Home / Romansa / Obsesi Cinta sang Mafia Kejam / Bab 5 - Rahasia yang Tersembunyi

Share

Bab 5 - Rahasia yang Tersembunyi

Author: Te_Ayu
last update Last Updated: 2024-12-19 01:16:20

Deana bisa merasakan pandangan tajam Raya sejak dia pertama kali memasuki ruangan, namun dia tidak menanggapi secara langsung.

Di dunia ini, menunjukkan kelemahan sama saja dengan mengundang kematian.

Deana menegakkan tubuhnya, memperlihatkan bahwa dia tidak gentar.

Waktu terus berlalu, dan akhirnya Bastian melangkah mendekati Deana lagi.

Kali ini, tanpa kata-kata basa-basi, dia mengulurkan tangannya.

"Mari menari," ucapnya dengan suara yang lembut namun memaksa.

Deana menelan ludah sejenak sebelum menerima uluran tangan itu.

Jantungnya berdebar kencang saat mereka melangkah ke tengah lantai dansa yang sekarang sudah sepi, hanya menyisakan mereka berdua.

Saat tangan Bastian melingkar di pinggangnya, Deana merasa seperti seekor mangsa yang berada di hadapan pemangsa.

Setiap langkah dansa yang mereka lakukan seolah menjadi bagian dari permainan yang lebih besar—sebuah permainan hidup dan mati.

Bastian menatapnya dalam-dalam.

“Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan, Lady Dee?” tanyanya, suaranya terdengar seperti bisikan yang berbahaya.

Deana tahu ini adalah titik kritis.

Dia tidak boleh terlihat terlalu ambisius, namun juga tidak boleh terlihat pasif.

“Aku hanya ingin bermain di permainan yang benar,” jawabnya dengan nada penuh teka-teki, membalas tatapan Bastian tanpa goyah.

Bastian tersenyum tipis, tetapi senyum itu tidak sampai ke matanya.

"Hati-hati dengan apa yang kamu inginkan," bisiknya sambil menarik tubuh Deana lebih dekat. "Permainan ini bisa lebih dari sekadar menantang. Ini bisa menghancurkan."

Deana menahan napas sejenak sebelum tersenyum tipis.

“Itulah yang membuatnya menarik, bukan?”

Tawa Bastian pecah, dingin dan mengintimidasi.

Dia melepaskan Deana dengan tiba-tiba, membuatnya terhuyung sedikit, namun Deana dengan cepat menyeimbangkan dirinya.

"Kita lihat seberapa jauh kamu bisa bertahan," ucap Bastian sebelum berjalan menjauh, meninggalkannya di tengah lantai dansa.

Saat itu, Deana merasakan getaran di telinganya.

“Kau baik-baik saja?” suara William terdengar penuh kewaspadaan.

Deana menahan napas, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tak terkendali.

“Ya, aku baik-baik saja,” jawabnya pelan.

Namun jauh di dalam dirinya, dia tahu bahwa ancaman dari Bastian bukan sekadar omong kosong.

Dia berjalan keluar dari lantai dansa, kembali ke sudut yang lebih sepi.

Deana perlu waktu untuk mengatur pikirannya.

Namun, saat dia berbalik, sebuah tangan tiba-tiba menarik lengannya dengan kasar.

Deana terkejut, mendapati bahwa Raya berdiri di depannya dengan wajah dingin penuh amarah.

“Aku tidak tahu siapa kau sebenarnya,” desis Raya dengan nada rendah namun penuh ancaman. “Tapi lebih baik kau tahu batasanmu.”

Deana menatap Raya tanpa gentar, meskipun tubuhnya menegang.

“Aku tidak berniat mengambil tempat siapa pun,” jawabnya dengan tenang, meskipun dia tahu persis apa yang sedang terjadi.

Raya merasa terancam dengan kehadirannya, dan ini mungkin menjadi momen awal dari perseteruan yang lebih besar.

Raya mencibir, matanya menyala penuh kebencian.

“Bastian adalah milikku. Dia tidak punya tempat untuk orang sepertimu. Jadi berhati-hatilah.”

Deana tersenyum tipis, sebuah senyum yang penuh kepalsuan namun cukup untuk menutupi amarah yang mulai membara di dadanya.

