Tirai mata Liora terasa begitu berat untuk terbuka. Sangat berat. Dia mulai menggerakkan tubuh, tetapi tubuhnya juga tidak dapat digerakkan seolah semua sel dan susunan syarafnya mati rasa.
'Aaakkhhh!' Liora berteriak, tetapi suaranya seolah tersangkut di kerongkongan. Tidak ada suara yang bisa keluar.'Apa yang terjadi padaku? Kenapa bisa begini? Apakah ini yang dinamakan santet?' Panik. Tentu saja.'Siapapun tolong aku!' Liora tetap berusaha menjerit dan bergerak. Namun, usahanya masih tidak berguna.'Evaaaa! Di mana kamu? Apa kamu yang melakukan semua ini? Apa kamu yang melakukan santet padaku? Maafkan aku atas semua dosa-dosaku, Eva! Aku tidak akan bersikap narsistik lagi!' Jeritan kepanikan itu juga sia-sia.Tiba-tiba, terdapat sebuah cahaya putih yang sangat terang. Mengerjap-ngerjap silau, Liora memendarkan pandangan dan menangkap bayangan di sebuah ruang kosong yang begitu hampa.Liora memutuskan untuk berjalan dan terus berjalan. Hingga tak lama, dia melihat sosok wanita yang sedang berdiri membelakanginya di ujung ruang hampa tersebut.Meskipun hanya dari belakang, wanita itu terlihat kacau dengan rambut kusut dan bergaun compang-camping dipenuhi bercak darah. Apakah dia hantu?'Ah, umm ... hallo! Apa kamu bisa membantuku keluar dari sini?'“….” Tidak ada jawaban. Sungguh wanita yang misterius.'Mengapa diam saja? Katakan sesuatu! Jangan membuatku takut!' Liora terus berbicara meskipun tidak ditanggapi. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.'Aku bisa membantumu asal kamu bersedia melakukan sesuatu untukku.' Akhirnya terdengar jawaban. Suara yang begitu dalam dan merdu.Liora melebarkan mata, 'Apa yang harus kulakukan? Aku akan melakukan apa saja asal bisa keluar dari sini.''Yang harus kamu lakukan adalah menjaga keluargaku dan membiarkanku tetap hidup.' Suara merdu itu terdengar sedikit bergetar.Liora mengerutkan kening, 'Keluarga? Membiarkanmu hidup? Apa maksudnya?'Samar-samar cahaya putih yang menyilaukan mata itu meredup bersamaan dengan sosok wanita misterius yang perlahan menghilang seperti kepulan asap yang menguap.'Tunggu dulu! Jangan pergi begitu saja! Hey! Jangan per—"LADY! SADARLAH!" Suara teriakan seorang wanita tiba-tiba terdengar mengejutkan.Tirai mata Liora sontak terbuka sempurna. Suara nyaring yang baru saja terdengar berhasil membuatnya tersadar. Liora merasa jiwanya seperti terhempas dengan kuat. Sangat kuat.Beranjak duduk dari tidur, dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut pening. Ekor matanya kemudian melirik dan mengedar ke sekeliling. Kerutan di dahinya timbul semakin dalam."Aku ... di mana?"Pemandangan pertama yang Liora dapatkan adalah sebuah langit-langit dengan ukiran artistik yang begitu detail dan berseni tinggi. Ranjang klasik yang berbeda dengan ranjang di kamarnya yang berdesain modern dan penuh teknologi canggih.Ada pilar di setiap sudut ranjang yang tersampir sebuah tirai putih transparan. Tirai putih itu sedikit berkibar dengan gemulai akibat ulah angin yang menerobos masuk melalui jendela.Sementara jendela di kamar itu bergaya victoria klasik yang menjulang tinggi. Semua furniture dan bangunan di sekitarnya seperti kamar seorang Putri yang ada di negeri dongeng. Dilihat dari sedotan pun tempat ini bukanlah kamar Liora.Ekor mata Liora beralih pada seorang wanita yang sebelumnya berteriak dan membangunkannya. Wanita itu berpakaian maid yang sedang terlihat begitu khawatir."Syukurlah Lady sudah sadar setelah mengigau cukup lama," ucap wanita itu dengan mata berkaca-kaca."Apa maksudnya?" Liora kembali mengerutkan kening. "Bagaimana bisa aku tiba-tiba ada di sini? Dan juga, siapa kamu?" cecarnya penuh waspada.Bergeming. Wanita itu terdiam sejenak. Bibirnya yang tertutup rapat perlahan terbuka. "Saya Emma, pelayan Anda, Lady. Apa Anda sungguh tidak mengingat saya? Sepertinya ada yang