Share

Bab 5

Author: Cath
last update Last Updated: 2022-11-15 19:04:31

Jantung Isabella seakan berhenti berdetak melihat Jayden berlari menghampirinya. Ia menyempatkan melirik Javier yang terpaku akan kehadiran Jayden.

"Mommy!!! Mommy kemana saja? Ana terus menangis dan itu berisik sekali!" gerutu Jayden.

Isabella masih terpaku, badan ia seolah mati rasa.

Sementara Javier menurunkan badannya agar sejajar dengan Jayden. "Kau pendek sekali."

Jayden yang tidak terima, langsung menatap Javier tajam. "Aku masih berumur empat tahun asal kau tau, Tuan."

Isabella yang baru menyadari Jayden berbicara pada Javier, langsung ia tarik tangan anaknya.

"Ayo Jay." Isabella menarik tangan mungil Jayden, namun Jayden masih terdiam menatap Javier.

"Mengapa kau memanggil dia Mommy?" Javier bertanya pada Jayden lalu menujuk Isabella.

"Jay ayo...Ana pasti sudah menunggu." Isabella gelisah, mencoba membujuk Jayden untuk menjauhi Javier.

"Wait a minute, Mommy. Aku ingin berbicara dengan tuan ini sebentar." Jayden berkata.

Isabella tidak tahu harus berbuat apa saat ini.

"Pekernalkan Aku Jayden dan itu Mommy ku," tunjuk Jayden. "Siapa nama mu, Tuan? Mengapa kau bisa bersama Mommy ku?" Bagaikan bodyguard Isabella, Jayden berucap tegas pada Javier.

Javier menatap wajah Jayden yang mirip sekali denganya sewaktu kecil, apakah anak kecil ini adalah anaknya? Tetapi ia hanya malam itu saja berhubungan intim dengan Isabella.

"Javier. Namaku Javier El Daverion Coullard."

***

Setelah kejadian tadi, Isabella terdiam melihat pemandangan melalui kamar hotel.

Isabella langsung menggendong Jayden saat Javier memberitahu namanya. Ia panik hingga tidak mendengar suara Jayden yang terus memanggil Javier dengan sebutan daddy.

Jayden langsung mengetahui itu daddy-nya. Sudah Isabella bilang bukan, Jayden anak yang cerdas.

Sementara Javier, pria itu hanya terdiam melihat kepergiannya. Tidak mengejarnya atau ada drama tarik-menarik.

Akan tetapi Javier menghampiri kamar hotelnya setelah beberapa menit kejadian itu. Kini Isabella berada di kamar hotel Javire, sebab tidak ada pilihan lain ia juga harus berbicara dengan pria itu.

"Jelaskan," perintah Javier.

Isabella melirik pria itu yang sedang menyenderkan badan di balkon kamar hotel dengan kedua tangan dimasukan saku, menatap tajam Isabella yang tengah duduk di pinggir kasur.

"Aku bingung harus menjelaskan apa..."

"My son, right?"

Isabella mendongak kaget.

Javier terkekeh sinis. “Kenapa kau kaget? Aku tentu tahu, Isa. Anak itu mirip sekali denganku sewaktu kecil, hanya warna matanya saja yang berbeda."

Isabella yang terpojok tidak ada alasan berbohong juga, memilih menangguk mengakuinya.

Javier melangkah mendekati Isabella lalu mencekram dagu wanita itu. "Mengapa kau berani-beraninya menyembunyikan hal ini?" desis Javier.

Isabella meringis, cengkraman Javier kian menguat. "L-lepaskan sakit..."

"Kenapa kau nakal sekali, Isa? Apa lagi yang kau sembunyikan dariku? JAWAB!"

Tubuh Isabella bergetar. Aura Javier mengerikan. Ia merasakan matanya mulai memanas.

“Answer me.” Tekan Javier

Isabella semakin takut, air matanya mulai berjatuhan.

"Jangan menangis sayang. Maaf, maaf, maafkan aku tidak bisa mengontrol emosiku." Javier mengecup kedua mata Isabella.

