Home / Romansa / Obsesi Cinta sang Mafia Kejam / Bab 6 - Raya, Sang Ratu Iblis

Share

Bab 6 - Raya, Sang Ratu Iblis

Author: Te_Ayu
last update Last Updated: 2025-02-05 13:49:39

Suasana pesta kembali tenang, namun badai yang tersembunyi mulai terasa di dalam dada Deana.

Di balik wajahnya yang tegar, kegelisahan menyelimuti pikirannya. Dia tahu bahwa setiap langkah yang diambilnya mulai memancing perhatian yang tidak diinginkan—bukan hanya dari Bastian, tapi juga dari Raya yang sudah mulai mencurigainya.

Meski demikian, tekadnya semakin kuat. Rasa sakit hati karena kehilangan tunangannya belum terobati, dan hanya dengan menghancurkan Bastian, Deana bisa mendapatkan kembali kehidupannya.

Deana menepi ke balkon, menghirup udara malam yang dingin.

Dalam keheningan itu, William akhirnya menghubunginya lagi melalui earpiece.

"Kau harus lebih berhati-hati dengan Raya. Dia tidak akan tinggal diam," suaranya terdengar lebih waspada dari biasanya.

“Aku tahu,” jawab Deana pelan, matanya masih memandangi kerlipan lampu kota yang terlihat dari balkon.

“Dia tidak akan membiarkan siapa pun mendekati Bastian.”

“Bukan hanya soal itu,” kata William, kali ini dengan nada yang lebih serius.

“Raya adalah mata-mata utama Bastian. Dia tidak hanya sekadar kekasih, dia mengawasi siapa saja yang mencoba masuk ke lingkaran dalam Bastian.”

Deana terdiam sejenak, memproses informasi itu.

Sekarang semakin jelas mengapa Raya sangat waspada padanya.

“Jadi, ini bukan hanya tentang cemburu atau rasa memiliki,” gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri. “Ini tentang pengawasan.”

“Ya, dan itulah sebabnya kau harus sangat hati-hati,” tegas William lagi.

“Satu langkah salah, dan kau akan terjebak dalam perangkap mereka.”

Deana menggigit bibirnya, menyadari bahwa permainannya menjadi lebih rumit dari yang dia bayangkan.

Jika Raya adalah mata-mata utama, maka setiap interaksinya dengan Bastian akan diawasi dengan sangat ketat.

Tapi ini bukan waktunya untuk mundur. Deana baru saja memulainya, dan dia tidak bisa berhenti sekarang.

“Bagaimana rencana berikutnya?” tanya Deana, berusaha mengalihkan pikirannya dari kekhawatiran yang menghantuinya.

“Aku sudah menarik perhatiannya. Apa yang harus kulakukan selanjutnya?”

William terdiam beberapa detik sebelum menjawab, seolah mempertimbangkan langkah mereka berikutnya dengan hati-hati.

“Kita perlu tahu di mana Bastian menyimpan file-file rahasianya. Semua bukti yang kita butuhkan untuk menjatuhkannya ada di sana.”

Deana mengangguk, meskipun William tidak bisa melihatnya.

Dia sudah menduga bahwa file-file itu adalah kunci utama dalam operasi ini.

Jika mereka bisa menemukan lokasi penyimpanan dokumen-dokumen itu, maka Bastian akan kehilangan kekuatannya.

“Tapi ini bukan tugas mudah,” lanjut William, suaranya semakin serius.

“Kau harus bisa mendapatkan kepercayaannya lebih dalam. Hanya orang-orang terdekatnya yang tahu di mana file-file itu disimpan. Dan itu berarti, kau harus masuk lebih jauh ke kehidupannya.”

Deana menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.

Mendekati Bastian lebih jauh berarti semakin masuk ke dalam dunia yang penuh bahaya.

Dia harus siap untuk menghadapi apa pun, termasuk mengorbankan dirinya demi mendapatkan kepercayaan Bastian.

“Aku akan melakukannya,” jawab Deana dengan suara tegas. “Aku akan mendapatkan kepercayaannya, apapun risikonya.”

William tidak segera menjawab, namun Deana bisa merasakan ketidaknyamanan dalam keheningan itu.

“Jangan terburu-buru, Deana,” ucap William akhirnya. “Kita masih punya waktu. Kau tidak perlu mengambil risiko terlalu cepat.”

Deana tersenyum tipis.

