Share

Undangan

Penulis: Indri Antika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-31 23:27:59

Makan malam sudah berakhir lima belas menit yang lalu, Keysia nampak sedang merapikan tempat tidurnya sedangkan Devan sibuk di ruang kerjanya.

Dering ponsel yang terdengar begitu nyaring itu menyita atensi Keysia untuk mengintip siapa yang menelfonnya. Keysia mempercepat aktivitanya kemudian bergegas menerima telfon dari Nana.

“Ada apa?” Tanya Keysa. Kakinya melangkah menuju sofa yang berada disudut kamarnya kemudian mendaratkan tubuhnya.

“Gue mau menyampaikan sesuatu, entah ini akan menjadi kabar buruk atau kabar bahagia buat lo yang jelas lo hanya perlu menyiapkan hati lo untuk menerima kenyataan saja,” Ujar Nana yang berhasil memicu rasa penasaran Keysia.

“Apa? Cepat katakan!” Serunya dengan nada sedikit memaksa.

“Sabarlah,” Seru Nana. Gadis itu kemudian memfoto sebuah undangan yang ada dihadapannya kemudian segera mengerimnya ke nomor Keysia.

“Coba cek pesan dari gue!” Pintanya.

Keysia tak membantah, gadis itu lantas membuka gambar yang dikirimkan oleh Nana, seketika itu, mata Keysia langsung membola melihat nama yang terukir di undangan yang dikirimkan Nana.

Bibirnya bergetar saat ingin mengeluarkan suara, matanya memanas namun tidak sampai melelhkan cairan kristal. “Dia akan menikah?” Keysia berucap dengan suara yang nyaris tidak terdengar.

“Key, lo baik-baik saja kan?” Seru Nana dengan sedikit kekhawatiran pada nada bicaranya. Namun, Keysia tak kunjung kembali membuka suara.

“Keysia, lo nggak bunuh diri kan?” Nana menaikkan satu oktaf nada bicaranya.

Sedangkan Keysia, gadis itu masih membisu ditempatnya, tubuhnya seperti terpaku tanpa dengan posisinya hingga suara Devan yang memanggilnya itu sontak membuat Keysia terperanjat karena terkejut.

“Ada apa?” Tanya Keysia. Sebisa mungkin gadis itu berekspresi biasa saja dihadapan suaminya.

“Di depan ada Argan, buatkan kopi dan bawakan camilan untuknya!” Pintanya.

“Baiklah,” Keysia meletakkan ponselnya yang sudah mati itu diatas meja. Nampaknya Nana telah memutus sambungan telfonya. Keysia pun segera beranjak dari tempat duduknya dan berlalu menuju ke dapur guna membuatkan kopi serta membawakan camilan untuk Argan.

Selepas kepergian Keysia, Devan mengalihkan perhatiannya menatap ponsel milik istrinya kemudian meraihnya dan mencoba untuk membukanya dan ternyata ponsel milik istrinya tidak terkunci. Merasa penasaran, Devan akhirnya membuka chat terakhir Keysia dengan Nana, hal yang sama Devan temui yaitu sebuah undangan penikahan.

“Kenapa dia diundang?” Gumam Devan.

********

“Silahkan,” Keysia meletakkan kopi juga camilan yang baru saja ia siapkan dihadapan Argan.

“Terima kasih,” Argan tersenyum seraya mengangguk kecil. Tangannya terulur untuk meraih cangkir yang ada dihadapannya yang mengeluarkan asap yang mengepul. Disesapnya sedikit isi dari cangkir tersebut kemudian kembali disimpannya diatas meja.

“Kalau begitu aku permisi,” Keysia membalikkan badannya hendak kembali ke dapur untuk menyimpan nampannya. Namun, suara Argan yang mengintrupsinya membuat Keysia menghentikan langkahnya seraya memutar kembali tubuhnya menatap Argan yang juga menatap kearahnya.

“Dimana suamimu?” Tanyanya.

“Mungkin masih di kamar, sebentar lagi pasti akan turun,” Balasnya. Namun, baru saja Keysia menutup mulutnya Devan nampak sedang berjalanan menuruni anak tangga.

