Share

Tragis

Author: Lullaby
last update Huling Na-update: 2023-07-17 17:58:46

Liora Belladonna.

Sosok aktris cantik dan berbakat yang digilai sebagian besar populasi masyarakat di Kota London. Sejak pertama kemunculannya di layar kaca, dia selalu menjadi sorotan. Berbagai penghargaan berhasil didapatkan hingga membuatnya terus bersinar dan popularitasnya tidak pernah memudar.

Penggemar? Jangan tanya!

Penggemar Liora tersebar di seluruh dunia. Dia juga sering menghiasi sampul majalah ternama seperti Vogeu, Elly, Forbus, Days, dan masih banyak lagi. Dengan kecantikan dan kekayaan yang melimpah, dia seolah menjadi Ratu kehidupan sosial yang setiap gerak-geriknya menjadi santapan hangat para paparazi.

Namun, di balik kesuksesan dan para penggemar yang dimiliki, tentu ada segelintir haters yang tidak suka dan berusaha menjatuhkannya. Terlebih, saat mulut ajaibnya seringkali keceplosan. Dia memang tidak pandai berbasa-basi dan memiliki jiwa keadilan yang tinggi.

Di satu sisi, sangat sedikit yang tahu jika Liora memiliki kisah masa lalu yang getir dan pelik. Dia telah menjadi sebatang kara sejak usianya sekitar tujuh tahun. Dia sempat tinggal di panti asuhan dan pernah mengalami perlakuan buruk mulai dari pelecehan verbal hingga kekerasan fisik.

Bisa dibilang cukup hebat baginya karena bisa melewati semua nasib buruk itu hingga menjadi sesukses yang sekarang.

Ya, dia adalah Liora Belladonna.

Cadillac Escalade hitam kini melaju di tengah jalanan Kota London. Cahaya senja perlahan meredup untuk menyambut langit malam dan sang rembulan yang akan menjadi pengiring mobil tersebut.

Di dalam kabin belakang mobil berinterior mewah serta didominasi warna cream, Liora duduk sambil menjulurkan kaki pada penyangga bagian bawah kursi. Kelopak matanya terpejam. Dia ingin beristirahat setelah melewati aktivitasnya yang sangat padat.

Saat fokus mengemudikan mobil, Eva sedikit melirikkan ekor matanya dari kaca spion untuk melihat Liora di belakang, "Hanya dua jam. Kamu masih memiliki waktu dua jam untuk beristirahat. Sebentar lagi kita harus makan malam bersama kru film baru yang akan kamu bintangi selanjutnya."

"Ya." Liora menjawab singkat dengan mata terpejam.

"Sinopsis tentang kisah cinta seorang guru dan muridnya. Kamu sudah menandatangani kontrak. Kuharap kamu bisa bekerjasama dengan baik kali ini."

"Ya." Liora tetap memejamkan mata.

"Jangan membuat skandal dan jangan membuat masalah, mengerti?"

"Ya." Suara Liora kini terdengar bermalas-malasan masih dengan mata terpejam.

"Aku sudah mengatasi beberapa artikel yang terus menulis berita tentangmu. Mereka tidak akan berulah untuk sementara waktu selama kamu tidak membuat skandal baru."

"Bagaimana aku bisa beristirahat jika kamu terus berisik, wahai menejerku? Karena terus mendengar ocehanmu, waktu istirahatku jadi berkurang 15 menit 1 pikodetik." Mata Liora yang sejak tadi terpejam akhirnya terbuka.

"Aku hanya tidak ingin kamu terlibat masalah lagi." Bukan tanpa alasan Eva terus memperingati. Dia tahu jika Liora sering terlibat skandal entah sengaja atau tidak disengaja.

Terakhir kali Liora terlibat skandal dengan aktor pendatang baru, Thomas Cat. Dia terekam kamera menampar dan menjambak rambut Thomas hingga botak. Para haters dan penggemar Thomas pun berbondong-bondong menghujat di akun media sosial miliknya.