salah dengan kepala Anda usai tenggelam.""Ha? Tenggelam? Jangan bercanda! Aku sama sekali tidak mengerti maksudmu." Liora benar-benar dibuat frustrasi dengan berbagai kondisi irasional yang terjadi.Liora sangat yakin jika sebelumnya berada di dalam mobil hingga mungkin telah terjadi kecelakaan padanya. Lalu bagaimana dia tiba-tiba berada di sini? Terlebih, tenggelam? Dia sama sekali tidak ingat jika jalanan yang dia lewati terdapat sungai. Semua yang terjadi saat ini sungguh tidak masuk akal."Ladyyyy!" Emma tiba-tiba berteriak dan menangis dengan keras."Hentikan! Kenapa kamu yang menangis? Seharusnya aku yang menangis." Liora merasa semakin bingung. Meskipun dia tetap terlihat tenang dan tidak se-histeris Emma, tetapi suaranya terdengar bergetar. Tentu dia juga takut dan panik bukan main."Saya yakin masalah di kepala Anda benar-benar serius, Lady. Saya akan memanggil Tuan dan Nyonya."Liora membeku di tempat dan mulai bertanya-tanya, "Kegilaan macam apa ini? Bukankah sebelumnya aku berada di dalam mobil sebelum melihat truk yang menabrak mobilku? Apa aku sudah mati dan ini yang dinamakan surga?” monolognya masih tidak percaya.Jika dibilang syuting, di mana pun terlihat tidak ada kamera. Jika dibilang mimpi, anehnya semua terasa begitu nyata. Liora bahkan tidak mengenal siapa wanita yang mengaku sebagai Emma si pelayan tersebut. Dan, yang terpenting, tubuhnya sama sekali tidak terasa sakit mengingat telah terjadi kecelakaan hebat padanya.BRAKH!Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka. Terlihat seorang wanita berusia sekitar separuh abad yang masih terlihat cantik dan anggun, pria berkumis melengkung yang juga berusia separuh abad dan terlihat kekar, serta Emma si pelayan yang berdiri di belakang mereka."Oh, Putriku! Kamu benar-benar sudah sadar, Sayangku!" Wanita itu tiba-tiba memeluk Liora dengan erat."Maafkan kami datang terlambat, My Love." Pria berkumis itu ikut mengelus pucuk rambut Liora dengan tatapan sayu.Liora yang sejak awal bingung menjadi semakin bingung. Tubuhnya membeku dan tidak bergerak sedikitpun. Putriku? Seingatnya, kedua orangtuanya sudah wafat puluhan tahun yang lalu, sejak dia masih kecil."Apakah kita sedang syuting?" Liora bertanya dengan hati-hati."Syuting? Apa itu syuting, My Love?" Pria berkumis itu bertanya dengan wajah polos dan tatapan mata yang masih sayu."Kami tidak tahu apa itu syuting, yang kami tahu hanya kepiting. Apa kamu ingin makan kepiting, Sayangku? Emma akan membuatkan yang paling lezat." Kini wanita cantik dan anggun itu yang berbicara dengan tatapan khawatir.Liora terdiam dengan pikiran yang rumit. Wajar jika dia masih tidak percaya dengan situasi irasional yang terjadi kepadanya. Dia merasa seolah-olah memainkan peran yang familiar, yang mana seseorang yang tiba-tiba masuk ke dunia asing dan biasa disebut dengan isekai. Ayolah, itu hal yang sangat tidak mungkin terjadi di dunia nyata."Sebentar, apa Anda sungguh tidak mengingat kami, Lady?" Emma bertanya dengan wajah panik.Liora kembali terdiam sebelum menggeleng perlahan, "Aku tidak tahu siapa kalian."Emma praktis menangis dengan keras. Pun wanita separuh abad yang cantik dan anggun itu juga ikut menangis. Namun, suara tangisan mereka terkalahkan dengan tangisan pria berkumis melengkung yang begitu melengking."Oh, My Love, bagaimana kamu bisa melupakan kami? Terlebih ayahmu yang imut ini. Ini tidak boleh terjadi. Cepat panggil dokter keluarga, Emma!" Pria berkumis itu berseru.