Beranda / Romansa / Obsesi Setelah Rapat Malam / Ruang Direksi yang Dingin

Share

Obsesi Setelah Rapat Malam
Obsesi Setelah Rapat Malam
Penulis: Lembayung

Ruang Direksi yang Dingin

Penulis: Lembayung
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-05 14:27:09

Nara menjatuhkan cangkir kopi panasnya ke karpet di tengah ruang direksi. Suara pecahannya memantul di ruangan kedap suara itu. Bau kopi mahal langsung memenuhi udara dingin dari AC.

Tiga langkah di depannya, Alex Kael sang CEO  tampan dan sukses di usianya yang masih terbilang muda. Akan tetapi di balik ketampanan dan kesuksesannya, menyimpan obsesi yang mendalam terhadap asistennya yang akan membawa mereka ke hubungan gelap penuh obsesi. Ia baru saja muncul dari lift, tepat pukul 07.50. Dengan setelan custom-made abu-abu gelap, ia memancarkan aura kekuatan. Wajahnya yang tampan, tapi selalu tegang. Mata cokelat gelapnya seolah selalu menghitung untung-rugi.

"Maaf, Pak Alex," sapa Nara, suaranya tetap datar. Nara seorang asisten cantik, pintar dan mempunyai tubuh indah. Tanpa sadar setiap lekukan tubuhnya akan menjadi jalan menuju hubungan gelap dengan CEO-nya. Sebagai asisten Alex selama dua tahun, ia adalah benteng pertahanan Alex, sebuah firewall yang sempurna. Momen kecerobohan ini adalah pelanggaran kecil terhadap ketertiban yang selama ini mereka jaga.

Alex berjalan melewatinya menuju ruang kerjanya yang luas. "Jadwal hari ini?"

Nara mengikuti, memegang tablet. "Pukul 08.00, video conference dengan tim Singapura. Pukul 10.00, rapat dewan direksi mengenai masalah akuisisi Eterna." Konflik utama hari itu sudah ada di meja.

"Saya sudah siapkan briefing. Makan siang dengan Tuan Hardiman pukul 13.00. Lalu, ada waktu kosong satu jam sore ini sebelum rapat investor pukul 16.30."

Alex duduk, pandangannya sudah terpaku pada layar. "Batalkan waktu kosong itu. Masukkan kunjungan mendadak ke pabrik di Cikarang. Saya perlu melihat progresnya sendiri. Atur helikopter."

Nara mencatat tanpa ekspresi. "Baik, Pak. Apakah Anda ingin kopi Americano seperti biasa? Saya akan buatkan yang baru."

"Tentu," jawab Alex, pandangannya tidak lepas dari layar.

Nara kembali ke mejanya, memastikan kopi dan air mineral Alex sudah tersedia. Di antara ribuan tugasnya, menyiapkan kopi adalah yang paling personal. Ia tahu Alex tidak akan menyentuh makanan atau minuman yang disiapkan orang lain.

Ia menekan tombol headset. "Vira, tolong siapkan helikopter untuk penerbangan ke Cikarang pukul 14.00, dan hubungi tim logistik. Alex Kael akan melakukan inspeksi mendadak."

Setelah memberikan instruksi, Nara membawa kopi ke meja Alex. Ia menaruh cangkir itu di coaster kulit.

"Pak, mengenai akuisisi Eterna," ujar Nara, suaranya berubah serius. "Tim legal menemukan beberapa inkonsistensi dalam laporan keuangan. Saya menandai poin-poinnya dengan stabilo merah di briefing Anda."

Alex akhirnya mendongak, matanya bertemu dengan mata Nara. Untuk sesaat, keheningan di kantor itu terasa seperti jeda berbahaya.

"Bagus," komentar Alex, nadanya penuh pujian. "Selalu perhatikan hal-hal kecil, Nara. Itu yang membedakan kinerja."

Pujian itu, sekecil apapun, selalu terasa seperti penghargaan besar. Nara merasakan sentakan kecil di dadanya, tapi ia cepat menyembunyikannya.

"Itu tugas saya, Pak," jawabnya datar.