Melihat itu Keysia segera berlalu menuju dapur untuk menyimpan nampak yang tadi ia gunkan untuk membawa kopi dan camilan kemudian langsung bergegas kembali ke kamar.

*********

“Pas banget kamu kesini,” Ujar Devan seraya mendaratkan tubuhnya tepat disebelah Argan.

“Ada apa memang?” Tanya Argan.

“Tadinya gue mau cerita sama kemu kalau sekarang Anna sedang marah sama gue karena dia nggak gue ajak kerumah akhir-akhir ini,” Terang Devan.

“Pastinya dia ngancem kalau kamu nggak bawa dia kerumah dalam waktu dekat, kamu nggak boleh cari dia?” Tebak Argan.

“Hm, tapi ini ada sesutau yang lebih penting yang ingin aku katakana,” Devan menoleh kearah Argan sejenak sebelum akhirnya kembali pada posisinya semula.

“Apa ada yang lebih penting dari permasalah kamu dan Anna?” Tanya Argan. Pasalnya ia tahu kalau bagi Devan, Anna adalah segalanya. Apapun yang menyangkut Anna adalah masalah terbesar untuknya dan ia harus segera menyelesaikannya. Tapi sepertinya kali ini dinomorduakan oleh Devan.

“Tadi waktu gue masuk ke kamar, gue lihat Keysia seperti sedang sedih, sepertinya sedang menlfon dengan temannya.”

“Terus masalahnya apa?” Argan dengan tidak sabar menukan penjelasan Devan.

“Gue lihat temannya itu mengirimkan foto undangan pernikahan Joy sama kekasihnya,” Lanjut Devan.

“Maksud lo dia diundang?” Tanya Argan.

“Ya.”

“Memang apa masalahnya? Mungkin saja memang mereka saling mengenal tanpa sepengetahuan lo makannya dia diundang,” Ujar Argan dengan santainya.

Devan mengusap wajahnya dengan kasar seperti menampakkan sebuah kegusaran.

“Lo kenapa? Peduli sama dia?” Argan bertanya namun dengan ekspresi yang meledek membuat Devan kesal dan mendatkan sebuah pukulan kecil dikepala laki-laki itu.

“Omong kosong apa? Untuk apa aku peduli sama dia?” Serunya.

“Kalau bukan peduli lantas apa namanya? Mengutakan masalah Keysia dan menomorduakan Anna yang sedang ngambek, ditinggal baru tahu rasa lo.”

Devan menatap Argan tajam membuat laki-laki itu sedikit ketakutan. “Aku hanya khawatir saja bagaimana nanti jika dia sampai datang ke pesta itu dan mendapati aku dan Anna disana. Otak bodoh mu itu sungguh tidak bekerja,” Kelakarnya.

“Iya juga ya,” Argan mengusap-usap dagunya yang bersih tanpa rambut halus yang menghiasinya.

Sejanak keduanya terdiam sibuk dengan pemikiran masing-masing hingga sepersekian detik kemudian Argan kembali membuka suara. “Bilang saja pada istri mu itu kalau kalian bertemu nanti pura-pura tidak kenal saja seperti orang asing. Toh tidak ada yang tahu juga mengenai pernikahan kalian kecuali gue dan sahabatnya dia,” Serunya memberikan sebuah saran yang mungkin akan menjadi kalimat paling menyakitkan ketika didengar Keysia.

“Ide yang bagus. Baiklah nanti aku akan bilang kepadanya kalau kita ketemu di pesta pura-pura tidak saling mengenal saja,” Devan tersenyum saat mengucapkan saran yang Argan berikan.

“Oh iya, terus sekarang gimana sama Anna, kalian berdua kan sedang mode marahan apa Anna mau pergi sama kamu nanti?”

Pertanyaan yang Argan lontarkan berhasil membuat senyum diwajah Devan sirna. “Kau, seperti baru saja membawa ku bersenang-senang ketempat yang tinggi kemudian menjatuhhkan ku begitu saja,” Serunya dengan wajah masam.

“Ya, itu salah mu kenapa begitu serakah. Sudah beristri tapi masih pacaran.”

