya disebut seperti itu jengkel.

Tidak Papanya, tidak Javier menyebut anaknya: kerdil, kurcaci, dan sekarang makhluk.

Javier menunjuk Iriana dan Jayden. "Mereka makhluk hidup kan? Apa mereka mikroba? Sebab mereka kecil sekali."

"Apa kau pernah belajar, Daddy? Mikroba itu bahkan tidak bisa dilihat dengan mata langsung, harus menggunakan mikroskop," sahut Jayden namun matanya masih fokus menoton.

Isabella tertawa mendengarnya, ia sampai menepuk-nepuk bahu Javier.

Javier terheran, mengapa tidak Ibunya sekarang Isabella setiap tertawa harus memukul orang. Apakah memang wanita seperti itu saat tertawa?

"Kau pintar sekali sudah mengerti apa itu mikroba di usiamu yang kerdil itu," puji Javier pada Jayden.

"Kerdil? Hei, aku ini memang cerdas, Daddy. Mengapa kau iri sekali!" Jayden bersedikap dada.

"Kenapa aku harus iri? Kalau aku tidak cerdas mengapa aku bisa mempunyai banyak uang?"

"Mungkin Daddy mengambil diam-diam dari bank," sahut Jayden santai.

Isabella sudah terbahak sedari tadi.

"Wah, kau benar-benar tidak mau kalah, boy. G****e, A****n, Apple, Microsoft, di sana aku mempunyai saham hampir 80% dan masih banyak lagi perusahan besar yang aku punya."

"Huh sombong sekali. Suatu saat aku sudah besar, aku akan mengalahkan Daddy! Lihat saja!" ucap Jayden angkuh.

"Akan Daddy tunggu, little boy." Javier menyeringai.

"Aku tidak suka dipanggil little boy! Itu tidak gentlemen!"

"Baiklah aku akan memanggilmu sweetie saja."

Jayden melotot kesal."Itu mengerikan!"

"Sweetie Jay..." goda Javier.

"Tidak! Stop it, Daddy. Aku mohon!" Jayden menutup kedua kupingnya erat.

Javier tertawa senang setelah menjahili anaknya. Ah dia belum sebahagia ini sebelumnya.

Isabella yang melihat drama perdebatan keduanya menggeleng. Jayden memang betul-betul copy paste Javier, sama-sama arrogant.

Hingga tidak terasa mobil mereka sudah sampai di halaman mansion Isabella. Javier menatap bangunan yang didominasi oleh warna putih.

Sampai matanya tidak sengaja melihat sebuah mobil hitam terpakir disana. Ia seperti tidak asing dengan mobil itu atau perasaannya saja?

Isabella turun dari mobil diikuti Javier yang mengandeng tangan mungil Jayden, sedangkan Iriana masih tertidur di gendongan Isabella.

Ketika melangkah masuk mereka terkejut akan kehadiran seseorang.

"Bella, aku merindukan...

Ucapan pria itu terhenti melihat Isabella tidak datang sendirian. Ia luar biasa kaget apa yang ia lihat dihadapannya kali ini.

Ini sungguh ia tidak mimpi kan?!

Ini sungguh kakaknya datang berasama Isabella dan menggandeng Jayden?!

"Xander?" Javier bersuara.

Jadi, benar dugaanku. Xander yang dimaksud oleh Iriana adalah dia. Batin Javier.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
cinta bersemi
good......i like
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status