“Aku tidak bermain untuk orang lain, Raya. Aku hanya di sini untuk permainanku sendiri.”

Raya tampak ingin menjawab lagi, tetapi sebelum dia bisa membuka mulut, Bastian muncul kembali, berjalan mendekat dengan tatapan penuh kecurigaan.

“Ada masalah di sini?”

Raya segera mengubah sikapnya, kembali menjadi wanita yang manja dan menggoda.

“Tidak ada apa-apa, sayang. Hanya obrolan biasa,” jawabnya dengan nada lembut.

Namun Bastian tidak terlihat sepenuhnya percaya.

Matanya bergerak dari Raya ke Deana, seolah mencoba membaca apa yang baru saja terjadi.

Tapi Deana tetap tenang, menatapnya dengan tatapan penuh misteri.

“Kita selesai di sini, Lady Dee,” ucap Bastian tanpa emosi sebelum berbalik, meninggalkan Deana dan Raya di belakang.

Saat Bastian menghilang dari pandangan, Raya memberikan tatapan terakhir yang penuh peringatan sebelum pergi.

Deana tetap berdiri di sana, mencoba mengatur napasnya yang tersengal.

Pertarungan baru saja dimulai, dan dia tahu bahwa ini baru langkah awal menuju permainan yang lebih berbahaya.

Sementara itu, William dari jauh mengamati seluruh adegan itu dengan rahang yang mengatup tegas.

Dia tahu situasi semakin rumit, dan Deana kini berada di ujung tanduk.

Tapi yang tidak diketahui Deana adalah bahwa William menyimpan rencana lain—sesuatu yang lebih dari sekadar membongkar kejahatan Bastian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 44 - Bukan Sekutu yang Bisa Diandalkan

    Di sudut lain kota, Deana berjalan pelan di jalanan yang gelap. Langkah-langkahnya terasa ringan meski pikirannya berat. Ia tahu bahwa bermain-main dengan Bastian adalah tarian berbahaya, tapi ia tak punya pilihan lain. Jika dia ingin membalas dendam dan menyelesaikan misi yang diembannya, Bastian adalah kunci dari semuanya.Namun, tatapan penuh kebencian Raya tadi masih terbayang jelas di benaknya. Deana tahu betul bahwa wanita itu tidak akan tinggal diam. Raya memiliki pengaruh, uang, dan—yang paling penting—akses langsung ke kehidupan Bastian. Jika Raya merasa terancam, dia akan melakukan apa saja untuk menjatuhkan Deana.Tapi aku tidak akan gentar, pikir Deana, matanya memandang jauh ke depan, seolah mencari kepastian di tengah kegelapan. Jika Raya ingin bermain, aku siap meladeninya. Tapi ini adalah permainanku, dan aku tidak akan kalah.Malam itu, di bawah langit kota yang gelap dan sunyi, Deana berjanji pada dirinya sendiri bahwa apa pun rencana Raya, dia akan selalu selangkah

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 43 - Menghancurkan Deana

    Deana berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Bastian yang memandangnya dengan tatapan membara. Deana tahu bahwa obsesi Bastian bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Pria itu akan terus mengejarnya, menghantui setiap langkahnya, tetapi Deana tidak akan menyerah. Ia memiliki misinya sendiri, dan itu jauh lebih penting daripada sekadar menjadi milik seseorang.Saat Deana keluar dari ruangan, ia bisa merasakan udara malam yang dingin menyentuh kulitnya. Malam ini mungkin baru permulaan, tetapi Deana berjanji pada dirinya sendiri bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, inilah saat di mana ia akan mulai benar-benar memainkan permainannya.Bastian berpikir dia memegang kendali. Tapi Deana tahu, dalam diam, dialah yang akan menulis akhir cerita ini.Raya menatap punggung Deana yang semakin menjauh, rahangnya mengeras dengan perasaan iri dan cemburu yang tak bisa ia sembunyikan. Selama ini, Bastian memang dikenal sebagai pria yang tidak pernah setia pada satu wanita, bahka

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 42 - Tidak Mudah Ditaklukkan