***“Apa yang terjadi pada putriku? Cepat katakan!” Pria berkumis itu memperlihatkan raut wajah gusar. Dia adalah Duke William Shancez, seseorang yang tiba-tiba mengaku sebagai Ayah dari Liora. “Kenapa dia tidak bisa mengingat kami bahkan aku, ayahnya yang imut ini?” imbuhnya terisak dengan kepala bersandar di pundak istrinya, Ducess Diana Shancez.Jemari lentik Diana membelai lembut kepala William, berusaha menenangkan meskipun dia juga butuh ditenangkan. Wajah cantiknya terlihat begitu sayu meskipun yang paling histeris adalah sang suami.Matthew, seorang Dokter berkacamata bulat berantai emas mulai menjelaskan dengan seksama, “Setelah saya melakukan pemeriksaan, saya mendapatkan diagnosa untuk saat ini, yaitu ... amnesia.”Semua orang di ruangan berdengung kaget.“Amnesia?” William merasa asing dengan nama penyakit tersebut.“Amnesia adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa mengingat informasi, pengalaman, atau kejadian yang pernah dia alami sebelumnya. Ini adalah kondisi langka yan
Ingatan yang sempat terkubur tiba-tiba muncul begitu saja. Liora mengingat kembali sosok wanita misterius yang dia temui di ruang hampa, wanita berpenampilan kacau dengan gaun compang-camping dan penuh bercak darah.Entah semua itu nyata atau delusi, Liora seolah-olah tidak dapat lagi membedakan batas rasionalitas dalam dirinya sendiri. Dia terus berusaha menelaah semua yang terjadi. Ok, mari kita coba urutkan satu persatu peristiwa di luar nalar tersebut!Pertama, semua kegilaan itu bermula saat Liora berada di dalam mobil Cadillac Escalade hitam miliknya sebelum melihat truk dengan kecepatan tinggi yang melesat ke arahnya hingga tabrakan hebat pun tidak dapat dihindari. Dirinya mengalami kecelakaan yang tragis dan mengerikan.Anehnya, dia tidak terbangun di rumah sakit ataupun kuburan, melainkan di zaman Eropa abad pertengahan. Lebih sialnya lagi, dia malah merasuki raga pemeran antagonis di film yang terakhir dia bintangi, Cannaria Swan.Canna adalah putri tunggal dari seorang bang
Beberapa mil dari kediaman Duke, mobil yang ditumpangi Canna dan Emma berhenti. Kekaisaran Deltrias memang sebuah kerajaan dan negara dengan sistem monarki. Semua pakaian-pakaiannya juga bergaya renaissance ala bangsawan eropa.Namun, era perkembangan zaman sudah sedikit maju yang mana sudah ada mobil di sini. Mobil antik yang sangat mahal. Kalian tahu ‘kan mobil klasik yang biasa digunakan dalam film yang dibintangi Brad Pitt, Leonardo DiCaprio, dan Margot Robbie? Ya, kurang lebih seperti itu.Awalnya, Canna berpikir jika terdampar di sebuah tempat dengan latar seperti di era Romeo dan Juliet. Ternyata tidak sejauh itu. Beruntung sudah ada sebagian tekhnologi canggih dan mobil. Bokongnya jadi tidak terasa pegal karena harus berlama-lama duduk di dalam kereta kuda.Canna turun dari mobil dibantu oleh seorang pengawal. Dia melihat ada begitu banyak orang di Alun-alun Ibu Kota yang ramai. Di antara mereka, ada air mancur besar yang disebut keistimewaan Deltrias. Bangunan-bangunan toko b
Dalam cerita asli, disebutkan jika terdapat sebuah pusat informasi yang tersembunyi di gudang anggur. Sebuah tempat yang bisa mencarikan segala macam informasi jika diberikan uang dengan nominal memuaskan. Tidak hanya menjual informasi pada kekaisaran, mereka juga menjual informasi mematikan milik kekaisaran pada negara lain.Setelah perang berakhir, karena melakukan tindakan dua sisi seperti itu, seluruh anggota gilda disingkirkan oleh pembunuh gila yang mendapat perintah langsung dari Kaisar. Pembunuh gila yang dimaksud tentu saja sang Putra Mahkota, karakter utama di dalam cerita. Dia membunuh mereka semua dengan ringan seperti monster yang kelaparan.Namun, ada satu gilda yang masih disisakan, gilda yang memberikan informasi tentang pemberontakan kepada kekaisaran hingga Kaisar pun memberikan izin resmi kepada gilda itu untuk berdiri. Ya, itu adalah gilda yang tersembunyi di dalam gudang anggur, gilda informasi terbaik di benua, Gilda Four Night.'Karena sudah tahu isi ceritanya,