Bagaikan mempunyai dua kepribadian, Javier yang tadi menatapnya tajam dan mengerikan, namun sekarang menatapnya lembut.

"Aku marah padamu, Isa. Mengapa kau bisa menyembunyikan anakku dariku, padahal itu darah dagingku sendiri."

Isabella tersiak, ia tidak kuat menjawab Javier.

Setelah beberapa menit, Javier menunggu Isabella sampai berhenti menangis. Isabella sepertinya sudah siap untuk menjelaskan semuanya.

"Aku akan menjelaskannya," ucap Isabella yang sudah jauh lebih tenang.

Javier mengangguk.

"Sebulan setelah kejadian malam itu aku dinyatakan…hamil. Hidupku berantakan, aku takut jika mencoreng nama baik keluargaku. Jadi aku sembunyikan kehamilanku. Aku juga takut Jav, setelah mengetahui kau siapa aku takut, sebab kau dikenal kejam dan aku takut kau juga tidak bisa menerima kehamilanku," jelas Isabella.

Javier membalas. “Aku memang kejam, itu benar. Namun aku tidak mungkin kejam dengan orang yang kusayang, Isa.”

Isabella yang mendengar itu memalingkan wajah salah tingkah.

Javier tersenyum lembut melihatnya. "dan masalah kehamilanmu, kenapa kau berfikir aku tidak akan menerimanya? Seburuk apapun diriku, aku harus bertanggung jawab, Isa."

Isabella bernafas lega, Javier tidak seburuk pikirannya.

"Apakah ada lagi yang kau sembunyikan dariku, sayang?" Javier bisa melihat kegelisahan di mata Isabella.

Isabella mengangguk.

"Anakmu...."

Javier menunggu Isabella melanjutkan ucapanannya.

"....kembar. Mereka kembar, Jav."

Javier tertegun sejenak. "Aku hanya melakukannya malam itu dan langsung kembar? Wah, Kualitas ku memang premium." Lalu terkekeh.

Isabella mengigit bibirnya, yang benar saja pria itu! Astaga, kualitasnya premium? Muka Isabella menjadi memerah malu.

Javier mengusap bibir Isabella. "Jangan pernah mengigit bibirmu di depanku, Isa."

"Berhenti menatapku seperti itu, Jav.”

"Seperti apa memang?"

"Mata mu itu menyeramkan tahu!"

"Kenapa dengan mataku?"

"Biasa saja menatapnya!"

"Aku menatapmu biasa saja."

Isabella menjadi kesal. "Ish!!! Kau menyebalkan!"

Javier tertawa. Sifat asli Isabella telah keluar, tidak seperti tadi yang malu-malu kucing kini Isabella seperti macan betina yang mengamuk.

Isabella terpesona melihatnya Javier tertawa. Baru kali ini melihat pria tersebut tertawa lepas.

"Mengapa wajahmu tambah memerah?" tanya Javier menggoda. Isabella memalingkan wajah yang memanas.

Javier menarik Isabella ke pangkuaanya. "Terluslah mengomeliku sebab kau terlihat sexy dan mempesona."

Isabella memiliki perasaan tidak enak, sepertinya

Javier akan memakannya kali ini.

***

Bunyi pintu bergeser membuat Jayden dan Iriana langsung menoleh dan mendapati Isabella yang tersenyum menghampiri keduanya.

"MOMMY!"

Jayden dan Iriana memeluk Isabella.

"Mommy kemana saja tadi? Ana takut disini Mommy..." keluh Iriana

"Maafkan Mommy sayang..."

"DADDY!"

Suara teriakan Jayden mengalihkan perhatian Iriana dan Isabella.

Jayden berlari kencang dan meloncat pada Javier yang langsung menangkapnya.

Javier memang mengikuti Isabella untuk bertemu kedua anaknya.

Sedangkan Iriana dalam kebingungan, mengapa Jayden memanggil pria itu daddy? Bukannya daddy-nya Xander? begitu pikirnya.

