Home / Romansa / Oh, My Ex! / Apa yang Terjadi?

Share

Apa yang Terjadi?

Author: Itsmeyeya
last update Last Updated: 2021-08-18 17:59:09

Di sebuah kamar hotel, Keenan duduk di sebuah sofa yang terletak tidak jauh dari ranjang di mana seorang wanita tertidur pulas seperti bayi.

Tatapan Keenan lekat pada wajah damai wanita yang tubuh mungilnya hanya terbalut selimut putih, tanpa sehelai pun busana membungkusnya.

"Maafkan aku, Sayang. Aku terpaksa melakukan ini," sesal Keenan menenggak habis minuman merahnya. 

Keenan meletakkan gelas bekas minumannya ke atas meja sofa dengan agak kasar hingga menimbulkan suara dentingan antara gelas dan meja yang sama-sama berbahan kaca. 

Wanita di atas ranjang sana tampak terusik oleh dentingan yang disebabkan oleh Keenan. 

Tubuh mungil itu menggeliat, mencari kehangatan. Suhu di dalam ruangan bernuansa putih itu cukup dingin untuk ukuran tubuh yang tidak mengenakan pakaian.

Apalagi selimut yang dikenakan wanita itu hanya menutupi bagian dada hingga ujung kakinya, sedangkan dari bahu hingga ke lengan menampakkan kemulusannya. 

Faranisa Inara, dialah wanita yang tengah merasakan kedinginan hingga ke tulang-belulangnya.

Tak tahan kedinginan, Nara menarik selimut hingga menutupi lehernya. Tetapi ia merasa keanehan saat selimut itu menyentuh langsung kulit lembutnya. 

Perlahan, Nara membuka mata dan hal pertama yang dilihatnya adalah ruangan yang tampak asing di penglihatannya. Kemudian, tatapan Nara turun pada tubuhnya yang terbalut selimut. 

Jantung Nara berpacu semakin cepat, pelan-pelan wanita itu mengangkat selimut untuk melihat tubuh yang ada di bawah selimut itu. Nara langsung membekap mulutnya dengan sebelah tangan, satu tangan lagi ia gunakan untuk menggenggam erat selimut di atas dadanya. 

"Apa yang terjadi padaku?" tanya Nara pada dirinya sendiri. Wanita itu hampir saja menjatuhkan air matanya.

"Kamu sudah bangun?" Suara Keenan membuat Nara tersentak kaget.

Wanita itu sontak menggenggam erat selimut yang menutupi tubuhnya dengan kedua tangan. Mencoba melindungi tubuhnya dari pandangan Keenan.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Nara dingin. Suaranya sedikit bergetar. Takut.

"Ini tempat hotel tempat aku menginap. Kira-kira ngapain aku di sini?" Keenan menaikkan sebelah alisnya. Lelaki itu sudah duduk di sisi ranjang, membuat Nara menyeret tubuhnya menjauhi Keenan yang tampak mengerikan dalam pandangannya.

"A—apa yang kau lakukan padaku?" 

"Bukan aku yang melakukan apa pun padamu. Tapi kita bersama melakukannya!"

"A—apa maksudmu?" tanya Nara dengan suara yang semakin bergetar.  

"Kamu benar-benar gak ngerti?" Keenan balik bertanya.

Nara bukan tidak.mengerti ucapan Keenan, ia hanya tidak mempercayainya. Tidak mungkin dirinya melakukan hal menjijikkan bersama Keenan dan menodai cinta Darren, 'kan? 

"Aku dan kamu … kita bersama-sama menikmati malam panjang penuh kehangatan, Sayang," ujar Keenan dengan sedikit sensual.

"Gak mungkin!" sanggah Nara cepat. "Kau pasti berbohong, kan? Aku gak mungkin melakukannya denganmu!" 

"Kenapa kalau kamu melakukannya denganku? Apa kamu merasa jijik? Apa hanya laki-laki brengsek itu yang bisa melakukannya denganmu?!" teriak Keenan murka membuat Nara ketakutan. 

