86.

Keiran sudah sampai di kantornya. Ia melangkah keluar dari lift menuju ruangannya, pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran tentang Bianca dan pekerjaan yang menumpuk. Ia menengadah, dan pandangannya langsung terpaku pada sesosok tubuh yang berdiri di dekat meja, di area penerima tamu.

Sosok itu menoleh, dan sebuah senyum manis namun penuh tipu daya terukir di wajahnya.

"Keiran," sapanya sembari melambaikan tangan agar Kieran memperhatikannya.

Itu adalah Clara.

Keiran terpaku, rasa benci pada Clara kini sudah tidak ia sembunyikan lagi. Wanita itu jelas mengganggu.

Setelah semua yang terjadi, setelah berani mengancam Bianca, Clara masih berani menampakkan diri. Keiran tidak memberinya kesempatan. Ia melenggang melewati Clara, seolah wanita itu tidak ada.

Bukan Clara namanya kalau ia menyerah. Ia mengejar Keiran, langkahnya cepat, suaranya melengking memanggil pria yang kian menjauh itu. "Keiran! Tunggu!"

Ia berhasil menyusul Keiran di de