Home / Romansa / Obsesi Setelah Rapat Malam / Jeda yang Berbahaya

Share

Jeda yang Berbahaya

Author: Lembayung
last update Last Updated: 2025-10-05 14:30:04

Waktu bergerak dengan sangat cepat. Alex Kael adalah mesin tak kenal lelah, dan Nara harus menjadi roda gigi sempurna.

Video conference dengan Singapura berjalan tegang. Alex menuntut angka yang lebih agresif, suaranya tajam. Nara duduk di sampingnya, mencatat poin-poin penting, sesekali membisikkan data pendukung.

Di tengah presentasi yang intens, Alex mengulurkan tangan. Bukan untuk dokumen, melainkan untuk cangkir kopinya. Ia melakukannya tanpa memalingkan pandangan, kebiasaan yang menunjukkan kepercayaannya yang mutlak pada Nara.

Nara segera mengangkat cangkir itu dan menyerahkannya. Jari-jari mereka bersentuhan sesaat sentuhan singkat yang mengirimkan getaran tak terduga. Nara segera mengabaikannya.

"Kenapa timeline ini tidak sesuai dengan proyeksi kita minggu lalu, Tuan Liam?" tuntutan Alex menggelegar dari speaker.

Nara mencondongkan tubuh sedikit. "Pak, mereka baru saja menghadapi masalah logistik akibat badai di Pelabuhan Klang. Itu ada di laporan darurat jam dua pagi."

Alex memicingkan mata. Ia menyesap kopinya. "Kirimkan laporan darurat itu ke mereka sekarang juga, Nara. Beri penekanan pada klausul force majeure," perintah Alex, nadanya sedikit melunak.

"Baik, Pak." Nara segera mengetik di tablet-nya.

Ketika conference selesai, Alex menjatuhkan dirinya ke sandaran kursi, memejamkan mata sejenak. Itu adalah jeda yang berbahaya. Momen di mana lapisan baja Alex melunak karena lelah, dan momen itu hanya bisa disaksikan oleh Nara.

Nara memanfaatkan jeda itu untuk membereskan meja. Ia melihat garis ketegangan yang jelas di rahang Alex, bagaimana rambut gelapnya jatuh sedikit ke dahi saat ia rileks.

"Laporan Eterna," kata Alex, membuka mata. "Bacakan poin-poin yang kamu tandai merah."

Nara segera duduk di kursi hadapannya. Ia membuka file dan mulai membacakan detail kejanggalan akuntansi yang ia temukan. Saat ia berbicara, ia mengangkat tangannya untuk menunjuk diagram di layar Alex.

Secara naluriah, Alex ikut mencondongkan tubuh, bahu mereka nyaris bersentuhan. Nara bisa mencium aroma cologne maskulin yang lembut, aroma eksklusif dan mahal. Ia bisa merasakan sedikit hawa panas yang memancar dari tubuh Alex yang tegang.

"Tunggu," potong Alex. Ia mengulurkan tangan dan meletakkan jarinya tepat di atas jari telunjuk Nara di layar, menekan sebuah angka.

Sentuhan itu, meski hanya sekejap di layar touchscreen, terasa lebih lama dari yang seharusnya. Nara bisa merasakan suhu tubuh Alex. Ia bisa merasakan tarikan tak terlihat yang selalu ada di antara mereka setiap kali jarak mereka kurang dari satu meter.

"Jika angka ini dimanipulasi, itu berarti tim legal kita ceroboh, atau mereka disuap," analisis Alex, suaranya kembali tajam, tetapi matanya tetap terfokus pada titik sentuh tangan mereka di layar.

Nara menarik napas dalam. "Saya rasa ini adalah trik dari sisi Eterna. Mereka mencoba mengubur detail ini jauh di dalam file."

Alex akhirnya menarik tangannya. "Ambil ini," Alex mengambil selembar kertas kosong dari laci. "Tuliskan klausul kerahasiaan paling ketat untuk Eterna. Gunakan bahasa yang paling mengikat yang kamu tahu."