“Memang siapa yang mau? Ini semua diluar dugaan, waktu itu aku tanpa pikir panjang langsung menikahinya hanya karena tidak ingin ayahnya pergi dengan tidak tenang karena keinginannya tidak terpenuhi, kau lebih pahal tentang persoalan ini,” Tegasnya.

“Baiklah-baiklah aku paham. Terus sampai kapan kau akan menyembunyikan pernikahan mu ini dari Keysia? Cepat atau lambat perempuan itu pasti akan mengetahuinya juga.”

“Anna tidak akan tahu jika tidak ada yang memberitahu.”

“Persolan itu mungkin aman-aman saja. Tapi, jika suatu hari nanti Anna dengan tanpa sepengetahuan kamu dia kesini dan bertemu dengan Keysia gimana?”

Devan menoleh kearah Argan. Laki-laki itu sungguh berhasil membuatnya bungkam dan merasa begitu gusar. Benar, suatu saat pasti Anna akan tahu keadaanya yang sebenarnya.

“Maka kau akan menceraikan Keysia?” Argan kembali membuka suara.

“Omong kosong, itu tidak mungkin karena aku sudah berjanji dengan almahum papanya. Sudahlah lupakan, lebih baik kau pulang sekarang!” Serunya.

“Cih, awas saja kau menelfonku tengan malam untuk meminta saran!” Argan beranjak dari duduknya lantas segera berlalu pergi dari rumah teman sekaligus atasannya.

Selepas kepergian Argan, Devan menghembuskan nafas kasar kemudian kemudian segera beranjak dari tempat duduknya dan berlalu menuju ke kamarnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Oh My Husband   Kejutan = Pengumuman Penikahan

    Devan menghentikan mobilnya tepat didepan restaurant milik istrinya. Buru-buru Devan tutun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam restaurant yang belum terllau ramai pengunjung itu.“Selamat pagi, Tuan,” sapa para pelayan ketika mendapati Devan. Para pelayan yang bekerja bersama dengan Keysia memang sudah tahu kalau majikannya itu adalah istri dari seorang Devano Ristran Aderland, pengusaha muda paling sukses di negara yang ditinggalinya.“Pagi,” balas Devan. Laki-laki itu membalas senyuman para karyawan membuat Nana yang kebetulan melihatnya dibuat terheran-heran.“Tumben banget,” gumam Nana seraya melangkahkan kakinya menghamiri suami dari sahabatnya.“Tuan Dev,” panggil Nana.Mendengar namanya dipanggil, sontak Devan menghentikan langkahnya dan menatap Nana. “Dimana Keysia?” tanyanya.“Diruang kerjanya,” mendengar jawaban dari Nana, Devan kemudian langsung bergegas

  • Oh My Husband   Putus Dengan Anna

    “Kau yakin sudah merasa lebih baik sekarang?” tanya Keysia seraya memasnagkan dasi pada kerah kemeja yang dikenakan oleh suaminya.“Iya, ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan sekarang,” ujarnya.“Baiklah, oh iya siang nanti mau aku antar makan siang ke kantor?” Keysia kini tengah selesai memasangkan dasinya. Tangan gadis itu terulur untuk mengambil jas kerja milik Devan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri dan membantu suaminya untuk mengenakan pakaiannya.“Boleh,” Devan tersenyum menanggapi perkataan istrinya.“Baiklah, aku akan memasakkan makanan enak untukmu,” Keysia tersenyum senang. Hari ini, adalah hari pertama ia akan menuju ke tempat suaminya itu bekerja, tentu saja ia tidak boleh membuat kecewa.Keysia meraih tas kerja milik Devan, perempuan itu membantu suaminya untuk membawa tas kerjanya serta mengantarkan sampai ke pintu depan.“Aku berangkat dulu,&rdqu

