Home / Romansa / Obsessed with You / Bab 71. Duo Pengacau

Share

Bab 71. Duo Pengacau

Author: Nafish Grey
last update Last Updated: 2025-03-31 21:32:57

Ivy dengan rutin membersihkan tubuh Daniel telaten. Matanya berkaca-kaca setiap kali mengusap wajah suaminya.

Ia merindukan suara Daniel, tangan hangatnya, juga kecupan mesra pria itu. "Buka matamu, apa kau tak merindukanku?"

Air matanya mengalir turun, ia membawa tangan Daniel menyentuh perutnya sendiri. "Anak kita makin bertumbuh, dia butuh dirimu, Daniel. Please, kembalilah."

"Nyonya." Jenna masuk ke dalam ruangan. "Ada tamu yang datang."

"Siapa?" Ivy menghapus jejak air mata di wajahnya.

Jenna tampak gugup.

"Ada apa, Jenna?" Ivy menoleh ke arah pelayan pribadinya.

"Mrs. Forrester datang berkunjung."

"Apa?!" Mata Ivy melebar tak percaya. Kenapa wanita itu datang lagi setelah berulah?

"Apa saya harus mengusirnya?" tanya Jenna cemas, dia tak ingin nyonyanya menghadapi stres di kala hamil muda.

"Tidak! Aku akan menemuinya." Ivy merapikan gaunnya, bergegas keluar ruangan.

Baru saja beberapa langkah, matanya membelalak saat mengenali seseorang.

Jenna mengikuti pandangan nyonyanya. "I
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Obsessed with You   Bab 118. Hati yang Hancur (2)

    Pagi menjelang. Udara masih dingin saat Ivy menyelinap keluar dari kamar, napasnya tercekat tiap kali suara pintu menutup atau terbuka dari ruangan lain. Ia menuju ruang kerja kecil di lantai dua—tempat ia menyembunyikan monitor pemantau yang terhubung ke kamera tersembunyi di lorong dan kamar basement.Tangan Ivy gemetar saat memutar ulang rekaman malam sebelumnya.Awalnya tak ada yang mencurigakan. Lorong sepi, tapi sekitar pukul 10:30 malam, bayangan Molly muncul di layar. Wanita itu berjalan perlahan … dengan gaun tidur milik Ivy. Rambut dikeriting ujungnya mirip gaya Ivy.Ivy nyaris menahan napas. Ia menutup mulutnya. Dadanya sakit. Di layar, ia melihat Molly masuk ke dalam kamar. Ivy memindahkan layar ke kamera di dalam kamar.Ia mendengar Daniel menyapa. "Ivy ...."Molly memeluk Daniel, kedua tangan Daniel merengkuh punggung, lalu turun ke bokong wanita itu.Keduanya berciuman sangat mesra, sampai menimbulkan suara menjijikkan di tengah keheningan.Tangan Ivy bergetar saat meng

  • Obsessed with You   Bab 117. Hati yang Hancur

    Ivy mempersiapkan semua, termasuk CCTV yang bisa menangkap gambar walaupun dalam kondisi gelap. Ia bertingkah seperti biasa, mengurus Dean, memasak, dan mengatur pekerjaan seisi rumah. Walaupun kadang-kadang, wanita itu termenung seolah memikirkan sesuatu.Molly menyadari parfum yang ia ambil sudah hilang di kamarnya. Dia mencari ke kamar Ivy saat wanita itu sedang sibuk di dapur."Tidak ada," gumamnya. Apa memang bukan Ivy yang mengambil kembali? Apa dia menaruhnya sembarangan? Ah, mungkin dia harus mengambil parfum lain. Molly meletakkan Dean ke tempat tidur. Ia segera ke walk in closet, meja rias Ivy menyimpan begitu banyak make up dan juga parfum. "Dia tak akan sadar aku mengambil satu atau dua." Molly meraih yang terlihat mahal, menyemprot ke udara untuk membauinya. "Hm, yang ini sering tercium." Bibirnya mengulas senyum. "Ok, yang ini saja." Ia mengantongi parfum.Tak lama kemudian wanita itu mulai membongkar isi lemari Ivy, mencari gaun malam yang terlihat menggoda. Saking f

  • Obsessed with You   Bab 116. Mulai Terkuak (2)