"Baik, Pak," kata Nara, mengambil kertas itu. Jari-jari mereka bersentuhan lagi, dan kali ini, Nara merasakan Alex menahan sentuhan itu satu detik lebih lama dari yang seharusnya.

Nara segera berdiri, merasakan panas merayap di lehernya. Ia tahu, di balik dinding baja profesional Alex, ada sesuatu yang mengintai. Sesuatu yang tersembunyi, kuat, dan obsessif. Dan ia, Nara, adalah satu-satunya orang yang diizinkan melihat retakan kecil itu. Ia bergegas kembali ke mejanya, jantungnya berdebar, pura-pura fokus pada kerangka klausul kerahasiaan baru.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Kode Dibalik Kata

    Hari yang biasanya dipenuhi antusiasme menjelang akhir pekan, tetapi di lantai eksekutif Aldebaran Corp, yang terasa hanyalah ketegangan yang merayap di udara.Ia tidak menatap Nara ia tidak berbicara dengannya secara langsung kecuali melalui interkom. Nara mengamati Alex dari mejanya: sikapnya lebih kaku, gerakannya lebih terukur, seolah ia sedang berjuang keras untuk menahan dorongan yang ia lepaskan tadi malam.Nara sendiri merasa seperti berjalan di atas pecahan kaca. Setiap kali Vira atau rekan kerja lain masuk ke area mereka, ia merasa panik. Ia takut ada sisa aroma, ada kerutan di blusnya, atau bahkan sisa jejak pada dasi Alex yang ia perbaiki.Pukul 11.00, Alex memanggil Nara ke ruangannya untuk pembahasan mendalam mengenai laporan Eterna. Mereka duduk di meja yang sama, tempat di mana mereka melanggar aturan dua malam lalu."Laporan ini," kata Alex, menunjuk ke sebuah paragraf mengenai cash flow. "Perlu penekanan ekstra di sini. Aku tidak ingin dewan direksi salah mengartikan

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Pengakuan di Pantry

    Chapter Ciuman di pantry itu berbeda dari sebelumnya. Tidak ada kecanggungan seperti yang pertama, dan tidak ada kehati-hatian seperti saat mereka berada di apartemen. Ciuman ini terburu-buru, dipenuhi adrenalin dan bahaya.Alex mendorong Nara perlahan hingga ia tersudut di antara meja marmer dan dinding. Pintu pantry itu memang terkunci otomatis, tetapi suara klik sekecil apapun dari luar bisa menghancurkan segalanya.Gairah membuat mereka bergerak cepat. Alex menjauhkan kepalanya sebentar, napasnya memburu di leher Nara. Tangan besarnya meraba bagian belakang leher Nara, menariknya ke dalam pelukan yang menekan. Nara bisa merasakan detak jantung Alex yang menggila, jauh lebih kencang daripada detak jantungnya sendiri."Aku gila," bisik Alex, suaranya parau, bukan pertanyaan, melainkan pengakuan. "Aku tidak bisa fokus. Setiap rapat, aku hanya memikirkan kapan aku bisa melakukan ini lagi."Nara tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya mencengkeram kemeja Alex di bahunya, menariknya k

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Gairah Jam Lembur

    Ciuman itu menjadi semakin rakus, membakar sisa kesadaran Nara. Gairah Alex terasa liar dan tak terkontrol, sebuah kontras nyata dengan ketenangan di kantor. Ia mendorong Nara dengan lembut, memaksanya bersandar di meja makan, menghimpitnya dengan tubuhnya.Nara membiarkan gairah Alex menguasai, tangannya meraba bahu dan punggung Alex yang kini terasa keras dan tegang. Ia menyadari betapa intim sensasi yang ditimbulkan oleh penampilan Alex yang santai ini hanya kaus tipis yang membiarkan Nara merasakan panas tubuhnya secara langsung.Tangan Alex yang memeluk pinggang Nara kini bergerak liar dan menuntut. Satu tangannya bergeser ke atas, menyelip di bawah gaun navy Nara. Jari-jari Alex yang hangat menyentuh punggung telanjang Nara, memberikan sentuhan yang terlalu intim untuk pertemuan kerja.Saat ciuman mereka semakin dalam, tangan Alex yang satunya menjelajahi sisi tubuh Nara, bergerak dari pinggang, melintasi tulang rusuk, hingga mencapai area terlarang. Ia tidak menyentuh secara la