Alex kembali fokus pada layar, dan Nara tahu percakapan resmi telah berakhir. Ia kembali ke mejanya, melanjutkan pekerjaan. Namun, kali ini, pandangannya sesekali melirik ke kaca buram ruang Alex.

Ia tahu di balik sikap dingin itu, Alex adalah pria obsessif dan perfeksionis. Pria yang bekerja hingga subuh. Pria yang membutuhkan kontrol total atas segalanya. Dan ironisnya, pria yang telah berhasil mengontrol dirinya selama dua tahun ini, menciptakan dinding baja di antara mereka. Nara tahu, dinding itu sebentar lagi akan diuji.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Kode Dibalik Kata

    Hari yang biasanya dipenuhi antusiasme menjelang akhir pekan, tetapi di lantai eksekutif Aldebaran Corp, yang terasa hanyalah ketegangan yang merayap di udara.Ia tidak menatap Nara ia tidak berbicara dengannya secara langsung kecuali melalui interkom. Nara mengamati Alex dari mejanya: sikapnya lebih kaku, gerakannya lebih terukur, seolah ia sedang berjuang keras untuk menahan dorongan yang ia lepaskan tadi malam.Nara sendiri merasa seperti berjalan di atas pecahan kaca. Setiap kali Vira atau rekan kerja lain masuk ke area mereka, ia merasa panik. Ia takut ada sisa aroma, ada kerutan di blusnya, atau bahkan sisa jejak pada dasi Alex yang ia perbaiki.Pukul 11.00, Alex memanggil Nara ke ruangannya untuk pembahasan mendalam mengenai laporan Eterna. Mereka duduk di meja yang sama, tempat di mana mereka melanggar aturan dua malam lalu."Laporan ini," kata Alex, menunjuk ke sebuah paragraf mengenai cash flow. "Perlu penekanan ekstra di sini. Aku tidak ingin dewan direksi salah mengartikan

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Pengakuan di Pantry

    Chapter Ciuman di pantry itu berbeda dari sebelumnya. Tidak ada kecanggungan seperti yang pertama, dan tidak ada kehati-hatian seperti saat mereka berada di apartemen. Ciuman ini terburu-buru, dipenuhi adrenalin dan bahaya.Alex mendorong Nara perlahan hingga ia tersudut di antara meja marmer dan dinding. Pintu pantry itu memang terkunci otomatis, tetapi suara klik sekecil apapun dari luar bisa menghancurkan segalanya.Gairah membuat mereka bergerak cepat. Alex menjauhkan kepalanya sebentar, napasnya memburu di leher Nara. Tangan besarnya meraba bagian belakang leher Nara, menariknya ke dalam pelukan yang menekan. Nara bisa merasakan detak jantung Alex yang menggila, jauh lebih kencang daripada detak jantungnya sendiri."Aku gila," bisik Alex, suaranya parau, bukan pertanyaan, melainkan pengakuan. "Aku tidak bisa fokus. Setiap rapat, aku hanya memikirkan kapan aku bisa melakukan ini lagi."Nara tidak menjawab dengan kata-kata. Ia hanya mencengkeram kemeja Alex di bahunya, menariknya k

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Gairah Jam Lembur

    Ciuman itu menjadi semakin rakus, membakar sisa kesadaran Nara. Gairah Alex terasa liar dan tak terkontrol, sebuah kontras nyata dengan ketenangan di kantor. Ia mendorong Nara dengan lembut, memaksanya bersandar di meja makan, menghimpitnya dengan tubuhnya.Nara membiarkan gairah Alex menguasai, tangannya meraba bahu dan punggung Alex yang kini terasa keras dan tegang. Ia menyadari betapa intim sensasi yang ditimbulkan oleh penampilan Alex yang santai ini hanya kaus tipis yang membiarkan Nara merasakan panas tubuhnya secara langsung.Tangan Alex yang memeluk pinggang Nara kini bergerak liar dan menuntut. Satu tangannya bergeser ke atas, menyelip di bawah gaun navy Nara. Jari-jari Alex yang hangat menyentuh punggung telanjang Nara, memberikan sentuhan yang terlalu intim untuk pertemuan kerja.Saat ciuman mereka semakin dalam, tangan Alex yang satunya menjelajahi sisi tubuh Nara, bergerak dari pinggang, melintasi tulang rusuk, hingga mencapai area terlarang. Ia tidak menyentuh secara la