    Ivy meninggalkan kamar itu dengan langkah cepat. Tak ada niat untuk langsung mengonfrontasi Molly—tidak sebelum dia tahu semuanya. Akan tetapi, satu hal sudah pasti: Molly bukan hanya tamu yang menumpang sementara. Dia adalah ancaman.Bruk!Seseorang menubruk Ivy di lorong menuju ruang makan."Ah, sorry! Aku sedang melamun." Ivy cepat-cepat meminta maaf, pikirannya sedang kacau hingga tak terlalu fokus dengan lingkungannya."Tak apa, Iv. Kenapa wajahmu pucat?" Suara Molly membuat Ivy mengangkat kepala, menatap tepat ke bola mata sahabatnya.Ivy tak menjawab, kemarahannya merosot naik. Ia berusaha menahannya mati-matian. "Mungkin kurang tidur. Daniel belakangan suka menghilang tengah malam." Molly berdeham canggung, Ivy bisa melihat wanita itu menjadi gugup. Lalu ... matanya tanpa sengaja berlabuh pada leher Molly. Kerah bajunya tersingap sebelah."Apa ini?" Tangan Ivy gemetar saat menyentuh kulit Molly, ada bekas merah di sana, masih sangat jelas, seolah baru terjadi semalam."Ah, i-

  • Obsessed with You   Bab 115. Mulai Terkuak

    Sewaktu malam tiba, Molly yang sudah mencuri pakaian malam Ivy, anting, serta make-upnya, mulai menjalankan aksinya. Ia menunggu Daniel mengunjungi kamar di basement. Benar saja, setelah jam menunjukkan pukul 12 malam, Daniel terlihat menuruni lift menuju basement.Tak lama kemudian, Molly yang sudah berdandan serupa Ivy ikut masuk, dia lagi-lagi mematikan lampu dan membuat Daniel salah mengira."Sayang, kau malu lagi. Kau tak ingin bersuara dan mematikan lampu." Daniel memeluk tubuh wanita itu penuh kasih."Boleh kita melakukannya lagi malam ini?" Wanita itu mengangguk sebagai jawaban. Keduanya lalu mulai bergumul, berciuman mesra, dan kembali menyalurkan hasrat. Daniel mengira Ivy berubah menjadi berani sejak mengutarakan kecemburuannya pada Molly. Dia juga mengambil alih berada di atas Daniel tanpa malu, tampak sangat alih menggerakkan bokong."Uh, Iv." Daniel merasa sangat puas. Keduanya berpacu semakin cepat, tak cukup hanya satu kali pencapaian. Mereka melakukannya hampir se

  • Obsessed with You   Bab 114. Malam tak Terduga

    Ruangan itu sunyi.Hanya deru napas berat Daniel yang terdengar, berdenting bersama suara hujan yang memukul jendela kaca basement. Ia berdiri di tengah ruangan itu—tempat yang hampir tak pernah ia sentuh lagi setelah Ivy datang ke hidupnya. Tapi kini, semuanya terasa jauh. Ivy menolaknya semalam. Bukan dengan amarah, tapi dengan ketakutan. Bukan dengan kebencian, tapi trauma yang tak bisa ia sembuhkan.Ia memejamkan mata, tangan mencengkeram spring bed raksasa di tengah ruangan."Aku membuatnya takut," gumamnya.Bayangan wajah Ivy muncul, lalu menghilang digantikan Christian. Pengkhianatan, luka, darah, dan jeritan bergema dalam benaknya. Ia tersenyum pahit. Mungkin dunia lebih baik tanpa dirinya.Pintu terbuka pelan.Langkah sepatu tinggi terdengar mendekat. Daniel tidak menoleh. Pikirannya sedang kacau.Tak!Saklar dimatikan hingga kegelapan total membuatnya tak bisa melihat apa pun. Suara napas Daniel terdengar keras di antara keheningan.Seseorang berdiri di belakangnya, mengenak

  • Obsessed with You   Bab 113. Penolakan

    Kamar hotel deluxe itu terasa hangat oleh cahaya temaram dan aroma lembut lavender yang menguar dari diffuser di sudut ruangan. Ivy berdiri di depan cermin, mengganti pakaiannya dengan kimono tipis hotel. Ia baru saja selesai mencuci muka saat Daniel menghampirinya dari belakang. "Lapar? Mau makan apa?"Ia menggeleng pelan, berjalan ke dekat jendela. Ivy meringkuk di depan jendela besar yang memperlihatkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Pandangan kosong, berlabuh di mana.Daniel membawakan dua cangkir teh hangat kepada istrinya, ia letakkan di meja lalu menarik kursi untuk duduk di samping Ivy.Musik mengalun lembut menenangkan dari ponsel Daniel. Ivy mengetuk sandaran kursi dengan jemarinya sesuai rima. Tuk. Tuk. Tuk. "Minum dulu, aku pesan teh." Daniel menyerahkan cangkir teh ke tangan Ivy."Makasih." Ivy menerimanya dan menyesap teh lamat-lamat. Bibirnya tertarik membentuk senyum tipis, matanya terpejam menikmati kehangatan dan rasa manis yang melebur di dalam mulut.