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Dilema dan Gaun yang Terlarang

    Nara mencengkeram kemeja linen Alex, punggungnya berbenturan dengan dinding Pantry Lounge Lantai 4 yang dingin. Ciuman mereka rakus, mendesak, dan penuh risiko. Aroma kopi basi dan ambisi bercampur dengan gairah terlarang yang mereka ledakkan di tempat tersembunyi itu."Aku membutuhkan ini lebih dari yang aku butuhkan untuk akuisisi Eterna," bisik Alex,Suaranya parau, sebelum kembali menciumnya dengan kekuatan seorang pria yang kecanduan kontrol. Nara tahu: ini adalah kontrak rahasia mereka, dan dia sudah terjerat jauh.Waktu bergerak lambat dari hari Rabu hingga Sabtu pagi. Nara menghabiskan malam-malamnya dalam kondisi setengah sadar, diisi oleh tumpukan dokumen Eterna dan bayangan tangan Alex yang merayap di bawah blusnya. Ia merasa bersalah, tetapi gairah yang ditimbulkan oleh rasa bersalah itu terasa jauh lebih kuat.Ia adalah wanita dewasa, kompeten, dan sangat tahu risiko yang ia ambil. Hubungan terlarang dengan Alex, bos sekaligus sumber kekuasaan, bisa menghancurkan reputasi

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Pengakuan dan Rahasia

    Pagi berikutnya, Nara tiba lebih awal. Ia merasa seperti kriminal yang baru saja meninggalkan lokasi kejahatan. Seluruh tubuhnya tegang, menunggu isyarat pertama dari Alex Kael.Ia menyiapkan Americano di meja Alex. Dingin. Itu adalah perintah yang tidak logis, melanggar kebiasaan Alex, tetapi ia mematuhinya. Perintah itu adalah pengakuan dan kode rahasia mereka.Ketika Alex masuk pukul 07.50, ia tampak lebih kaku. Ada garis gelap di bawah matanya, tanda kurang tidur. Ia bahkan tidak membalas sapaan Nara, hanya mengangguk dingin dan berjalan lurus ke ruang kerjanya. Pintu kaca buram tertutup, kembali menjadi pembatas.Nara menarik napas lega. Kontrol kembali.Namun, beberapa menit kemudian, bel interkom berbunyi."Masuk," suara Alex terdengar datar.Nara masuk, membawa tablet jadwal. Matanya secara naluriah mencari cangkir kopi dingin itu. Cangkirnya kosong. Alex sudah menghabiskannya.Alex duduk di kursinya, membaca laporan. Ia tidak mendongak."Saya ingin kamu membatalkan rapat deng

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Konsekuensi dan Obsesi

    Saat Alex kembali mencium bibirnya, tangannya mulai bergerak dari punggung bawah Nara. Gerakannya sengaja melambat, seperti penyiksaan yang manis. Jari-jarinya meluncur di sepanjang tulang rusuk Nara, meraba setiap lekukan yang tersembunyi di balik blus sutra.Blus Nara terasa terlalu tipis sekarang. Alex memperdalam sentuhannya, jarinya menjalar ke sisi dada Nara, memberi tekanan lembut yang mengirimkan gelombang kejut. Nara terkesiap, ciuman mereka terlepas sesaat.Sentuhan itu membuat Nara sadar penuh akan pelanggaran yang mereka lakukan. Mereka di ruang direksi, lantai eksekutif. Karyawan lain hanya berjarak satu lift. Setiap sentuhan adalah risiko hancurnya karier."Alex, kita..." Suara Nara tercekat, napasnya putus-putus. Ia memanggil Alex dengan nama, bukan gelar sebuah pelanggaran yang lebih besar.Alex menghentikan sentuhannya di sisi dada Nara, tetapi tidak melepaskan. Tangan besarnya menangkup lembut di sisi rusuk Nara. Ia menatap mata Nara yang kini dipenuhi campuran gair

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status