Share

05. Diskusi Alot

Jessy menelan ludah dengan terus memutar otaknya. “Aku tahu, segala sesuatunya tentu memiliki resiko tersendiri!”

“Selama dua tahun ini aku terus belajar dan memantaskan diri. Inilah saatnya, aku memiliki dua puluh persen saham dalam grup yang diwariskan Papa. Grup Lin hanya memiliki tiga puluh persen, sedangkan anda–”

Jessy menghentikan kalimatnya tepat setelah Yoshi berbalik badan dan menatap istrinya dengan seringai yang seolah memperlihatkan kepuasan dan kebanggaan. Pria itu bisa dengan jelas mengetahui maksud dari perkataan Jessy. Yoshi menaruh gelas wine di nakas, dia berjalan perlahan mendekati posisi duduk istrinya. “Aku adalah seorang pebisnis, tidak ada satupun pebisnis di dunia ini yang menyerahkan bisnisnya untuk merugi!”

Yoshi mengangkat dagu Jessy dan berucap dingin lirih tepat di wajah istrinya. Terlihat Jessy menelan ludah sendiri saat aroma wine dari mulut suaminya menguar di indra penciumannya. Yoshi bangkit kembali, tubuhnya menyandar di ujung meja, dia bersedekap tangan menatap Jessy dengan wajah mengolok. “Grup Lin cukup baik dalam bekerja sama dengan KGTech, dia sudah menyumbang tiga puluh persen keuntungan yang masuk dalam aliran dana KGTech. Lalu, kamu mencoba menghancurkannya?” Yoshi kembali menunduk mengintimidasi istrinya yang sudah sesak kesulitan bernafas. “Bagaimana kamu mengganti rugi tiga puluh persen itu?”

Jessy terpaku sulit berucap dengan penuturan sadis suaminya. ‘Sebenernya, dia suamiku atau bukan? Buat apa aku setuju menikah dengannya kalau tidak menguntungkan seperti ini?’

Bukan Jessy namanya jika tidak berpikir keras dengan cepat, dengan hati-hati dia menjawab apa yang dipertanyakan suaminya. “Asal Tuan mau mengajariku kembali cara meraih keuntungan lebih besar dari yang sudah di sumbangkan grup Lin, aku akan berusaha keras melakukannya!”

Yoshi mengembangkan senyuman, gadis dihadapannya terasa berbeda dengan gadis yang dua tahun lalu Yoshi temui.

“Selamanya Grup Wang hanya boleh dimiliki oleh keluarga besarku!” Jessy kembali berujar membuyarkan lamunan Yoshi. “Atas dasar apa Paman Lin berani menghilangkan nama besar Wang dan meraup keuntungan dari jerih payah orang tuaku!”

“Heh,” Yoshi terkekeh lirih. “Aku tidak ingin mendengar keluh kesahmu, itu urusanmu bukan jadi urusanku!” Yoshi kembali berbalik badan dan duduk di kursi kebesarannya. Dia mengambil berkas dan melanjutkan proses verifikasi data yang sebelumnya tertunda tanpa ingin terlihat peduli pada keadaan istrinya saat ini.

“Jika benar masalahku bukan menjadi urusan anda, lantas mengapa anda menyetujui persyaratan pernikahan yang aku ajukan sebelumnya?!!”

Jessy sudah menjatuhkan air matanya, rasanya dia mulai buntu sekaligus takut. Yoshi terdiam dan kembali menatap istrinya. “Heh, kamu tidak sadar juga? Aku ini pebisnis, aku akan memilih sesuatu yang menguntungkanku tentu saja!”

Sakit rasanya mendengar olokan suami diatas kertasnya itu. “Jadi, pernikahan kita ini tidak ada harganya untukmu? Bahkan untuk memenuhi persyaratanku kamu tidak mampu melakukannya. Lalu, untuk apa kita masih bertahan?!”

Yoshi merasa tidak senang dengan ucapan lancang istrinya itu. “Kamu sungguh berani menyela dengan nada tinggi di depanku seperti itu?!”

“Dengar Jessy, bukankah kamu tahu… Aku hanya ingin bersenang-senang denganmu, sisanya—” Yoshi menggantung kalimatnya, tiba-tiba jantungnya berdetak cepat saat melihat Jessy sudah terisak pilu di depan matanya.

“Aku mengerti!” Jessy menyeka cepat bulir bening yang membasahi wajah cantiknya. “Semua pekerjaan yang ingin saya sampaikan sudah selesai aku presentasikan. Saya mohon undur diri!” Jessy tidak peduli lagi apa tanggapan Yoshi pada sikapnya saat ini. Wanita itu bangkit segera dan menunduk sopan sebagai penghormatan. Tak lama dia berlari kecil keluar ruangan dan berusaha tidak lagi kembali kesana. Yoshi dibuat terdiam seribu kata rasanya melihat Jessy yang menangis karena ucapannya. “Huh!”

Jessy terus melangkah dengan air mata yang sesekali menerobos keluar, dia tidak peduli apa tanggapan orang-orang di sekitarnya. Dia sudah berada dalam mobilnya, tak lama dia menekan pedal gas dan kembali ke kediaman setelah mengabarkan pada asistennya dia pulang lebih dulu karena satu urusan.

Jessy menuju sebuah villa di kawasan elit di pusat kota. Villa Luxury Palace adalah hadiah pernikahan Yoshi untuk istrinya Jessy. Disana lah tempat paling aman selama dua tahun ini Jessy menyembunyikan dirinya dari keluarga Lin. Dunia jagat media sosial juga sempat mempertanyakan keberadaan Jessy setelah kecelakaan dua tahun yang lalu. Tidak ada yang bisa mengira bahwa Jessy selamat dan justru sekarang menjadi istri simpanan seorang pria paling berpengaruh dan paling kaya se-Asia Pasifik. Status pernikahannya tentu saja disembunyikan dari siapapun, semuanya terjadi hanya karena asas saling menguntungkan satu sama lain.

Jessy sudah berada di rumahnya, dia melempar barang yang melekat di tubuhnya ke sembarang arah, setelahnya dia menjatuhkan diri di sofa. Dia kembali terdengar terisak melanjutkan kesedihannya. “Atas dasar apa hidupku bisa semenderita ini! Huhu…”

Jessy terus menumpahkan air mata juga perasaan dongkolnya, sampai tidak terasa dia tertidur di sana saking lelahnya. Setiap kali mata gadis itu menutup, setiap itu juga Jessy merasa terus dihantui oleh mimpi buruk yang jelas jadi kenyataan hidupnya dua tahun yang lalu.

Bersambung…

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status