Keenan begitu tidak suka saat Nara menyangkal ucapannya, seakan wanita itu sangat enggan bersama dirinya. Dan ia semakin murka tiba-tiba ingatannya membawa satu sosok yang sangat ia benci. Darren. Bayangan Darren dan Nara bermesraan memenuhi kepalanya, membuat lelaki kalap.

Keenan mendekati Nara, merengkuh dan mengukung tubuh wanita itu agar tidak bergerak menjauh darinya. Keenan mulai mencium Nara dengan kasar, mengabaikan penolakan mantan istrinya itu. 

Nara meronta, berusaha menjerit, tetapi tertahan oleh ciuman Keenan dan usaha terakhir wanita itu hanyalah menangis. 

"Tolong jangan lakukan ini padaku," lirih Nara dengan isak tangisnya memohon saat bibir Keenan turun di lehernya.

Isak tangis Nara seakan menyadarkan Keenan dari perbuatan gilanya. Lelaki itu langsung berhenti dan menjauh dari tubuh Nara.

"Nara," panggil Keenan tercekat. Tidak tau harus mengatakan apa.

Nara memalingkan wajahnya dari Keenan, tangisannya membuat hati lelaki itu kelu. Apalagi, saat Nara tak sudi melihat wajahnya.

"Aku gak akan meminta maaf," ucap Keenan mengeraskan hatinya. Bagaimanapun ia tidak akan menyesal telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Nara. 

"Pakai pakaianmu, aku akan mengantarkanmu pulang!" Keenan pergi dari kamar itu. 

Setelah memastikan Keenan pergi, Nara bangun dan mencari pakaiannya yang berserakan di lantai bersama pakaian Keenan. Nara semakin terisak melihat hal itu, rasa bersalahnya pada Darren semakin besar. 

"Maafkan aku, Darren." Hanya itu satu-satunya mantra yang Nara lafalkan dengan bibir dan hatinya. 

Nara diam-diam keluar dari kamar milik Keenan, berharap lelaki itu tidak menunggunya di depan pintu. Namun, harapannya sirna saat keluar dari kamar malah Keenan menjadi objek pertama yang dilihat olehnya.

Nara mengabaikan keberadaan Keenan, wanita itu berjalan meninggalkan Keenan di belakang.

"Jangan coba-coba menghindariku, Nara!" geram Keenan menyentak tangan Nara agar berhenti berjalan dengan cepat.

"Biarkan aku pergi," ucap Nara memelas dengan wajah yang masih basah.

"Aku akan mengantarkanmu."

"Tidak, biarkan aku sendiri." 

"Pulang denganku atau tidak sama sekali!" seru Keenan tak terbantahkan. "Kalau kau menolak, aku akan mengirimkan foto dan video kebersamaan kita pada kekasihmu itu!" ancamnya kemudian yang membuat Nara menatap tajam pada Keenan.

"Jangan coba-coba!" peringat Nara. "Aku akan membencimu seumur hidupku, jika kau melakukannya!" 

Akhirnya Nara pulang diantarkan oleh Keenan. Tidak ada pembicaraan yang berarti di antara keduanya. Sepanjang perjalanan Nara hanya diam-diam menangis dengan tatapan tertuju pada luar jendela. Hatinya tidak berhenti melafalkan mantra permohonan maaf untuk Darren.

Penyesalan dalam dirinya pun menggunung, ia sangat menyesali memenuhi permintaan Keenan untuk makan malam bersama dengan dalih menyelesaikan masalah antara mereka. 

Tadi siang, saat Nara, Darren dan Dara selesai makan siang. Keenan yang menunggu di parkiran menghampiri mereka dan meminta izin pada Darren untuk berbicara sebentar pada Nara. Wanita itu menolak, tapi Darren mengizinkannya. 