"Daddy, aku mencarimu! Kau berjanji tadi untuk menyusul, mengapa kau lama sekali?!" gerutu Jayden digendongan Javier.

"Daddy memiliki urusan yang harus dituntaskan tadi, boy." Javier melirik Isabella jahil.

Isabella berdecak, memang tidak waras pria itu!

"Mommy dia siapa?" tanya Iriana.

"Ini Daddy kita Ana!" sahut Jayden riang.

Javier melangkah medekati Iriana. Menatap anak perempuannya, jika Jayden mirip dengan dirinya dan warna matanya mengikuti Isabella. Iriana kebalikannya, mirip sekali dengan Isabella namun warna matanya sama dengannya.

"Daddy?" Iriana menekuk alisnya bingung. Ia menatap Isabella. "Dia bukan Daddy Xander!" ucap Iriana tidak suka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 70

    "Mana mereka? Mengapa tidak membawa sendiri tas mereka? " tanya Isabella pada Grace yang memasuki ruang tengah dengan membawa tas sekolah miliki kedua anaknya. "Mereka langsung pergi ke halaman belakang untuk memindahkan pembibitan tugas sekolah Iriana karena hujan." "Alasan, untuk bisa bermain hujan." Kata Isabella yang ditanggapi senyum oleh Grace pengasuh ketiga anaknya.Isabella menyadari sesuatu, "Apakah Isya tahu?" putri si bungsu yang sudah berusia 3 tahun tentu saja pulang lebih awal dari kedua kakaknya tadi berlari dari dapur untuk menyambut kepulangan kedua kakaknya. "Tadi masih berdiri diteras." Jawab Grace yang juga memiliki pemikiran yang sama. Dia segera memberikan tas sekolah ditangannya pada pelayan yang ada disana dan meminta tolong untuk dibawa keruang belajar sebelum menyusul nyonyanya kedepan. Kelihatannya sesuai dugaannya, si kembar sudah menuruni tangga depan bahkan ketika melihat Isabella datang bukannya berbalik kembali untuk naik, mereka berdua memperc

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 69

    Kedua anak kecil berlari menyabut kedatangan lsabella, bergantian memeluknya seperti Isabella yang sudah meninggalkan mereka beberapa hari, padahal Isabella hanya pergi beberapa jam lebih tepatnya dia pergi menemani suaminya menghadiri perjamuan makan siang sehingga saat ketiga putranya pulang sekolah dia tidak ada dirumah. "Merindukan mommy?" tanya Isabella. "Tidak boleh, hanya daddy yang boleh merindukan mommy." Kata Jayden. Isabella tertawa, Javier selalu bertingkah sama dengan anak-anaknya jika berhubungan dengan dirinya. "Mom, minggu depan ada acara outbond disekolah, apakah aku boleh ikut?" tanya Iriana. "Mom, ada tugas sekolah yang tidak kumengerti." Kata Jayden. Isabella tersenyum, duduk diantara kedua anaknya, "Kalian bertiga menyambut mommy ternyata ada kepentingan, tapi mana adik kalian?" Isabella baru menyadari kedua putri bungsunya tidak ada, padahal ini adalah jam bermain mereka yang artinya walau si bungsu baru berusia 5 bulan, kedua kakaknya selalu mengajak adi

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 68

    Javier menatap Isabella yang masih terlelap di depannya. Sudah hampir 7 jam paska operasi caesarnya selesai. Dengkuran halus Isabella terdengar. Matanya juga masih terpejam. Istrinya yang kuat. Isabella baru saja melahirkan anak ketiga merrka.Isabella dan Javier bersyukur sudah dikarunai tiga anak. Mereka mempunyai kembali anak perempuan yang cantik. Permasalahan besar hari itu selesai dan kehidupan Isabella dan Javier berjalan sangat baik. Kehamilan Isabella juga tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dikhawatirkan karena dokter mengatakan fisik Isabella tidak sekuat dulu saat melahirkan kedua anak kembarnya. Mungkin juga karena efek dari kelahiran pertamanya. Kehamilan anak tiga juga terasa sangat berat bagi Isabella. Di bulan kelima, pernah Javier mendapati Isabella yang menangis tiba-tiba di depan pintu rumah mereka. Ia memegang perutnya sambil sesunggukan. Ternyata karena rasa tidak nyaman dan sesak di dadanya. Penderitaan Isabella jauh lebih menyakitkan ketimbang kehamilan