"Salahkan dia yang berani menyentuh bokongku. Tidak ada ampun bagi seorang pria brengshake!" Liora bersungut-sungut dengan wajah kesal. Dia tidak terima bokongnya disentuh oleh pria kurang ajar tersebut. Sialnya, dia justru terekam kamera hanya saat adegan tampar-menampar dan jambak-menjambak.

"Itulah gunanya klarifikasi. Kamu begitu tidak acuh dan memilih diam. Kamu bahkan ikut memaki haters yang menghujatmu. Oh, astaga." Eva menghela napas kasar.

"Sudahi perbincangan ini. Bloody Roses sebentar lagi tamat." Liora mengalihkan pembicaraan. Dia membicarakan judul film fantasi historis yang dia mainkan sebelumnya, sebagai pemeran antagonis, Cannaria Swan.

"Aku tahu."

"Apa kamu tidak apa-apa?"

"Apa maksudmu dengan aku tidak apa-apa?"

"Kamu bertanya karena sungguh tidak tahu? Bukankah kamu diam-diam mengagumi Jeremy, karakter utama yang berperan sebagai Putra Mahkota denganku? Saat dramanya sudah berakhir, mungkin kamu tidak bisa lagi melihatnya.”

“A-apa?” Eva hampir saja menghentikan mobil secara mendadak. "Dari mana teori menyesatkan itu berasal?" Wajahnya tiba-tiba menjadi kaku.

Liora cekikikan, “Eyy! Tidak perlu repot-repot menyembunyikan perasaanmu. Pandanganmu selalu tertuju padanya selama kami syuting. Kamu pikir aku tidak akan menyadarinya, he?"

"Apakah begitu terlihat jelas?" Suara Eva sedikit bergetar.

"Jelas." Liora mengangkat kedua alis, "Banyak rumor buruk tentangnya. Meskipun memiliki wajah yang lumayan, dia terkenal suka bermain wanita dan narkoba. Lebih baik menjauh darinya. Aku akan mengenalkanmu dengan pria yang lebih baik."

Eva memutar bola mata jengah, "Tidak perlu mengurusi masalah percintaanku dan urusilah dirimu sendiri. Bahkan kamu sendiri juga jomlo," katanya lempeng.

"Hey! Aku hanya tidak ingin repot-repot membuang waktu dengan konflik batin dan pikiran yang tidak berguna," kata Liora dengan suara lebih tinggi.

"Ya ... ya ...." Eva menggendikkan bahu tidak acuh sebelum menyalakan lagu 'It Will Rain' yang dibawakan Bruno Mars. Kebetulan suasana di luar sedang hujan, seolah-olah lagu itu memang ditakdirkan untuk menjadi pengiring mobil mereka di waktu senja yang hampir petang.

"Omong-omong, siapa aktor yang akan bermain peran denganku di film nanti? Apa sudah ditetapkan? Apa dia tampan? Ingatlah, wajah cantik seperti ini harus bersanding dengan keindahan wajah yang selaras." Liora kembali pada mode narsistik.

"Gavin Stanley. Kamu tentu mengetahui nama itu bukan? Dia cukup populer akhir-akhir ini."

"Eum, seperti aku pernah mendengarnya."

"Dia salah satu aktor papan atas yang baru saja memenangkan ajang Top Model. Wajahnya sempurna, begitu juga dengan tubuhnya yang tinggi dan seksi. Dia memiliki penggemar paling banyak di antara aktor top pendatang baru dan presentase haters paling sedikit."

"Oh, begitu ...." Liora manggut-manggut, tanpa minat. Dia mulai menguap dan mengantuk. Suasana sejuk di luar mobil karena sedang hujan dan alunan musik yang menenangkan membuatnya tidak tahan untuk memejam. Dia benar-benar lelah dan ingin beristirahat.

Hingga saat dia berniat menutup mata, tiba-tiba cahaya yang sangat terang mendistorsi hingga menyilaukan mata. Di sela-sela deraian air hujan, dia melihat truk dengan kecepatan mengerikan sedang melaju ke arahnya. Apakah truk itu akan menabrak mobilnya?