    Bastian tersentak dengan pernyataan itu. Untuk pertama kalinya, Deana bisa melihat sedikit keraguan di mata pria itu. Tapi sebelum Bastian sempat menjawab, Raya tiba-tiba muncul di ambang pintu, memecah ketegangan yang menggantung di udara."Apa yang terjadi di sini?" suara Raya terdengar ceria, meski ada rasa curiga yang tersirat dalam tatapannya. Ia mendekati mereka berdua dengan senyuman lebar, seolah tidak menyadari intensitas yang baru saja terjadi.Deana melirik ke arah Raya dengan tenang, kemudian kembali menatap Bastian, yang tampaknya sedang berusaha menenangkan diri dari badai emosinya."Aku hanya memastikan bahwa Bastian tahu apa yang ia inginkan," jawab Deana dengan senyum penuh arti.Raya memandang Bastian dengan tatapan penuh harapan, seolah mencari kepastian. "Bastian? Apa maksudnya ini?"Bastian berdiri tegap, mengalihkan pandangannya dari Deana ke Raya. Ada ketegangan di sana, namun Deana tahu bahwa pria itu tidak akan memperlihatkan kelemahannya di depan Raya.“Kau t

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 41 - Aku yang Akan Membuat Pilihan

    "Aku bukan milik siapa pun, Bastian. Bahkan kau," ucap Deana dengan suara yang lebih kuat daripada yang ia rasakan. Kata-kata itu adalah tantangan yang tak bisa ia tarik kembali.Bastian membalas dengan cengkeraman yang lebih kuat di bahunya, matanya menyala dengan amarah yang membara."Kau salah besar jika berpikir bisa lari dariku. Aku akan memastikan kau tetap di sisiku, bahkan jika itu berarti menghancurkan semua yang kau miliki."Deana merasa ada yang berubah dalam sikap Bastian. Ada sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang memberinya sedikit celah. Apakah mungkin ia mulai terperangkap dalam permainan Lady Dee? Deana tidak ingin kehilangan momentum ini. Jika Bastian mulai goyah, maka ia harus memanfaatkannya."Kau selalu ingin memiliki segalanya,"Deana mendekatkan wajahnya ke Bastian, suara lembut namun penuh tipu muslihat."Tapi aku akan memberimu pilihan. Jika aku memang milikmu, maka kau harus memilih antara aku… atau Raya."Bastian terdiam sejenak, jelas terkejut dengan pernya

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 40 - Kau Milikku

    Raven berbalik, meninggalkan Deana dengan pikiran yang penuh pertanyaan. Pria itu jelas berbahaya, dan sekarang dia telah menjadi bagian dari lingkaran yang semakin menjeratnya ke dalam permainan penuh intrik ini. Pertemuan mereka malam ini hanyalah permulaan, dan Deana tahu bahwa dia harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang.Deana berdiri sejenak di ruangan itu, merenungkan apa yang baru saja terjadi. Bastian mungkin berkuasa di permukaan, tetapi Raven adalah bayangan di balik semua itu, mengamati dan menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Pertemuan ini bukanlah kebetulan; Raven sengaja mengujinya, mencoba melihat seberapa kuat ia mampu bertahan dalam permainan yang lebih besar daripada dirinya.Dan Deana, meski terjebak di tengah-tengahnya, harus memastikan bahwa dia tetap memegang kendali atas dirinya sendiri. Tidak ada ruang untuk kesalahan.*Bastian berjalan kembali ke kamar dengan langkah berat dan tatapan yang dingin, amarahnya belum mereda. Ia merasa dipermainkan, tida

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 39 - Sejauh Mana Bisa Bertahan

    Deana menatap Bastian dengan mata yang tak sedikitpun goyah, meski di dalam hatinya, ia tahu bahwa situasi ini jauh dari aman. Kehadiran Bastian yang mendadak dan nada suaranya yang dingin seperti es memberi tanda jelas bahwa pria itu tidak senang. Raven, di sisi lain, berdiri dengan senyum licik yang seolah menikmati ketegangan di antara mereka."Aku tidak sedang melakukan sesuatu yang salah, Bastian," Deana berbicara dengan nada rendah namun tegas. Dia tahu dia harus berhati-hati dalam memilih kata-kata, karena satu kesalahan kecil bisa membuat situasi ini meledak dalam sekejap.Bastian melangkah lebih dekat, tatapannya tajam menembus Deana. "Tidak ada yang berada di ruangan ini tanpa seizinku. Dan kau tahu itu."Deana tidak mundur. "Aku hanya memenuhi undangan Raven," jawabnya, sambil melirik ke arah Raven yang masih tersenyum penuh tipu muslihat.Raven, yang sejak tadi hanya menyaksikan, kini melangkah maju, menempatkan dirinya di tengah-tengah ketega