Keenan kemudian mengajak Nara makan malam bersama untuk yang terakhir kalinya sebelum dirinya kembali ke Indonesia dan Keenan berjanji tidak akan mengacau kehidupan Nara lagi. 

Namun, lagi-lagi wanita itu menolak dan Darren yang membujuknya untuk pergi. Darren ingin masalah antara Keenan dan Nara benar-benar terselesaikan tanpa adanya amarah di hati keduanya.

Mobil yang dikendarai Keenan berhenti di rumah yang ditempati Nara dan Darren bersama putri kecil mereka.

"Kau tinggal bersamanya?!" geram Keenan saat melihat Darren menunggu Nara di depan gerbang dengan raut khawatir. Entah sudah berapa lama lelaki itu menunggu di sana.

Nara tidak menjawab, ia langsung keluar dan Keenan juga tidak mungkin menahannya sementara di depan sana ada Darren.

Nara keluar dari mobil dan langsung menubruk tubuh Darren, membuat lelaki itu bingung dan semakin cemas. Sementara Keenan yang melihat itu semakin murka. 

"Apa yang terjadi, Sayang? Kenapa menangis?" tanya Darren lembut, membuat Nara semakin tergugu. Tatapan Darren beralih ke arah Keenan, menuntut penjelasan dari lelaki itu. Tapi Keenan hanya mengangguk sekilas sebelum melajukan mobilnya meninggalkan perkara gan rumah Darren. 

"Masuk dulu, ya. Kita bicara di dalam." Darren mencium puncak kepala Nara, kemudian menggendong wanita itu dengan lembut. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Oh, My Ex!   Cerewet

    "Enghhh." Nara meregangkan otot-otot di seluruh tubuh, dan perlahan membuka kedua netranya—mencoba mengumpulkan nyawanya yang sempat berkecai tadi malam karena kelelahan beberes rumah baru bersama Rachel.Ya, kedua wanita yang memiliki suami yang sama itu dengan kompak membereskan rumah baru mereka, tanpa adanya bantuan pembantu. Hanya Keenan yang membantu keduanya untuk mengangkat barang-barang berat dan juga memasang atau meletakkan sesuatu di tempat yang tinggi.Nara mengambil dan memakai sweater untuk menutupi baju tidurnya yang sedikit menerawang. Wanita itu keluar kamar dan hendak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan paginya bersama Keenan dan Rachel.Baru saja Nara membuka pintu dan sudah keluar selangkah dari kamarnya, pintu kamar sebelah terbuka bersamaan dengan Keenan yang keluar dari sana.Tentu saja Nara mengkerutkan keningnya dengan perasaan heran, "Kenapa kamu tidur di sa

  • Oh, My Ex!   Tinggal Bersama

    "Rachel?" gumam Nara saat melihat wanita itu ada di rumah baru yang Keenan katakan akan menjadi tempat tinggal mereka sejak hari ini."Kenapa dia ada di sini?" batin Nara masih menatap lekat wanita yang menjadi madunya itu.Keenan turun dari mobil dengan membawa koper dirinya dan juga milik Nara. Kemudian, lelaki itu mengikuti arah pandang Nara yang masih lekat menatap Rachel.Tampak istri pertama Keenan tengah berdiri di ambang pintu, seperti akan menyambut kedatangan sang suami dan juga madunya."Dia juga akan tinggal di sini." Pelan dan lembut ucapan Keenan, tetapi mampu menyentak Nara. Seakan suara Keenan baru saja menggelegar di sanubarinya, hingga wanita itu tersentak kaget."Tinggal di sini?" tanya Nara menatap penuh pada suaminya."Iya, bersama kita," jawab Keenan menambahkan.Nara berjalan mendahului Keenan, "