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 67

    Orang-orang bilang, cinta itu akan hadir karena terbiasa. Dan mungkin Javier pun sudah merasakan cinta tersebut untuk Isabella. Dia tak tahu kapan perasaan itu datang, dan Javier baru sadar akan perasaannya saat melihat Isabella berjuang mati-matian di dalam ruang persalinan saat akan melahirkan anak mereka. Javier gugup, panik, dan takut secara bersamaan. Melihat Isabella yang sudah sangat lemas padahal anak mereka belum lahir. Javier sangat takut Isabella akan kenapa-kenapa. Karena itu dia setia mendampingi Isabella, menggenggam tangannya dengan erat dan mengucapkan kata-kata penyemangat. Setelah perjuangan yang hebat dan melelahkan, akhirnya lahirlah bayi mereka yang berjenis kelamin perempuan. Javier tersenyum penuh haru saat perawat menaruh bayinya di atas tubuh Isabella. "Cantik. Seperti kau," bisik Javier. Isabella tersenyum lemah mendengar itu. Dia menatap bayinya, kemudian air mata menetes dari sudut matanya. Isabella merasa tak percaya dia akan di fase ini dalam waktu

  • Obsesi CEO Arogan   Bab 66

    FLASHBACK. ————————“Javier! Jayden!" jeritan Isabella terdengar ketika ia melihat ruang pakaiannya yang berantakan. Tentu saja ini ulah Jayden dan suaminya, Javier, yang selalu menemani putra mereka saat beraksi. Kali ini bukan baju, tas, atau sepatu Isabella yang menjadi korbannya. Tapi alat rias lsabella dan juga perhiasannya. Tak jauh dari tempat kejadian perkara, Isabella bisa mendengar tawa geli yang tertahan. Ia berjalan menuju salah satu ujung lemarinya. Ada kaki mungil yang terlihat mencoba bersembunyi di balik lemari. “Mommy bisa melihat kalian berdua," ujar Isabella. Ia menoleh mendapati Jayden dengan celana pendek dan kaus serta wajah cemong terkena berbagai jenis alat rias Isabella. Beberapa kalung berlian milik Isabella tergantung di tubuh mungil Jayden. Di sampingnya ada Javier yang menutup mulut Jayden agar anak itu tidak menimbulkan tawa berisik. Wajah Javier juga sama kacaunya dengan Jayden dan sebuah ikat rambut kecil di depan kepala Javier yang menyembul s

  • Obsesi CEO Arogan   bab 65

    Senyum Javier merekah ketika ia sibuk melihat ulang hasil foto-foto liburan mereka di ponsel dan kameranya. Kiri dan kanannya ada Jayden serta Iriana yang ikut berfokus pada gambar di kamera sang ayah. Sesekali mereka heboh ketika melihat salah satu yang mengeluarkan ekspresi konyol dalam foto. "Daddy, nanti kita akan liburan lagi? Dengan Mr. Xander bolekah?" tanya Jayden pada sang ayah. Mereka sudah sampai kembali ke Italia dan Javier masih berada di kediaman orang tuanya karena anak-anak memintanya bermain di sana sebentar saja. "Why not? Nanti Daddy tanya dia dahulu." Javier mencubit gemas pipi anak tersebut. Tampaknya memang tidak terelakkan lagi. Kedua anaknya sangat senang bermain dengan Xander. "Aku menyukai Mr. Xander, dia menyenangkan. Karena selama ini Mr. Xander menyebalkan di mataku," ujar Jayden.Javier dengan cepat menoleh pada anak laki lakinya. Oh ayolah. Javier seorang pria. Dia jelas tau jika Jayden menganggap Xander bagaikan kakanya karena itu yang Jayden la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status