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 38 - Tidak Terbiasa dengan Hal-hal di Luar Kendalinya

    "Baik," ucap Deana sambil berdiri. "Aku akan mencari tahu. Tapi ingat, jika ini jebakan, aku tidak akan segan-segan menghancurkan permainanmu juga."Raven tersenyum samar, tak tergoyahkan oleh ancaman halus itu. "Aku tidak bermain dengan cara yang mudah, Lady Dee. Tapi aku juga bukan musuh yang mudah dikalahkan."Deana meninggalkan ruangan dengan perasaan campur aduk. Ada ketegangan dan rasa waspada, tapi di balik itu semua, ada rasa penasaran yang tumbuh. Siapa sebenarnya Raven? Apa rencana besarnya? Dan bagaimana dia bisa menggunakan informasi ini untuk keuntungannya sendiri?Satu hal yang pasti—permainan ini semakin berbahaya. Deana harus memainkan setiap kartu dengan hati-hati, karena kesalahan sekecil apa pun bisa menghancurkan semuanya.*Malam semakin larut ketika Bastian berjalan menuju kamar Deana, langkah kakinya tegas, penuh dengan dominasi yang biasa ia tunjukkan. Setelah menjalani pertemuan dengan beberapa rekan bisnis, pikiranny

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 37 - Tugas yang Berat

    Raven tertawa kecil, nada gelinya terdengar tajam. "Aku mengundangmu karena aku penasaran. Sejauh mana kau akan melangkah untuk mencapai tujuanmu? Seberapa dalam kau bisa tenggelam dalam peranmu sebagai Lady Dee?"Deana menahan diri untuk tidak merespons terlalu cepat. Pria ini sedang mengujinya. Bukan sekadar untuk mengetahui seberapa profesional dirinya sebagai pelacur elit, tetapi lebih dari itu, Raven ingin mengetahui apakah Deana benar-benar sanggup bermain dalam permainan yang jauh lebih berbahaya."Kau ingin menguji aku?" tanya Deana, angkat alisnya. "Lalu apa hadiahnya jika aku lulus ujiannya?"Raven mendekatkan wajahnya ke arah Deana, hampir seolah-olah sedang membisikkan rahasia. "Hadiahku adalah informasi yang kau cari. Aku tahu apa yang kau inginkan dari Bastian. Dan aku bisa membantumu."Deana terdiam. Jebakan atau peluang? Bagaimanapun, Raven tahu lebih dari yang dia perkirakan. Jika dia bisa memanfaatkannya, mungkin ini akan menjadi langkah

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 36 - Keluar Dari Bayangan

    Nama itu muncul di antara bisikan-bisikan samar dari beberapa orang dalam lingkaran Bastian. Dia bukan orang yang sering muncul di permukaan, tetapi kehadirannya terasa kuat. Beberapa kali Deana menangkap percakapan yang menyebutnya sebagai "bayangan di balik layar," seorang pria yang memiliki pengaruh besar, meski jarang terlihat. Hingga kini, Deana belum pernah bertemu langsung dengannya, namun firasatnya mengatakan bahwa dia adalah kunci untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang Bastian.Malam itu, Deana sedang memutar-mutar gelas anggur di tangannya, mencoba merenungkan langkah selanjutnya. Pikirannya terus memikirkan cara untuk lebih mendekati pusat kekuasaan, ketika tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk.Pesan itu singkat, namun jelas."Aku ingin bertemu denganmu. Malam ini, jam 9. Di ruang rahasia di lantai bawah. —Raven."Deana menatap pesan itu dengan kerutan di dahinya. Jantungnya berdegup lebih cepat. Raven. Akhirnya, pria itu memutuskan untuk keluar d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status