  • Oh My Husband   Devan Demam

    Pagi telah tiba dengan sinar mentari yang menyambutnya ceria. Seperti biasa, Keysia terlebih dahulu terbangun dari suaminya. Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan membuka korden kamarnya membiarkan sinar matahari menerangi kamarnya.Keysia merenggangkan tubuhnya saat matanya mendapati pemandangan pagi dari kamarnya. Setelahnya, Keysia menuju Devan untuk membangunkan suaminya itu.Keysia menyentuh pipi Devan sontak membuat Keysia membelalakkan matanya. “Astaga, Dev bangun,” seru Keysia saat merasakan tubuh Devan yang sangat panas.“Dev!” Keysia menepuk perlahan pipi Devan sampai pada akhirnya laki-laki itu mulai mengerjabkan matanya hingga terbuka.“Minum dulu,” Keysia memberikan air putih yang baru saja diambilnya dari nakas dan membantu suaminya itu untuk minum.“Kamu demam, kita ke rumah sakit ya,” ujar Keysia namun Devan menggelengkan kepalanya.“Tapi suhu badan kamu panas

  • Oh My Husband   Mogok

    Hujan terdengar begitu lebat diseratai dengan angin hingga menggerakkan korden kamar Keysia yang masih terbuka sepenuhnya. “Apa disana juga hujan selebat ini?” pikir Keysia. Lantaran ia segera turun dari tempat duduknya dan segera menutup pintu kaca penghubung antara kamar dan balkon kamarnya.Sejenak, Keysia menatap keluar, memperhatikan dengan seksama air hujan yang jatuh membasahi tanah. “Semoga Devan baik-baik saja,” gumam Keysia sebelum akhirnya ia menutup pintu juga tirai kamarnya.Keysia kembali mendudukkan dirinya diatas ranjang, tangannya tergerak untuk meraih ponselnya yang diletakkan diatas kasur, waktu kini sudah menunjukkan pukul 23.53 WIB. “Seharusnya Devan sudah hampir sampai,” gumam Keysia.***********“Hujannya lebat sekali,” umpat Devan kesal karena percikan air hujan membuat ia tidak bisa melihat dengan jelas jalanan depan sehingga membuat ia harus mengurangi kecepa

  • Oh My Husband   Nana = Jangan Berharap

    Keysia mendaratkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. Pikirannya kini terlempar pada Reyhan yang melamarnya tapi ternyata dirinya telah mempunyai seorang kekasih.“Bagaimana mungkin dia bisa melamar perempuan lain untuk menjadi istrinya kalau dia sendiri mempunyai seorang kekasih?” gumam Keysia.“Itulah manusia, yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik. Kenapa para pria itu sangat suka meyakiti hati para wanita? Apakah mereka tidak memikirkan ibunya?” tambahnya.Drtttt…..drttttt….drttttt…..Suara getaran yang berasal dari ponsel Keysia kini membuat gadis itu lantaran mengalihkan atensinya pada benda pipih yang kini tergeletak diatas mej. Nama Devan kini memenuhi laray ponselnya membuat Keysia sontak mengulas senyum manisnya, “Dev, akhirnya dia menghubungi juga,” ujar Keysia seraya mengambil ponselnya dan segera menerima panggilan dari suaminya.“Hallo,” ujar Devan disebrang

  • Oh My Husband   Menjadi Sepasang Teman

    Siang harinya, benar apa yang dikatakan oleh Nana. Reyhan berserta staf kantornya kini tiba diresto dan café milik Keysia yang sekarang akrab dengan nama panggilan Key Resto and Café. Para pelayan kini nampak disibukkan untuk mengantarkan makanan yang telah dipesan oleh para pelanggan sebelumnya.Suasana kini nampak begitu canggung pada salah satu meja yang dimana meja tersebut nampak sedang diduduki oleh Keysia, Reyhan dan juga Nana.“Kalian kenapa diam-diam saja? Ayo makan makanannya nanti keburu dingin,” Nana yang sudah tidak tahan dengan atmosfer dingin yang menyelimuti tepat duduknya lantaran membuka suara.“Iya,” ujar Keysia yang lantas menikmati makan siang miliknya, pun dengan Reyhan. Ketiganya kini sama-sama menikmati makanan yang ada dihadapannya tanpa mengucapkan sepatah kata hingga pada kahirnya Reyhan memutuskan untuk membuka suara.“Menunya oke juga,” ujarnya.“Tentu saj

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status