  • Obsessed with You   Bab 112. Rencana Molly

    "Apa?!" Daniel mendekat, merengkuh tubuh Ivy. "Jangan berpikir yang tidak-tidak.""Jawab saja!""Tidak! Tidak, Iv! Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?""Bagaimana kalau dia suka padamu?"Mata hijau Daniel membola. Ivy melihatnya. "Oh, jadi kau sadar?""Kau terlalu banyak berpikir, Iv. Hubunganku dan Molly tak seperti itu. Dia sahabatmu. Orang yang membantu kita mengurus Dean."Ivy meremas rambutnya. "Aku tahu, aku harusnya tak boleh begini. Daniel, aku tak mengerti dengan diriku sendiri. Aku tak normal!" Ia lalu mulai memukul kepalanya sendiri.Daniel dengan sigap menahan lengan Ivy. "Tidak, Iv. Tidak! I'm sorry. Aku tak akan membuatmu ragu, kita jalan-jalan berdua saja, tak perlu ada Molly.""Bukan begitu maksudku! Aku ...." Ivy tak tak bisa meregulasi emosinya."Kau perlu menenangkan dirimu. Ayo, kita ke tempat yang lebih tenang." Daniel membopong Ivy, dia berjalan cepat keluar kamar.Saat melalui ruang tamu, Molly berpapasan dengan mereka."Ada apa? Kenapa Ivy?"Ivy menyembunyik

  • Obsessed with You   Bab 111. Bagai Duri Dalam Daging

    Daniel memarkir mobilnya di depan rumah Ivy, menunggu dengan sabar. Tak lama kemudian, Molly keluar dari rumah dengan langkah cepat, membawa tas kecil di tangannya."Terima kasih sudah mau mengantar, Daniel," ucap Molly sambil masuk ke dalam mobil.Daniel hanya mengangguk, menyalakan mesin mobil dan mulai melaju di jalanan yang basah oleh gerimis. Di dalam mobil, suasana hening menyelimuti mereka berdua. Hanya suara wiper yang bergerak ritmis dan desiran ban melintasi jalan basah.Molly mencuri pandang ke arah Daniel, memperhatikan wajah pria itu yang fokus menyetir. Ia kemudian membuka percakapan, "Ibu pasti senang bisa melihatku lagi. Sudah lama sejak terakhir kali aku menjenguknya."Daniel tersenyum tipis. "Kau harus sering menjenguknya, Ivy sudah bisa ditinggal sendirian dengan Dean, atau minta Jenna membantu."Molly tersenyum, lalu dengan hati-hati menyentuh lengan Daniel. "Terima kasih, kalian sangat baik padaku. Aku tak perlu memikirkan masalah keuangan lagi."Daniel menoleh se

  • Obsessed with You   Bab 110. Molly Beraksi

    Gadis itu terus menyentuh wajah suaminya di foto. Ivy tak mungkin salah mengira dengan maksud terselubung Molly. Ivy menggeleng ketakutan, memegang kepalanya. Tidak! Tidak mungkin, sahabatnya sendiri kini mengincar suaminya. Ia berbalik takut, begitu cepat hingga tanpa sengaja menjatuhkan barang pajangan yang digantung di dinding.Prang!Keramik pajangan berbentuk patung bayi hancur berantakan. Molly terkesiap, ia segera melihat keluar dapur, tapi hanya menemukan pecahan keramik. Tak ada seorang pun berada di lorong.Jantung Molly berdetak cepat, apa pelayan melihat tingkahnya? Ia menggigit jari ketakutan. Tidak! Selama bukan Ivy, semua akan baik-baik saja. Molly bergegas kembali ke dalam kamarnya setelah membereskan pecahan keramik.Ivy juga sudah kembali ke dalam kamarnya, napasnya terengah-engah. Daniel berbalik terkejut mendengar suara pintu ditutup terburu-buru. "Ivy, ada apa?" Daniel mengusap kelopak matanya.Ivy menggeleng pelan. "Tidurlah, aku dari dapur tadi, haus.""Sini."

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status