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Dilema dan Gaun yang Terlarang

    Nara mencengkeram kemeja linen Alex, punggungnya berbenturan dengan dinding Pantry Lounge Lantai 4 yang dingin. Ciuman mereka rakus, mendesak, dan penuh risiko. Aroma kopi basi dan ambisi bercampur dengan gairah terlarang yang mereka ledakkan di tempat tersembunyi itu."Aku membutuhkan ini lebih dari yang aku butuhkan untuk akuisisi Eterna," bisik Alex,Suaranya parau, sebelum kembali menciumnya dengan kekuatan seorang pria yang kecanduan kontrol. Nara tahu: ini adalah kontrak rahasia mereka, dan dia sudah terjerat jauh.Waktu bergerak lambat dari hari Rabu hingga Sabtu pagi. Nara menghabiskan malam-malamnya dalam kondisi setengah sadar, diisi oleh tumpukan dokumen Eterna dan bayangan tangan Alex yang merayap di bawah blusnya. Ia merasa bersalah, tetapi gairah yang ditimbulkan oleh rasa bersalah itu terasa jauh lebih kuat.Ia adalah wanita dewasa, kompeten, dan sangat tahu risiko yang ia ambil. Hubungan terlarang dengan Alex, bos sekaligus sumber kekuasaan, bisa menghancurkan reputasi

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Pengakuan dan Rahasia

    Pagi berikutnya, Nara tiba lebih awal. Ia merasa seperti kriminal yang baru saja meninggalkan lokasi kejahatan. Seluruh tubuhnya tegang, menunggu isyarat pertama dari Alex Kael.Ia menyiapkan Americano di meja Alex. Dingin. Itu adalah perintah yang tidak logis, melanggar kebiasaan Alex, tetapi ia mematuhinya. Perintah itu adalah pengakuan dan kode rahasia mereka.Ketika Alex masuk pukul 07.50, ia tampak lebih kaku. Ada garis gelap di bawah matanya, tanda kurang tidur. Ia bahkan tidak membalas sapaan Nara, hanya mengangguk dingin dan berjalan lurus ke ruang kerjanya. Pintu kaca buram tertutup, kembali menjadi pembatas.Nara menarik napas lega. Kontrol kembali.Namun, beberapa menit kemudian, bel interkom berbunyi."Masuk," suara Alex terdengar datar.Nara masuk, membawa tablet jadwal. Matanya secara naluriah mencari cangkir kopi dingin itu. Cangkirnya kosong. Alex sudah menghabiskannya.Alex duduk di kursinya, membaca laporan. Ia tidak mendongak."Saya ingin kamu membatalkan rapat deng

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Konsekuensi dan Obsesi

    Saat Alex kembali mencium bibirnya, tangannya mulai bergerak dari punggung bawah Nara. Gerakannya sengaja melambat, seperti penyiksaan yang manis. Jari-jarinya meluncur di sepanjang tulang rusuk Nara, meraba setiap lekukan yang tersembunyi di balik blus sutra.Blus Nara terasa terlalu tipis sekarang. Alex memperdalam sentuhannya, jarinya menjalar ke sisi dada Nara, memberi tekanan lembut yang mengirimkan gelombang kejut. Nara terkesiap, ciuman mereka terlepas sesaat.Sentuhan itu membuat Nara sadar penuh akan pelanggaran yang mereka lakukan. Mereka di ruang direksi, lantai eksekutif. Karyawan lain hanya berjarak satu lift. Setiap sentuhan adalah risiko hancurnya karier."Alex, kita..." Suara Nara tercekat, napasnya putus-putus. Ia memanggil Alex dengan nama, bukan gelar sebuah pelanggaran yang lebih besar.Alex menghentikan sentuhannya di sisi dada Nara, tetapi tidak melepaskan. Tangan besarnya menangkup lembut di sisi rusuk Nara. Ia menatap mata Nara yang kini dipenuhi campuran gair

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status