BANG!

Suara dentuman dan gesekan seketika terdengar begitu keras dan mengejutkan. Kejadian yang begitu cepat hingga siapapun belum menyadari apa yang sedang terjadi.

Pandangan Liora tiba-tiba menjadi kabur dan itu menyakitkan. Dia merasa sakit yang berdenyut di dadanya dan mengalir di seluruh tubuhnya. Darimana rasa sakit itu berasal? Yang jelas, semuanya terasa lembab dan panas.

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Obsesi Gila sang Pangeran Neraka   Pesta Kelulusan

    Kegiatan yang paling dinantikan oleh para murid akhir-akhir ini adalah pesta kelulusan tahunan. Pesta ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga kesempatan untuk memamerkan kemewahan dan prestise mereka. Para murid telah diberi cuti dan diperbolehkan kembali ke kediaman masing-masing untuk mempersiapkan diri menjelang pesta.Di kediaman mereka, semuanya sibuk menyiapkan diri dengan penuh antusias. Mereka memilih gaun dan setelan jas yang paling sesuai dengan selera masing-masing. Persiapan untuk pesta kelulusan menjadi sebuah ritual istimewa yang mereka lakukan untuk terlihat sempurna.Namun, di tengah keramaian ini, Canna justru sedang bersantai sambil menikmati segelas jus apel yang disiapkan oleh Emma. Beberapa hari terakhir, ia kembali ke kediaman Duke William, dan ternyata, ia merasa nyaman berada di rumah."Lady, ada yang mengirimkan ini untuk Anda," kata Emma sambil membawa sebuah surat dan sebuah kotak hadiah besar.Canna mengangkat alisnya ketika melihat Emma membawa barang-bara

  • Obsesi Gila sang Pangeran Neraka   Felix Confess

    Toko Roti Gustave adalah satu-satunya toko di Pusat Schwerin yang terkenal dengan kualitas adonan terbaik. Mereka sering memuji-muji roti serta kue keringnya yang lezat.Setiap hari, lusinan pelanggan yang mengantri menghiasi toko ini. Termasuk, Canna dan Felix yang sedang duduk di meja, menunggu hidangan yang baru saja mereka pesan di tengah kerumunan pengunjung setia.Gustave dengan gesit mengambil hidangan-hidangan yang baru saja matang dari panggangan, meletakkannya dengan cermat di atas nampan, dan kemudian berjalan dengan langkah pasti menuju meja yang ditempati oleh Canna dan Felix."Baklava, sebuah karya seni roti berlapis yang membawa cita rasa yang hangat telah siap," ucap Gustave sambil merasa puas dengan hasil kerjanya, "Tidak hanya itu, pancake lemon manis juga telah kusiapkan khusus untuk Lady yang manis ini." Dengan sentuhan penuh keanggunan, Gustave meletakkan hidangan-hidangan itu di depan Felix dan Canna.Namun, tak hanya itu yang membuat momen ini istimewa. Gustave

  • Obsesi Gila sang Pangeran Neraka   Janji

    'Aku, merasa mengantuk,' pikir Canna dengan pandangan kosong.Seperti biasa, Canna berjalan di kampus akademi seperti itik yang kesepian, dikucilkan dari kelompok dan dunia sekitarnya.Saat melangkah, dia tidak bisa menguap karena menjaga citranya sebagai wanita antagonis yang elegan. Sebagai gantinya, dia menggigit bibir hingga air matanya keluar.Langkahnya menuju kelas terasa berat, matanya yang merah seperti kelilipan. Namun, dia tak bisa mengabaikan pemandangan yang terjadi di belakang gedung sihir. Di sana, suasana menjadi serius.Troy, didampingi oleh pengikut-pengikutnya, sedang bersenang-senang dengan menyiksa Dimitri. Bajingan gendut itu bahkan tidak menyadari kehadiran Canna di belakang mereka. Mereka sibuk mengejek Dimitri, sementara Canna menyaksikan semuanya dengan dingin."Hei, Tolol! Katakan berapa 12x7, huh?""...."Dimitri hanya menunduk, kacamata tebalnya nyaris terjatuh dari hidungnya."Bukankah selama ini kamu selalu mencari muka di hadapan para guru? Sekarang kat