Ketua gilda tidak bisa berkata-kata. Dia tidak percaya akan mendengar permintaan membagongkan dari klien yang cukup unik di depannya. Dia pikir putri dari Perdana Menteri itu ingin merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan politik atau bahkan siasat untuk mengkhianati kekaisaran."Hm, ya, selain sebagai pusat informasi, gilda ini memang bisa digunakan sebagai pusat perjodohan." Keterkejutan di wajah ketua gilda itu tidak bertahan lama. Kini, dia kembali datar, seolah-olah ingin segera menyudahi permainan anak kecil."Aku harus memiliki tunangan sebelum kembali ke akademi. Mungkin waktuku hanya sekitar satu bulan." Canna berujar yakin.Jika sudah kembali ke akademi, akan sulit bagi Canna mendapatkan tunangan palsu. Rumor buruk tentang Cannaria Swan yang merupakan sang antagonis sudah tersebar luas bahkan di akademi hingga kekaisaran. Dia dikenal sebagai wanita arogan dan suka mem-bully. Akankah dia bisa mendapatkan pria di sana? Sepertinya kemungkinannya hanya sekecil kuman."Mari kit
Ketua gilda kembali duduk di tempatnya, begitu juga dengan Canna. Meskipun telah menutupi rambut dan wajah dengan penutup kepala seperti sebelumnya, tetapi Canna yakin jika di balik tudung sialan itu, ada ekspresi dingin yang semakin terlihat kaku dan sulit diurai.'Apakah sebuah kesalahan menikmati keindahan wajah tanpa persetujuan pemiliknya? Aku 'kan tidak sengaja melihat wajah yang memang sayang jika dilewatkan itu,' benak Canna yang merasa seperti pencuri.Saat menuliskan beberapa ciri dari pria yang dia pesan kepada gilda di dalam buku, Canna sulit berkonsentrasi karena masih belum bisa melupakan ingatan wajah milik pria di hadapannya."Ehem!" Canna tiba-tiba berdeham, "Omong-omong, sangat sia-sia menyembunyikan wajah seperti itu. Bagaimana jika kamu membukanya saja?" Canna menyerah pada konsentrasinya. Dia tersenyum ringan seolah tidak ada kesalahan yang telah dia lakukan. Keterlaluan memang."Jika sudah selesai menulisnya, segeralah kembali ke asalmu. Tempat ini akan segera tu
"Apakah makanannya sesuai dengan seleramu, Sayang?" Ducess Diana menatap Canna dengan intens."Ya, aku menyukainya. Rasanya lezat." Canna tersenyum tipis kepada Ducess yang sejak tadi telah memperhatikannya.Canna sedang menikmati makanan yang disajikan oleh Chevalier, koki Duke William. Saat ini, dia berkumpul bersama Duke dan Ducess untuk melakukan makan siang yang mana sudah menjadi kebiasaan—makan bersama di siang dan malam hari di ruang makan.Pada awalnya, Canna juga merasa canggung jika harus berkomunikasi atau berkumpul bersama mereka. Dia tidak ingin membuat kesalahan dan tidak ingin dicurigai. Bagaimana jika mereka tahu kalau dia bukanlah putri mereka 'yang asli'?Namun, meskipun sering mendapat penolakan darinya, mereka seolah tidak berhenti berupaya untuk terus mendekatinya. Mereka tetap menunjukkan kasih sayang tulus yang membuatnya goyah. Lebih tepatnya, kasih sayang yang sebenarnya ditujukan kepada putri kandung mereka. Berkat semua perilaku itu, dia jadi tahu betapa sa
'Hm, jadi begini ... penampakan Felix Theodore, karakter utama pria kedua. Ternyata wajahnya jauh lebih tampan daripada yang kubayangkan.'Canna melamun dan menekuni garis bibir sensual Felix yang sangat cocok dengan wajahnya yang tampan. Saat dia tersenyum, kedua matanya akan menyipit seperti bulan sabit. Dia seperti berhadapan dengan Leonardo DiCaprio semasa muda, pria yang memerankan tokoh Jack dalam film Titanic.'Bedanya, dia terlihat lebih tinggi dan tubuhnya juga sepertinya lebih oke.'Pandangan Canna beralih pada paha Felix yang terlipat karena dalam posisi duduk. Celana kain yang dia kenakan seolah-olah memberitahukan jika ada otot-otot menakjubkan di sana. Karena dia seorang kstaria, otot-ototnya pasti terbentuk sempurna.Dalam perjalanan, Canna justru sibuk menilai proporsi wajah, tubuh, dada, dan paha Felix seolah-olah dia menjadi juri dalam ajang American Top Model. Otak cantiknya memang luar biasa unik."Apa ada yang salah dengan wajahku? Mengapa kamu terus melihatnya?"