“Risiko adalah bagian dari permainan ini, William. Jika aku tidak mengambil langkah besar, aku tidak akan pernah mencapai tujuanku.”

William terdengar mendesah di ujung sana, tetapi dia tidak membantah.

Mereka berdua tahu bahwa operasi ini tidak akan berhasil tanpa pengorbanan besar.

Dan saat ini, Deana sudah siap untuk menghadapi apa pun demi balas dendamnya.

Di sudut lain pesta, Bastian berdiri di dekat bar, memperhatikan setiap tamu yang hadir.

Wajahnya tetap tenang dan dingin seperti biasa, tetapi pikirannya sibuk dengan perencanaan.

Dia selalu waspada, tidak pernah membiarkan siapa pun mendekat tanpa pengawasan.

Kehadiran Deana—atau Lady Dee, seperti yang dia perkenalkan—membuat Bastian penasaran.

Ada sesuatu dalam sikap wanita itu yang berbeda dari pelacur elit lainnya.

“Dia menarik perhatianmu,” suara lembut Raya memecah keheningan.

Raya mendekat, membelai lengan Bastian dengan mesra, mencoba mengalihkan fokusnya.

Bastian hanya mengangguk kecil, tidak terlalu tertarik dengan sentuhan itu.

“Dia berbeda,” jawabnya singkat, matanya tetap memandang ke arah Deana yang masih berdiri di balkon.

Raya menatapnya dengan cemburu yang tersembunyi di balik senyuman manisnya.

“Kau harus berhati-hati dengannya,” ujarnya, mencoba menjaga nada suaranya tetap lembut. “Wanita seperti itu biasanya punya agenda tersembunyi.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 44 - Bukan Sekutu yang Bisa Diandalkan

    Di sudut lain kota, Deana berjalan pelan di jalanan yang gelap. Langkah-langkahnya terasa ringan meski pikirannya berat. Ia tahu bahwa bermain-main dengan Bastian adalah tarian berbahaya, tapi ia tak punya pilihan lain. Jika dia ingin membalas dendam dan menyelesaikan misi yang diembannya, Bastian adalah kunci dari semuanya.Namun, tatapan penuh kebencian Raya tadi masih terbayang jelas di benaknya. Deana tahu betul bahwa wanita itu tidak akan tinggal diam. Raya memiliki pengaruh, uang, dan—yang paling penting—akses langsung ke kehidupan Bastian. Jika Raya merasa terancam, dia akan melakukan apa saja untuk menjatuhkan Deana.Tapi aku tidak akan gentar, pikir Deana, matanya memandang jauh ke depan, seolah mencari kepastian di tengah kegelapan. Jika Raya ingin bermain, aku siap meladeninya. Tapi ini adalah permainanku, dan aku tidak akan kalah.Malam itu, di bawah langit kota yang gelap dan sunyi, Deana berjanji pada dirinya sendiri bahwa apa pun rencana Raya, dia akan selalu selangkah

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 43 - Menghancurkan Deana

    Deana berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Bastian yang memandangnya dengan tatapan membara. Deana tahu bahwa obsesi Bastian bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Pria itu akan terus mengejarnya, menghantui setiap langkahnya, tetapi Deana tidak akan menyerah. Ia memiliki misinya sendiri, dan itu jauh lebih penting daripada sekadar menjadi milik seseorang.Saat Deana keluar dari ruangan, ia bisa merasakan udara malam yang dingin menyentuh kulitnya. Malam ini mungkin baru permulaan, tetapi Deana berjanji pada dirinya sendiri bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, inilah saat di mana ia akan mulai benar-benar memainkan permainannya.Bastian berpikir dia memegang kendali. Tapi Deana tahu, dalam diam, dialah yang akan menulis akhir cerita ini.Raya menatap punggung Deana yang semakin menjauh, rahangnya mengeras dengan perasaan iri dan cemburu yang tak bisa ia sembunyikan. Selama ini, Bastian memang dikenal sebagai pria yang tidak pernah setia pada satu wanita, bahka

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 42 - Tidak Mudah Ditaklukkan