  • Obsesi Gila sang Pangeran Neraka   Role Play

    🔞 Mature content. Bijaklah dalam membaca!__"Aku ingin sekali memasukkannya ke dalam mulutmu, tapi aku yakin itu akan merusak wajah cantik yang menggemaskan ini. Jadi, bagaimana jawabanmu?" Sambil melafalkan kata-kata vulgar itu, Axe meraih pergelangan Canna dan membiarkannya memegang kejantanannya. Terkejut dengan ketebalan yang tidak bisa dipegang dengan satu tangan, Canna mencoba menarik tangannya keluar dari dalam celananya, tetapi itu sia-sia. "Ke mana perginya keberanianmu tadi? Kamu yang melemparkan dirimu padaku, jika kamu lupa." Mata biru keabu-abuan Axe berkilat menggoda sambil menahan tubuh Canna untuk tidak bergerak. Mulanya, Canna memang hanya berniat menggodanya, tetapi kini dia justru terjebak dan tidak bisa lepas dari genggamannya. Dia sering mendengar dirinya disebut 'wanita gila', tetapi tampaknya Axe bukanlah tandingannya. Pria itu lebih gila daripada siapapun."Tapi, aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya." Canna bergumam pelan dan berpura-pura bersikap te

  • Obsesi Gila sang Pangeran Neraka   Bisakah Kamu Atasi?

    Ellie membawa keranjang buah sambil berjalan menyusuri hutan. Pada sore hari seperti ini, Felix biasanya berlatih pedang di dekat danau, dan Ellie berniat menemuinya.Tepat seperti yang diduga, Felix terlihat begitu serius berlatih hingga keringatnya bercucuran. Gerakannya begitu lihai dalam mengayunkan pedang, disertai mana sihirnya yang kuat membuat aura-nya yang hangat seketika berubah menjadi seperti aura berbahaya.Ellie yang melihat itu semua di balik pohon, tiba-tiba pipinya bersemu merah karena menurutnya Felix terlihat begitu menarik.Felix yang menyadari keberadaan Ellie lantas menghentikan gerakannya dan meletakkan pedangnya, "Apa kamu akan terus bersembunyi di situ?"Ellie terkesiap dan merasa malu. Dengan langkah ragu, dia mendekati Felix dan berusaha mengurangi jarak di antara mereka. "Maaf, aku tahu aku mengganggumu saat latihan. Aku hanya ingin memberimu ini," ucapnya seraya menyodorkan keranjang berisi buah-buahan segar."Sudah kubilang aku tidak membutuhkan sesuatu s

  • Obsesi Gila sang Pangeran Neraka   Pemandangan Indah

    Kelopak mata Canna terbuka hingga mengungkapkan bulu matanya yang lentik. Mengedarkan pandangan, dia mendapati dirinya berada di sebuah rumah klasik yang sederhana. Namun, ini bukanlah kamar asrama Hoover. Apakah dia berada di rumah salah satu penduduk Desa Kacang?"Kamu sudah bangun?" kata Felix sambil membawa makanan dan meletakkannya di atas nakas. "Jangan banyak bergerak, karena lukamu baru diobati.""Terima kasih sudah mengobatiku, Felix.""Bukan aku yang mengobatimu, tetapi Guru Axe. Seperti saat kejadian sebelumnya." Felix membicarakan tentang kejadian racun di Trapple Park dan saat itu Axe juga yang mengobati Canna. "Tapi mengapa kejadian buruk selalu menimpa kamu? Aku khawatir setiap kali," tambahnya sambil menghela nafas."Maaf, aku juga tidak menginginkannya," ujar Canna dengan lesu. "Tapi seseorang memukulku dari belakang. Meskipun tidak seberapa terlihat jelas, aku yakin dia adalah seorang gadis berambut pirang keemasan. Aku benar-benar tidak berbohong. Sungguh!" imbuhnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status