  • Oh, My Ex!   Bulan Madu

    Nara dengan cekatan memakaikan dasi untuk Keenan, dan suaminya itu hanya melihat setiap gerakan tangan lentik sang istri."Sudah selesai," ujar Nara dengan senyum manisnya. "Ayo turun," ajaknya.Kemudian, Nara berjalan mendahului Keenan, tetapi suaminya itu malah meraih tangan Nara dan menyatukan jemari mereka, lalu keluar kamar bersama.Mulanya Nara tercengang dengan tindakan Keenan, tapi pada akhirnya Nara mengerti. Apa yang Keenan lakukan hanya agar terlihat mesra di depan orang tuanya yang merupakan mertua Nara."Ingatlah, Nara. Dia hanya bersandiwara!" batin Nara memperingati dirinya sendiri.Keenan dan Nara ikut bergabung dengan Mama Salsa dan Papa Kenzo sarapan pagi bersama seperti pagi-pagi sebelumnya."Kapan kalian akan berbulan madu, Ken?" Mama Salsa membuka percakapan di sela-sela makan pagi mereka.Keenan mer

  • Oh, My Ex!   Sandiwara

    "Maafin aku." Ucapan pertama yang keluar dari bibir Rachel setelah hampir setengah jam duduk bersama Nara di 'Cafe Arimbi' miliknya.Setelah kejadian beberapa waktu lalu dirinya sempat menyinggung Nara, kini Rachel harus mengumpulkan keberaniannya untuk mengajak Nara kembali bertemu dan bicara empat mata. Beruntung, Nara tidak menolak ajakannya. Bahkan, wanita itu tetap setia menunggu Rachel bicara alih-alih pergi meninggalkan madunya."Maaf untuk kesalahanmu yang mana?" tanya Nara dengan alisnya terangkat sebelah. "Membiarkan suamimu menikahiku, atau meminta aku bercerai dari suamimu setelah aku berhasil memberikan anak untukmu?"Telak. Ucapan Nara membungkam Rachel, membuat wanita itu tidak berkutik.Mengingat pertemuan pertamanya dengan Rachel, Nara tidak bisa bersikap biasa saja pada madunya itu. Meski Rachel terlihat baik, tidak menutup kemungkinan wanita itu tengah bersandiwar

  • Oh, My Ex!   Kesempatan

    Plak!Tanpa aba-aba tangan mulus Nara mendarat di pipi kiri Keenan, suara tamparan itu pun menggema ke penjuru ruang kerjanya.Keenan memegang pipinya, dengan rahang yang mengeras. Tatapannya tajam, menyerupai tatapan hewan pemburu mangsa.Lelaki itu langsung menyelipkan tangan kanannya di tengkuk Nara, dan mendaratkan bibirnya dengan sempurna di bibir mantan istrinya itu. Memagut bibir ranum Nara dengan brutal, mengabaikan penolakan wanita itu."Emmmm." Nara berusaha menolak ciuman kasar Keenan dengan kedua tangan memukul dada bidang lelaki itu.Keenan tidak berhenti meski merasakan sakit di dadanya, tangan kirinya yang bebas mengunci kedua tangan Nara hingga wanita itu tidak bisa berkutik.Kemudian, Keenan menggigit kecil bibir Nara, membuat wanita itu membuka mulutnya, dan lidah Keenan dengan leluasa menjelajah isi mulut Nara. Mencecap da

  • Oh, My Ex!   Merindukan

    Di apartemen.Setelah memastikan semua orang pergi, Darren langsung mengambil nasi goreng buatan Nara yang masih tersisa di dalam kuali.Lelaki itu membawa nasi goreng tersebut ke atas meja makan dan menyantapnya dengan sangat berselera. "Emmm, enak," ucapnya setelah memasukkan sesuap nasi goreng."Aku merindukan masakanmu," ucapnya lagi dengan mulut yang hampir penuh karena dua suapan berhasil masuk ke dalam mulutnya.Darren terus menyuapi nasi goreng buatan istri tercinta hingga tandas dan piringnya nampak bersih, tidak tersisa sebutir nasi pun.Kemudian lelaki igu membawa piring kotornya ke tempat pencucian piring, lalu membersihk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status