    Bastian tersentak dengan pernyataan itu. Untuk pertama kalinya, Deana bisa melihat sedikit keraguan di mata pria itu. Tapi sebelum Bastian sempat menjawab, Raya tiba-tiba muncul di ambang pintu, memecah ketegangan yang menggantung di udara."Apa yang terjadi di sini?" suara Raya terdengar ceria, meski ada rasa curiga yang tersirat dalam tatapannya. Ia mendekati mereka berdua dengan senyuman lebar, seolah tidak menyadari intensitas yang baru saja terjadi.Deana melirik ke arah Raya dengan tenang, kemudian kembali menatap Bastian, yang tampaknya sedang berusaha menenangkan diri dari badai emosinya."Aku hanya memastikan bahwa Bastian tahu apa yang ia inginkan," jawab Deana dengan senyum penuh arti.Raya memandang Bastian dengan tatapan penuh harapan, seolah mencari kepastian. "Bastian? Apa maksudnya ini?"Bastian berdiri tegap, mengalihkan pandangannya dari Deana ke Raya. Ada ketegangan di sana, namun Deana tahu bahwa pria itu tidak akan memperlihatkan kelemahannya di depan Raya.“Kau t

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 41 - Aku yang Akan Membuat Pilihan

    "Aku bukan milik siapa pun, Bastian. Bahkan kau," ucap Deana dengan suara yang lebih kuat daripada yang ia rasakan. Kata-kata itu adalah tantangan yang tak bisa ia tarik kembali.Bastian membalas dengan cengkeraman yang lebih kuat di bahunya, matanya menyala dengan amarah yang membara."Kau salah besar jika berpikir bisa lari dariku. Aku akan memastikan kau tetap di sisiku, bahkan jika itu berarti menghancurkan semua yang kau miliki."Deana merasa ada yang berubah dalam sikap Bastian. Ada sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang memberinya sedikit celah. Apakah mungkin ia mulai terperangkap dalam permainan Lady Dee? Deana tidak ingin kehilangan momentum ini. Jika Bastian mulai goyah, maka ia harus memanfaatkannya."Kau selalu ingin memiliki segalanya,"Deana mendekatkan wajahnya ke Bastian, suara lembut namun penuh tipu muslihat."Tapi aku akan memberimu pilihan. Jika aku memang milikmu, maka kau harus memilih antara aku… atau Raya."Bastian terdiam sejenak, jelas terkejut dengan pernya

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 40 - Kau Milikku

    Raven berbalik, meninggalkan Deana dengan pikiran yang penuh pertanyaan. Pria itu jelas berbahaya, dan sekarang dia telah menjadi bagian dari lingkaran yang semakin menjeratnya ke dalam permainan penuh intrik ini. Pertemuan mereka malam ini hanyalah permulaan, dan Deana tahu bahwa dia harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang.Deana berdiri sejenak di ruangan itu, merenungkan apa yang baru saja terjadi. Bastian mungkin berkuasa di permukaan, tetapi Raven adalah bayangan di balik semua itu, mengamati dan menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Pertemuan ini bukanlah kebetulan; Raven sengaja mengujinya, mencoba melihat seberapa kuat ia mampu bertahan dalam permainan yang lebih besar daripada dirinya.Dan Deana, meski terjebak di tengah-tengahnya, harus memastikan bahwa dia tetap memegang kendali atas dirinya sendiri. Tidak ada ruang untuk kesalahan.*Bastian berjalan kembali ke kamar dengan langkah berat dan tatapan yang dingin, amarahnya belum mereda. Ia merasa dipermainkan, tida

  • Obsesi Cinta sang Mafia Kejam   Bab 39 - Sejauh Mana Bisa Bertahan

    Deana menatap Bastian dengan mata yang tak sedikitpun goyah, meski di dalam hatinya, ia tahu bahwa situasi ini jauh dari aman. Kehadiran Bastian yang mendadak dan nada suaranya yang dingin seperti es memberi tanda jelas bahwa pria itu tidak senang. Raven, di sisi lain, berdiri dengan senyum licik yang seolah menikmati ketegangan di antara mereka."Aku tidak sedang melakukan sesuatu yang salah, Bastian," Deana berbicara dengan nada rendah namun tegas. Dia tahu dia harus berhati-hati dalam memilih kata-kata, karena satu kesalahan kecil bisa membuat situasi ini meledak dalam sekejap.Bastian melangkah lebih dekat, tatapannya tajam menembus Deana. "Tidak ada yang berada di ruangan ini tanpa seizinku. Dan kau tahu itu."Deana tidak mundur. "Aku hanya memenuhi undangan Raven," jawabnya, sambil melirik ke arah Raven yang masih tersenyum penuh tipu muslihat.Raven, yang sejak tadi hanya menyaksikan, kini melangkah maju, menempatkan dirinya di tengah-tengah ketega

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status